Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan

94

3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi Di dalam Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada penjelasan undang- undang tersebut dikatakan bahwa: Keuangan negara yang dimaksud adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun, yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan, termasuk di dalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang timbul karena : a berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggungjawaban pejabat lembaga Negara, baik di tingkat pusat maupun di daerah; b berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggungjawaban Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Daerah, yayasan, badan hukum, dan perusahaan yang menyertakan modal negara, atau perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan Negara. Sedangkan yang dimaksud dengan Perekonomian Negara adalah kehidupan perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara mandiri yang didasarkan pada kebijakan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku yang bertujuan memberikan manfaat, kemakmuran, dan kesejahteraan kepada seluruh kehidupan rakyat. Hal ini meunjukan bahwa Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bukanlah satu-satunya yang memuat konsep keuangan negara. Konsep keuangan negara juga terdapat di dalam undang-undang lainnya. 95

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan

Negara Di dalam undang- undang ini pada Pasal 1 angka 6 menyatakan bahwa : Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Pusat danatau hak Pemerintah Pusat yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah. Hal yang menarik berkaitan dengan pasal tersebut terdapat dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 77PUU-IX2011 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara PUPN khususnya pendapat Mahkamah pada paragraf 3.17 dan 3.19 menyatakan bahwa : Paragraf 3.17 ; “...berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara selanjutnya disebut UU BUMN, Pasal 1 angka 1 dan angka 10 menyatakan bahwa Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, yaitu kekayaan negara yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN untuk dijadikan penyertaan modal negara pada Persero danatau Perum serta perseroan terbatas lainnya. Dengan demikian BUMN adalah badan usaha yang memiliki kekayaan terpisah dari kekayaan negara, sehingga kewenangan pengurusan kekayaan, usaha, termasuk penyelesaian utang-utang BUMN tunduk pada hukum perseroan terbatas berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas selanjutnya disebut UU PT; 96 Dan paragraf 3.19 yang menyatakan bahwa : “Menimbang bahwa berdasarkan uraian pertimbangan dalam paragraph [3.15] sampai dengan paragraf [3.18] di atas, menurut Mahkamah, piutang Bank BUMN setelah berlakunya UU 12004, UU BUMN serta UU PT adalah bukan lagi piutang negara yang harus dilimpahkan penyelesaiannya ke PUPN Piutang Bank -Bank BUMN dapat diselesaikan sendiri oleh manajemen masing-masing Bank BUMN berdasarkan prinsip-prinsip yang sehat di masing-masing Bank BUMN. Bank BUMN sebagai perseroan terbatas telah dipisahkan kekayaannya dari kekayaan negara yang dalam menjalankan segala tindakan bisnisnya termasuk manajemen dan pengurusan piutang masing-masing Bank bersangkutan dilakukan oleh manajemen Bank yang bersangkutan dan tidak dilimpahkan kepada PUPN. Dengan demikian menurut Mahkamah Pasal II ayat 1 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah 73 Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang NegaraDaerah adalah tidak sejalan dengan ketentuan UU 12004, UU BUMN, dan UU PT; Putusan Mahkamah Konstitusi ini ingin menyatakan secara tegas bahwa Keuangan BUMN bukanlah keuangan negara, BUMN merupakan badan usaha yang memiliki kekayaan sendiri dan terpisah dari kekayaan negara. Oleh karena keuangan BUMN bukan lagi keuangan negara, maka piutang BUMN bukan lagi menjadi piutang negara, piutang negara hanya sebatas piutang pemerintah pusat. 97

5. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Keuangan Negara di Tinjau dari Tindak Pemerintahan di Lapangan Keperdataan T2 322014021 BAB I

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Keuangan Negara di Tinjau dari Tindak Pemerintahan di Lapangan Keperdataan T2 322014021 BAB II

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Keuangan Negara di Tinjau dari Tindak Pemerintahan di Lapangan Keperdataan T2 322014021 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Keuangan Negara di Tinjau dari Tindak Pemerintahan di Lapangan Keperdataan

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Christian Entrepreneurship T2 912010027 BAB IV

0 1 50

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Esmaket: Peranan Esmaket Bagi Masyarakat Desa Mepa di Tinjau dari Perspektif Sosio-Teologis T2 752013010 BAB IV

0 0 31

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evidence dalam Membuktikan Adanya Kartel di Indonesia T2 BAB IV

0 0 4

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kurikulum Pendidikan Katekisasi (Studi di Gereja Protestan Maluku) T2 BAB IV

3 5 46

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Praktek Kerja Industri Di SMK Negeri 1 Sayung T2 BAB IV

0 0 49

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Program Pendidikan Karakter Di SMA Kristen 1 Salatiga T2 BAB IV

0 1 26