Pengertian Hak Kekayaan Intelektual

BAB 2 TINJAUAN UMUM HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

A. Pengertian Hak Kekayaan Intelektual

Hak kekayaan intelektual adalah suatu sistem yang melekat pada tata kehidupan modern. Istilah Hak atas Kekayaan Intelektual merupakan terjemahan dari istilah Intellectual Property Rights Bahasa Inggris dalam sistem hukum Anglo Saxon. Sedangkan istilah Hak Atas Milik Intelektual HaKI merupakan terjemahan dari istilah Intellectuele Eigendomsrecht BahasaBelanda dalam sistem hukum Kontinental. 23 HKI atau juga dikenal dengan Hak atas Kekayaan Intelektual HaKI merupakan terjemahan atas istilah Intellectual Property Right IPR. Istilah tersebut terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual . Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun dijual. Adapun Kekayaan Intelektual merupakan kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan seterusnya. Terakhir, Hak atas Kekayaan Intelektual HaKI merupakan hak-hak wewenangkekuasaan untuk berbuat sesuatu atas kekayaan intelektual tersebut, yang diatur oleh norma-norma atau hukum-hukum yang berlaku. 24 23 Pipin Syarifin dan Dedah Jubaedah, Peraturan Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia , Bandung , Pustaka Bani Quraisy, 2004, Hal. 1. 24 Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual , Sinar Grafika, Jakarta, 2009, Hal. 38. Universitas Sumatera Utara Pertama kalinya yakni pada tanggal 20 Maret 1883 di Paris, Perancis, Negara-negara didunia berhasil menyepakati perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual yang bersifat internasional, yakni dengan disahkannya Paris Convention or the Protection of Industrial Property dinamakan pula dengan Paris Union atau Paris Convention . Pada Prinsipnya, Paris Convention ini mengatur tentang perlindungan hak milik perindustrian yang meliputi hak penemuan atau paten inventions atau patents , model dan rancang bangun utility models , desain industri industrial design, merek dagang trademarks , merek jasa service mark , dan persaingan curang unfair competition . Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1886 menyusul kesepakatan perlindungan hak cipta yakni dengan disahkannya Bern Convention for the Protection of Literay and Artistic Works . Pada dasarnya yang diatur dalam The Bern Convention ini menyangkut karya kesusasteraan dan kesenian literary and artistic works yang meliputi pula semua karya yang dihasilkan dalam bidang kesusasteraan, kesenian, dan ilmu pengetahuan. 25 Hak kekayaan intelektual merupakan konsep yang relatif baru bagi sebagian besar Negara, terutama negara berkembang. Pada ujung abad ke 20 dan awal abad ke 21 tercapai kesepakatan Negara-negara untuk mengangkat konsep hak kekayaan intelektual kearah kesepakatan bersama dalam wujud Agreement Establishing the World Trade Organization WTO Agreement . 26 Sebelum terbentuknya WTO masalah hak kekayaan intelektual dalam dimensi internasional berada dibawah administrasi World Intellectual Property 25 Otto Hasibuan., Op.Cit, Hal. 22-23. 26 Achmad Zen Umar Purba, Hak Kekayaan Intelektual Pasca TRIPs, Bandung , Alumni, 2005, Hal. 1. Universitas Sumatera Utara Organization WIPO. Pembentukannya dilakukan pada tanggal 14 Juli 1967 di Stockholm berdasarkan Convention Establishing the World Intellectual Property Organizations. 27 Salah satu bagian dari Agreement Establishing the World Trade Organization adalah perumusn mengenai aspek-aspek perdagangan hak kekayaan intelektual yang dikenal sebagai Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights atau TRIP‟s greement tahun 1994. Perjanjian TRIP‟s dimaksudkan untuk menyeragamkan perlindungan hak kekayaan intelektual asing di suatu negara. 28 Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hal yang baru dalam sistem hukum di Indonesia. Dalam kehidupan masyarakat pengakuan terhadap karya intelektual sudah ada, tetapi hanya berupa pengakuan secara moral dan etika. Masyarakat Indonesia pada dasarnya merupakan suatu komunitas yang komunal dengan tingkat kebersamaan yang tinggi, sehingga ha-hak individu meskipun ada masih kalah oleh kepentingan bersama. Hak-hak individu tetap dihormati, tetapi pengaturannya sebatas pada aturan dan norma yang tidak tertulis. 29 Namun sejak Indonesia meratifikasi Paris Convention pada tahun 1979 dengan diubahnya Keputusan Presiden NO.24 Tahun 1979 dengan Keputusan Presiden NO. 15 tahun 1997. Indonesia telah ikut serta sebagai Negara anggota WTO sehingga harus tunduk pada ketentuan WTO yang mencakup Perjanjian TRIPs. Pembentukan TRIPs sebagai instrument hukum pengelolaan hak kekayaan intelektual dunia sebenarnya tidak lepas pelaksanaan Uruguay Round tahun 1990. 27 Ibid., Hal. 6 28 Otto hasibuan., Op.Cit, Hal. 24. 29 Much. Nurachmad, Op.Cit, Hal.17. Universitas Sumatera Utara Kanada sebagai salah satu anggota General Agreement on Tariffs and Trade GATT secara formal mengusulkan pembentukan suatu badan perdagangan internasional. Usul ini ditanggapi positif oleh anggota GATT. 30 The Agreement on Trade-Related Aspect of Intellectual Property Rights TRIPS adalah salah satu perjanjian multilateral terpenting berkaitan dengan hak kekayaan intelektual, Agreement ini mulai berlaku 1 Januari 1995, Indonesia telah meratifikasinya dan berkewajiban melaksanakah dan berlaku sejak tahun 2000. Indonesia meratifikasi TRIP,s melalui Undang-Undang NO. 7 tahun 1994, dan sebagai konsekuensi keikutsertaannya, maka Indonesia berkewajiban mengharmoniskan sistem hukum Hak Kekayaan Intelektualnya sesuai dengan standard- standard yang ditetapkan TRIPs. 31 Dalam pengertian luasnya intellectual property meliputi 32 : 1 Karya karya kesusasteraan, kesenian dan ilmu pengetahuan literary, artistic and scientific works. 2 Pertunjukan oleh para artis, kaset dan penyiaran audio visual performances of performing artist, phonograms and broadcasts. 3 Penemuan teknologi dalam semua bidang usaha manusia invention in all fields of human endeavor. 4 Penemuan ilmiah scientific discoveries . 5 Penemuan industri scientific design. 30 Huala Adolf, Hukum Ekonomi Internasional Suatu Pengantar, Edisi revisi ke- 4 , , Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005, Hal. 48. 31 http:www.pps.unud.ac.idthesispdf_thesisunud-412-bab2new.pdf, diakses pada tanggal 17 April 2015 Pukul 20:18 32 Otto Hasibuan, Op.Cit., Hal.25. Universitas Sumatera Utara 6 Merek dagang, nama usaha dan penentuan komersial trademarks, service marks, and commercial names and designations . 7 Perlindungan terhadap persaingan tidak sehat protection against unfair competition . 8 Segala hak yang timbul dari kemauan intelektualitas manusia di bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau kesenian all other resulting from intellectual activity in industrial, scientific, literary or artistic fields . Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual memberikan pengertian bahwa hak kekayaan intelektual, atau disingkat “HKI” atau akronim “HaKI”, adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights IPR, yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir otak yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Pada intinya Hak kekayaan intelektual adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Obyek yang diatur dalam Hak kekayaan intelektual adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. 33 Secara substantif, pengertian Hak kekayaan intelektual dapat di deskripsikan sebagai hak atas kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. Hak kekayaan intelektual dikategorikan sebagai hak atas kekayaan mengingat Hak kekayaan intelektual berupa; pengetahuan, seni, sastra, teknologi dimana dalam mewujudkannya membutuhkan tenaga, waktu, biaya dan pikiran. Adanya pengorbanan tersebut menjadikan karya intelektual tersebut menjadi memiliki nilai. Apabila ditambah dengan manfaat ekonomi yang melekat 33 Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual , http:e-tutorial.dgip.go.idwp- contentuploadsbrosurpanduan-2013.pdf , diunduh pada tanggal 07 April 2015 Pukul 22:08 Universitas Sumatera Utara nmenumbuhkan konsepsi kekayaan property terhadap karya-karya intelektual tadi 34 Menurut OK. Saidin, Hak Kekayaan Intelektual itu adalah hak kebendaan, hak atas sesuatu benda yang bersumber dari hasil kerja otak, hasil kerja rasio. Hasil dari pekerjaan rasio manusia yang menalar.Hasil Kerjanya itu berupa benda immaterial. Benda tidak berwujud. Misalnya karya cipta lagu. Untuk menciptakan alunan nada irama diperlukan pekerjaan otak. Hasil kerja otak itu kemudian dirumuskan sebagai intelektualitas. Tidak semua orang mampu mempekerjakan otak secara maksimal. Hanya orang yang m mpu mempekerjakan otaknya sajalah yang mampu menghasilkian hak kebendaan yang di sebut sebagai intellectual property rights 35 Dari pendapat tersebut dapat kita ketahui bahwa didalam hak kekayaan intelektual melekat hak kebendaan. Menurut sistem hukum perdata, hukum mengenai harta kekayaan meliputi hukum kebendaan dan hukum perikatan. Intelectual Property Rights merupakan kebendaan inmmateriil yang juga menjadi obyek hak milik sebagaimana diatur dalam hukum kebendaan. Terdapat tiga jenis benda yang dapat dijadikan kekayaan atau hak milik yaitu 36 : a. Benda bergerak seperti emas , perak, kopi, teh, alat elektronik, peralatan telekomunikasi dan sebagainya b. Benda tidak bergerak seperti tanah, rumah, toko dan pabrik 34 Budi Agus Riswandi dan M.Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum , Jakarta, Pt.RajaGrafindo Persada, 2004, Hal.31. 35 Ok.Saidin, Op.Cit, Hal.9. 36 Sanusi Bintang dan Dahlan, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, Bandung, PT. Citra Aditya Bhakti, 2000, Hal. 77. Universitas Sumatera Utara c. Benda tidak berwujud seperti paten, merek dan hak cipta Dalam Burgerlijk Wetboek BW pengaturan tentang benda diatur dalam buku II. Istilah zaak benda dipakai dalam dua arti yaitu pertama dalam arti barang yang berwujud yang kedua dalam bagian dari harta kekayaan. Merujuk pada ketentuan dalam Pasal 499 KUHPerdata disebutkan bahwa menurut paham Undang-Undang yang dinamakan kebendaan ialah tiap tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai hak milik. Dan jenis-jenis benda pada Pasal 503 yakni kebendaan adalah berwujud dan tidak berwujud. Berdasarkan ketentuan Pasal 499 KUH Perdata tersebut benda tak berwujud itu disebut hak. Hal ini sejalan dengan pendapat Abdulkadir Muhammad yang mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan barang tangilable good adalah benda material yang ada wujudnya karena dapat dilihat dan diraba, misalnya kendaraan, sedangkan yang dimaksud dengan hak intangible good adalah benda immaterial yang ada, tidak ada wujudnya karena tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya Hak kekayaan intelektual. 37 Baik benda berwujud maupun tidak berwujud hak dapat menjadi objek hak . Hak atas benda berwujud disebut hak absolut atas suatu benda, sedangkan hak atas benda tak berwujud disebut hak absolut atas suatu hak, dalam hal ini adalah Hak kekayaan intelektual. 38

B. Ruang Lingkup Hak Kekayaan Intelektual