commit to user 21
2. Karya Pendukung
a. Name board
b. Traffic Add
c. Kertas surat
d. Amplop
e. Name card
f. Nota
g. Kalender
h. Polo Shirt
i. Jam dinding
j. Iklan Koran
k. Iklan Majalah
F. Komparasi
1. Sahabat Bambu
a. Data Perusahaan
Sahabat Bambu tidak terlepas dari kejadian gempa bumi yang melanda Yogyakarta pada Mei 2006. Penggunaan bambu secara besar-besaran untuk
membuat rumah darurat bagi korban gempa di Yogyakarta dan sekitarnya membuat para penggagas Sahabat Bambu merasa prihatin. Karena
ketidaktahuan mengenai seluk-beluk bambu maka proyek bangunan bambu pasca gempa hasilnya sangat menyedihkan karena baru beberapa bulan saja
sudah rusak dimakan kumbang bubuk. Selain mubazir, pemanfaatan bambu
commit to user 22
untuk membantu korban gempa telah mendorong eksploitasi bambu, khususnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta, sehingga mengancam kelestarian
bambu. Dalam sehari tidak kurang dari 12.000 batang bambu apus, petung, dan wulung masuk ke gudang-gudang untuk dipabrikasi menjadi potongan-
potongan bahan membuat rumah. Jumlah pohon yang ditebang tentunya jauh lebih besar dari angka itu mengingat para supplier umumnya melakukan
penebangan bambu dengan cara babat habis rumpun, bukan pilih tebang. Berdasarkan situasi tersebut tiga personil MAP-Indonesia, yaitu Jajang
Agus Sonjaya, T. Lukmanul Hakim, dan Benjamin Brown membangun sebuah rencana proyek pengembangan bambu terintegrasi. Sebelumnya, ketiga
penggagas ini telah beberapa tahun menggeluti bambu untuk membangun pusat-pusat belajar masyarakat pesisir, baik di Indonesia maupun luar
Indonesia. Selain untuk pusat belajar, bambu juga diperkenalkan sebagai bahan pengembangan mata pencaharian alternatif yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan. Rencana pengembangan bambu secara terintegrasi tersebut kemudian
mendapat dukungan dari UNIDO dengan mensponsori pembangunan fasilitas pengawetan bambu di Cebongan. Fasilitas tersebut dibangun selama dua
bulan, yaitu Desember 2006 - Januari 2007. Dalam pejalanannya, banyak pihak yang tertarik pada bambu awet, sehingga hal ini mendorong pihak-pihak
yang terlibat untuk mengelola bambu secara lebih profesional. Maka pada awal Februari 2007, didirikanlah Sahabat Bambu, disingkat SaBa. Setelah