Pengertian Interkoneksi dan Biaya Interkoneksi

Povi Irawan : Penerapan Tarif Interkoneksi Berbasis Biaya Cost Based Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, 2009. jaringan telekomunikasi, penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib membangun dan atau menyediakan jaringan telekomunikasi. Penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib menjamin terselenggaranya telekomunikasi melalui jaringan yang diselenggarakannya. Penyelenggara jaringan telekomunikasi dapat menyelenggarakan jasa telekomunikasi melalui jaringan yang dimiliki dan disediakannya. Penyelenggaraan jaringa n telekomunikasi terdiri dari : 1. Penyelenggaraan jaringan tetap, dibedakan dalam : a. Penyelenggaraan jaringan tetap lokal. b. Penyelenggaraan jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh. c. Penyelenggaraan jaringan tetap sambungan internasional. d. Penyelenggaraan jaringan tetap tertutup. 2. Penyelenggaraan jaringan bergerak, dibedakan dalam : a. Penyelenggaraan jaringan bergerak terestrial. b. Penyelenggaraan jaringan bergerak seluler. c. Penyelenggaraan jaringan bergerak satelit.

B. Pengertian Interkoneksi dan Biaya Interkoneksi

Interkoneksi adalah titik terjadinya ketersambungan yang merupakan titik batas tanggung jawab pengelolaan jaringan telekomunikasi milik penyelenggara yang berbeda. UU RI No. 36 tahun 1999 pasal 1 ayat 16 tentang telekomunikasi mengatakan bahwa “interkoneksi adalah keterhubungan antar Povi Irawan : Penerapan Tarif Interkoneksi Berbasis Biaya Cost Based Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, 2009. jaringan telekomunikasi dan penyelenggara jaringan telekomunikasi yang berbeda”. Jaringan telekomunikasi itu sendiri memiliki makna sebagai rangkaian perangkat telekomunikasi beserta segala kelengkapannya yang digunakan dalam bertelekomunikasi. Menurut Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan PSAK No 35 “ interkoneksi adalah keterhubungan jaringan telekomunikasi yang ada, antara penyelenggara dalam negara maupun antar negara, baik dalam penyaluran hubungan ke luar outgoing traffic maupun penyaluran hubungan masuk incoming traffic”. Struktur dan besaran tarif interkoneksi merupakan aspek komersil yang penting untuk dicermati. Secara praktis, paling tidak ada lima pola pendekatan yang umunya digunakan dalam menetapkan besaran tarif interkoneksi, antara lain: 1. Forward Looking Incremental Cost FLIC, tarif ditetapkan berdasarkan besarnya biaya pengadaan fasilitas dan layanan interkoneksi. 2 Historical Accounting Cost HAC, pungutan tarif mengacu pada rekaman data accounting dari operator yang menyediakan layanan dan fasilitas interkoneksi. 3. Sender Keeps All SKA, pembayaran tarif tidak bergantung pada transaksi interkoneksi yang terjadi. Tarif baru dibayar bila terdapat traffic imbalances. Povi Irawan : Penerapan Tarif Interkoneksi Berbasis Biaya Cost Based Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, 2009. 4. Revenue Sharing SR, besaran tarif interkoneksi dibayar berdasarkan konsep bagi hasil antara pemain baru dengan incumbent. 5. Interconnect Charges Based on Retail Prices, tarif yang dipungut berdasarkan besarnya biaya yang dibebankan kepada end user. Biaya Interkoneksi merupakan biaya yang timbul akibat penyediaan layanan interkoneksi. Jenis biaya interkoneksi tersebut dapat terdiri dari biaya originasi, biaya transit, atau biaya terminasi. Biaya originasi terdiri dari lokal, jarak jauh, internasional, bergerak selular, atau bergerak satelit. Sedangkan biaya transit sebagaimana dimaksud terdiri dari b iaya transit lokal atau biaya transit jarak jauh. Sedangkan biaya terminasi sebagaimana dimaksud terdiri dari lokal, jarak jauh, internasional , bergerak selular atau bergerak satelit. Interkoneksi menyatakan adanya hubungan antar operator yang satu dengan operator yang lainnya. Hubungan ini menyebabkan ada produksi. Dari produksi yang berlaku dalam interkoneksi muncul unit cost yang harus dihitung oleh operator selular yang terkait dengan interkoneksi. Inilah yang disebut dengan biaya interkoneksi. Biaya yang dibebankan atas interkoneksi ditentukan berdasarkan perjanjian antar operator, dengan biaya maksimum yang ditetapkan oleh keputusan Pemerintah. Komponen pendapatan interkoneksi terdiri dari pendapatan interkoneksi selular, interkoneksi internasional dan interkoneksi lainnya. Pendapatan interkoneksi terdiri dari biaya yang dibebankan pada operator domestik dan internasional lain pada saat panggilan telepon yang berawal dari Povi Irawan : Penerapan Tarif Interkoneksi Berbasis Biaya Cost Based Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, 2009. jaringan operator lain tersebut tersambung interconnect dengan jaringan telepon tidak bergerak. Pendapatan dari interkoneksi dengan operator telekomunikasi domestik dan internasional lainnya diakui pada saat terjadi berdasarkan perjanjian dan disajikan sebesar jumlah bersih setelah dikurangi beban interkoneksi. Pendapatan interkoneksi diakui terlebih dahulu kemudian diselesaikan antar operator secara bulanan yang dapat berfluktuasi secara signifikan karena adanya penyesuaian antar operator pada saat penyelesaian.

C. Interkoneksi Antar Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi 1. Penyelenggaraan Interkoneksi