menjelaskan program- program kerja yang dilakukan oleh CDCC dalam penguatan ruang publik.
5. Bab V : Penutup. Pada pembahasan bab ini kami akan menjelaskan hasil
dari penelitian yang kami lakukan, berupa kesimpulan. Pada bab ini kami akan menuangkan berupa saran- saran yang mungkin harus kami
sampaikan dalam penelitian ini. 6.
Terakhir kami mencantumkan daftar pustaka sebagai bahan acuan selama kami menyusun skripsi ini, serta lampiran-lampiran berupa pertanyaan-
pertanyaan yang kami berikan kepada responden untuk memperoleh kevalidan data.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Peran
1. Definisi Peran
Dalam kamus Bahasa Indonesia, peran diartikan beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh seseorang yang berkedudukan di masyarakat dan
harus dilaksanakan.
9
Sedangkan menurut Gross, Mason dan A.W.MC, sebagaimana yang dikutip oleh David Barry mendefinisikan peran sebagai
perangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.
10
Sebagaimana yang telah diterangkan dalam definisi peran diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa definisi peran adalah sesuatu yang lahir
dari interaksi dalam masyarakat, melalui partisipasi dalam memainkan peran tertentu yang pada akhirnya ada proses penempatan status peranan seseorang
dalam keluarga, masyarakat dan sebagainya. Seseorang dapat dikatakan berperan atau memiliki peran karena seseorang
tersebut mempunyai status dalam masyarakat, walaupun kedudukan ini berbeda- beda antara satu orang dengan orang lain, akan tetapi masing-masing diri
memiliki peran yang sesuai dengan statusnya. Tentunya peran tersebut tidak dapat
9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1998, h. 667
10
N. Gross W.S. Mason and A.W. Mc Eachern, Exploritations Role Analysis, dalam David Berry, Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1995, cet. Ke-3, h. 99
dipisahkan dengan status kedudukan, walaupun keduanya berbeda, akan tetapi saling berhubungan antara satu sama lainnya. Karena yang satu dengan yang
lainnya sangat bergantung, maka peran diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang tidak mungkin bisa dipisahkan.
Dalam hal ini, Sarlito Wirawan Sarwono juga memberikan pengertian bahwa harapan tentang peran itu adalah harapan-harapan lain yang pada
umumnya mengartikulasikan tentang prilaku-prilaku yang pantas, dan seyogyanya ditentukan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu.
11
2. Tinjauan Sosiologis Tentang Peran
Manusia adalah makluk sosial yang tidak bisa dilepaskan dari sikap ketergantungan pada manusia lain. oleh kerena itu pada posisi semacam ini peran
sangat menentukan kelompok sosial masyarakat tersebut, dalam artian diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar menjalankan hak dan
kewajiban sesuai dengan kedudukan masyarakat dan lingkungan di mana mereka tinggal.
Gross, Mason, dan Mc Eachern mendefinisikan peran sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial
tertentu.
12
Dengan kata lain peranan-peranan tersebut ditentukan oleh norma- norma dalam masyarakat yang mempunyai makna setiap individu dalam setiap
pekerjaannya diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat, keluarga dan pada peranan-peranan yang lain.
11
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial CV. Rajawali: Jakarta,1984, Cet. Ke-1, h.235
12
David Berry, Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi, h.100
Di dalam peran terdapat dua macam harapan, yaitu:
13
1. Harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau
kewajiban-kewajiban dari pemegang peran. 2.
Harapan-harapan yang dimilki oleh si pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang yang berhubungan dengannya dalam
menjalankan peranannya atau kewajiban-kewajibannya. Sebagaimana penjelasan di atas terlihat suatu gambaran bahwa yang
dimaksud peran merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan yang dilakukan seseorang kerena kedudukannya dalam status tertentu pada lingkungan di mana
dia berada. Dan setiap yang mempunyai peran itu biasanya bisa menyesuaikan dengan peranan tersebut. Misalnya, seseorang ketika berada di rumah ia
mempunyai peran sebagai sebagai kepala rumah tangga, namun ketika di kantor ia berperan sebagai karyawan dan sebagainya. Peran seperti ini sangat kompleks
tergantung pada mobilitas sosialnya. Peran mencakup tiga hal, yaitu:
14
1. Peran yang meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan bermasyarakat. 2.
Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
13
Ibid., h. 101
14
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, h.244
3. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi