Menurut Molek 2003 menyatakan infertilitas primer sebanyak 85, sekunder sebanyak 15. Hasil ini sama dengan Yani yang
menemukan infertilitas primer sebanyak 80, sekunder sebanyak 20 sedangkan Hanafi dan Sumapraja menemukan sedikit lebih rendah dari
hasil diatas. Hanafi menemukan infertilitas primer sebanyak 79, sekunder 21, Sumapraja melaporkan untuk infertilitas primer sebanyak 78,4 dan
sekunder sebanyak 21,6.
2.3.2 Karakteristik Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang dinilai dalam menentukan fertilnya suatu pasangan, sealam wanita masih dalam reproduksi artinya
masih mengalami haid yang teratur maka kemungkinan besar ia masih bisa hamil. Usia menikah yang dianjurkan adalah sekurang kurangnya 20 tahun
untuk wanita dan 25 tahun untuk pria Rukandah, 2002. Jika dipandang dari prognosis infertilitas, fertilitas maksimal seorang istri dicapai pada
umur 25 tahun dan menurun perlahan lahan sampai usia 30 tahun dan setelah itu menurun dengan cepat, sedangkan fertilitas suami maksimal
dicapai pada umur 26-30 tahun Prawihardjo, 2005.
Dalam kesehatan reproduksi semakin bertambah usia wanita secara umum fungsi dari alat-alat reproduksi mengalami penurunan begitu juga
dengan kemampuan reproduksi indung telur untuk menghasilkan sel telur mengalami penurunan Baziad A, 2003. Yani 2010 melaporkan bahwa
infertilitas paling banyak dijumpai pada kelompok umur 30-34 tahun, sedangkan untuk istri pada kelompok umur 25-29 tahun. Nursibue 2003
juga melaporkan bahwa infertilitas sering dijumpai pada usia32-35 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Menurut hanafia infertilitas pada pria berkisar pada usia 18-41 tahun dan pada wanita berkisar 19-40 tahun Yani, 2010.
Dari penelitian yang dilakukan oleh National Center For Statistics menunjukkan bahwa wanita subur berusia 25 tahun memiliki
kemungkinan hamil 96 dalam satu tahun, kehamilan yang terjadi menurun menjadi 86 pada wanita berusia 25-34 tahun dan 78 pada mereka 35-44
tahun. Usia ideal untuk hamil dan melahirkan pada wanita adalah usia 20- 30 tahun.
Hal ini juga berlaku pada pria meskipun pria tetap dapat menghasilkan sel sperma sampai usia 50 tahun, yang disebut andropouse.
Namun kemampuan mulai menurun seiring dengan menurunnya kemampuan seksualnya. Hasil penelitian hanya mengungkapkan hanya
sepertiga pria berumur diatas 40 tahun yang mampu menghamili istrinya dalam waktu 6 bulan dibandingkan dengan pria berumur dibawah 25 tahun.
Oleh sebab itu semakin tua usia akan mempengaruhi kualitas sel sperma. Oleh karena itu jika menginginkan anak pada usia ini sebaiknya dilakukan
pemeriksaan genetik dan sperma untuk menghindari kelainan genetik atau janin yang dilahirkan nanti Kasdu, 2001.
2.3.4 Karakterstik Pendidikan