Perlindungan Hak Ekonomi Pencipta Lagu dan Pemegang Hak Terkait

1. Responden sebagai pencipta atau pemegang hak terkait harusnya mendapat nilai ekonomis dari hasil karya ciptanya namun pihak lain yang pada akhirnya mendapatkan keuntungan atas hasil ciptaannya 2. Responden sebagai pencipta atau pemegang hak terkait tidak mendapatkan royalti atas hak cipta yang dimilikinya. 3. Responden sebagai pencipta atau pemegang hak terkait dalam membuat ciptaan mengeluarkan biaya, waktu dan tempat namun tidak mendapatkan keuntungan.

C. Perlindungan Hak Ekonomi Pencipta Lagu dan Pemegang Hak Terkait

Menurut Undang-Undang NO.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Hukum berfungsi untuk melindungi kepentingan manusia, agar kepentingan manusia terlindungi, hukum harus dilaksanakan secara profesional. Hak cipta memberikan perlindungan terhadap hak ekonomi dan hak moral pencipta dan pemegang hak terkait . Melihat adanya hak ekonomi dan hak moral yang melekat pada Hak cipta menjadikan perlindungan atas karya cipta menjadi sangat penting. Dilihat dari segi ekonomi, musik dapat memberikan andil yang besar dalam peningkatan ekonomi dan pendapatan nasional. Maka dari itu ada kecendrungan manusia tidak hanya ingin melahirkan suatu karya cipta melainkan juga meniru dan menguasai ciptaan orang lain. Seorang Pencipta yang meyakini bahwa karyanya memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi sangat disarankan untuk mendaftarkan hak ciptanya. Undang- Undang Hak Cipta jelas memberikan perlindungan terhadap lagu atau musik sebagai suatu ciptaan dengan maksud perlindungan terhadap Ciptaan lagu atau Universitas Sumatera Utara musik tersebut adalah untuk melindungi hak-hak pencipta lagu, penyanyi, pemusik, dan pihak-pihak terkait lainnya yang telah mencurahkan tenaga, pikiran, waktu dan biaya demi lahirnya ciptaan lagu atau musik tersebut. Suatu karya cipta menimbulkan hak ekonomi economy right dan hak moral moral right . Hak ekonomi merupakan hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya dan memberi ijin untuk itu. Dengan adanya hak ekonomi ini seorang pencipta dan pemegang hak terkait memiliki hak untuk mendapatkan keuntungan atas ciptaannya . Untuk mendapat hak ekonomi dari hasil ciptaannya pencipta lagu harus proses penciptaan lagu hingga sampai kepada konsumen yang melibatkan banyak pihak dan tentu saja kemudian memiliki kaitan erat dengan eksploitasi dari hak ekonomi Pencipta lagu itu sendiri. Tahapannya adalah sebagai berikut 80 : 1. Pencipta lagu menulis lagu yang terdiri syair dan musik; 2. Pencipta lagu butuh untuk menyanyikan lagu tersebut dan merekamnya sehingga biasanya ia memberikan kepada Produser rekaman jika dirinya bukan seorang Produser rekaman; 3. Jika Pencipta hanya menciptakan lagu saja sedangkan ia bukan Penyanyi, maka ia butuh Penyanyi untuk menyanyikan lagunya; 4. Ada juga Publisher atau Penerbit musik yang tugasnya mempromosikan lagu-lagu dari Pencipta untuk direkam oleh Produser; 80 http:www.hukumonline.comklinikdetaillt54b9fc67d1bcdjerat-hukum-jika- menyanyikan-lagu-orang-lain-tanpa-izin, diakses pada tanggal 28 Juli 2015 Pukul 20.43 Universitas Sumatera Utara 5. Setelah lagu selesai direkam, diperbanyak, maka rekaman lagu yang sudah dalam bentuk kaset, CD, maupun media lainnya ini didistribusi kepada konsumen. Selanjutnya, proses yang dilalui agar hak ekonomi pencipta mendapat kepastian hukum adalah 81 : 1. Pemberian Lisensi atas Hak Cipta kepada Pihak Lain Seorang Pencipta lagu bisa memberikan lisensi atas lagunya kepada pihak lain. Dengan memberikan lisensi atas lagunya kepada pihak lain, Pencipta lagu mendapatkan royalti. Yang dimaksud dengan Royalti dalam Pasal 1 angka 21 Undang-Undang Hak Cipta adalah imbalan atas pemanfaatan Hak Ekonomi suatu Ciptaan atau Produk Hak Terkait yang diterima oleh Pencipta atau pemilik hak terkait. Sedangkan yang dimaksudkan dengan Lisensi sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1 angka 20 Undang-Undang Hak Cipta adalah izin tertulis yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemilik Hak Terkait kepada pihak lain untuk melaksanakan hak ekonomi atas Ciptaannya atau produk Hak Terkait dengan syarat tertentu. Dengan memberikan lisensi atas hak cipta tersebut kepada pihak lain, hak ekonomi Pencipta tereksploitasi dalam bentuk sebagaimana disebut dalam Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Hak Cipta yaitu: menerbitkan, menggandakan dalam segala bentuk, menerjemahkan, mengadaptasikan, mengaransemen, atau 81 Ibid. Universitas Sumatera Utara mentransformasi, mendistribusi, mempertunjukkan, mengumumkan, mengkomunikasikan dan menyewakan. Dalam dunia internasional dikenal istilah umum dalam hal eksploitasi hak ekonomi Pencipta lagu seperti 82 : a. Mechanical Rights : Hak untuk mendapatkan royalti dari reproduksi lagu pada beberapa media seperti kaset, CD, dan lain-lain. b. Performance Rights: Hak untuk mendapatkan royalti dari pertunjukan-pertunjukan di mana lagu tersebut dimainkan. c. Synchronization Rights : Hak untuk mendapatkan royalti apabila lagu dipakai untuk berbagai bentuk ciptaan lain seperti film, iklan, video, dan lain-lain. d. Print Rights : Hak untuk mendapatkan royalti jika lagu dijual dalam bentuk cetakan. 2. Pengalihan Hak Cipta Seorang Pencipta lagu biasanya berhubungan dengan Produser. Dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Hak Cipta, Produser ini disebut sebagai Produser Fonogram, yaitu orang atau badan hukum yang pertama kali merekam dan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan perekaman suara atau perekaman bunyi, baik perekaman pertunjukan maupun perekaman suara atau bunyi lain. Dengan pengalihan hak cipta ini, produser membayar sejumlah royalti kepada Pencipta lagu di mana semua proses produksi dan segala hal yang berkaitan dengan fiksasi dari lagu tersebut beralih haknya kepada produser. 82 Ibid. Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan Pasal 16 ayat 2 huruf e Undang-Undang Hak Cipta yang menyatakan bahwa Hak Cipta dapat beralih atau dialihkan, baik seluruh maupun sebagian karena perjanjian tertulis. Pengalihan hak cipta bisa dilakukan secara keseluruhan atau tidak. Hak ekonomi akan tetap berada di tangan Pencipta jika pengalihan hak cipta tidak dilakukan secara keseluruhan. Apabila hak cipta suatu lagu telah dialihkan seluruhnya atau sebagian, Pencipta tak dapat lagi mengalihkan hak untuk kedua kalinya. Dalam rangka mewujudkan hak ekonomi Pencipta lagu, penyanyi, dan pemusik, sehubungan dengan hak mengumumkan, memperbanyak, menyiarkan Ciptaanrekaman suara danatau gambar pertunjukannya, Pasal 80 Undang- Undang NO. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta mengatur bahwa: 1 Kecuali diperjanjikan lain, pemegang Hak Cipta atau pemilik Hak Terkait berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain berdasarkan perjanjian tertulis untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1, Pasal 23 ayat 2, Pasal 24 ayat 2, dan Pasal 25 ayat 2 2 Perjanjian Lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berlaku selama jangka waktu tertentu dan tidak melebihi masa berlaku Hak Cipta dan Hak Terkait. 3 Kecuali diperjanjikan lain, pelaksanaan perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disertai kewajiban penerima Lisensi untuk memberikan Royalti kepada Pemegang Hak Cipta atau pemilik Hak Terkait selama jangka waktu Lisensi. 4 Penentuan besaran Royalti sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dan tata cara pemberian Royalti dilakukan berdasarkan perjanjian Lisensi antara Pemegang Hak Cipta atau pemilik Hak Terkait danpenerima Lisensi. 5 Besaran Royalti dalam perjanjian Lisensi harus ditetapkan berdasarkan kelaziman praktik yang berlaku dan memenuhi unsur keadilan. Universitas Sumatera Utara Dari ketentuan Pasal 80 Undang-Undang Hak Cipta tersebut, ada dua hal pokok berkaitan dengan pengalihan hak cipta maupun hak terkait dari pemilik hak kepada pihak lain, yaitu 83 : a. Lisensi, apabila orang lain hendak melakukan perbuatan perbanyakan dan pengumuman Ciptaan serta kegiatan perbanyakan dan penyiaran dari rekaman suara danatau gambar pertunjukan, harus mendapat lisensi dari Pencipta atau pemegang hak terkait; dan b. Royalti, penerima lisensi wajib memberi royalti kepada Pencipta atau pemegang hak terkait. Untuk melindungi hak ekonomi pencipta dan pemegang hak cipta Undang Undang hak cipta membentuk Lembaga Manajemen Kolektif adalah institusi yang berbentuk badan hukum nirlaba yang diberi kuasa oleh Pencipta, Pemegang Hak Cipta, danatau pemilik Hak Terkait guna mengelola hak ekonominya dalam bentuk menghimpun dan mendistribusikan royalti. Sebagai lembaga yang mengelola hak ekonomi dalam bentuk menghimpun dan mendistribusikan royalti Lembaga Manajemen Kolektif harus memperoleh izin operasional dari Menteri. Jadi sebagaimana yang telah dicantumkan dalam Pasal 87 Undang-Undang Hak Cipta untuk mendapatkan hak ekonomi setiap Pencipta, Pemegang Hak Cipta, pemilik Hak Terkait menjadi anggota Lembaga Manajemen Kolektif agar dapat menarik imbalan yang wajar dari pengguna yang memanfaatkan Hak Cipta dan Hak Terkait dalam bentuk layanan publik yang bersifat komersial. 83 Otto Hasibuan, Op.Cit., Hal.168. Universitas Sumatera Utara Pengguna Hak Cipta dan Hak Terkait yang memanfaatkan Hak Cipta dan Hak Terkait dalam bentuk layanan publik yang bersifat komersial membayar Royalti kepada Pencipta, Pemegang Hak Cipta, atau pemilik Hak Terkait, melalui Lembaga Manajemen Kolektif. Dimana Pengguna membuat perjanjian dengan Lembaga Manajemen Kolektif yang berisi kewajiban untuk membayar Royalti atas Hak Cipta dan Hak Terkait yang digunakan sehingga tidak dianggap sebagai pelanggaran Undang-Undang ini, pemanfaatan Ciptaan danatau produk Hak Terkait yang meliputi Penggandaan untuk kepentingan pengguna secara wajar dan Pengumuman secara komersial oleh pengguna sepanjang pengguna telah melakukan dan memenuhi kewajiban sesuai perjanjian dengan Lembaga Manajemen Kolektif. Contohnya penggandaan lagu danatau musik secara digital untuk kepentingan karaokerumah bernyanyi, atau penyediaan lagu danatau musik pada alat-alat transportasi. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perlindungan terhadap hak ekonomi pencipta dan pemegang hak terkait yang terjadi di kota Medan penulis memberikan pertanyaan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel.7 Pelaksanaan Perlindungan Hak Ekonomi Pencipta Lagu dan Pemegang Hak Terkait NO Pertanyaan Jumlah jawaban responden 30 Responden Pernah Ya Tidak PernahTidak 8 Apakah anda pernah membawakan lagu hasil ciptaan orang lain? 30 9 Jika pernah apakah anda meminta izin terlebih dahulu kepada si pencipta? 28 2 10 Apakah anda membayarkan sejumlah uang terhadap hasil karya orang lain tersebut? 29 1 11 Pernahkah hasil karya cipta anda dibawakan orang lain? 7 23 12 Apakah anda meminta sejumlah uang royalti terhadap lagu atau musik ciptaan anda? 3 27 Sumber : Data diperoleh dari 5 Grup Band dari hasil pembagian kuesioner ± 1,5 bulan. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa 100 anak band kota Medan pernah membawakan lagu hasil ciptaan orang lain namun hanya 93, 3 dari mereka yang meminta izin kepada pemilik hak cipta dan hanya 3, 4 yang membayarkan sejumlah uang royalti kepada pemilik hak cipta sementara 96, 6 dari anak band Kota Medan tidak memberikan royalti kepada pemilik hak cipta Universitas Sumatera Utara atas lagu yang mereka bawakan. Dari data tersebut dapat juga diketahui bahwa 23, 3 anak band Kota Medan yang hasil karya ciptanya dibawakan oleh orang lain dan hanya 10 yang mendapatkan keuntungan atas karya cipta mereka. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan peraturan Undang-Undang Hak Cipta dikota Medan masih belum terlaksana dengan benar. Fungsi Manajemen Kolektif masih belum memiliki andil yang besar melihat masih sedikitnya kesadaran anak band di Kota Medan untuk memberikan ataupun mendapatkan hak ekonomi dari hasil karya cipta lagu atau musik yang mereka ciptakan ataupun mereka bawakan.

D. Upaya Hukum terhadap Permasalahan yang Timbul Akibat Pelanggaran Hak Cipta Lagu atau Musik