Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Segar Terhadap Penurunan Trigliserida Dan VLDL (Very Low Density lipoprotein) serum Darah Marmot Jantan

(1)

PENGARUH PEMBERIAN INFUS DAUN SELEDRI SEGAR TERHADAP PENURUNAN TRIGLISERIDA DAN VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

SERUM DARAH MARMOT JANTAN

SKRIPSI

OLEH: JUNIAR SIANIPAR

050804030

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN INFUS DAUN SELEDRI SEGAR TERHADAP PENURUNAN TRIGLISERIDA DAN VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

SERUM DARAH MARMOT JANTAN

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH: JUNIAR SIANIPAR

NIM : 050804030

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN INFUS DAUN SELEDRI SEGAR TERHADAP PENURUNAN TRIGLISERIDA DAN VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

SERUM DARAH MARMOT JANTAN

OLEH: JUNIAR SIANIPAR

NIM: 050804030

Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Pada Tanggal : Februari 2010

Pembimbing I Panitia Penguji

(Dra. Lely Sari Lubis, M.Si.,Apt.) (Dr. Karsono, Apt)

NIP. 19540412 1987 012001 NIP. 19540909 1982 011001 Pembimbing II

(Dra. Saodah, MSc, Apt) NIP. 19490113 1976 032001 (Dr. Edy Suwarso, S.U.,Apt)

NIP. 130935857

(Drs. Rasmadin Mukhtar, MS, Apt) NIP 19490910 1980 031002

(Dra. Lely Sari Lubis, M.Si.,Apt.) NIP. 19540412 1987 012001 Medan, Maret 2010

Fakultas Farmasi UniversitasSumatera Utara

Dekan

(Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra., Apt. NIP. 195311281983031002


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan berkat dan kasih karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Segar Terhadap Penurunan Trigliserida Dan VLDL (Very Low Density lipoprotein) serum Darah Marmot Jantan”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian infus daun seledri segar terhadap penurunan triglisereida dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein) serum darah marmot jantan. Melalui penelitian diketahui bahwa pemberian infus daun seledri segar berpengaruh terhadap penurunan kadar trigliserida dan VLDL serum darah marmot. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada kedua orang tua, Ayahanda U. Sianipar dan Ibunda L.br Pangaribuan tercinta, serta Bang Paul, Bang Marlon, Bang Pedro, Kak Pedro, Kak Roma, Kak Pasti, Adinda Olop dan seluruh keluarga yang tidak dapat dituliskan satu persatu atas doa, dorongan dan pengorbanan baik moril maupun material dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Lely Sari Lubis, M.Si, Apt.,dan Bapak Dr. Edy Suwarso, S.U., Apt., yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., yang telah memberikan fasilitas selama masa pendidikan, dan juga kepada


(5)

Bapak Drs. David Sinurat, M.Si., Apt., selaku dosen wali yang telah memberi bimbingan dan dorongan kepada penulis selama perkuliahan, dan kepada Bapak Dr. Karsono, Apt., Ibu Dra. Saodah, M.Sc.,Apt., Bapak Drs. Rasmadin Mukhtar M.S.,Apt., selaku dosen penguji yang memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini, kepada seluruh staf dan asisten laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Sintesa Bahan Obat buat fasilitas yang diberikan demi kelancaran penelitian ini.

Dan tidak lupa juga penulis menyampaikan terimakasih kepada teman-temanku, Sandry, Rianti, Susan, Yuli, Hermin, Siska, Dian, Anggelia, Riris, Kak Susi, Ester, Andi, Harry, Intan, Tagor, Iwanto, Januar, Victor, Lia, Indra, Mona, Charli, dan seluruh Farmasi stambuk 2005 yang namanya tidak dapat ditulis satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini.

Medan, Maret 2010 Penulis


(6)

Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Segar Terhadap penurunan Trigliserida dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein) Serum Darah

Marmot Jantan Abstrak

Telah dilakukan uji pengaruh infuse daun seledri segar terhadap penurunan trigliserida dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein) serum darah marmot jantan. Tumbuhan seledri (Apium graviolens L) mengandung flavonoid (apiin) yang berkasiat anti oksidan dan apigenin yang berkhasiat hipotensif, juga mengandung sejumlah vitamin A,B dan C sehingga memungkinkan pengunaan tanaman tersebut sebagai obat penurun kadar trigliserida dan VLDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infus daun seledri segar terhadap trigliserida VLDL serum darah marmot yang hiperlipidemia dan untuk membandingkan efek infus daun seledri tersebut dengan obat antihiperlipidemina yaitu gemfibrozil.

Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan 30 ekor marmot jantan dengan berat badan 400-500 g dan berumur 3 bulan, yang dibagi secara acak menjadi 5 kelompok ( I, II, III, IV dan V). pada 30 ekor marmot dibuat hiperlipidemia dengan menginduksi marmot dengan memberikan 20% lemak kambing dan 1% kuning telur selama 14 hari. Kadar awal trigliserida dan VLDL serum darah marmot di ukur dan digunakan sebagai kadar normal, lalu diberi perlakuan untuk kelompok I diberikan aquadest, kelompok II diberikan suspensi gemfibrozil 0.3%, kelompok III, IV dan V diberikan infus daun seledri segar masing-masing dengan dosis 800 mg/kgBB, 1600 mg/kgBB, dan 2400 mg/kgBB, kemudian kadar trigliserida dan VLDL diukur 6 jam kemudian. Berdasarkan uji ANAVA (Analisa Variantsi) menunjukan adanya perbedaan yang signifikan diantara setiap perlakuan, dimana F hitung lebih besar dari pada F table (P<0.05).

Berdasarkan uji ANAVA menunjukan adanya perbedaan yang signifikan diantara kelompok, selanjutnya dilakukan uji lanjutan untuk mengetahui perbedaan diantara kelompok – kelompok tersebut dengan mengunakan metode Tukey HSD (Honestly Significant Different), yaitu dengan pemberian infus daun seledri dosis 800 mg/kgBB sudah dapat menberikan efek penurunan trigliserida dan VLDL serum darah marmot. Dimana kadar awal (normal) trigliserida dan VLDL masing – masing 36 mg/dl dan 7 mg/dl, dan setelah pemberian infus daun seledri yaitu dosis 800 mg/kgBB, kadar trigliserida dan VLDL dari marmot, masing – masing menjadi 59,5 mg/dl dan 12 mg/dl, sehingga dosis 800 mg/kgBB sudah cukup memberikan efek penurunan terhadap trigliserida dan VLDL serum darah.


(7)

The influence of infusions Giving Fresh Celery Leaves To decrease triglycerides and VLDL (Very Low Density Lipoprotein) Marmot Blood

Serum Abstract

Impact tests have been performed infusion of fresh coriander leaves to the reduction of triglycerides and VLDL (Very Low Density Lipoprotein) male guinea pig blood serum. Plant celery (Apium graviolens L) contains flavonoids (apiin) which berkasiat apigenin anti-oxidant and a potent hipotensif, also contains some vitamins A, B and C to enable the use of plants as drugs that lower triglyceride levels and VLDL. This study aims to determine the effect the provision of fresh celery leaf infusion on VLDL triglyceride guinea pig blood serum of hyperlipidemia and to compare the effects of celery leaf infusion with the drug gemfibrozil antihiperlipidemina.

This research was conducted by using 30 male guinea pig tail with 400-500 g of body weight and 3-month-old, randomly divided into 5 groups (I, II, III, IV and V). in 30 guinea pig's tail is made hyperlipidemia in guinea pigs induced by giving 20% fat and 1% goat egg yolk for 14 days. Initial levels of serum triglycerides and VLDL in the blood of guinea pigs measured and used as normal levels., Then given the treatment to be given aquadest group I, group II was given 0.3% suspension gemfibrozil, group III, IV and V are given infusion of fresh celery leaves each with a dose 800 mg / kgBW, 1600 mg / kgBW, and 2400 mg / kgBW, and triglyceride and VLDL levels measured 6 hours later.

According test ANAVA (Variansi Analysis) showed a significant difference between each treatment, where the F count is greater than the F table (P

<0.05). This showed significant differences between groups, then conducted further tests to determine differences between groups - these groups by using the Tukey HSD method, namely the provision of celery leaf infusion dose of 800 mg / kgBW been able to decrease the effects menberikan VLDL triglycerides and guinea pig blood serum. Where the initial levels (normal) triglycerides and VLDL respectively - each 36 mg / dl and 7 mg / dl, and after the infusion dose of celery is 800 mg / kgBW, triglyceride levels and VLDL from guinea pigs, respectively - each to be 59.5 mg / dl and 12 mg / dl, so the dose of 800 mg / kgBW is sufficient to give effect to the reduction in VLDL triglycerides and blood serum.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Kerangka Pikir Penelitian ... 2

1.2.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian ... 2

1.3Perumusan Masalah ... 3

1.4Hipotesa ... 3

1.5Tujuan Penelitian ... 3

1.6Manfaat Penelitian ... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Sistematika tanaman seledri ... 5

2.2 Deskripsi tanaman ... 5

2.3 Trigliserida dan struktur trigliserida ... 5


(9)

2.5 Lipid Plasma ... 6

2.6 Jalur pengangkutan lemak ... 8

2.7 Hiperlipidemia ... 10

2.7.1 Pengertian Hiperlipidemia ... 10

2.7.2 Penyebab hiperlipidemia ... 11

2.8 Pengertian infuse ... 14

2.9 Suspensi ... 15

2.9.1 Pengertian suspensi ... 15

2.9.2 Alasan pembuatan suspensi... 15

2.9.3 Sifat-sifat yang diinginkan dalam suatu suspensi ... 16

BAB III. METEDOLOGI PENELITIAN ... 17

2.1 Alat dan Bahan ... 17

2.1.1 Alat-alat ... 17

2.1.2 Bahan-bahan ... 17

2.2 Hewan Percobaan ... 17

2.3 Pengumpulan dan Pengolahan Sampel ... 17

2.3.1 Pengumpulan Sampel ... 17

2.3.2 Indentifikasi Sampel... 18

2.3.3 Pengolahan Sampel ... 18

2.4 Prosedur Penelitian ... 18

2.4.1 Induksi Hewan Percobaan ... 18

2.4.2 Pembuatan Infus Seledri 10% ... 18

2.4.3 Pembuatan Suspensi Gemfibrozil 0.3% ... 19


(10)

2.4.5 Pemberian Suspensi Gemfibrozil 0.3% ... 19

2.4.6 Pengambilan Darah ... 19

2.4.7 Penentuan Kadar Trigliserida ... 20

2.4.8 Penentuan Kadar VLDL ... 20

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

4.1 Kesimpulan ... 28

4.2 Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1.1Bagan Kerangka Pikir ... 2 2.1 Pola Lipoprotein pada berbagai tipe hiperlipidemia ... 14 3.1 Kadar rata – rata Trigliserida Serum Darah Marmot Normal,

Hiperlipidemia dan setelah pemberian aquadest, gemfibrozil,

infus I, infue II, serta infus III ... 21 3.2 Kadar rata – rata VLDL Serum Darah Marmot Normal,

Hiperlipidemia dan setelah pemberian aquadest, gemfibrozil,


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Rumus bangun trigliserida ... 5 2.2 Rumus bangun gemfibrozil ... 6 2.3 Ilustrasi peran masing-masing dari 4 kelas besar lipoprotein ... 10 3.1 Diagram Kadar Trigliserida Serum Darah Marmot Normal,

Hiperlipidemia dan setelah pemberian aquadest, gemfibrozil,

infus I, infue II, serta infus III ... 22 3.2 Diagram Kadar Very Low Density Lipoprotein (VLDL) Serum

Darah Marmot Normal, Hiperlipidemia dan setelah pemberian


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Bagan alur pengerjaan penelitian ... 31

Lampiran 2. Bagan alur induksi hewan percobaan ... 32

Lampiran 3. Bagan alur pengambilan darah marmot ... 33

Lampiran 4. Bagan alur pengukuran kadar trigliserida serum darah marmot ... 34

Lampiran 5. Bagan alur pengukuran kadar VLDL serum darah marmot ... 35

Lampiran 6. Data rata-rata kadar VLDL serum darah marmot selama penelitian dan pengolahan data dengan mengunakan SPSS .. 36

Lampiran 7. Uji beda dari masing-masing kelompok data VLDL... 37

Lampiran 8. Data rata-rata kadar Trigliserida serum darah marmot selama penelitian dan pengolahan data dengan mengunakan SPSS .. 38

Lampiran 9. Uji beda dari masing-masing kelompok data Trigliserida ... 39

Lampiran 10. Contoh perhitungan dosis gemfibrozil ... 40

Lampiran 11. Contoh perhitungan dosis infus darah marmot ... 41

Lampiran 12. Determinasi tumbuhan seledri ... 42

Lampiran 13. Kalibrasi Slide pada alat VITROUS DT 60 ... 43

Lampiran 14. Gambar tumbuhan seledri ... 45

Lampiran 15. Gambar panci infus dan bagian dalam panci ... 46

Lampiran 16. Gambar alat penyaring infus... 47

Lampiran 17. Gambar alat VITROUS DT 60 dan pipete ... 48


(14)

Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Segar Terhadap penurunan Trigliserida dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein) Serum Darah

Marmot Jantan Abstrak

Telah dilakukan uji pengaruh infuse daun seledri segar terhadap penurunan trigliserida dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein) serum darah marmot jantan. Tumbuhan seledri (Apium graviolens L) mengandung flavonoid (apiin) yang berkasiat anti oksidan dan apigenin yang berkhasiat hipotensif, juga mengandung sejumlah vitamin A,B dan C sehingga memungkinkan pengunaan tanaman tersebut sebagai obat penurun kadar trigliserida dan VLDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infus daun seledri segar terhadap trigliserida VLDL serum darah marmot yang hiperlipidemia dan untuk membandingkan efek infus daun seledri tersebut dengan obat antihiperlipidemina yaitu gemfibrozil.

Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan 30 ekor marmot jantan dengan berat badan 400-500 g dan berumur 3 bulan, yang dibagi secara acak menjadi 5 kelompok ( I, II, III, IV dan V). pada 30 ekor marmot dibuat hiperlipidemia dengan menginduksi marmot dengan memberikan 20% lemak kambing dan 1% kuning telur selama 14 hari. Kadar awal trigliserida dan VLDL serum darah marmot di ukur dan digunakan sebagai kadar normal, lalu diberi perlakuan untuk kelompok I diberikan aquadest, kelompok II diberikan suspensi gemfibrozil 0.3%, kelompok III, IV dan V diberikan infus daun seledri segar masing-masing dengan dosis 800 mg/kgBB, 1600 mg/kgBB, dan 2400 mg/kgBB, kemudian kadar trigliserida dan VLDL diukur 6 jam kemudian. Berdasarkan uji ANAVA (Analisa Variantsi) menunjukan adanya perbedaan yang signifikan diantara setiap perlakuan, dimana F hitung lebih besar dari pada F table (P<0.05).

Berdasarkan uji ANAVA menunjukan adanya perbedaan yang signifikan diantara kelompok, selanjutnya dilakukan uji lanjutan untuk mengetahui perbedaan diantara kelompok – kelompok tersebut dengan mengunakan metode Tukey HSD (Honestly Significant Different), yaitu dengan pemberian infus daun seledri dosis 800 mg/kgBB sudah dapat menberikan efek penurunan trigliserida dan VLDL serum darah marmot. Dimana kadar awal (normal) trigliserida dan VLDL masing – masing 36 mg/dl dan 7 mg/dl, dan setelah pemberian infus daun seledri yaitu dosis 800 mg/kgBB, kadar trigliserida dan VLDL dari marmot, masing – masing menjadi 59,5 mg/dl dan 12 mg/dl, sehingga dosis 800 mg/kgBB sudah cukup memberikan efek penurunan terhadap trigliserida dan VLDL serum darah.


(15)

The influence of infusions Giving Fresh Celery Leaves To decrease triglycerides and VLDL (Very Low Density Lipoprotein) Marmot Blood

Serum Abstract

Impact tests have been performed infusion of fresh coriander leaves to the reduction of triglycerides and VLDL (Very Low Density Lipoprotein) male guinea pig blood serum. Plant celery (Apium graviolens L) contains flavonoids (apiin) which berkasiat apigenin anti-oxidant and a potent hipotensif, also contains some vitamins A, B and C to enable the use of plants as drugs that lower triglyceride levels and VLDL. This study aims to determine the effect the provision of fresh celery leaf infusion on VLDL triglyceride guinea pig blood serum of hyperlipidemia and to compare the effects of celery leaf infusion with the drug gemfibrozil antihiperlipidemina.

This research was conducted by using 30 male guinea pig tail with 400-500 g of body weight and 3-month-old, randomly divided into 5 groups (I, II, III, IV and V). in 30 guinea pig's tail is made hyperlipidemia in guinea pigs induced by giving 20% fat and 1% goat egg yolk for 14 days. Initial levels of serum triglycerides and VLDL in the blood of guinea pigs measured and used as normal levels., Then given the treatment to be given aquadest group I, group II was given 0.3% suspension gemfibrozil, group III, IV and V are given infusion of fresh celery leaves each with a dose 800 mg / kgBW, 1600 mg / kgBW, and 2400 mg / kgBW, and triglyceride and VLDL levels measured 6 hours later.

According test ANAVA (Variansi Analysis) showed a significant difference between each treatment, where the F count is greater than the F table (P

<0.05). This showed significant differences between groups, then conducted further tests to determine differences between groups - these groups by using the Tukey HSD method, namely the provision of celery leaf infusion dose of 800 mg / kgBW been able to decrease the effects menberikan VLDL triglycerides and guinea pig blood serum. Where the initial levels (normal) triglycerides and VLDL respectively - each 36 mg / dl and 7 mg / dl, and after the infusion dose of celery is 800 mg / kgBW, triglyceride levels and VLDL from guinea pigs, respectively - each to be 59.5 mg / dl and 12 mg / dl, so the dose of 800 mg / kgBW is sufficient to give effect to the reduction in VLDL triglycerides and blood serum.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Lipid plasma yang utama yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas tidak larut dalam cairan plasma. Sementara untuk bisa didistribusikan keseluruh tubuh, lipid plasma harus dapat larut. Oleh karena itu, susunan molekul lipid tersebut perlu dimodifikasi, yaitu dikemas bersama bersama protein yang dikenal dengan lipiprotein.. Jadi, dapat dikatakan bahwa lipoprotein merupakan pembawa atau carrier lemak (Neal, 2006).

Meningkatnya kadar lipid plasma dalam plasma akan menyebabkan terjadinya sumbatan dan plak di pembuluh darah sehingga mengakibatkan timbulnya penyakit, Seperti peningkatan kadar trigliserida dalam darah, yang disebut dengan hipertrigliseridemia (Smaolin & Grosvenor, 1997).

Untuk mengatasi berbagai komplikasi penyakit akibat tingginya kadar trigliserida dalam darah, harus dilakukan upaya diet makanan yang rendah kalori dan lemak, selain itu juga dibantu dengan pemberian obat antihiperlipidemik. Namun, mahalnya harga obat menjadikan ketidak mampuan untuk membelinya. Selain mahal, obat kimia juga memiliki efek samping yang tidak ringan. Maka dipilih cara yang lebih murah yaitu pengobatan alternatif dengan obat herbal melalui pemanfaatan bahan alam yang sebenarnya sudah menjadi tradisi turun temurun dari nenek moyang kita. Bahkan keefektifan cara tradisional ini telah banyak diketahui melalui penelitian-penelitian, dengan memanfaatkan bahan alam yaitu tanaman herbal (Anonim, 2009 ). Obat herbal memiliki efek samping yang lebih kecil, harganya murah dan mudah dibudidayakan sendiri. Salah satu


(17)

tanaman yang oleh masyarakat awam biasa digunakan sebagai antihiperlipidemik adalah daun seledri (Apium graviolens L.). Daun seledri mengandung flavonoid (apiin) yang berkhasiat antioksidan,apigenin yang berkhasiat hipotesif, selederi juga mengandung lipase untuk mencerna lemak,dan sejumlah vitamin (A,B dan C) (Anonim 2009).

Melihat kandungan daun seledri tersebut di atas maka tertarik untuk diteliti kemampuan daun seledri tersebut sebagai antihiperlipidemik dengan parameter yang diuji adalah penurunan nilai trigliserida dan VLDL dalam darah marmot. 1.2. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Pada gambar ini dapat dilihat hubungan pemberian infus daun seledri segar ( dalam dosis ) terhadap kadar trigliserida dan VLDL serum darah marmot yang hiperlipidemik. Hal ini dapat dilihat dalam 2 faktor, yaitu :

1. Variabel bebas berupa pemberian infus daun seledri segar ( dosis ) 2. Variabel terikat berupa kadar trigliserida dan VLDL darah marmot

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 1.1. Kerangka pikir penelitian

Kontrol Kadar trigliserida

darah

Dosis infuse seledri


(18)

1.3 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil perumusan masalah antara lain: a. Apakah pemberian infus daun seledri segar dapat berpengaruh terhadap

trigliserida dan VLDL darah marmot

b. Apakah ada perbedaan efek antihiperlipidemik dari gemfibrozil dengan infus daun seledri segar.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dibuat hipotesis analisis sebagai berikut :

a. Infus daun seledri segar dapat menurunkan trigliserida dan VLDL pada serum darah marmot.

b. Ada perbedaan yang nyata antara pemberian infus daun seledri segar dibandingkan dengan suspensi gemfibrozil.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pengaruh pemberian infus daun seledri segar terhadap nilai trigliserida pada serum darah marmot

b. Untuk membandingkan efek antihiperlipidemia dari infus daun seledri segar dengan obat gemfibrozil.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi kepada masyarakat dan tenaga kesehatan bahwa infus daun seledri segar dapat menurunkan kadar trigliserida dan VLDL darah. Sehingga dapat digunakan


(19)

sebagai obat alternatif untuk pencegahan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kelebihan lemak dalam tubuh.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Seledri

Sistematika tanaman seledri sebagai berikut (Mursito, 2002) : Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Apiales

Suku : Apiaceae Marga : Apium

Jenis : Apium graveolens

2.2 Deskripsi Tanaman

Tanaman seledri ini berupa herba tegak. Umur tanaman ini bisa mencapai 2 tahun. Daun berpangkal pada batang dekat tanah, bertangkai, dan mengeluarkan bau aromatis yang khas. Bunga majemuk dan bertangkai pendek – pendek. Buah membulat panjang dan berwarna coklat. Biji berwarna hitam (Mursito, 2002) 2.3 Trigliserida dan Struktur trigliserida

Gambar 2. 1 Rumus bangun trigliserida

Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Rigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Fungsi utama gliserida adalah sebagai zat energi. Lemak


(21)

disimpan dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya kedalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O) (Linder, 1992).

2.4 Gemfibrozil dan strukturnya

Gambar 2.2 Rumus bangun gemfibrozil (Ditjen POM, 1995)

Gemfibrozil adalah senyawa yang mampu mengatur lipid plasma, dengan jalan menurunkan kadar trigliserida serum, kolesterol total, kolesterol VLDL (Very Low Density Lipoprotein), kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) dan meningkatkan pembersihan apolipoprotein B sebagai pembawa VLDL sehingga kadar VLDL berkurang dan meningkatkan kolesterol HDL dengan jalan meningkatkan substrak HLD serta Apolipoprotein AI dan AII (Suyatna, 1995). 2.5 Lipid Plasma

Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut kedalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol,trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut lipoprotein. Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya menuju tempat pengunaannya. Ada 4 jenis lipoprotein:


(22)

a. Kilomikron

merupakan partikel paling besar dan paling ringan dari lipoprotein plasma. Fungsinya ialah untuk mengangkut lemak dari makanan yang diabsorpsi usus, dan masuk ke sirkulasi darah.

b. Very low density lipoprotein (VLDL)

Lipoprotein densitas sangat randah terutama berisi trigliserida yang berasal dari usus dan hati, dan membawanya kejaringan perifer ( jaringan adipose). Dihati VLDL – trigliserida di bentuk dari trigliserida, kolesterol (bebas dan teresterifikasi), fosfolipid dan apoprotein. Setiap pembentukan trigliserida akan diikuti dengan peningkatan VLDL– trigliserida. Katabolisme VLDL terjadi didalam intra vaskula, dengan bantuan enzim lipotik lipoprotein lipase. Produksi VLDL yang berlebihan merupakan penyebab utama hipertrigliseridemia.

c. Low density lipoprotein (LDL)

Lipoprotein densitas rendah terutama berisi kolesterol, dan berfungsi membawa kolesterol dari hati ke sel-sel perifer yang dibutuhkan untuk pembentukan membran. Kadar LDL dipengaruhi oleh makanan yang berlemak. Bila makanan merupakan lemak tidak jenuh berantai panjang meningkat, akan terjadi penurunanan kadar LDL karena pembentukannya berkurang dan katabolismenya meningkat tetapi bila makannnya merupakan lemak jenuh tinggi, maka akan terjadi perubahan sebaliknya. Peningkatan ladar LDL akan penyebabkan hiperkolesterolemia. LDL kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat buruk atau merugikan, karena kadar LDL kolesterol meningkat akan menyebabkan penebalan


(23)

dinding pembuluh darah. Kadar LDL kolesterol sering digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui resiko PJK (Penyakit Jantung Koroner).

d. High density lipoprotein (HDL)

Lipoprotein densitas tinggi berfungsi membawa kolesterol dari jaringan kehati. HDL kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat baik atau menguntungkan, karena mengangkut kolesterol dari penbulu darah kembali kehati untuk dibuang sehingga mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan resiko terjadinya PJK (Penyakit Jantung Koroner). Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan berhenti merokok, dan menambah aktivitas (Suharti. dkk,1984).

2.6 Jalur Pengangkutan Lemak

Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara yaitu melaulai jalur eksogen dan endogen.

1. Jalur Eksogen

Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut kilomikron. Kilomikron ini akan membawa kedalam aliran darah. Kemudian trigliserida dalam kilomikron akan megalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron bermolekul besar (kilomikron remnan). Asam lemak bebas akan melewati jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali menjadi cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnan akan


(24)

dimetabolisme dalamm hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan kedalam usus, berfungsi seperti detergen dan membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan kolesterol kejaringan tubuh lainnya melalui jaringan endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati.

2. Jalur Endogen.

Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila makanan sehari – hari mengandung karbohidrat yang berlebihan. Hati mengubah kerbohidrat dan lemak menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida, tirgliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk. VLDL yang kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses akan berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol. LDL berfungsi menghantarkan kolesterol kedalam tubuh. Kolesterol yang tidak diperlukan akan dilepaskan kedalam darah, di mana pertama-tama akan berikatan dengan HDL (High Density Lipoprotein). HDL yang berfungsi membuang kelebihan kolesterol dari dalam tubuh. Sehingga muncul istilah LDL kolesterol yang disebut dengan lemak ” jahat” dan HDL kolesterol disebut dengan lemak ” baik ” (Smaolin & Grosvenor, 1997).


(25)

Gambar 2.3 Ilustrasi peran masing-masing dari 4 klas besar lipoprotein 2.7 Hiperlipidemia

2.7.1 Pengertian Hiperlipidemia

Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan kadar lipid/ lemak darah. Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu:

o Hiperlipidemia Primer

Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik yang diwarisi atau lebih sering, disebabkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

o Hiperlipidemia Sekunder

Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misalnya: diabetes militus, penyakit hepar dan penyakit ginjal. Hiperlipidemia sekunder bersifat reversibel (berulang)

(Mery, dkk, 2001)

Klasifikasi klinis hipirlidemia (dalam hubungannya dengan penyakit jantung koroner), yaitu:

o Hiperkolesterolemia yaitu : peningkatan kadar kolesterol dalam darah o Hipertrigliseridemia yaitu : peningkatan kadar trigliserida dalam darah


(26)

o Hiperlipidemia yaitu : peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah.

2.7.2 Penyebab hiperlipidemia:

 Penyebab primer, yaitu faktor keturunan (genetik)  Penyebab sekunder, seperti:

1. Usia

Kadar lipoprotein, terutama kolesterol LDL, meningkat sejalan dengan bertambahnya usia.

2. Jenis kelamin

Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi, tetapi setelah manopause kadarnya pada wanita mulai meningkat.

3. Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh seperti mentega, margarin, es krim, keju, daging berlemak

4. Kurang melakukan olah raga 5. Obesitas/ kegemukan

6. Pengguna alkohol

Hiperlipidemia dapat meningkatkan resiko terkena aterosklerosis, penyakit jantung koroner, pankreastitis, diabetes militus, penyakit hepar dan penyakit ginjal. Kadar trigliserida darah diatas 250 mg/dl dianggap abnormal, kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai lebih dari 800 mg/dl) bisa menyebabkan pankreastitis (gangguan pada organ pankreas) (Smaolin & Grosvenor, 1997)

Biasanya pengobatan yang paling baik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol dan trigliserida tinggi adalah:


(27)

 Berhenti merokok

 Mengurangi jumlah lemak dalam makanan  Melakukan olah raga

 Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (Anonim, 2009).

Hiperlipoproteinemia adalah keadaan di mana kadar satu atau beberapa kombinasi lipoproteion yang mentranspotr kolesterol atau trigliserida dalam plasma meningkat. Ada 4 tipe hiperlipoproteinemia, yaitu:

 Tipe I (hiperkilomikronemia Familial)

Tipe ini mmperlihatkan adanya peningkatan kadar kilomikron pada waktu puasa bahkan dengan diet lemak normal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi lipoprotein lipase yang dibutuhkan untuk metabolisme kilomikron. Trigliserida serum meningkat.

 Tipe IIa (hiperkolesterolemia familial)

Pada tipe ini terjadi peningkatan LDL dengan kadar VLDL normal karena penghambatan dalam degradasi LDL, sehingga terdapat peningkatan kolesterol serum tetapi triasilgliserol normal. Disebabkan karena berkurangnya reseptor LDL normal. Dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik. Pengobatan dapat dilakukan dengan diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh, dan pemberian obat-obat hipolipoprotein seperti, kolestiramin atau kolestipol dan/atau lovastatin atau mevastatin.

 Tipe IIb (hiperlipidemia campuran familial)

Tipe ini sama dengan IIa kecuali VLDL juga meningkat, menyebabkan trigliserida serum dan kolesterol meningkat. Disebabkan produksi VLDL oleh hati yang berlebih. Sering ditemukan. Pengobatan dapat dilakukan


(28)

dengan pembatasan kolesterol dan lemak jenuh dalam diet serta alkohol. Terapi obat sama dengan IIa.

 Tipe III (disbetalipoproteinemia familial)

Konsentrasi IDL serum meningkat menyebabkan peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol. Penyebabnya adalah overproduksi atau IDL kurang digunakan, karena mutasi apolipoprotein E. Terbentuk xantoma dan terjadinya penyakit jantung koroner dan vaskular yang dipercepat. Pengobatan dapat dilakukan dengan menurunkan berat badan (jika perlu), pembatasan diet kolesterol dan alkohol, terapi dengan obat termasuk niasin dan klofibrat (atau gemfibrozil) atau lovastatin (atau mevastatin).

 Tipe IV (hipertrigliseridemia familial)

Terjadi peningkatan kadar VLDL, sedangkan LDL normal atau berkurang, mengakibatkan kolesterol normal atau meningkat dan peningkatan kadar trigliserida. Disebabkan karena overproduksi dan/atau berkurangnya pengeluaran VLDL trigliserida dalam serum. Pengobatan dapat dilakukan dengan menurunkan berat badan, pembatasan diet dalam karbohidrat yang terkontrol, mengganti lemak yang dikonsumsi, konsumsi alkohol rendah. Terapi obat dengan memberikan niasin dan/atau gemfibrozil atau lovastatin (atau mevastatin).

 Tipe V (hipertrigliseridemia campuran familial)

Ditunjukkan dengan kadar VLDL dan kilomikron serum meningkat. LDL normal atau meningkat, sehingga kadar kolesterol meningkat dan terjadi peningkatan trigliserida yang sangat tinggi. Penyebabnya adalah peningkatan produksi atau penurunan bersihan VLDL dan kilomikron.


(29)

Tipe ini paling sering terjadi pada orang dewasa yang gemuk dan/atau diabetes. Pengobatan dapat dilakukan dengan menurunkan berat badan, rendah lemak dan karbohidrat, diet harus mengandung protein, tidak boleh mengkonsumsi alkohol, jika perlu terapi dengan obat termasuk niasin, gemfibrozil, atau lovastatin (atau mevastatin).

Tabel 2.1. Pola Lipoprotein pada berbagai Tipe Hiperlipidemia (Mery, dkk, 2001)

2.8 Pengertian Infus

Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simpisia nabati dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit ( Ditjen POM 1995 )

Penyarian adalah peristiwa memindahkan zat aktif yang semula di dalam sel ditarik oleh cairan penyanyi sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari. Secara umum penyarian akan bertambah baik apabila permukaan simplisia yang bersentuhan semakin luas (Ansel, 1989).

Cara penyarian dapat dibedakan menjadi infudasi, maserasi, perkolasi, dan penyarian berkesinambungan. Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (Anonim, 1986).

Pola lipoprotein Peningkatan utama dalam plasma

Lipoprotein lipid

Type I kilomikron Trigliserida

Type IIa LDL Kolesterol

Type IIb LDL dan VLDL Kolesterol dan trigliserida

Type III IDL Trigliserida dan kolesterol

Type IV VLDL Trigliserida


(30)

2.9 Suspensi

2.9.1 Pengertian suspensi

Suspensi merupakan sediaan yang homongen yang terdiri dari 2 fase. Yaitu, fase kontinu atau fase luar umumnya merupakan cairan atau fase padat, dan fase terdispers atau fase dalam berupa partikel-partikel kecil yang pada dasarnya tidak larut, tetapi terdispersi seluruhnya dalam fase kontinu. Suspensi yang baik harus tetap homongen selama waktu yang dibutuhkan untuk penuangan dan pemberian dosis setelah wadahnya dikocok.

2.9.2 Alasan pembuatan suspensi.

Ada beberapa alasan pembuatan suspensi, antara lain:

1. beberpa obat tertentu tidak stabil secara kimia dalam bentuk larutan

2. untuk sebagian pasien bentuk cairan lebih disukai daripada bentuk padat (tablet atau kapsul dari obat yang sama).

3. bentuk cair lebih mudah untuk ditelan dan kemudahan dalam pemberian dosis.

4. untuk pemberian dosis yang sangat besar relatif lebih mudah. 5. aman

6. penyesuian dosis untuk anak – anak lebih mudah diberikan 7. untuk menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari obat.

2.9.3 Sifat – sifat yang di inginkan dalam suatu suspensi (Ansel, 1989) : 1. suatu suspensi yang dibuat harus dengan tepat mengendap secara lambat,


(31)

2. karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel tetap agak konstan untuk waktu yang lama untuk menyimpanan pada waktu yang lama.


(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian ini adalah metode eksperimental berdasarkan rancangan acak lengkap. Penelitian meliputi penyiapan sampel, penyiapan hewan percobaan dan pengujian efek penurun kadar trigliserida dan VLDL pada hewan percobaan. Data hasil penelitian dianalisis secara Anava (analisis variansi) dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey meggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.

3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat – alat Penelitian

Alat – alat yang digunakan adalah Vitrous T60, sentrifuge (Swing Type Model CD-50 SR Tomy Seiko), neraca kasar, mikropipet (Clinicon), oral sonde, termometer 110oC, pemotong kuku dan alat – alat lain yang dibutuhkan.

3.1.2 Bahan

Bahan – bahan yang digunakan adalah daun seledri (Apium graviolens L.) segar, pakan BR 1 CP5 11-B, Slide trigliserida, aquadest, lemak kambing, kuning telur ayam ras, etanol 70%, vaselin, kapsul Gemfibrozil produksi Phapros.

3.2 Hewan percobaan

Marmot jenis lokal (dengan berat 400 -500 g) yang berumur 3 bulan dan telah dikondisikan selama dua minggu.

3.3 Pengumpulan dan Pengolahan Sampel 3.3.1 Pengumpulan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan tanpa membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah yang lain. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini


(33)

adalah daun seledri yang masih segar, berwarna hijau, yang diambil dari Pajak Sore, Padang Bulan, Medan.

3.3.2 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Departemen Biologi, Fakultas MIPA, USU dapat dilihat pada (Lampiran 12, Halaman 42)

3.3.3 Pengolahan Sampel

Tumbuhan seledri (Apium graviolens L.) dibersihkan, dicuci dan ditiriskan, setelah itu diambil daunnya dan diiris kecil – kecil.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Induksi Hewan Percobaan

Marmot terlebih dahulu diukur kadar trigliserida dan VLDL awalnya. Kemudian diberi pakan biasa yang dicampur dengan kuning telur ayam eropa 1% dan lemak kambing 20% dari jumlah makanan/hari. Kemudian lemak kambing, kuning telur dan pelet dicampurkan sampai homogen, lalu dikeringkan dibawah sinar matahari sampai kering lebih kurang 2 hari. Lalu diberikan pada marmot selama 14 hari (Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica, 1993). 3.4.2 Pembuatan Infus Seledri 10 % b/v

Ditimbang 10 g daun seledri segar yang telah dipotong kecil – kecil, lalu dimasukkan kedalam panci infus yang berisi aquadest 100 ml kemudian dipanaskan sampai suhu 900C selama 15 menit dan diaduk lebih kurang 3 kali setelah itu diserkai selagi panas dengan kain flanel, bila jumlahnya kurang dari 100 ml, ditambahkan aquadest panas lewat ampas, diaduk dan disaring sampai diperoleh volume keseluruhan 100 ml (Ditjen POM, 1995).


(34)

3.4.3 Pembuatan Suspensi Gemfibrozil 0,3 % b/v

Suspensi simvastatin 0,3 % b/v dibuat dengan cara sebagai berikut: ditimbang sebanyak 500 mg CMC, ditaburkan dalam cawan porselen yang berisi air panas sebanyak 10 ml. Dibiarkan selama 15 menit. Setelah itu diaduk sampai terbentuk mucilago. Kemudian diambil 1 kapsul gemfibrozil (300 mg), dikeluarkan isi dari kapsul, lalu digerus sampai halus, ditambahkan mucilago CMC sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen. Ditambahkan sisa air suling, digerus kembali lalu dimasukkan dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan volumenya sampai garis tanda (Lachman. dkk, 1994).

3.4.4 Pemberian Infus Seledri Pada Marmot yang Hiperkolesterolemia

Marmot dibagi menjadi 5 kelompok dimana kelompok I diberikan aquades sebagai kontrol, kelompok II diberikan suspensi gemfibrozil 0,3 %, kelompok III diberikan infus seledri dosis 800 mg/kgBB, kelompok IV diberikan infus seledri dosis 1600 mg/kgBB, dan kelompok V diberikan infus seledri dosis 2400 mg/kgBB. Kadar trigliserida dan VLDL darah marmot diukur 6 jam kemudian setelah pemberian (Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica, 1993)

3.4.5 Pemberian Gemfibrozil pada marmot yang Hiperlipidemia

Pada hewan percobaan yang telah hiperlipidemia, yaitu pada kelompok II sebagai kontrol Positif diberikan suspensi gemfibrozil 0,3 % dengan dosis 23,25 mg/kgBB untuk berat badan marmot 400 g (Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica, 1993).


(35)

3.4.6 Pengambilan Darah

Waktu pengambilan sampel darah harus dicegah kontaminasi oleh debu, rambut atau pengotor lainnya.

Cara pengambilan darah :

Bulu-bulu kaki marmot dipangkas, kemudian kuku kaki dibersihkan dengan sikat gigi basah untuk membuang pasir dan sisa pengotoran lainnya. Lalu kaki dan kuku marmot dibersihkan dengan etanol 70 %. Setelah itu kuku marmot dipotong dengan pemotong kuku sampai berdarah kemudian darah yang menetes ditampung dalam tabung politube yang telah diteteskan heparin sebanyak ± 0,5 ml.

3.5.7 Penentuan Kadar Trigliserida Serum Darah Marmot

Darah yang telah diambil disentrifuse selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm, maka akan dihasilkan 2 lapisan yaitu bagian larutan dan padatan. Slide trigliserida dimasukkan secara manual dengan cara mendorong hingga slide berada dibawah tip locator. Dipipet bagian larutan sebanyak 10 μl kemudian dimasukkan ke dalam pipette locator. Ditunggu hingga 4 menit.Dicatat hasilnya. 3.5.8 Penentuan Kadar VLDL Serum Darah Marmot

Darah yang telah diambil disentrifuse selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm, maka akan dihasilkan 2 lapisan yaitu bagian larutan dan padatan. Slide trigliserida dimasukkan secara manual dengan cara mendorong hingga slide berada dibawah tip locator. Dipipet bagian larutan sebanyak 10 μl kemudian dimasukkan ke dalam pipette locator. Ditunggu hingga 4 menit.Dicatat hasilny


(36)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh pemberian infus daun seledri segar ternyata dapat menurunkan kadar trigliserida dan VLDL dalam serum darah marmot.

Tabel 4.1 Kadar rata-rata trigliserida serum darah marmot normal,hiperlipidemia dan setelah pemberian aquadest, gemfibrozil, Infus I, infus II, serta Infus III.

Perlakuan Kadar rata – rata trigliserida ( mg /dl ) ± SD

A 36 ± 8,05

B 106.83 ± 18,69

C 126.33 ± 14,57

D 46.66 ± 13,53

E 59.5 ± 19,62

F 53.5 ± 16,03

G 49 ± 17,29

Keterangan :

A : kadar trigliserida normal B : kadar trigliserida hiper

C : untuk perlakuan pemberian aquadest D : untuk perlakuan pemberian gemfibrozil

E : untuk perlakuan pemberian infus daun seledri ( dosis 800 mg / kg BB ) F : untuk perlakuan pemberian infus daun seledri ( dosis 1600 mg / kg BB ) G : untuk perlakuan pemberian infus daun seledri ( dosis 2400 mg / kg BB ) SD : Standar Deviasi

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kadar trigliserida serum darah marmot setelah perlakuan hiperlipidemia menunjukkan kadar yang lebih tinggi dibandingkan denagn kadar trigliserida serum darah sebelum perlakuan hiperlipidemia.

Hal ini juga dapat dilihat pada Gambar 4.1 yang menunjukkan adanya kenaikan kadar trigliserida serum darah marmot setelah perlakuan hiperlipidemia.

Hal ini sesuai dengan hasil uji lanjutan Tukey HSD (Honestly Significant Different) dengan membandingkan kadar trigliserida sebelum dan setelah


(37)

perlakuan hiperlipidemia, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar trigliserida sebelum dan setelah perlakuan hiperlipidemia (P<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh dari perlakuan hiperlipidemia (dengan memberi pakan yang dicampur dengan kuning telur ayam ras 1% dan lemak kambing 20% dari jumlah makanan/hari) selama 14 hari terhadap kadar trigliserida serum darah marmot.

0 20 40 60 80 100 120 140

A B C D E F G

Perlakuan

Gambar 4.1 Diagram kadar Trigliserida serum darah marmot normal,

hiperlipidemia, dan setelah pemberian infus seledri I, infus seledri II Serta infus seledri III.

Keterangan :

A : kadar trigliserida normal

B : kadar trigliserida hiperlipidemia C : untuk perlakuan pemberian aquadest D : untuk perlakuan pemberian gemfibrozil

E : untuk perlakuan pemberian infus daun seledri ( dosis 800 mg / kg BB ) F : untuk perlakuan pemberian infus daun seledri ( dosis 1600 mg / kg BB ) G : untuk perlakuan pemberian infus daun seledri ( dosis 2400 mg / kg BB )

Kenaikan kadar trigliserida serum darah lebih sering dikenal dengan hipertrigliseridemia (Tjay, 2002). Kadar hipertrigliserida juga dapat dilihat pada kenaikan kadar trigliserida setelah perlakuan hiperlipidemia dibandingkan dengan kadar trigliserida sebelum perlakuan hiperlipidemia (Sitepoe, 1993).


(38)

Bila dibandingkan dengan kadar sebelum perlakuan hiperlipidemia, kadar trigliserida setelah perlakuan dengan pemberian pakan yang dicampur dengan kuning telur 1% dan lemak kambing 20% memperlihatkan kadar trigliserida yang sangat tinggi, hal ini menunjukkan bahwa marmot yang diberi perlakuan hiperlipidemia tersebut telah hipertrigliserida.

Trigliserida adalah komponen lain dari lemak dalam darah, trigliserida dapat berasal dari pakan yang dimakan atau dibuat sendiri oleh tubuh. Sumber utama trigliserida dalam darah adalah dari makanan yang kita makan, seperti lemak terutama lemak jenuh (Soeharto, 2000 dan Payne, 1995). Asam lemak jenuh yang banyak terdapat pada lemak hewani (seperti lemak kambing) yang dikonsumsi dapat diubah didalam hati menjadi trigliserida (Baraas, 1993).

Pada Gambar diatas dapat dilihat bahwa setelah 6 jam kemudian kadar trigliserida serum darah marmot pada C ( pemberian aquadest) lebih tinggi daripada D, E, F, dan G. Ini menunjukkan adanya pengaruh pemberian gemfibrozil dan infus daun seledri terhadap kadar trigliserida serum darah marmot dalam keadaan hiperlipidemia bila dibandingkan dengan C yang hanya diberikan aquadest. Hal ini berarti gemfibrozil dan infus daun seledri dapat menurunkan kadar trigliserida serum darah marmot dalam keadaan hiperlipidemia.

Pemberian infus daun seledri segar dengan dosis 800 mg/kgBB, 1600 mg/kgBB, dan 2400 mg/kgBB telah dapat menurunkan trigliserida dalam darah marmot. Dari ketiga dosis ini, dosis 2400 mg/kgBB memberikan penurunan yang lebih efektif terhadap trigliserida dibandingkan dengan dosis 800 mg/kgBB dan 1600mg/kgBB. Dengan demikian, infus daun seledri dosis 2400 mg/kgBB dapat memberikan efek yang hampir sama dengan gemfibrozil (dosis 23,25 mg/kgBB).


(39)

Diantara ketiga dosis tersebut, bahwa dosis yang paling kecil, yaitu dosis 800 mg/kgBB sudah cukup menurunkan trigliserida dalam darah marmot, dan dosis 2400 mg/kgBB memberikan efek penurunan terhadap trigliserida yang paling baik dan hampir sama dengan obat antihiperlipidemik (gemfibrozil).

Dalam penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa peningkatan kadar trigliserida dalam darah diikuti dengan peningkatan kadar VLDL dalam darah marmot.

Tabel 4.2 Kadar rata-rata VLDL serum darah marmot normal,hiperlipidemia dan setelah pemberian aquadest, gemfibrozil, Infus I, infus II, serta Infus III

Keterangan :

A : kadar trigliserida normal B : kadar VLDL hiper

C : untuk perlakuan pemberian aquadest D : untuk perlakuan pemberian gemfibrozil

E : untuk perlakuan pemberian infus daun seledri ( dosis 800 mg / kg BB ) F : untuk perlakuan pemberian infus daun seledri ( dosis 1600 mg / kg BB ) G : untuk perlakuan pemberian infus daun seledri ( dosis 2400 mg / kg BB ) SD : Standar Deviasi

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kadar VLDL serum darah marmot setelah perlakuan hiperlipidemia menunjukkan kadar yang lebih tinggi dibandingkan denagn kadar VLDL serum darah sebelum perlakuan hiperlipidemia.

Perlakuan Kadar VLDL ( mg /dl ) ± SD

A 7 ± 1,549

B 21.333 ± 3,773

C 25.333 ± 3,141

D 9.5 ± 2,811

E 12 ± 4

F 10.167 ± 3,488


(40)

Hal ini juga dapat dilihat pada Gambar 4.2 yang menunjukkan adanya kenaikan kadar VLDL serum darah marmot setelah perlakuan hiperlipidemia.

Hal ini sesuai dengan hasil uji lanjutan Tukey HSD dengan membandingkan kadar VLDL sebelum dan setelah perlakuan hiperlipidemia, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar VLDL sebelum dan setelah perlakuan hiperlipidemia (P<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh dari perlakuan hiperlipidemia (dengan memberi pakan yang dicampur dengan kuning telur ayam ras 1% dan lemak kambing 20% dari jumlah makanan/hari) selama 14 hari terhadap kadar trigliserida serum darah marmot.

0 5 10 15 20 25 30

A B C D E F G

Perlakuan

Gambar 4.2 Diagram kadar VLDL serum darah marmot normal,

hiperlipidemia, dan setelah pemberian infus seledri I, infus seledri II Serta infus seledri III.

Keterangan :

A : kadar trigliserida normal

B : kadar trigliserida hiperlipidemia C : untuk perlakuan pemberian aquadest D : untuk perlakuan pemberian gemfibrozil

E : untuk perlakuan pemberian infus daun seledri ( dosis 800 mg / kg BB ) F : untuk perlakuan pemberian infus daun seledri ( dosis 1600 mg / kg BB ) G : untuk perlakuan pemberian infus daun seledri ( dosis 2400 mg / kg BB )


(41)

Kenaikan kadar lipoprotein dalam darah lebih sering dikenal dengan hiperlipoproteinemia (Suharti, 1984). Dari Gambar 4.2 dapat dilihat kadar VLDL serum darah marmot lebih besar dibandingkan dengan kadar VLDL sebelum perlakuan hiperlipidemia. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh pemberian dari pakan yang dicampur dengan kuning telur 1 % dan kuning telur 20 % dari jumlah makanan/hari memperlihatkan kadar VLDL yang sangat tinggi, hal ini menunjukkan bahwa marmot yang diberi perlakuan hiperlipidemia tersebut telah hiperlipoprpteinemia.

Lipoprotein merupakan pembawa dari lemak (Neal, 2006). Sumber utama trigliserida dalam darah adalah dari makanan yang kita makan, seperti lemak terutama lemak jenuh (Soeharto, 2000 dan Payne, 1995). Asam lemak jenuh yang banyak terdapat pada lemak hewani (seperti lemak kambing) yang dikonsumsi dapat diubah didalam hati menjadi trigliserida (Baraas, 1993). Trigliserida yang berasal dari usus dan hati terutama mengandung VLDL, dimana setiaap sintesis trigliserida akan diikuti oleh peningkatan sekresi VLDL (Suharti. Dkk 1984). Menurut Suyatna (1995), bahwa pengukuran trigliserida yang diandai dengan kadar kolesterol normal maka menunjukkan peningkatan VLDL.

Pada Gambar diatas dapat dilihat bahwa setelah 6 jam kemudian kadar trigliserida serum darah marmot pada C ( pemberian aquadest) lebih tinggi daripada D, E, F, dan G. Ini menunjukkan adanya pengaruh pemberian gemfibrozil dan infus daun seledri terhadap kadar VLDL serum darah marmot dalam keadaan hiperlipidemia bila dibandingkan dengan C yang hanya diberikan aquadest. Hal ini berarti gemfibrozil dan infus daun seledri dapat menurunkan kadar VLDL serum darah marmot dalam keadaan hiperlipidemia.


(42)

Pemberian infus daun seledri segar dengan dosis 800 mg/kgBB, 1600 mg/kgBB, dan 2400 mg/kgBB telah dapat menurunkan VLDL dalam darah marmot. Dari ketiga dosis ini, dosis 2400 mg/kgBB memberikan penurunan yang lebih efektif terhadap VLDL dibandingkan dengan dosis 800 mg/kgBB dan 1600 mg/kgBB. Dengan demikian, infus daun seledri dosis 2400 mg/kgBB dapat memberikan efek yang hampir sama dengan gemfibrozil (dosis 23,25 mg/kgBB). Diantara ketiga dosis tersebut, bahwa dosis yang paling kecil, yaitu dosis 800 mg/kgBB sudah cukup menurunkan VLDL dalam darah marmot, dan dosis 2400 mg/kgBB memberikan efek penurunan terhadap VLDL yang paling baik dan hampir sama dengan obat antihiperlipidemik (gemfibrozil).

Penurunan kadar trigliserida dalam serum darah diikiuti dengan penurunan kadar VLDL serum darah. Hati mengubah karbohidrat dan lemak menjadi asam lemak menjadi asam lmak, kemudian membentuk trigliserida, trigliserida yang terbentuk dibawa melalui aliran darah dalam bentuk VLDL (Smaolin. dkk, 1997). Menurut Neal (2006), mengatakan bahwa trigliserida disekresikan ke dalam darah sebagai VLDL. Dengan demikian penurunan kadar trigliserida serum darah akan diikuti dengan penurunan VLDL.


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

a. Pemberian infus daun seledri segar dosis 800 mg/kgBB sudah dapat

memberikan efek penurunan trigliserida yang ditunjukkan dengan data statistik sehingga dosis 800 mg/kgBB sudah cukup memberikan efek penurunan

trigliserida dalam darah

b. Pemberian infus daun seledri segar ( dosis 800 mg/kgBB ) memberikan efek penurunan yang hampir sama dengan obat antihiperlipidemia ( gemfibrozil ) terhadap trigliserida dan VLDL dalam darah .

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti pengaruh infuse daun seledri terhadap kadar HDL dan LDL, serta toksisitasnya.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. (1996). Ilmu Meracik Obat. Cet. 6. Yogyakarta: Gadja Mada University Press. Halaman 165

Anonim (1986). Manfaat Daun Seledri. Diakses Tanggal 12 Mei. www. Similnapunya.blogspot.com

Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Ke IV. UI-Press. Halaman: 355-356

Baraas, F. (1993). Mencegah Serangan Jantung Dengan Menekan Kolesterol. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Dalimartha, S. (2002). Resep Tumbuhan Obat Untuk Penderita Osteoporosis. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Penebar Swadaya.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia Edisi Ke III. Departemen kesehatan RI. Halaman: 12

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi Ke IV. Departemen kesehatan RI. Halaman: 405

Lachman, L. dkk. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Edisi Ke II. Penerbit UI-Press. Halaman: 986

Linder, M.C. (1992). Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Cetakan I. Jakarta. Universitas Indonesia. Halaman: 177

Mursito, B. (2002). Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Jantung. Jakarta. Penebar Swadaya. Halaman: 90

Mycek, M.J.dkk. (2001). Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi Ke II. Jakarta. Widya Medica. Halaman: 209

Neal, M.J. (2006). At Glance Farmakologi Medis Edisi Ke V. Jakarta. Erlangga. Halaman: 46-47

Payne, M. (1995). Kiat Menghindari Penyakit Jantung. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Halaman: 15-17

Smith, J.B. dan Soesanto M. (1988). Pemeliharaan, Pembiakan Dan Penggunaan Hewan Percobaan Di Daerah Tropis. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Halaman 80 – 81.

Smith, E. (1999). Terapi Sayuran . Jakarta : Erlangga. Halaman 209.

Smaolin, L.A. dan Grosvenor, M.B. (1997). Nutrition: Science and Applications.2nd ed. Saunders College Publishing.


(45)

Soeharto, I. (2000). Pencegahan & Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Halaman: 31

Suharti, S.K., dkk. (1984). Farmakologi Praktis II. Ikatan Ahli Farmakologi Indonesia. Halaman: 20

Suyatna, F. dan Tony H. (1995). Farmakologi Dan Terapi. Editor. Sulistia G., Rianto S., Frans D. dan Purwantyastuti. Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman 374-375.

Tjay, T. (2002). Obat-obat Penting Edisi Ke V. Cetakan Ke II. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. Halaman: 536-537, 808-809 Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. (1993). Penapisan

Farmakologi, Pengujian Fitokimia & Pengujian Klinik. Pengembangan dan Pemamfatan Obat Bahan Alam. Kelompok Kerja Ilmiah. Jakarta


(46)

Lampiran 1. Bagan alur pengerjaan penelitian

Dikondisikan selama 2 minggu

Diukur kadar Diberikan perlakuan hipertrigliserida selama 14 hari

Diukur kadar

Diberikan perlakuan yang berbeda pada

Masing-masing kelompok

Diukur 6 jam kemudian setelah pemberian sediaan

Marmot

Kadar awal

Kadar hipertrigliserida


(47)

Lampiran 2. Bagan alur model hewan hiperkolesterolemia

Diberikan pakan yang dicampur dengan 1% Kuning telur dan 20% lemak kambing

selama 14 hari

Marmot

Marmot hipertrigliserida


(48)

Lampiran 3. Bagan alur pengambilan darah marmot

Dipuasakan selama 10-14 jam Bulu kaki dicukur dengan pisau silet

Dibilas dengan alkohol

Kuku dipotong dengan pemotong kuku

Ditampung dalam politube yang berisi heparin

Didiamkan pada suhu kamar selama 30 Menit

Dimasukkan ke dalam lemari pendingin

Marmot

Kaki yang bersih

Darah marmot


(49)

Lampiran 4. Bagan alur pengukuran kadar trigliserida serum darah marmot

Disentrifuse selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm

Terbentuk 2 lapisan

Dipipet sebanyak 10 ul

Dimasukkan dalam pipette locator

Dibiarkan selama 4 menit

Dicatat hasinya

Darah marmot

Padatan Serum


(50)

Lampiran 5. Bagan alur pengukuran kadar VLDL serum darah marmot

Disentrifuse selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm

Terbentuk 2 lapisan

Dipipet sebanyak 10 ul

Dimasukkan dalam pipette locator

Dibiarkan selama 4 menit

Dicatat hasilnya

Darah marmot

Padatan Serum


(51)

Lampiran 6. Data rata - rata kadar VLDL serum darah selama penelitian dan pengolahan data dengan menggunakan SPSS

VLDL Descriptives

ANOVA VLDL

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 1718.286 6 286.381 26.957 .000 Within Groups 371.833 35 10.624

Total 2090.119 41

Hewan

Kadar VLDL mg/dl Kadar VLDL 6 jam kemudian setelah pemberian mg / dl

Normal Hipertrigliseride

mia Aquadest Gemfibrozil Infus A Infus B Infus C

1 9 22 27 15 7 5 10

2 8 19 23 7 12 10 15

3 6 22 29 9 10 9 8

4 8 20 24 9 11 9 9

5 5 28 28 8 13 15 12

6 6 17 21 9 19 13 5

Rata -rata 7 21,33 25,33 9,50 12,00 10,16 9,83

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum Lower bound Upper bound

1 6 7.00 1.549 .632 5.37 8.63 5 9

2 6 21.33 3.777 1.542 17.37 25.30 17 28

3 6 25.33 3.141 1.282 22.04 28.63 21 29

4 6 9.50 2.811 1.147 6.55 12.45 7 15

5 6 12.00 4.000 1.633 7.80 16.20 7 19

6 6 10.16 3.488 1.400 15.57 22.77 16 25

7 6 9.83 3.430 1.400 6.23 13.43 5 15


(52)

Lampiran 7. Uji beda dari masing – masing kelompok data VLDL

Multiple Comparisons

Dependent Variable: VLDL Tukey HSD

The mean difference is significant at the .05 (I) Group (J) Group Mean Difference (I-J)

Std. Error Sig.

95% confidence Interval

Lower bound Upper bound 1 2 3 4 5 6

2 -14.333(*) 1.882 .000 -20.22 -8.45 3 -18.333(*) 1.882 .000 -24.22 -12.45

4 -2.500 1.882 .834 -8.38 3.38

5 -5.000 1.882 .140 -10.88 .88

6 -3.167 1.882 .631 -9.05 2.72

7 -2.833 1.882 .740 -8.72 3.05

3 -4.000 1.882 .361 -9.88 1.88

4 11.833(*) 1.882 .000 5.95 17.72

5 9.333(*) 1.882 .000 3.45 15.22

6 11.167(*) 1.882 .000 5.28 17.05

7 11.500(*) 1.882 .000 5.62 17.38

4 15.833(*) 1.882 .000 9.95 21.72

5 13.333(*) 1.882 .000 7.45 19.22

6 15.167(*) 1.882 .000 9.28 21.05

7 15.500(*) 1.882 .000 9.62 21.38

5 -2.500 1.882 .834 -8.38 3.38

6 -.667 1.882 1.000 -6.55 5.22

7 -.333 1.882 1.000 -6.22 5.55

6 1.833 1.882 .956 -4.05 7.72

7 2.167 1.882 .907 -3.72 8.05


(53)

Lampiran 8. Data rata - rata kadar trigliserida serum darah selama penelitian dan pengolahan data dengan menggunakan SPSS

trigliserida Descriptives

ANOVA trigliserida

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 42197.619 6 7032.937 28.117 .000 Within Groups 8754.500 35 250.129

Total 50952.119 41

Hewan

Kadar Trigliserida mg/dl Kadar Trigliserida 6 jam kemudian setelah pemberian mg / dl

Normal Hipertrigliseride

mia Aquadest Gemfibrozil Infus A Infus B Infus C

1 47 108 134 73 36 34 50

2 41 97 114 35 58 49 77

3 32 110 144 47 52 50 38

4 40 98 121 43 53 44 44

5 25 141 138 39 63 79 58

6 31 87 107 43 95 65 27

Rata -rata 36 106 126,33 46,66 59,5 53,5 49

Grup N Mean Std.

Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean Minimum Maximum

Lower bound Upper bound

1 6 36.00 8.050 3.286 27.55 44.45 25 47

2 6 106.83 18.691 7.631 87.22 126.45 87 141

3 6 126.33 14.569 5.948 111.04 141.62 107 144

4 6 46.67 13.530 5.524 32.47 60.87 35 73

5 6 59.50 19.624 8.011 38.91 80.09 36 95

6 6 53.5 16.034 11.603 49.34 108.99 25 106

7 6 49.00 17.30 1.400 6.23 13.43 5 15


(54)

Lampiran 9. Uji beda dari masing – masing kelompok data Trigliserida

Multiple Comparisons

Dependent Variable: trigliserida Tukey HSD

(I) Group (J) Group

Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower bound Upper bound 1 2 3 4 5 6

2 -70.833(*) 9.131 .000 -99.38 -42.29 3 -90.333(*) 9.131 .000 -118.88 -61.79 4 -10.667 9.131 .901 -39.21 17.88 5 -23.500 9.131 .165 -52.04 5.04 6 -17.500 9.131 .483 -46.04 11.04 7 -13.000 9.131 .785 -41.54 15.54 3 -19.500 9.131 .355 -48.04 9.04 4 60.167(*) 9.131 .000 31.62 88.71

5 47.333(*) 9.131 .000 18.79 75.88 6 53.333(*) 9.131 .000 24.79 81.88 7 57.833(*) 9.131 .000 29.29 86.38 4 79.667(*) 9.131 .000 51.12 108.21 5 66.833(*) 9.131 .000 38.29 95.38 6 72.833(*) 9.131 .000 44.29 101.38 7 77.333(*) 9.131 .000 48.79 105.88 5 -12.833 9.131 .795 -41.38 15.71 6 -6.833 9.131 .988 -35.38 21.71 7 -2.333 9.131 1.000 -30.88 26.21 6 6.000 9.131 .994 -22.54 34.54 7 10.500 9.131 .908 -18.04 39.04 7 4.500 9.131 .999 -24.04 33.04


(55)

Lampiran 10. Contoh perhitungan dosis Gemfibrozil Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan

Berdasarkan tabel diatas maka kolerasi dosis marmot terhaadap dosis manusia 1. Dosis yang diberikan untuk marmot dengan berat normal 400 gram

Korelasi dosis marmot X dosis gemfibrozil untuk manusia (300mg) 0,031 x 300mg = 9,3 mg

1000 x 9,3 = 1000 x 9,3 = 23,25mg/kgBB Berat marmot(tabel) 400

2. perhitungan dosis untuk marmot dengan berat badan 500gram

Dosis = Berat badan x 23,25mg/kgBB = 500 x 23,25mg/kgBB = 11,625 mg 1000 1000

Maka bila gemfibrozil yang diberikan dalam bentuk larutan, Dosis = 11,625mg x 100ml = 3,875ml

300 mg Mencit 20g Tikus 200g Marmot 400g Kelinci 1,5kg Kera 4kg Anjing 12kg Manusia 70kg Mencit

20g 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,2 387,9

Tikus

200g 0,14 1,0 1,74 3,9 9,2 17,8 56,0

Marmot

400g 0,08 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5

Kelinci

1,5kg 0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2

Kera

4kg 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1

Anjing

12kg 0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1

Manusia


(56)

Lampiran 11. Contoh Perhitungan dosis Infus pada marmot

Misal untuk marmot dengan berat badan 400 g Dengan dosis 800 mg/ kgBB

Dosis = Berat badan x 800 mg/kgBB = 400 x 800 mg/kgBB = 320 mg 1000 1000

Infus seledri 10 % = 10000 mg = 100 mg/ml 100 ml

Maka jumlah infus yang diberikan untuk marmot dengan berat badan 400 g

Dosis = 320 x 1 ml = 3,2 ml


(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

Lampiran 17. Alat Vitrous DT 60 dan DT Pipette

Vitrous DT 60


(64)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Lampiran 17. Alat Vitrous DT 60 dan DT Pipette

Vitrous DT 60


(6)