Karakteristik Infertilitas Pada pasien Di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2012

(1)

KARAKTERISTIK INFERTILITAS PADA PASIEN

DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2012

ICE MAYANTI S. SIDABUTAR

125102125

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

KARAKTERISTIK INFERTILITAS PADA PASIEN DI RSUP. H ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2012

Abstrak

Ice Mayanti S Sidabutar

Latar Belakang : Setiap pasangan suami istri kemungkinan sangat besar mengharapkan mempunyai keturunan sebagai generasi penerus mereka,tetapi tidak semua pasangan yang berhasil mendapatkan keturunan setelah menikah beberapa lama. Pasangan ini adalah pasangan yang infertil sehingga diperlukan pengelolaan yang benar dalam menangani masalah ini sehingga pihak wanita tidak seharusnya dikatakan sebagai penyebab infertilitas pasangan suami istri.

Tujuan : untuk mengetahui karakteristik infertilitas pada pasien di RSUP H. Adam Malik Medan 2012

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain dengan rancangan deskriptif secara retrospektif yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik infertilitas pada pasien. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara Total Sampling. Analisa data digunakan dengan statistik deskriptif. Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik tahun 2012. Penelitian dilakukan pada Februari – April 2013.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian ini sebanyak 48 kasus. Frekuensi tertinggi dari distribusi kasus menurut usia yaitu perempuan sebanyak 28 kasus (58,3%), distribusi karakteristik berdasarkan perempuan dari segi usia paling banyak 11 kasus 39,3%, pendidikan paling banyak 11kasus (39,3%), pekerjaan paling banyak 7 kasus (75%), jenis infertilitas paling banyak 15 kasus (53,6%). Distribusi karakteristik berdasarkan laki-laki dari segi usia paling banyak 10 kasus (50%), pendidikan paling banyak 7 kasus (35%), pekerjaan paling banyak 10 kasus (50%), jenis infertilitas paling banyak 11 kasus (55,0%).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa prevelensi inferlitas paling banyak diderita oleh perempuan dan paling banyak ditemukan kasus inferlitas sekunder. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 48 kasus pasangan inferlitas yang ada ditemukan pada kasus yang infertilitas sekunder sebanyak 55,0 % dan inferlitas primer sebanyak 45,0%.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Karakteristik Infertilitas Pada pasien Di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2012” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Betty Mangkuji, SST, MKeb selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 4. Seluruh staf dan Dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

5. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.


(6)

6. Rekan-rekan mahasiswa program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada penulis dalam penyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 6 juni 2013 Penulis


(7)

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1. 3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Bagi Institusi RSUP H. Adam Malik ... 5

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan ... 5

1.4.3 Bagi Mahasiswa D-IV Kebidanan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasien ... 6

2.1.1 Defenisi ... 6

2.2 Infertilitas ... 6

2.2.1 Pengklasifikasian Infertilitas ... 7

2.3 Karakteristik Infertilitas ... 7

2.3.1 Karakteristik Jenis Kelamin ... 7

2.3.2 Karakteristik Usia... 8

2.3.3 Karakteristik Pendidikan ... 9

2.3.4 Karakteristik Pekerjaan ... 11

2.3.5 Karakteristik Jenis Infertilitas ... 12

BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konsep ... 13

3.2. Defenisi Operasional ... 14

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 16


(8)

4.2.1. Populasi ... 16

4.2.2. Sampel ... 16

4.3 Tempat Penelitian... 16

4.4 Waktu Penelitian ... 16

4.5 Etika Penelitian ... 17

4.6 Alat Pengumpulan Data ... 17

4.7 Prosedur Pengumpulan Data ... 17

4.8 Pengolahan Data... 18

4.9 Analisis Data ... 18

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian………. 19

5.1.1 Distribusi Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 19

5.1.2 Distribusi Karakteristik Berdasarkan Perempuan……… 20

5.1.3 Distribusi Karakteristik Berdasakan Laki-laki………. 22

5.2. Pembahasan……….. 24

5.2.1 Prevalensi Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 24

5.2.2 PrevalensiKarakteristik Berdasarkan Perempuan……… 24

5.2.3 PrevalensiKarakteristik Berdasarkan Laki-laki……… 25

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan………... 26

6.2 Saran ………. 27 DAFTAR PUSTAKA


(9)

Daftar Tabel

Tabel 3.2 Defenisi Operasional ... 14

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin. ... 19

Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Perempuan Berdasarkan Usia ... 20

Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Perempuan Berdasarkan Pendidikan ... 20

Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Perempuan Berdasarkan Pekerjaan ... 21

Tabel 5.5 Distribusi Karakteristik Perempuan Berdasarkan Jenis Infertilitas ... 21

Tabel 5.6 Distribusi Karakteristik Laki-laki Berdasarkan Usia ... 22

Tabel 5.7 Distribusi Karakteristik Laki-laki Berdasarkan Pendidikan ... 22

Tabel 5.8 Distribusi Karakteristik Laki-laki Berdasarkan Pekerjaan ... 23

Tabel 5.9 Distribusi Karakteristik Laki-laki Berdasarkan Jenis Infertilitas ... 23


(10)

DAFTAR SKEMA


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Cheklist Karakteristik Infertilitas Pada Pasien Lampiran 2 : Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 3 : Balasan Surat Izin Penelitian


(12)

KARAKTERISTIK INFERTILITAS PADA PASIEN DI RSUP. H ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2012

Abstrak

Ice Mayanti S Sidabutar

Latar Belakang : Setiap pasangan suami istri kemungkinan sangat besar mengharapkan mempunyai keturunan sebagai generasi penerus mereka,tetapi tidak semua pasangan yang berhasil mendapatkan keturunan setelah menikah beberapa lama. Pasangan ini adalah pasangan yang infertil sehingga diperlukan pengelolaan yang benar dalam menangani masalah ini sehingga pihak wanita tidak seharusnya dikatakan sebagai penyebab infertilitas pasangan suami istri.

Tujuan : untuk mengetahui karakteristik infertilitas pada pasien di RSUP H. Adam Malik Medan 2012

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain dengan rancangan deskriptif secara retrospektif yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik infertilitas pada pasien. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara Total Sampling. Analisa data digunakan dengan statistik deskriptif. Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik tahun 2012. Penelitian dilakukan pada Februari – April 2013.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian ini sebanyak 48 kasus. Frekuensi tertinggi dari distribusi kasus menurut usia yaitu perempuan sebanyak 28 kasus (58,3%), distribusi karakteristik berdasarkan perempuan dari segi usia paling banyak 11 kasus 39,3%, pendidikan paling banyak 11kasus (39,3%), pekerjaan paling banyak 7 kasus (75%), jenis infertilitas paling banyak 15 kasus (53,6%). Distribusi karakteristik berdasarkan laki-laki dari segi usia paling banyak 10 kasus (50%), pendidikan paling banyak 7 kasus (35%), pekerjaan paling banyak 10 kasus (50%), jenis infertilitas paling banyak 11 kasus (55,0%).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa prevelensi inferlitas paling banyak diderita oleh perempuan dan paling banyak ditemukan kasus inferlitas sekunder. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 48 kasus pasangan inferlitas yang ada ditemukan pada kasus yang infertilitas sekunder sebanyak 55,0 % dan inferlitas primer sebanyak 45,0%.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Yang dimaksud dengan infertilitas adalah setahun berumah tangga dengan persetubuhan yang tidak memakai pelindung belum terjadi kehamilan. Kurang lebih 10-15% jumlah penduduk mengalami infertilitas. Insidensi infertilitas meningkat sejak 40 tahun terakhir. Terdapat banyak keterangan yang dikemukakan sebagai sebab kenaikan ini. Banyak wanita memperlambat masa mengandung sampai usia yang lebih tinggi, dan fertilitas menurun bersama dengan meningkatnya penyakit menular seksual yang terjadi di tahun-tahun 1970-an bisa jadi telah meningkatkan kerusakan pada saluran telur. Tambahan lagi, terdapat keterangan tentang meningkatnya keprihatinan dengan infertilitas yaitu pasangan-pasangan infertilitas lebih cenderung mencari bantuan medis. Semua faktor ini berkombinasi dan meningkatkan jumlah kunjungan untuk infertilitas melebihi 2.000.000 per tahun (William, 2001).

Hampir setiap pasangan di dunia menginginkan seorang anak, namun sayangnya tidak setiap perkawinan dianugerahi keturunan. Ada 10-15% pasangan mengalami infertilitas, keadaan tersebut dimulai saat wanita tidak mampu untuk tidak menjadi hamil atau kehamilan sampai melahirkan, meskipun telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi selama setahun atau lebih, keadaan tersebut lazimnya disebut kekurangsuburan atau dalam bahasa medis disebut sebagai infertil (Hecker, 2001). Anak merupakan anugerah terbesar dalam hidup bagi setiap orang tua. Karena dengan memiliki anak, berarti mereka memiliki keturunan yang akan meneruskan generasi keluarga. (Manuaba, 2001).


(14)

Infertilitas tersebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia antara lain ditemukan di sumatera utara khususnya medan banyak keluarga memlihara kucing dan anjing resikonya adalah mendapat zoonesis berupa semacam kuman antara lain protozoa disentri dan toxoplasmosis. Saat ini dilaporkan bahwa infeksi oleh kuman TORCH pada wanita bisa menyebabkan infertilitas. 70% pada wanita infertil terinfeksi oleh kuman TORCH (vitahealt 2007).

Kurang lebih 10-15% jumlah Sekitar 10-15% dari pasangan suami/istri di amerika serikat adalah infertil. Infertilitas lebih banyak dikaitkan dengan wanita akan tetapi ada sekitar 40% dari kasus yang dikaitkan dengan pria dan 20% dari kedua pasangan. Sekitar 50% dari pasangan yang menjalani pengobatan dan kemudian menjadi hamil (Yakobus, 2007).

Antara 1 dalam 8 dan 1 dalam 10 pasangan mengalami kesulitan hamil. beberapa anjuaran awal dapat diberikan dan, apabila sesuai, pemeriksaan dimulai di klinik keluarga berencana. Bergantung pada usia wanita, pemeriksaan biasanya tidak dimulai sampai pasangan tersebut sudah berusaha untuk hamil selama paling tidak setahun, karena 90% akan berhasil dalam rentang waktu tersebut (Glasier, 2006).

Berdasarkan catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan adalah faktor tuba fallopi (saluaran telur)sebanyak 36%, endometriosis sebanyak 6%, dan hal lain yang tidak diketahui penyebabnya sekitar 40%. Ini artinya,sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi (Kumalasari, 2012).

Dalam kehidupan berumah tangga, salah satu hal yang paling kemandulan pada salah satu pasangan. Bagi seorang wanita, ketidaksuburan atau infertilitas disebabkan karena gagalnya pelepasan sel telur atau indung telur tidak dapat


(15)

menghasilkan sel telur yang matang. Sehingga, tidak terjadi ovulasi karena sel telur tidak masuk ke saluran telur dan tidak terjadi pembuahan (Muhammad, 2011).

Perempuan yang mengalami infertilitas akan susah mengalami pembuahan alias pembuahan akan selalu gagal karena terdapat ganguan. Biarpun sperma mempunyai kualitas tinggi, namun si perempuan tidak subur, maka pembuahan akan tetap gagal. Ketidak suburan atau infertilitas tidak hanya menimpa perempuan saja. Ketidaksuburan juga bisa menyerang laki-laki. Biasanya diperkirakan, 85-90% pasangan yang sehat akan mendapat pembuahan dalam 1 tahun (Muhammad, 2011).

Di bidang reproduksi, infertiliitas diartikan sebagai kekurang mampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan. Jadi, infertilitas bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan. Suatu pasangan suami istri dikategorikan mengalami infertilitas bila tidak juga mengalami pembuahan, sekalipun dalam satu tahun sudah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi (Muhammad, 2011).

Tugas seorang bidan di komunitas sangat kompleks . seorang bidan yang sangat professional harus mampu mengenal berbagai masalah kebidanan yang dapat dijumpai di masyarakat. Salah satunya adalah masalah infertillitas pada pasangan suami istri. setiap pasangan suami istri kemungkinan besar sangat mengharapakan mempunyai keturunan sebagai generasi penerus mereka, tetapi tidak semua pasangan yang berhasil mendapatkan keturunan setelah menikah beberapa lama. pasangan ini adalah pasangan infertil sehingga diperlukan pengelolaan yang benar dalam menangani masalah ini sehingga pihak wanita tidak seharusnya dikatakan sebagai penyebab infertilitas pasangan suami istri (Syafrudin, 2009).

Penyelidikan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan pertama, 57,0% dalam 3 bulan,


(16)

72,1% dalam 6 bulan, 85,4% dalam 12 bulan, dan 93,4% dalam 24 bulan. Waktu median yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah 2,3 bulan sampai 2,8 bulan. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin turun kejadian kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru menganggap ada masalah infertilitas kalau pasangan yang punya anak itu telah dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan (Manuaba 2009).

Apabila banyaknya pasangan infertil di Indonesia dapat diperhitungkan dari banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempunyai anak yang masih hidup, maka menurut sensus penduduk terdapat 12% baik di desa maupun di kota, atau kira-kira 3 juta pasangan infertil di seluruh Indonesia (Sarwowno, 2005).

Ilmu kedokteran masa kini baru berhasil menolong 50% pasangan infertil memperoleh anak yang dinginkannya. Itu berarti separuhnya lagi terpaksa menempuh hidup tanpa anak, mengangkat anak (adopsi), poligini, atau bercerai (Sarwono, 2005).

Setiap pasangan suami istri kemungkinan sangat besar mengharapakan mempunyai keturunan sebagai generasi penerus mereka,tetapi tidak semua pasangan yang berhasil mendapatkan keturunan setelah menikah beberapa lama. Pasangan ini adalah pasangan yang infertil sehingga diperlukan pengelolaan yanag benar dalam menangani masalah ini sehingga pihak wanita tidak seharusnya dikatakan sebagai penyebab infertilitas pasangan suami istri (Syafrudin, 2009).

Dari data-data yang ada dapat kita ketahui bahwa kejadian infertilitas yang terjadi pada pasien dipengaruhi beberapa karakteristik infertilitas. Namun belum diketahui secara pasti karakteristik apa saja yang berpengaruh pada pasien. Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengetahui karakteristik infertilitas pada pasien.


(17)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan peneliti diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : karakteristik infertilitas pada pasien di RSUP H. Adam Malik Medan 2013.

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik infertilitas pada pasien di RSUP H. Adam Malik Medan 2013

1.3.2 Tujuan Khusus

a. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan jenis kelamin. b. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan usia.

c. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan pendidikan. d. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan pekerjaan. e. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan jenisnya.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi institusi RSUP H. Adam Malik Medan

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan evaluasi dalam pengelolaan dan penatalaksanaan pasien yang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan perbandingan untuk penelitian yang akan dating dan sebagai bahan bacaan bagi institusi pendidikan dalam kegiatan proses belajar.


(18)

1.4.3 Bagi Mahasiswa D-IV Kebidanan

Sebagi informasi pengembangan ilmu pengetahuan asuhan kebidanan bagi peneliti berikutnya yang ingin meneliti yang berkaitan dengan karakteristik infertilitas pada pasien.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasien

2.1.1 Defenisi

Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter (Kasiana,2013).

2.2 Infertilitas

Infertilitas atau ketidak suburan adalah ketidak mampuan pasien untuk memperoleh keturunan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur dan benar tanpa usaha pencegahan lebih dari satu tahun. Angka satu tahun ditetapkan karena biasanya 85% pasangan dalam satu tahun sudah memiliki keturunan. Ini berarti, 15% pasien mempunyai pasangan infertilitas (Mansjoer, 2002).

Di indonesia tercatat 10-20% dari 2 juta pasien mengalami infertilitas (Jacob, 2002). Menurut Nur Sibue (2003) melaporkan bahwa infertilitas primer mempunyai prevalensi lebih tinggi yaitu sebesar 24,4% untuk infertilitas sekunder sebesar 15,6%. Hasil ini didukung oleh penelitian Yani (2010), yang menyatakan infertilitas primer sebanyak 85% dan sekunder sebanyak 15%. Molek (2003), juga berpendapat bahwa infertilitas paling banyak diderita pasien adalah jenis infertilitas primer yaitu sebesar 80% dan infertilitas sekunder sebesar 20%.

Hanafi melaporkan lebih rentan sedikit dari kedua hasil peneliti diatas yaitu infertilitas primer sebesar 79% dan infertilitas sekunder sebanyak 20%. Menurut Sumapraja infertilitas primer sebanyak 78,4% dan infertilitas sekunder sebesar 21,8%.


(20)

2.2.1 Pengklasifikasian Infertilitas

Secara umum infertilitas pada Pasien dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Infertilitas Primer

Infertilitas primer adalah suatu keadaan ketika pasien yang telah menikah lebih dari satu tahun melakukan hubungan seksual secara teratur dan benar tanpa usaha pencegahan, tetapi belum juga terjadi kehamilan, atau belum pernah melahirkan anak hidup.

b. Infertilitas sekunder

Infertilitas sekunder adalah suatu keadaan ketika pasien yang sudah mempunyai anak, sulit untuk memperoleh anak lagi, walaupun sudah melakukan hubungan seksual secara teratur dan benar tanpa usaha pencegahan.

2.3 Karakteristik Infertilitas 2.3.1 Karakteristik Jenis kelamin

Infertilitas merupakan satu masalah yang dialami pasangan suami istri dimanapun di dunia yang dapat memicu berbagai masalah mental sehingga mempengaruhi rasa percaya diri suatu pasangan serta dapat mempengaruhi keharmonisan suatu rumah tangga (Manuaba, 2005).

Menurut departemen kesehatan tahun 1998 ketidak suburan atau infertilitas terjadi pada 3,3 juta pasangan di Indonesia, dimana 35% disebabkan dari pihak pria dan 50% pihak wanita sedangkan infertilitas yang disebabkan oleh keduanya sekitar 20 – 30%. Jadi tidak benar anggapan masyarakat bahwa kaum wanita lebih betanggung jawab terhadap kesulitan memperoleh keturunan.


(21)

Menurut Molek (2003) menyatakan infertilitas primer sebanyak 85%, sekunder sebanyak 15%. Hasil ini sama dengan Yani yang menemukan infertilitas primer sebanyak 80$%, sekunder sebanyak 20% sedangkan Hanafi dan Sumapraja menemukan sedikit lebih rendah dari hasil diatas. Hanafi menemukan infertilitas primer sebanyak 79%, sekunder 21%, Sumapraja melaporkan untuk infertilitas primer sebanyak 78,4% dan sekunder sebanyak 21,6%.

2.3.2 Karakteristik Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang dinilai dalam menentukan fertilnya suatu pasangan, sealam wanita masih dalam reproduksi artinya masih mengalami haid yang teratur maka kemungkinan besar ia masih bisa hamil. Usia menikah yang dianjurkan adalah sekurang kurangnya 20 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria (Rukandah, 2002). Jika dipandang dari prognosis infertilitas, fertilitas maksimal seorang istri dicapai pada umur 25 tahun dan menurun perlahan lahan sampai usia 30 tahun dan setelah itu menurun dengan cepat, sedangkan fertilitas suami maksimal dicapai pada umur 26-30 tahun (Prawihardjo, 2005).

Dalam kesehatan reproduksi semakin bertambah usia wanita secara umum fungsi dari alat-alat reproduksi mengalami penurunan begitu juga dengan kemampuan reproduksi indung telur untuk menghasilkan sel telur mengalami penurunan (Baziad A, 2003). Yani (2010) melaporkan bahwa infertilitas paling banyak dijumpai pada kelompok umur 30-34 tahun, sedangkan untuk istri pada kelompok umur 25-29 tahun. Nursibue (2003) juga melaporkan bahwa infertilitas sering dijumpai pada usia32-35 tahun.


(22)

Menurut hanafia infertilitas pada pria berkisar pada usia 18-41 tahun dan pada wanita berkisar 19-40 tahun (Yani, 2010).

Dari penelitian yang dilakukan oleh National Center For Statistics menunjukkan bahwa wanita subur berusia <25 tahun memiliki kemungkinan hamil 96% dalam satu tahun, kehamilan yang terjadi menurun menjadi 86% pada wanita berusia 25-34 tahun dan 78% pada mereka 35-44 tahun. Usia ideal untuk hamil dan melahirkan pada wanita adalah usia 20-30 tahun.

Hal ini juga berlaku pada pria meskipun pria tetap dapat menghasilkan sel sperma sampai usia 50 tahun, yang disebut andropouse. Namun kemampuan mulai menurun seiring dengan menurunnya kemampuan seksualnya. Hasil penelitian hanya mengungkapkan hanya sepertiga pria berumur diatas 40 tahun yang mampu menghamili istrinya dalam waktu 6 bulan dibandingkan dengan pria berumur dibawah 25 tahun. Oleh sebab itu semakin tua usia akan mempengaruhi kualitas sel sperma. Oleh karena itu jika menginginkan anak pada usia ini sebaiknya dilakukan pemeriksaan genetik dan sperma untuk menghindari kelainan genetik atau janin yang dilahirkan nanti (Kasdu, 2001).

2.3.4 Karakterstik Pendidikan a. Pengertian Pendidikan

Menurut Sukijo Notoadmodjo (1997), Pendidikan adalah

suatu kemahiran menyerap pengetahuan. Sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang, kemampuan ini sangat berhubungan erat dengan sikap seseorang pengetahuan seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya, sedangkan menurut Kamus Besar bahasa Indonesia,


(23)

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, pembuatan dan cara mendidik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses perubahan dan peningkatan pengetahuan, pola pengetahuan, pola fikir dan perilaku masyarakat menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

b. Tujuan Pendidikan

Adapun tujuan pendidikan menurut Sukijo Notoadmodjo (1997), adalah suatu upaya untuk menanamkan pengetahuan dan peng-ertian, pendapat dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru.

c. Sasaran Pendidikan

Sasaran pendidikan merupakan objek dari pendidikan melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, pembuatan dan cara mendidik.

d. Tingkat Pendidikan

Dalam sistem pendidikan nasional mulai tahun 1992 dicanangkan wajib belajar 9 tahun untuk sekolah dasar dan lanjutan tingkat pertama (Depdikbud, 1992), kemudian ditetapkan jenjang pendidikan formal yaitu:

a) Sekolah Dasar (SD/MI) dan pendidikan yang sederajat.

b) Sekolah lanjutan Tingkat pertama (SLTP) dan pendidikan yang sederajat.

c) Sekolah Menengah Umum (SMU/MA) dan pendidikan yang sederajat


(24)

d) Perguruan Tinggi 2.3.5 Karakteristik Pekerjaan

Ide bahwa pekerjaan tertentu mungkin membuat pekerja memiliki resiko gangguan reproduksi bukanlah suatu hal yang baru. Pada tahun 1860 seorang ilmuwan Prancis mencatat bahwa para istri dari pekerja tambang timah cenderung tidak hamil, dan jika memang hamil maka kemungkinan besar akan gugur. Efek paparan timah pada kesehatan umum sekarang telah terdokumentasi dengan baik dan diketahui mengurangi produksi sperma manusia maupun binatang.

Sumber pekerjaan lain yang dapat mengurangi kualitas sperma adalah yang berhubungan dengan panas, pestisida, hidrokarbon, radiasi ion dan estrogen. Sebuah studi dari Australia mengidentifikasi pekerjaan yang beresiko yang meliputi pekerja transportasi, pekerja industri pembangunan, mekanik motor, petani dan penambang. Wanita juga memiliki resiko tinggi terhadap infertilitas dari pekerjaan. Sebuah studi dari AS memeriksa pekerjaan dan resiko infertilitas wanita dan menemukan bahwa wanita yang terpapar debu kimia, pelarut organik yang mudah terbakar, pertisida dan terminal tayangan video di tempat kerja memiliki resiko infertilitas yang lebih tinggi.

Pekerjaan dapat diklafikasikan: a. PNS

b. Wiraswasta c. Karyawan d. Buruh e. IRT


(25)

2.3.6 Karakteristik jenis infertilitas A. Infertilitas Primer

Infertilitas primer adalah suatu keadaan ketika pasien yang telah menikah lebih dari satu tahun melakukan hubungan seksual secara teratur dan benar tanpa usaha pencegahan, tetapi belum juga terjadi kehamilan, atau belum pernah melahirkan anak hidup.

B. Infertilitas sekunder

Infertilitas sekunder adalah suatu keadaan ketika pasien yang sudah mempunyai anak, sulit untuk memperoleh anak lagi, walaupun sudah melakukan hubungan seksual secara teratur dan benar tanpa usaha pencegahan.


(26)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN 3.1Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian ini menjelaskan gambaran karakteristik infertilitas pada pasien. Menurut Sarwono (2005) bahwa beberapa karakteristik yang menyebabkan infertilitas adalah jenis kelamin, usia, , pendidikan, pekerjaan, dan jenis infertilitas. Sesuai dengan tujuan penelitian maka hubungan antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut

Variabel Independen Variabel Dependen

Sekema 3.1: Kerangka konseptual penelitian Karakteristik :

a. Jenis Kelamin b. Usia

c. Pendidikan d. Pekerjaan e. Jenis Infertilitas


(27)

3.2Defenisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur

Cara

Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur 1 Jenis

kelamin

Jenis kelamin adalah

perbedaan antara perempuan dan laki – laki secara biologis sejak seseorang lahir

Rekam medik Lembar cheklist a. perempuan b. Laki-laki Nominal

2 Usia usia sampel yang dihitung sejak lahir sampai terdeteksi infertil Rekam medik Lembar cheklist Perempuan 1. 20 – 25 tahun 2. 26 – 30 tahun 3. 31 – 35 tahun 4. 36 – 40 tahun Laki – laki 1. 25 – 30 tahun 2. 31 – 35 tahun 3. 36 – 40 tahun 4. 41 – 45 tahun

Ordinal

3 Pendidika n

Tingkat pendidikan adalah suatu jenjang formal diikuti/diperoleh dalam pendidikan terakhir ibu dan mendapatkan ijazah Rekam medik Lembar checklist Pendidikan dalam penelitian ini dikelompok-kan mulai dari : a. SD b.SMP c.SMA d.D3/S1

Nominal

4 Pekerjaan Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk tujuan tertentu yang dilakukan dengan cara Yang baik dan benar untuk

memenuhi kebutuahan hidupnya Rekam medik Lembar checklist a. PNS b. Wiraswata c. karyawan d. Buruh e. IRT Nominal

5 Jenis infertilita s

Infertilitas atau ketidak suburan adalah ketidak mampuan pasien untuk memperoleh keturunan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur dan benar tanpa usaha

pencegahan lebih dari satu tahun Rekam medik Lembar cheklist Jenis infertilitas 1. infertilitas Primer 2. Infertilitas Sekunder Nominal


(28)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN 4.1Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif secara retrospektif, dimana data diambil berdasarkan rekam medik yang ada di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012. Yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik infertilitas pada pasien.

4.2Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah semua pasien yang berkunjug ke di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 untuk memeriksakan kesuburannya dan terdiagnosa positif infertil yaitu sebanyak 48 orang.

4.2.2 Sampel

Pengambilan sampel adalah seluruh jumlah populasi yang ada pada periode tahun 2012 yang telah memenuhi kriteria (total sampling). Kriteria yang telah ditentukan untuk subjek penelitian adalah pasien yang mengalami infertilitas, pernah melakukan pemeriksaan di RSUP H. Adam Malik Medan 4.3Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik di RSUP H. Adam Malik Medan 2013. 4.4 Waktu penelitian


(29)

4.5Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan objek manusia sebagai objek penelitian, untuk itu hakikatnya sebagai manusia harus dilindungi dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan pertimbangan etik yaitu responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia bersedia menjadi subjek atau tidak tanpa ada sangsi apapun, tidak menimbulkan penderitaan bagi responden, dalam hal ini peneliti juga memberi penjelasan dan informasi secara lengkap dan rinci serta tanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada responden.

Responden juga harus diperlakukan secara baik sebelum, selama, dan sesudah penelitian. Responden tidak boleh didiskriminasi jika menolak jadi responden, selain itu ada prinsip-prinsip etik yang meliputi : Informed consent yaitu lembar persetujuan yang diberikan dan ditanda tangani oleh responden yang akan di teliti di sertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila responden menolak maka peneliti tidak dapat memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden.

4.6Alat Pengumpulan Data

Alat yang dilakukan peneliti dalam melakukan pengumpulan data berupa lembar checklist sebagai alat bantu peneliti mengkategorikan data apa saja yang akan diambil dari status pasien yang mendukung penelitaian dan status pasien yang diperoleh dari data rekam medik pasien di RSUP H. Adam Malik Medan.

4.7Prosedur pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari fakultas keperawatan USU, dan direktur RSUP H. Adam Malik Medan. Kemudian peneliti datang ke RSUP H. Adam Malik Medan melakukan pengumpulan catatan rekam medik pasien kemudian memasukkan data kedalam lembar checklist.


(30)

Selanjutnya data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel . Dan akan diolah sesuai dengan tujuan penelitaian.

4.8Pengolahan Data

Data di peroleh secara manual dengan langkah-langkah pengolahan data, yaitu:

a. Editing

Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang terkumpul, bila terdapat kesalahan dan kecurangan dalam pengumpulan data akan di perbaiki dengan pemeriksaan yang dilakukan pendataan ulang.

b. Coding

Data yang telah di ubah kedalam kode atau angka nama responden berubah menjadi kode angka

c. Tabulating

Menghitung data telah lengkap, sesuai dengan variabelnya masing-masing kemudian di sajikan dalam distribusi frekuensi.

4.9Analisis data

Apabila datanya deskriptif, maka akan menggunakan statistik deskriptif. Statistika deskriptif (menggambarkan) adalah statistika yang membahas cara-cara meringkas, menyajikan, dan mendeskripsikan suatu data dengan tujuan agar mudah dimengerti dan lebih mempunyai makna. Hasil analisa data baik data demografi maupun data dari rekam medik akan disajikan dalam bentuk distribusi frekwensi dan persentase (Hidayat, 2007).


(31)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian mengenai gambaran karakteristik infertilitas pada pasien di RSUP H. Adam Malik Medan 2012 Dilakukan mulai Februari – Mei 2013 sebanyak 48 pasien yang mengalami masalah infertilitas. Berikut ini dijabarkan mengenai hasil penelitian

5.1.1 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin.

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa paling banyak pasien yang mengalami infertilitas yaitu jenis kelamin perempuan sebanyak 28 orang (58.3%)

Tabel 5.1

Distribusi karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Perempuan Laki-laki

28 20

58.3 41.7


(32)

5.1.2 Distribusi karakteristik Berdasarkan Perempuan

Berdasarkan table 5.2 diperoleh hasil paling banyak pasien yaitu berusia26 – 30 tahun, dan paling sedikit pasien yaitu berusia 31 – 35 tahun sebanyak 4 orang (14,3).

Tabel 5.2

Distribusi KarakTeristik Perempuan Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Presentase

20 – 25 tahun 26 – 30 tahun 31 – 35 Tahun

36 – 40 tahun

8 11 4 5 28.6 39,3 14,3 17,9

Total 28 100

Berdasarkan table 5.3 diperoleh hasil paling banyak pasien yaitu yang berpendidikan SMA sabanyak 11 orang (39,3), Dan paling sedikit pasien berpendidikan SD sebanyak 3 0rang (10.7).

Tabel. 5.3

Distribusi Karakteristik Perempuan Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Presentase

SD SMP SMA D3/S1 3 7 11 7 10,7 25,0 39,3 25,0


(33)

Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh hasil paling banyak pasien adalah bekerja sebagai IRT yaitu sebanyak 13 orang (46,4%), dan paling sedikit pasien adalah bekerja sebagi PNS dan Wiraswasta sebanyak 4 orang ( 14,3%).

Tabel. 5.4

Distibusi Karakteristik Perempuan Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Presentase

PNS Wiraswasta Karyawan Buruh IRT 4 4 7 0 13 14,3 14,3 25 0 46,4

Total 28 100

Berdasarkan tabel 5.5 diperoleh hasil paling banyak pasien adalah infertiltas sekunder yaitu sebanyak 15 orang (53,6%)

Tabel. 5.5

Distribusi Karakteristik Perempuan Berdasarkan Jenis Infertilitas

Jenis infertilitas Frekuensi Presentase

Infertile primer Infertile sekunder 13 15 46,4 53,6


(34)

5.1.3 Karakteristik berdasarkan laki-laki

Berdasarkan tabel 5.6 diperoleh hasil paling banyak pasien adalah usia 31 – 35 tahun yaitu sebanyak 10 orang (50,0%), dan yang paling sedikit pasien adalah usia 41 – 45 yaitu sebanyak 2 orang (10,0%).

Tabel 5.6

Distribusi karakteristik laki-laki berdasarkan usia

Usia Frekuensi Presentase

25 – 30 Tahun 31 – 35 tahun 36 – 40 tahun 41 – 45 tahun

3 10 5 2 15,0 50,0 25,0 10,0

Total 20 100

Berdasarkan tabel 5.7 diperoleh hasi paling banyak pasien adalah berpendidikan SMA yaitu sebanyak 7 orang (35,0,%), dan yang paling sedikit pasien adalah SD yaitu 3 orang (15,0%).

Tabel 5.7

Distibusi karakteristik laki-laki berdasarkan pendidikan

Pendidikan Frekuensi Presentase

SD SMP SMA D-III/S1 3 4 7 6 15,0 20.0 35,0 30.0


(35)

Berdasarkan tabel 5.8 diperoleh hasil paling banyak pasien bekerja sebagai buruh adalah sebanyak 10 orang (50,0%), dan paling sedikit pasien bekerja sebagai wiraswasta dan karyawan sebanyak 3 0rang (15,0%).

Tabel 5.8

Distribusi Karakteristik laki-laki berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Presentase

PNS Wiraswasta

Karyawan Buruh

4 3 3 10

20,0 15,0 15,0 50,0

Total 20 100

Berdasarkan tabel 5.9 diperoleh hasil paling banyak pasien adalah infertil sekunder sebanyak 11 orang (55,0%).

Tabel 5.9

Distribusi Karakteristik laki-laki berdasarkan jenis infertilitas

Jenis infertilitas Frekuensi Presentase

Infertile primer Infertile sekunder

9 11

45,0 55,0


(36)

5.3 Pembahasan

5.3.1 prevalensi infertilitas berdasarkan jenis kelamin

Menurut hasil penelitian pada tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 48 kasus pasangan infertilitas yang ditemukan paling banyak pasien berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 58,3% dan paling sedikit berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 41,7%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang melaporkan bahwa jenis kelamin paling banyak diderita pada pasien adalah perempuan yaitu sebesar 50% dan laki laki yaitu sebesar 35% (Yani, 2010).

5.3.2 Prevalensi karakteristik berdasarkan perempuan

Dari hasil penelitian pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa paling banyak perempuan yang menderita infertilitas berada pada kelompok usia 26-30 tahun yaitu sebanyak 39,3% .Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang melaporkan usia paling banyak diderita pada pasien adalah usia perempuan yaitu 46% berada pada kelompok usia 31-35 tahun ( Manuaba,2005)

Dari hasil penelitian pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa paling banyak pendidikan SMA yang menderita infertilitas yaitu sebanyak 39,3%. Hasil penelitian ini agak sedilit berbeda dengan penelitian sebelumnya yang melaporkan pendidikan D3/S1 paling banyak diderita pada pasien yaitu sebanyak 39,6% (Rukandah,2002).

Dari hasil penelitian pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa paling banyak pekerjaan IRT yang menderita infertilitas sebanyak 46,4%. Dan hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya (Prawirohardjo,2001) yang menyatakan bahwa pekerjaan IRT paling banyak diderita pada pasien yaitu sebanyak49,5%


(37)

Dari hasil penelitian pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa paling banyak berdasarkan jenisnya yang menderita infertilitas yaitu infertilitas sekunder sebanyak 53,6%. Dan hasil penelitian ini agak sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya Hanafi (2002). Yang menyatakan bahwa infertilitas primer paling banyak diderita pada pasien yaitu sebanyak 78%.

5.3.3 Prevalensi Karakteristik Berdasarkan Laki-Laki

Dari hasil penelitian pada tabel 5.6 dapat dilihat bahwa paling banyak berdasarkan usia yang menderita infertilitas terdapat dalam kelompok usia 31-35 tahun sebanyak 50,0%.

Dari hasil penelitian pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa paling banyak berdasarkan pendidikan yang menderita infertilitas terdapat pada pendidikan SMA sebanyak 35,0%

Dari hasil penelitian pada tabel 5.8 dapat dilihat bahwa paling banyak berdasarkan pekerjaan yang menderita infertilitas terdapat pada pekerjaan buruh sebanyak 50,0%

Dari hasil penelitian pada tabel 5.9 dapat dilihat bahwa paling banyak berdasarkan jenis infertil yang menderita infertilitas terdapat pada jenis infertil sekunder sebanyak 55,0%.


(38)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Karakteristik Infertilitas Pada Pasien Di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2012. maka didapat kesimpulan sebagai berikut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevelensi inferlitas paling banyak diderita oleh perempuan dan paling banyak ditemukan kasus inferlitas sekunder. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 48 orang pasangan inferlitas yang ada ditemukan pada kasus yang infertilitas sekunder sebanyak 55,0 % dan inferlitas primer sebanyak 45,0%.

Dari segi karakteristik yang mempengaruhi inferlitas pada pasien dilihat dari faktor usia istri mayoritas berada pada kelompok usia 26-30 tahun yang masih merupakan kurun waktu reproduksi perempuan. Bertambahnya usia menyebabkan penurunan seluruh fungsi organ reproduksi khususnya ovarium. Sedangkan dari pihak laki-laki mayoritas pada kelompok usia 31-35 tahun.


(39)

6.2Saran

a. Dianjurkan pada wanita agar menikah dan tidak mudah kelahiran pada usia 20-25 tahun, segera mengunjungi dokter dan klinik kesuburan jika setelah satu tahun atau lebih mengalami kesulitan untuk mempunyai anak guna melakukan pemeriksaan sedini mungkin. Untuk wanita berusia 30-35 tahun segera kedokter setelah 6-9 bulan tidak kunjung hamil tanpa pemakaian kontrasepsi,usia 35-40 tahun setelah 6 bulan dan untuk usia 40 tahun setelah 3 bulan.

b. Meningkatnya prevalensi infertilitas pada usia reproduksi sehat hal ini mungkin dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat untuk itu dianjurkan pada pasien untuk bergaya hidup yang sehat yaitu olahraga,menghindari stress, tidak melakukan hubungan seksual lebih dari satu tahun,tidak merokok dan meminum alkohol serta memperbaiki pola makana yang buruk.

c. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan agar memberikan pendidikan penyuluhan kesehatan reproduksi bagi pasangan suami istri.

d. Bagi petugas kesehatan yang menemukan pasangan infertil agar menganjurkan untuk tidak menunda pemeriksaan dan pengobatan kurang dari 3 tahun.

e. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dihimbau kepada tenaga kesehatan di RSUP H Adam Malik Medan agar meningkatkan kualitas pelayanan yang baik.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Hekler. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC

Akmal, Pria Sebagai Penyebab Sulit Punya Anak, Hhtp//Www. Kompas.Com/Kompas Cetak

Baziad A. (2003), Endokrinologi Ginekologi, Universitas Indonesia, Jakarta

Herwanto, Analisis Sperma Pada Infertilitas Pria, hhtp//www.tapo.coid/Mechce/arsip /102002/PUS-htm

Jacob, (2002), Bayi Tabung, Yayasan Binafiat, Jakarta

Kasdu D, (2001), Kiat Sukses Pasangan Memperoleh Keturunan, Puspa Swara, Jakarta

Liewelly J, (2002), Dasar-Dasar Obstetri Dan Ginekologi (Fundamentalis Of Obstetries Andgynecology), Yayasan Hipokrates ,Jakarta

Manjoer A, (2002), Kapita Selekta, Media Aesculapius, Jakarta

Manuaba, (2009), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Bidan, EGC, Jakarta

Molek F (2003), Laparoskopi Pada Pemeriksaan Klinik Infertilitas Wanita, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Moore, (2004), Esensial Obstetri Dan Ginekologi , Hypokrates, Jakarta Notoadmojo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka cipta

POGI, (2002), Majalah Obstetri Dan Ginekologi Indonesi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo , Jakarta

Prawirohardjo , (2005), Ilmu Kandungan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta


(41)

Toni, (2001), kehamilan dan faktor-faktor penghambat, http//www. Find mail.com./list/dokter/date.html.

Yani, (2010), penyebab Infertilitas Pada Pasangan Suami Istri Millman C.1999. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Jakarta: EGC

Winkjosastro.2005. Ilmu Kandungan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo.

Depkes RI.2008. Pedoman Pelaksanan Kesehatan Reproduksi. Jakarta:Depkes Bobak.2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC Sugiarto.2008. Infertilitas.( Online

Scott Naylor. 2004. Obtetri Ginekologi. Jakarta : EGC Eprila. 2003. Gambaran Wanita Infertil Di Poli Infertilitas RS DR. Hasan Sadikin Bandung Periode 1 Juli 2001 Sampai Dengan 1 Juni 2002. KTI. Universitas Padjadjaran Bandung

Vita health.2008. Infertil: informasi lengkap untuk penderita dan keluarga. Jakarta : Gramedia

Kurniawan.2008. Faktor=Faktor yang mempengaruhi infertilitas ( Online )

Idra,Anwar dan Irsal.2008. Dua Puluh Penyebab Kurang Subur Pada Pasangan Suami Istri.( Online )(http://www.Penyebab infertile.co.id Kasdu,Dini.2005. Solusi Problema Wanita Dewasa.Jakarta : Puspa swara : 3-9). Surahman, Hakim.2008. Pemeriksaan Infertil. ( Online ) (http ://www.infertil.co id

Hermawanto, Hadiwijaya.2008. Analisis sperma pada infertilitas Pria.( Online ) (http://www.infertil.co.id

2008. laporan Tahunan RSUP.dr.Mohammad Hoesin Palembang : Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK.Unsri RSUP.dr.Mohammad Hoesin 2007. laporan Tahunan RSUP.dr.Mohammad Hoesin Palembang : Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK.Unsri RSUP.dr.Mohammad Hoesin

Hastono. 2001. Modul AnalisaData.Jakarta; FKM Indonesia Notoatmojo,Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Mansjoer, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I. Jakarta: Media


(42)

Manuaba. 1999.Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan danKeluarga Berencana. Jakarta:EGC

Yulia, Paulina. 2005. Gambaran Mekanisme Koping Istri Yang Mengalami Masalah Infertilitas Di Poli Klinik Kebidanan RSUP.dr.Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2005. KTI. Poltekkes Depkes Palembang Irsal. 2008. Data Infertil. (Online)


(43)

lampiran 1

LEMBAR CEKLIST

KARAKTERISTIK INFERTILITAS PADA PASIEN Di RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2012

Data Demografi

1. Berdasarkan jenis kelamin a. Perempuan

b. Laki-laki

2. Berdasarkan jenis kelamin perempuan a. Usia

20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun b. Pekerjaan PNS

Wiraswasta Karyawan IRT

c. Pendidikan SD

SMP SMA


(44)

DIII/S1

d. Jenis infertil Infertil primer Infertil sekunder

3. Berdasarkan jenis kelamin laki-laki a. Usia

20-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 41-45 ahun b. Pekerjaan PNS

Wiraswasta Karyawan Buruh

c. Pendidikan SD

SMP SMA DIII/S1

d. Jenis infertil Infertil primer Infertil sekunder


(45)

(46)

(47)

(48)

DAFTAR RIWYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Ice Mayanti S. Sidabutar

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan tanggal lahir : Parapat, 12 September 1988

Agama : Kristen Protestan

Anak : 5 dari 5 bersaudara

Alamat : Jl. Terminal Sosor Saba No. 15,

Parapat

II. IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : M. Sidabutar

Pekerjaan : Wirasawasta

Nama Ibu : D. Sinaga

Alamat : Jl. Terminal Sosor Saba No. 15,

Parapat

III. RIWYAT PENDIDKAN

Tahun 1996-2002 : SD Inpres 32 Parapat

Tahun 2002-2005 : SMP Negeri 1 Parapat

Tahun 2005-2008 : SMA Negeri 1 Parapat

Tahun 2008-2011 : Akademi Kebidanan Deli Husada Deli

Tua

Tahun 2012-2013 : D-IV Bidan Pendidik Fakultas


(1)

lampiran 1

LEMBAR CEKLIST

KARAKTERISTIK INFERTILITAS PADA PASIEN Di RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2012

Data Demografi

1. Berdasarkan jenis kelamin a. Perempuan

b. Laki-laki

2. Berdasarkan jenis kelamin perempuan a. Usia 20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun b. Pekerjaan PNS Wiraswasta Karyawan IRT c. Pendidikan SD SMP SMA


(2)

DIII/S1

d. Jenis infertil Infertil primer Infertil sekunder

3. Berdasarkan jenis kelamin laki-laki a. Usia

20-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 41-45 ahun b. Pekerjaan PNS Wiraswasta Karyawan Buruh c. Pendidikan SD SMP SMA DIII/S1

d. Jenis infertil Infertil primer Infertil sekunder


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Ice Mayanti S. Sidabutar

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan tanggal lahir : Parapat, 12 September 1988

Agama : Kristen Protestan

Anak : 5 dari 5 bersaudara

Alamat : Jl. Terminal Sosor Saba No. 15,

Parapat

II. IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : M. Sidabutar

Pekerjaan : Wirasawasta

Nama Ibu : D. Sinaga

Alamat : Jl. Terminal Sosor Saba No. 15,

Parapat

III. RIWYAT PENDIDKAN

Tahun 1996-2002 : SD Inpres 32 Parapat

Tahun 2002-2005 : SMP Negeri 1 Parapat

Tahun 2005-2008 : SMA Negeri 1 Parapat

Tahun 2008-2011 : Akademi Kebidanan Deli Husada Deli

Tua

Tahun 2012-2013 : D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan USU