Telah diuji pada Tanggal
: 29 Agustus 2009
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. H.M. Hasballah Thaib, Ph.D Anggota : 1. Dr. Ramlan Yusuf Rangkuti, MA
2. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum 3. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
4. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Lahirnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama telah membawa perubahan
besar dalam eksistensi lembaga Peradilan Agama saat ini. Salah satu perubahan yang mendasar adalah penambahan wewenang lembaga Peradilan Agama PA dalam
bidang ekonomi syari’ah. Berdasarkan Pasal 49 huruf i Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 ditegaskan bahwa Pengadilan Agama memiliki kewenangan dalam
memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara termasuk “ekonomi syari’ah”. Dengan adanya kewenangan dalam memutuskan perkara syari’ah, maka peran dari
Pengadilan Agama akan bertambah luas. Karena ekonomi syari’ah berhubungan dengan disiplin ilmu ekonomi, sehingga para hakim di Pengadilan Agama harus
menguasai tentang ilmu ekonomi syari’ah disamping ilmu hukum formil yang dimiliki selama ini. Hal tersebut sangat rasional sebab ketika diimplementasikan
Undang-Undang tersebut dalam lingkunga Pengadilan Agama masih ada para hakim yang belum memahami dan mengetahui hukum ekonomi syari’ah. Selain itu
implikasinya adalah dalam klausul akad-akad pembiayaan syari’ah harus dilakukan ratifikasi. Sehingga bank syari’ah tidak lagi menyebutkan Pengadilan Negeri PN
sebagai tempat penyelesaian perkara sengketa dalam bisnis syari’ah. Dalam hal ini bank syari’ah agar mengubah klausul akad-akad pembiayaan yang dilakukan oleh
bank syari’ah selama ini. Sehingga mengenai ketentuan perkara dalam ekonomi syari’ah bisa diselesaikan melalui Pengadilan Agama bukan Pengadilan Negeri
sebagai eksekusinya.
Tetapi dengan adanya Undang-Undang tersebut menjadikan polemik tentang keberadaan BASYARNAS Badan Arbitrase Syari’ah Nasional yang selama ini
bertugas dalam menyelesaikan perkara-perkara tentang ekonomi syari’ah. Apakah lembaga itu tetap eksis atau dibubarkan. Fenomena arbitrase dengan keberadaan
Undang-Undang tersebut hingga kini masih dalam perdebatan yang sangat panjang. Bagi mereka yang sepakat tetap eksisnya BASYARNAS mengusulkan sebuah
mekanisme yang harus dibicarakan secara langsung kepada MUI Majelis Ulama Indonesia sebagai lembaga yang mendirikan BASYARNAS. Dalam hal ini dapat
dicontohkan seperti di negara Singapura yang masih dipertahankan meskipun dalam regulasi hukum telah ada peran Pengadilan Agama di Singapura. Tetapi apakah hal
itu bisa dalam implementasi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006.
Dengan demikian pemilihan lembaga Pengadilan Agama atau BASYARNAS dalam penyelesaian sengketa perbankan syari’ah merupakan pilihan yang tepat dan
bijaksana karena akan dicapai keselarasan antara hukum materiil yang berlandaskan prinsip-prinsip syari’ah dengan lembaga Pengadilan Agama atau BASYARNAS yang
merupakan representasi lembaga peradilan Islam. Di masa mendatang harus ada kajian yang lebih mendalam dan komprehensif mengenai arah pendekatan
pengembangan perbankan syari’ah agar antara pengembangan praktek-praktek kegiatan pengembangan perbankan syari’ah akan lebih sejalan dan saling mendukung
dengan pengembangan infrastruktur hukum perbankan syari’ah, dan pihak perbankan
Universitas Sumatera Utara
syari’ah harus lebih memilih Pengadilan Agama atau BASYARNAS sebagai tempat peradilan untuk menyelesaikan persengketaan mereka.
Kata Kunci : Sengketa, kompetensi, BASYARNAS, dan Pengadilan Agama
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang Maha Pengasih serta Maha Penyayang atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis akhirnya dapat
menyelesaikan penulisan tesis ini yang merupakan sebagai syarat guna mencapai gelar Magister Kenotariatan.
Penulisan tesis ini bertujuan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi pada program studi Magister Kenotariatan Program
Pascasarjana di Universitas Sumatera Utara, berkat rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi dan penulisan tesis ini
dengan judul PENYELESAIAN SENGKETA PADA PERBANKAN SYARIAH PASCA UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERADILAN
AGAMA. Pemilihan judul ini didasari oleh kewajiban agama dan ketertarikan
terhadap perkembangan perbankan syari’ah di Indonesia yang penulis nilai sangat pesat perkembangannya.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moral maupun
materil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTMh, Sp.AK, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B. MSc, selaku Direktur Program Pascasarjana
Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, yang telah membina dan memberikan pandangan selama dalam pendidikan di kampus maupun di luar kampus.
3. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, CN, MS, selaku Ketua Program Studi
Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang dengan tulus ikhlas telah memberikan petunjuk, kritik dan bimbingan selama berlangsung
kuliah di Program Pascasarjana Kenotariatan. 4.
Ibu Dr. T. Keizarina Devi Azwar, SH., CN., M.Hum, selaku Sekretaris
Program Studi Kenotariatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 5.
Bapak Prof. H.M. Hasballah Thaib, Ph. D, selaku Ketua Komisi Pembimbing, Bapak Dr. Ramlan Yusuf Rangkuti, MA dan Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu,
SH, M.Hum, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang dengan tulus ikhlas
membimbing penulis untuk menyelesaikan tesis ini. 6.
Para Bapak dan Ibu Dosen Program Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan membimbing penulis
sampai kepada tingkat Magister Kenotariatan. 7.
Seluruh staf biro pendidikan, di Program Magister Kenotariatan Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan bantuan dalam
kelancaran penulisan tesis ini.
8. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Makmur Setyadi