92
pertanggungjawabannya, maka pengertian keuangan negara tersebut adalah sempit.
99
Berdasarkan pasal 23 tersebut maka hadirlah paket undang-undang yang mengatur tentang keuangan negara. Namun hadirnya paket udang-
undang keuangan negara tersebut justru me nimbulkan masalah baru. Berbagai ketentuan norma di dalam undang- undang tersebut saling
bertentangan dengan undang-undang lainnya, seperti undang-undang tentang BUMN dan undang- undang tentang keuangan negara.
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
Dalam Pasal 1 ayat 1 undang-undang ini menyatakan: Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Kemudian pada Pasal 2 menyatakan : Keuangan Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1,
meliputi : a
hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;
b kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum
pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;
99
Muhamad Fauzan, Hukum Pemerintahan Da erah Kajian Tentang Hubungan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, UII Press, Yogyakarta, 2006, h. 98-99.
93
c Penerimaan Negara;
d Pengeluaran Negara;
e Penerimaan Daerah;
f Pengeluaran Daerah;
g kekayaan negarakekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh
pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan
yang dipisahkan pada perusahaan negara perusahaan daerah;
h kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan danatau kepentingan umum; i
kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.
Pasal 1 ayat 1 jo. Pasal 2 huruf g ini secara tegas menyatakan bahwa kekayaan negara yang dipisahkan pada perusahaan tetaplah
berstatus kekayaan negara. Dengan pasal ini, maka Badan Pemeriksa Keuangan memiliki wewenang untuk mengaudit keuangan Badan Usaha
Milik Negara Persero. Pasal tersebut menunjukan bahwa penyusun undang-undang tidak membedakan secara yuridis prinsipil dan
konsekuen antara hukum publik dan hukum privat. Selain itu ketentuan di dalam undang-undang ini menunjukan bahwa dalam menyusun norma-
norma di dalam peraturan perundang-undangan ini, penyusunan undang- undang ini juga tidak berdasarkan pada konsep tindak pemerintahan.
Padahal justru dengan mengacu pada konsep inilah yang akan menjadi pedoman bagi pembentuk undang- undang.
94
3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan