Hal ini dikarenakan karena skizofrenia merupakan penyakit kronis yang membutuhkan strategi penatalaksanaan pengobatan yang sangat panjang dan
membutuhkan suport keluarga untuk tidak terjadi kambuh kembali. Oleh karena itu, sebaiknya anggota keluarga ikut berperan aktif dalam perawatan pasien skizofrenia
dan harus memberikan dukungan pada pasien skizofenia sehingga kekambuhan tidak terjadi.
5.2.2 Dukungan keluarga dengan kekambuhan pasien skizofrenia
Ada 4 komponen dukungan keluarga yang dibahas yaitu sebagai berikut : 1. Dukungan Emosional
Dukungan emosional yaitu memberikan pasien perasaan nyaman, merasa dicintai meskipun saat mengalami suatu masalah, bantuan dalam bentuk semangat, empati,
rasa percaya dan perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga memberikan dukungan emosional
cukup sebanyak 17 responden 53,9 kepada pasien skizofrenia. Hal ini menunjukkan bahwa anggota keluarga kurang optimal memberikan rasa nyaman,
kurang menerima kondisi pasien dan emosi yang berlebihan anggota keluarga saat merawat pasien skizofrenia yang mengakibatkan keluarga sering memarahi pasien
dan membatasi aktivitas yang akibatnya pasien merasa tidak dihargai dan dicintai oleh anggota keluarga sehingga mempercepat kekambuhan pada pasien skizofrenia.
Hal ini pun didukung oleh hasil penelitian Manungkalit 2009, yang menyatakan bahwa kurang adanya perhatian dan perawatan keluarga selama proses penyembuhan
mengakibatkan kekambuhan yang tinggi. Selama pasien dirawat di rumah sakit, anggota keluarga jarang mengunjungi pasien selama dirawat di rumah sakit sehingga
Universitas Sumatera Utara
pada saat pasien skizofrenia pulang ke rumah, anggota keluarga tidak mengerti cara merawat pasien skizofrenia. Budaya masyarakat yang masih mengganggap penderita
gangguan jiwa sebagai aib dan keluarga mengalami stigma yang buruk dari masyarakat sehingga keluarga menyembunyikan atau mengucilkan penderita, bahkan
ditelantarkan oleh anggota keluarga sehingga makin memperburuk kondisi penderita. Sebenarnya tidak ada alasan yang kuat bagi keluarga untuk melakukan diskriminasi
dan perlakuan buruk bagi penderita gangguan jiwa karena hanya mengakibatkan kekambuhan lebih cepat sehingga akan mempengaruhi fungsi keluarga Mubin,
2008. Berdasarkan data demografi faktor pendidikan, pekerjaan dan penghasilan keluarga juga sangat mempengaruhi perawatan optimal yang diberikan keluarga
karena sebagian besar responden berpendidikan SD, bekerja sebagai petani dan penghasilan keluarga dibawah Rp 800.000,00bulan. Mayoritas responden yang
bersuku batak juga sangat mempengaruhi pengobatan yang diberikan karena dalam suku batak yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah ayah.
2. Dukungan Informasi Dukungan ini meliputi mencari informasi, memberikan informasi, memberi solusi
masalah, dan memberikan pengarahan pada pasien skizofrenia. Dari hasil penelitian menunjukkan hanya 7 responden 21,8 yang memberikan dukungan informasi
yang cukup kepada pasien skizofrenia. Hal ini juga menunjukkan masih kurang adanya partisipasi keluarga untuk mencari informasi mengenai kesehatan anggota
keluarga yang menderita skizofrenia. Walaupun mayoritas keluarga sebanyak 22 responden 68,8 sudah memberikan dukungan informasi yang baik, namun dalam
kenyataannya masih banyak pasien skizofenia mengalami kekambuhan. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
dikarenakan keluarga tidak mempraktekkan secara optimal informasi yang diketahui anggota keluarga kepada pasien skizofrenia, tidak berobat ulang secara teratur ke
rumah sakit dan kurang adanya penyuluhan dari petugas kesehatan. Menurut Firdiansyah 1992, apabila keluarga tidak mempunyai pengetahuan tentang penyakit
skizofrenia, maka keluarga tidak mampu menyadari dan melaksanakan perannya sehingga menjadikan salah satu penyebab timbulnya kekambuhan dengan insidensi
tinggi. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Sianipar 2008, yang menyatakan 41,32 keluarga tidak tahu cara merawat penderita skizofrenia karena keterbatasan
informasi yang diterima tentang cara perawatannya. Dari data demografi berkaitan dengan faktor pendidikan, pekerjaan dan penghasilan keluarga sehingga pengetahuan
keluarga tentang penderita gangguan jiwa kurang optimal karena sebagian besar responden berpendidikan SD, bekerja sebagai petani dan penghasilan keluarga
dibawah 800.000,00bulan. 3. Dukungan Nyata
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 12 responden 37,5 memberikan dukungan nyata dalam kategori kurang. Dari sini dapat dikatakan bahwa
masih kurang adanya bantuan dana yang diberikan keluarga dalam memperoleh pelayanan kesehatan untuk mempercepat proses penyembuhan pasien skizofrenia.
Tindakan keluarga yang sangat penting setelah pulang ke rumah adalah keluarga harus membawa pasien skizofrenia ke rumah sakit secara teratur untuk mencegah
kekambuhan. Keluarga merasa malu mempunyai anggota keluarga menderita skizofrenia sehingga tidak membawa untuk berobat ke rumah sakit secara teratur
Andri, 2008. Menurut Mubin, dkk 2008 keluarga yang memiliki pasien gangguan
Universitas Sumatera Utara
jiwa mengalami stigma yang buruk dari masyarakat dan lingkungan tempat tinggal serta aib bagi keluarga sehingga keluarga merasa malu mempunyai anggota keluarga
yang menderita gangguan jiwa. Tempat terbaik bagi penderita gangguan jiwa bukan di panti rehabilitasi atau rumah sakit jiwa apalagi di jalanan melainkan seharusnya
berada di tengah-tengah anggota keluarga. Hal utama yang dibutuhkan oleh pasien gangguan jiwa adalah perhatian, pengertian, dukungan atau perasaan cinta dan kasih
sayang dari keluarga atau orang-orang terdekat sehingga proses penyembuhan penderita gangguan jiwa berjalan dengan baik Tarjum, 2004. Dari data demografi,
berkaitan dengan faktor penghasilan keluarga yang rata-rata dibawah Rp.800.000,00bulan dan mayoritas pendidikan keluarga SD sehingga keluarga
kurang mengerti cara merawat pasien skizofrenia. 4. Dukungan Pengharapan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden kurang memberikan dukungan pengharapan kepada pasien skizofrenia dengan jumlah 13
responden 40,6. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga masih kurang memberikan motivasi secara optimal kepada pasien sehingga pasien sering dikucilkan dan tidak
diajak melakukan aktivitas sehari-hari. Keluarga bisa menjadi pendorong keberhasilan pengobatan maupun bisa menjadi penyebab gagalnya suatu proses
pengobatan, misalnya karena terbentur oleh masalah keuangan dan lingkungan keluarga yang mendukung kesembuhan pasien Gamayanti, 2002. Dukungan
keluarga dapat membantu pasien mengatasi masalah dan mendefinisikan kembali situasi tersebut sebagai ancaman kecil dan keluarga bertindak sebagai pembimbing
dengan memberikan umpan balik dan mampu membangun harga diri pasien Cohen,
Universitas Sumatera Utara
1984. Dari data demografi, berkaitan dengan faktor penghasilan keluarga yang rata- rata dibawah Rp.800.000,00bulan dan mayoritas pendidikan keluarga SD sehingga
keluarga kurang mengerti cara merawat pasien skizofrenia dan jarang memberikan motivasi serta semangat kepada penderita skizofrenia sehingga insiden kekambuhan
masih tinggi.
Dukungan keluarga dengan kekambuhan pasien skizofrenia
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga memberikan dukungan dalam kategori cukup sebanyak 12 responden 37,4 kepada pasien skizofrenia. Hal ini
menunjukkan bahwa anggota keluarga masih kurang optimal dalam memberikan dukungan untuk mencegah kekambuhan pasien skizofrenia. Dalam asuhan
keperawatan pada pasien skizofrenia, keluarga sangat penting untuk ikut berpartisipasi dalam proses penyembuhan karena keluarga merupakan pendukung
utama dalam merawat pasien. Keluarga mempunyai peranan baik sebagai penyebab, penyulit maupun penyembuhan Keliat,1995. Proses penyembuhan pada pasien
skizofrenia harus dilakukan secara holistik dan melibatkan anggota keluarga. Tanpa adanya dukungan keluarga, penyakit skizofrenia sama halnya dengan penyakit umum,
penyakit skizofrenia dapat kambuh lagi Wiarawan, 2006. Berdasarkan data demografi faktor penghasilan, agama, suku,pendidikan dan pekerjaan dan lama
menderita skizofrenia juga sangat mempengaruhi kekambuhan pasien skizofrenia. Dengan penghasilan dibawah Rp.800.000, mayoritas keluarga beragama Islam, suku
Batak, pendidikan yang mayoritas SD dan bekerja sebagai petani sangat mempengaruhi dukungan keluarga dalam proses pengobatan pada penderita
skizofrenia.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3 Hubungan dukungan emosional dengan kekambuhan pasien skizofrenia.