BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP PELANGGARAN HAM PADA
KEJAHATAN KEMANUSIAAN
2.1. Pengertian HAM
HAM adalah hak fundamental yang tak dapat dicabut yang mana karena ia adalah seorang manusia. Jack Donnely, mendefinisikan hak asasi tidak jauh
berbeda dengan pengertian di atas. Hak asasi adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan
karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia dan hak itu
merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa. Sementara menurut John Locke, Hak Asasi Manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara
kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat. John Locke menjelaskan bahwa HAM merupakan hak kodrat pada diri manusia yang
merupakan anugrah atau pemberian langsung dari Tuhan Yang Maha Esa. secara filosofis, pandangan menurut hak asasi manusia adalah, jika wacana
publik masyarakat global di masa damai dapat dikatakan memiliki bahasa moral yang umum, itu adalah hak asasi manusia. Meskipun demikian, klaim yang kuat
dibuat oleh doktrin hak asasi manusia agar terus memunculkan sikap skeptis dan perdebatan tentang sifat, isi dan pembenaran hak asasi manusia sampai di jaman
sekarang ini. Memang, pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan hak itu sendiri kontroversial dan menjadi perdebatan filosofis terus.
14
14
Shaw Malcolm N, International Law. Cambridge University Press, New York, 2008. hal. 67.
Universitas Sumatera Utara
Hak asasi manusia HAM sebagai hak dasar yang dimiliki manusia semata-mata karena ia manusia. Hak-hak tersebut melekat pada dirinya sebagai
makhluk insani. Hak asasi manusia adalah unsur yang amat penting yang tidak bisa ditawar-tawar lagi mengenai pelaksanaannya, baik hukum maupun politik
tidak boleh melanggar martabat seseorang atau sekelompok orang sebagai manusia.
Hak asasi manusia memang merupakan unsur yang amat penting yang pelaksanaannya harus dilakukan baik oleh masyarakat sendiri ataupun oleh
pemerintah atau Negara, tapi dengan hal tersebut bukan berarti tidak ada pelanggaran terhadap pelaksanaan hak asasi manusia. Pelanggaran hak asasi
manusia terus berlangsung sepanjang kehidupan umat manusia. Pelanggaran hak asasi manusia merupakan ancaman besar terhadap
perdamaian, keamanan dan stabilitas Negara. Pelanggaran hak asasi manusia tidak hanya dilakukan oleh masyarakat baik sebagai individu maupun sebagai
masyarakat, tetapi pelanggaran tersebut juga bisa dilakukan oleh Negara maupun melalui aparat Negara atau pemerintahnya, biasanya pelanggaran oleh Negara
sering mengarah ke pelanggaran Hak Asasi Manusia berat. Permasalahan pelanggaran hak asasi manusia HAM berat bukanlah suatu
hal yang baru. Sejak Peradilan Nuremberg 1946 dan Peradilan Tokyo telah jelas bahwa pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh aktor Negara atau pejabat
Negara yang terbukti kesalahannya pun dapat ditindak dan diadili melalui pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian Hak Asasi Manusia di Indonesia secara tertuang pada UU No 391999, “HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.” Kebebasan yang dimiliki manusia secara kodratnya melekat pada diri manusia dan
membuat manusia sadar akan keinginannya untuk hidup bahagia. Akal budi dan nuraninya, mendapat kebebasan untuk memutuskan sendiri apa yang
diinginkannya. Yang kemudian diimbangi rasa tanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Kebebasan dasar dan hak-hak dasar itulah yang disebut Hak Asasi
Manusia yang secara kodratnya melekat pada diri manusia sejak manusia dalam kandungan yang membuat manusia sadar akan jatidirinya dan membuat manusia
hidup bahagia. Setiap manusia dalam kenyataannya lahir dan hidup di masyarakat. Dalam perkembangan sejarah tampak bahwa Hak Asasi Manusia memperoleh
maknanya dan berkembang setelah kehidupan masyarakat makin berkembang khususnya setelah terbentuk Negara.
Kenyataan tersebut mengakibatkan munculnya kesadaran akan perlunya Hak Asasi Manusia dipertahankan terhadap bahaya-bahaya yng timbul akibat
adanya Negara, apabila memang pengembangan diri dan kebahagiaan manusia menjadi tujuan. Berdasarkan penelitian hak manusia itu tumbuh dan berkembang
pada waktu Hak Asasi Manusia itu oleh manusia mulai diperhatikan terhadap serangan atau bahaya yang timbul dari kekuasaan yang dimiliki oleh Negara.
Negara Indonesia menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan kewajiban dasar
Universitas Sumatera Utara
manusia. Hak secara kodrati melekat dan tidak dapat dipisahkan dari manusia, karena tanpanya manusia kehilangan harkat dan kemanusiaan. Oleh karena itu,
Republik Indonesia termasuk pemerintah Republik Indonesia berkewajiban secara hokum, politik, ekonomi, social dan moral untuk melindungi, memajukan dan
mengambil langkah-langkah konkret demi tegaknya Hak Asasi Manusia dan kebebasan dasar manusia.
Hak asasi manusia yang dikenal saat ini dalam berbagai piagam atau konstitusi sesungguhnya telah diperjuangkan sejak abad ke 13 di inggris. Pada
masa raja Inggris John Lackland 1199-1216 memerintah secara sewenang- wenang telah timbul protes keras dikalangan para bangsawan. Protes tersebut
melahirkan sebuah piagam agung yang dikenal dengan nama Magna Charta. Di dalam piagam ini pengertian hak asasi belum sempurna karena terbatas hanya
memuat jaminan perlindungan terhadap hak-hak kaum bangsawan dan gereja. Pada tahun 1628 di Inggris pula terjadi pertentangan antara raja Charles I dengan
parlemen yang terdiri dari utusan rakyat The House of Commons yang menghasilkan petition of rights. Petisi ini membuat ketentuan bahwa penetapan
pajak dan hak-hak istimewa harus dengan izin parlemen, dan bahwa siapapun tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan-tuduhan yang sah. Perjuangan hak asasi
manusia yang lebih nyata terjadi pada tahun 1689 ketika Raja Willem III revolution. Revolusi ini besar mengawali babak baru kehidupan demokrasi di
Inggris dengan suatu perpindahan kekuasaan dari tangan raja ke parlemen. Pemikiran John Locke mempengaruhi Montesquieu dan Rousseau, sehingga
mereka menentang kekuasaan mutlak raja. Montesquieu menyusun teori trias
Universitas Sumatera Utara
politica, yaitu konsepsi pemisahan kekuasaan antara legislatif, eksekutif dan yudikatif. Sedangkan dalam hukum du contract social Rousseau menyatakan
bahwa Negara dilahirkan bebas yang tak boleh dibelenggu oleh manusia lain termasuk oleh raja. Pandangan demikian ini menmbulkan semangat bagi rakyat
tertindas ,khususnya di prancis ,untuk memperjuangkan hak asasinya. Pemerintahan raja yang sewenang-wenang dan kaum bangsawan yang
feodalistik menimbulkan kebencian di kalangan rakyat Perancis. Pada masa pemerintahan Raja Louis XVI yang lemah, rakyat Perancis baru berani
membentuk Assemblee Nationale, yaitu dewan nasional sebagai perwakilan bangsa Perancis. Pada masa pemerintahan Raja Louis XVI yang lemah, rakyat
Perancis baru berani membentuk Assemblee Nationale, yaitu dewan nasional sebagai perwakilan bangsa Perancis. Masyarakat Perancis baru berani mengubah
strukturnya dari feodalistis menjadi lama kerajaann dihapuskan dan disusunlah pemerintah baru.
Istilah Hak Asasi Manusia merupakan terjemahan dari; droits de L’homme Perancis, human rights Inggris, dan menselijke rechten Belanda. Di
Indonesia, hak asasi umumnya lebih dikenal dengan istilah ‘hak-hak asasi’ sebagai terjemahan dari basic rights Inggris, grond rechten Belanda, atau bisa
juga disebut sebagai hak-hak fundamental fundamental rights, civil rights Menurut Usman Surur,
15
15
Usman Surur, Dasar-dasar HAM, bahan Kuliah Diklat HAM. Jakarta: Direktorat Jenderal HAM, 2008, hal. 29.
Hak Asasi Manusia terdiri dari rangkaian tiga buah kata, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Hak berasal dari bahasa Arab yang artinya kebenaran, dalam kamus bahasa
Indonesia juga diartikan dengan kebenaran, dan yang berkaitan dengan kepemilikan, kekuasaan atau kewenangan
2. Asasi berasal dari bahasa Arab Asasiyyun artinya bersifat prinsip, maksudnya
sesuatu yang prinsip itu adalah hal yang amat mendasar dan tidak boleh tidak ada
3. Manusia dalam pengertian umum adalah makhluk yang berakal budi, orang
Jawa menyebut Manungso Manunggaling Raso, baru disebut manusia kalau memahami perasaan orang lain, atau dalam bahasa Arab digunakan Nas dari
kata Anasa yang artinya melihat, mengetahui atau meminta ijin. Berdasarkan rangkaian kata tersebut, maka yang dimaksud Hak Asasi Manusia adalah
sejumlah nilai yang menjadi ciri khas manusia yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
Menurut Prof. Mr. Koentjoro Poerbapranoto 1976, hak asasi adalah hak yang bersifat asasi, artinya hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya
yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga sifatnya suci. Jadi, hak asasi dapat dikatakan sebagai hak dasar yang dimiliki oleh pribadi manusia sebagai
anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. Hak asasi itu tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri
Berdasarkan pandangan Para tokoh seperti John Locke, Aristoteles, Montequieu dan J.J. Rousseau, dapat ditarik kesimpulan bahwa hak asasi
mencakup : 1.
Hak kemerdekaan atas diri sendiri 2.
Hak kemerdekaan beragama
Universitas Sumatera Utara
3. Hak kemerdekaan berkumpul
4. Hak menyatakan kebebasan warga negara dari pemenjaraan sewenang-
wenang bebas dari rasa takut 5.
Hak kemerdekaan pikiran dan pers Menurut Brierly, pada dasarnya hak asasi manusia dapat dibagi menjadi:
1. hak mempertahankan diri self preservation
2. hak kemerdekaan independence
3. hak persamaan pendapat equality
4. hak untuk dihargai respect
5. hak bergaul satu sama lain intercourse
Menurut Drs. H. Inu Kencana Syafiie, M.Si., beberapa macam hak asasi dibedakan menjadi sebagai berikut :
1. hak untuk diperlakukan dengan baik, biasanya dikenal dengan tata karma
sesuai anutan budaya yang bersangkutan 2.
hak untuk mengembangkan diri, biasanya dikenal dengan harkat untuk mewujudkan keberadaan
3. hak untuk memilih dan dipilih serta terpakai tenaganya dalam pemerintahan,
biasanya dikenal dengan demokrasi 4.
hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam penerapan peratuaran, biasanya dikenal dengan persamaan di dalam hukum
5. hak untuk memiliki, membeli, menjual dan memanfaatkan sesuatu, biasanya
dikenal dengan persamaan di dalam perlakuan ekonomi 6.
hak untuk beribadah dan menjalankan syariah agama, biasanya dikenal dengan kebebasan beragama
Universitas Sumatera Utara
7. hak untuk menuntut ilmu dan melakukan penelitian serta pengembangan
pengetahuan, biasanya dikenal dengan kebebasan ilmiah 8.
hak untuk mengeluarkan keterangan pernyataan, biasanya dikenal dengan kebebasan berpendapat
Budiyanto menyimpulkan dan membedakan hak-hak asasi manusia, yaitu sebagai berikut : hak-hak asasi pribadi atau personal rights, yang meliputi ;
kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, dan sebagainya hak-hak asasi ekonomi atau property rights, yaitu hak
untuk memiliki sesuatu, membeli, dan menjual, serta memanfaatkannya hak-hak asasi politik atau political rights, yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan,
hak pilih dipilih dan memilih dalam suatu pemilihan umum, hak untuk mendirikan partai politik, dan sebagainya hak-hak asasi untuk mendapatkan
perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan atau rights of legal equality hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and culture rights, seperti hak
untuk memilih pendidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan, dan sebagainya hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan atau procedural rights, seperti adanya peraturan dalam hal penggeledahan, penangkapan, penahanan, peradilan, dan sebagainya.
2.2. Kejahatan Kemanusiaan