Hak Cipta Paten Merek

bahwa dialah sebagai pemakai pertama yang berhak atas hak kekayaan intelektual tersebut. Pada sitem ini tidak mewajibkan pendaftaran akan tetapi pendaftaran merupakan bentuk perlindungan yang dapat memberikan kepastian hukum. Sistem ini dianut oleh Undang-Undang Hak Cipta dan juga Undang-Undang Rahasia Dagang. Hak kekayaan intelektual pada dasarnya harus didaftarkan dan masing- masing bidang Hak kekayaan intelektual memiliki syarat dan tata cara yang berbeda. Berikut adalah sistem pendaftaran masing masing Hak kekayaan intelektual :

1. Hak Cipta

Sistem pendaftaran hak cipta menganut sistem deklaratif atau sistem first to use yang dapat dilihat pada Pasal 64 Undang-Undang NO.28 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa Pencatatan Ciptaan dan produk Hak Terkait bukan merupakan syarat untuk mendapatkan Hak Cipta dan Hak Terkait. Hal ini berarti suatu cipta, baik yang terdaftar maupun tidak terdaftar tetaplah dilindungi.

2. Paten

Permohonan paten diajukan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual oleh pemohon hanya untuk satu invensi atau beberapa invensi yang merupakan satu-kesatuan invensi. Satu kesatuan invensi merupakan beberapa invensi yang baru dan masih memiliki keterkaitan langkah inventif yang erat. Apabila permohonan paten diajukan oleh pemohon yang bukan inventor, maka permohonan yang diajukan tersebut harus disertai dengan bukti cukup bahwa dia berhak atas invensi yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Sistem paten yang diterapkan di Indonesia menganut sistem first to file, dalam Pasal 34 Undang-Undang NO. 14 Tahun 2001 tentang Paten disebutkan “Apabila untuk satu invensi yang sama ternyata diajukan lebih dari satu permohonan paten oleh pemohon yang berbeda, hanya permohonan yang diajukan pertama atau terlebih dahulu yang dapat diterima”. Sistem first to file adalah suatu sistem pemberian paten yang menganut mekanisme bahwa seseorang yang pertama kali mengajukan permohonan dianggap sebagai pemegang paten, bila semua persyaratannya dipenuhi.

3. Merek

Pada umumnya, negara-negara dengan sistem hukum Civil Law, termasuk Indonesia, menganut sistem First to file dalam memberikan hak merek. Berdasarkan sistem First to file tersebut, pemilik merek, termasuk merek terkenal, harus mendaftarkan mereknya di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual untuk memperoleh hak eksklusif atas mereknya dan perlindungan hukum. Hak eksklusif tidak dapat diperoleh pemilik merek hanya dengan menunjukan bukti- bukti bahwa ia adalah pemakai pertama merek tersebut di Indonesia. First to file system berarti bahwa pihak yang pertama kali mengajukan permohonan pendaftaran diberi prioritas untuk mendapatkan pendaftaran merek dan diakui sebagai pemilik merek yang sah 43 . Prinsip ini diatur pada Pasal 3 Undang-Undang NO. 15 tahun 2001 tentang Merek yang menentukan bahwa Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum 43 http:www.hukumonline.comklinikdetailcl5892perlindungan-merek-terkenal-yang- tidak-terdaftar-di-indonesia, diakses pada tanggal 11 April 2015 Pukul 12.20 Universitas Sumatera Utara Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya

4. Rahasia Dagang