COMPARATIVE ANALYSIS FOR THE EFFECTIVESNESS OF LEARNING FOR SOCIAL CONNECTIVE MODEL AND INTEGRATED OF SOCIAL SUBJECT IN CLASS VIII OF SMPN 1 TERBANGGI BESAR CENTRAL LAMPUNG PERIOD 2011/2012

(1)

ANALISIS KOMPARATIF KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN

IPS TERPADU MODEL CONNECTED DAN INTEGRATED

DALAM MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII SMP NEGERI 1

TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2011-2012

TESIS

Oleh :

SUGENG BASTIO

NPM : 1023031052

MAGISTER PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

Judul Tesis :Analisis Komparatif Keefektifan Pembelajaran IPS Terpadu Model Connected dan Integrated Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011-2012

Nama : Sugeng Bastio

NPM : 1023031052

Program Studi : Pascasarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

KOMISI PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing 2

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S. Drs. Tedi Rusman, M.Si. NIP. 19590414 198603 1 005 NIP. 19600826 198603 1 001

Ketua Program Pascasarjana Pendidikan IPS

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S. NIP. 19590414 198603 1 005


(3)

ABSTRAK

ANALISIS KOMPARATIF KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU MODEL CONNECTED DAN INTEGRATED DALAM MATA PELAJARAN

IPS DI KELAS VIII SMP NEGERI I TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Oleh Sugeng Bastio

Permasalahan dalam penelitian eksperimen ini adalah (1) apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran IPS terpadu model connected dengan siswa yang menggunakan model integrated; (2) apakah ada perbedaan hasil belajar siswa pada tingkat kemampuan awal; (3) apakah ada interaksi antara metode pembelajaran yang digunakan dengan tingkat kemampuan awal siswa; (4) pembelajaran IPS terpadu model manakah yang paling efektif antara model connected dengan model integrated..

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah eksperimen semu dengan memberikan semua perlakuan pada dua kelas yang berbeda. Dimana satu kelas dengan menggunakan pembelajaran IPS terpadu model connected sedangkan pada satu kelas yang lain menggunakan model integrated dengan tetap memperhatikan kemampuan awal siswa pada kedua kelas tersebut. Pada rancangan yang digunakan menggunakan 2 x 3 dan analisis data menggunakan varian dua jalur dengan desain factorial dan analisis keefektifan.

Setelah melakukan penelitian dalam eksperimen pada kedua kelas tersebut dapat menunjukkan (1) terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran IPS terpadu model connected dengan menggunakan model integrated; (2) terdapat perbedaan hasil belajara siswa dengan tingkat kemampuan awal siswa; (3) terdapat interaksi antara model yang digunakan connected dengan integrated yang digunakan serta pada tingkat kemampuan awal


(4)

berpengaruh terhadap prestasi belajara siswa, dan; (4) pembelajaran IPS terpadu model integrated lebih efektif untuk dapat digunakan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu.

Dengan demikian berdasarkan hasil analisis dalam penelitian dapat penulis menyimpulkan bahwa (1) terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran IPS terpadu model connected dengan siswa yang menggunakan model integrated dengan memperhatikan kemampuan awal siswa dan (2) pembelajaran IPS terpadu model integrated lebih efektif digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu dibandingkan model connected.

Kata kunci: Kemampuan awal, Model pembelajaran Connected dan Integrated, Hasil belajar.


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro Lampung pada tanggal 02 februari 1965, sebagai anak ke sembilan dari sebelas saudara, dari pasangan orang tua penulis yaitu Bapak Hi. M. Saleh (almarhum) dengan Ibu Hj. Sukaeti (almarhumah).

Pendidikan sekolah dasar (SD) diselesaikan pada SD Negeri 2 Bandarjaya pada tahun 1977, dan sekolah menengah pertama (SMP) diselesaikan pada SMP Negeri 1 Gunung Sugih pada tahun 1981, sedangkan sekolah menengah atas diselesaikan di SMA Negeri 1 Poncowati Terbanggi Besar Lampung Tengah pada tahun 1984 dan pada tahun 1990, penulis menyelesaikan pendidikan Strata 1 pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Pada tahun 1993 penulis diterima dan diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) yang ditugaskan mengajar di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar sampai pada tahun 2006, dan pada tahun 2006, ditugaskan di SMA Negeri 1 Kotagajah sampai saat ini.

Pada tahun 1995, penulis menunaikan rukun islam yang ke lima yaitu untuk menunaikan ibadah haji. Pada tanggal 07 juli 2000, tepatnya di Kutoarjo Jawa Tengah penulis menikah dengan Suci Danati, S.Pd. yang juga sebagai PNS di SMA Negeri 1 Seputih Agung. Dari pernikahan tersebut dikaruniai tiga (3) anak yang pertama bernama Muhamad Daffa (almarhum) anak yang ke dua putri yang bernama Haifa Syahla yang lahir pada tanggal 08 februari 2005, dan anak ketiga putra yang bernama Muhammad Hafiz Afifi yang lahir pada tanggal 25 juni 2006.


(6)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan rasa syukur alhamdullilah kepada Allah yang maha kuasa, atas seizin dan ridhoNya, penulis persembahkan sebuah karya yang sederhana kepada orang-orang tercinta, tersayang, dan yang terdekat dalam perjalanan hidupku.

1. Bapak dan Ibu (almarhum) mulai dari aku lahir semasa hidupnya selalu mendoakanku untuk keberhasilan dan kebahagiaanku.

2. Istriku Suci Danati, S.Pd. yang selalu membantu, mendorong, memberikan kenyamanan dan mendoakanku.

3. Anak-anakku tersayang Haifa Syahla, M. Hafiz Afifi yang selalu jadi kebahagian dan harapanku.

4. Untuk kedua orang tua dari istriku

5. Buat mas Raden Gunawan dan Mbak Tati, spesial thanks 6. Saudara-saudaraku yang tercinta

7. Teman-teman seperjuangan Magister IPS angkatan 2010 8. Almamater Universitas Lampung yang tercinta.

9. Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotagajah 10.Dewan guru dan Staf SMA Negeri 1 Kota gajah


(7)

MOTTO

Biarkanlah orang lain lebih baik dari pada saya, tetapi yang lebih penting saya memiliki perubahan sikap

dibandingkan hari kemarin. (Sugeng Bastio).

Kesederhanaan adalah sikap dan contoh yang terpuji (Emha Ainun Najib).


(8)

SAN WACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahi robbil’alamin

Dengan mengucapkan rasa syukur dan berkah serta rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penyusunan dan penulisan tesis ini banyak melibatkan berbagai pihak yang telah membantu baik dalam pemikiran, tenaga dan juga material, sehingga tesis ini dapat diwujudkan walaupun belum sempurna. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S. selaku Derektur Pasca Sarjana Universitas Lampung serta selaku Ketua Program Pasca Sarjana PIPS FKIP Universitas Lampung dan sekaligus Pembimbing akademik dan pembimbing 1

3. Bapak Dr. Pargito, M.Pd. selaku Sekretaris Program Pasca Sarjana PIPS FKIP Universitas Lampung, dan pembahas yang sudah memberikan motivasi semangat,saran dalam penulisan tesis ini.

4. Bapak Dr. R. Gunawan S., S.Pd., S.E., M.M. selaku pembahas serta pemberi semangat dan motivasi dalam penulisan tesis.

5. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si. selaku pembimbing II yang telah memberikan masukan bimbingan penulisan, saran, arahan, semangat pada penulis

6. Seluruh Bapak/Ibu dosen program pasca sarjana PIPS FKIP Universitas Lampung yang sudah tulus dan iklas memberikan ilmu dan pengetahuan dan saran pada penulis


(9)

7. Istriku tercinta Suci Danati, S.Pd. serta anak-anakku tersayang Haifa Syahla dan Muhammad Hafiz Afifi yang memberikan dorongan semangat pada penulis dalam menyelesaikan tesis

8. Teman-temanku angkatan 2010 pasca sarjana pendidikan IPS, Suhartati, Mike, Rachmah, Sriwida, Krisna, Dessy,Eva SMK 1, Linda, Bu Umi, Lia ,Sumi,, Tomi , Mujiono, Muji winarno, Alwan, Sapri serta yang lain yang tidak dapat saya sebut satu persatu, atas kerjasama, bantuan, doa dan kebersamaannya 9. Bapak Pramono,Spd. Selaku Kepala SMP Negeri 1 Terbanggi Besar yang

sudah memberikan bantuan dan ijin sebagai tempat penelitian, juga buat Bapak Budi, Bapak Sunarto atas bantuannya,dan meluangkan waktunya untuk penulis dengan memberikan bantuan serta meluangkan waktunya untuk penulis,

10.Bapak Drs.Hi.Syatbi Tahmid, MM, Selaku pengawas Kabupaten Lampung Tengah, yang sudah membantu dorongan semangat dan nasehat pada penulis. 11.Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 1 Kota gajah, terutama Bapak Hendra,

Akhmad Kurniawan, Mehangga, Mbak Diana, Mas Romi, Bapak Marsudi, yang telah memberikan motivasi semangat pada penulis.

12.Seluruh siswa kelas VIII B, VIII C, dan VIII A SMP Negeri 1 Terbanggi Besar, yang sudah menjadi siswa yang baik dan tertib.

13.Seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kota gajah, yang selalu mendoakan

Dan dorongan semangat pada penulis.


(10)

Dan akhir kata penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, namun besar harapan penulis agar tesis yang sederhana ini ada manfaat bagi kita semua, Amiin.

Bandar Lampung, Maret 2012 Penulis,


(11)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis dengan judul “ANALISIS KOMPERATIF KEEFEKTIFAN

PEMBELAJARAN IPS TERPADU MODEL CONNECTED DAN

INTEGRATED PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012” adalah karya tulis saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan atas karya penulis lain dengan cara yang tidak sesuai dengan tata etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat akademik atau yang disebut plagiatisme.

2. Hak intelektual atas karya ilmiah ini diserahkan sepenuhnya kepada Universitas Lampung.

Atas pernyataan ini, apabila dari pernyataan terjadi ketidakbenaran, saya bersedia menanggung akibat dan sangsi yang diberikan pada saya, dan bersedia dituntut pada hukum yang berlaku.

Bandar Lampung, April 2012 Penulis Pernyataan,

SUGENG BASTIO NPM. 1023031052


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ...

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1.2 Identifikasi Masalah ... 1.3 Pembatasan Masalah ... 1.4 Rumusan Masalah ... 1.5 Tujuan Penelitian ... 1.6 Kegunaan Penelitian ... 1.6.1 Kegunaan Secara Teori ... 1.6.2 Kegunaan Praktis ... 1.7 Ruang lingkup ...

1.7.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 1.7.2 Ruang Lingkup Ilmu ...


(13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS . 16

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Tentang Teori Pembelajaran ... 2.1.2 Pengertian Pembelajaran ... 2.1.3 Model Pembelajaran Terpadu ...

2.1.3.1 Hakekat model pembelajaran ... 2. 1.3.2 Arti dan manfaat pembelajaran terpadu... 2.1.3.3 Model-model pembelajaran terpadu... 2.1.4 Hakekat IPS...

2.1.4.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ...

2.1.4.2 Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial ... 2.1.4.3 Tujuan dan Manfaat Ilmu Pengetahuan Sosial... 2.1.4.4 Strategi Pembelajaran IPS... 2.1.5 Hasil Belajar IPS ...

2.1.5.1 Hakekat Hasil Belajar... 2.1.5.2 Jenis Hasil Belajar ... 2.1.6 Penelitian Yang Relevan ... 2.2 Kerangka Pikir ... 2.3 Hipotesis Penelitian ... BAB III METODE PENELITIAN ...

3.1 Rancangan Penelitian ... 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...


(14)

3.3 Populasi dan sampel penelitian ... 3.3.1 Populasi ... 3.3.2 Sampel Penelitian... 3.4 Variabel Penelitian ... 3.5 Definisi Operasional Penelitian ...

3.5.1 Pembelajaran IPS terpadu model connected ... 3.5.2 Pembelajaran IPS terpadu model integrated ... 3.5.3 Kemampuan awal siswa ...

3.5.4 Hasil belajar ... 3.6 Tehnik Pengumpulan Data ...

3.7 Persyaratan Pengumpulan Data ... 3.7.1 Validasi Instrumen ... 3.8 Uji Persyaratan Instrumen ...

3.8.1 Uji validitas ... 3.8.2 Uji Reabilitas... 3.8.3 Tingkat Kesukaran... 3.8.4 Daya Pembeda ... 3.8.5 Uji Persyaratan Tes... 3.9 Desain Penelitian... 3.10 Analisa Data

3.10.1 Uji Normalitas ... 126 3.10.2 Uji Homogenitas ... 127 3.10.3 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Tes Kemampuan Awal kelas


(15)

3.11 Hipotesis Statistik...

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

4.1 Gambaran Umum SMP Negeri 1 Terbanggi Besar... 4.1.1 Latar belakang... 4.1.2 Sejarah berdirinya SMP Negeri 1 Terbanggi Besar 4.1.3 Kepemimpinan sekolah... 4.1.4 Tujuan SMP Negeri 1 Terbanggi Besar... 4.1.5 Visi dan misi SMP Negeri 1 Terbanggi Besar... 4.1.6 Kebijaksanaan mutu SMP Negeri 1 Terbanggi Besar 4.1.7 Keadaan sekolah...

4.1.7.1 Data sekolah ... 4.1.7.2 Jumlah siswa tahun pembelajaran 2012... 4.1.7.3 Keadaan pendidik dan tenaga kependidikan .. 4.2 Deskripsi Data ...

4.2.1 Data hasil tes kemampuan awal kelas pembelajaran dengan Connected (eksperimen)...

4.2.2 Data hasil tes kemampuan awal kelas pembelajaran dengan Integrated (pembanding) ... 148 4.2.3 Data hasil tes kemampuan akhir kelas pembelajaran dengan

Connected (eksperimen) ... 151 4.2.4 Data hasil tes kemampuan akhir kelas pembelajaran tipe


(16)

Integrated (pembanding) ... 152

4.3 Pengujian Persyaratan Analisa Data ... 154

4.3.1 Uji normalitas ... 154

4.3.2 Uji homogenitas ... 155

4.4 Pengujian Hipotesis ... 156 4.4.1 Perbedaan hasil belajar IPS terpadu antara model Pembelajaran model Connected dan Integtrated... 4.4.2 Perbedaan hasil belajar IPS terpadu antara siswa yang menggunakan model Connected dan model Integrated

tanpa memperhatikan tingkat kemampuan awal...

4.4.3 Perbedaan hasil belajar IPS terpadu antara siswa kemampuan awal tinggi, sedang, rendah tanpa mempertimbangkan model

pembelajaran yang digunakan...

4.4.4 Interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan tingkat kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar IPS terpadu...

4.4.5 Perbedaan rerata (mean) hasil belajar IPS terpadu antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe connected dan pembelajaran tipe integrated pada tingkat kemampuan awal tinggi... 4.4.6 Perbedaan rerata (mean) hasil belajar IPS terpadu antara siswa

yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe connected dan pembelajaran tipe integrated pada tingkat kemampuan awal sedang...


(17)

4.4.7 Perbedaan rerata (mean) hasil belajar IPS terpadu antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe connected dan pembelajaran tipe integrated pada tingkat kemampuan awal rendah... 4.4.8 Model pembelajaran yang lebih efektifitas antara model

pembejaran tipe connected dan tipe integrated dalam mata pelajaran IPS Terpadu...

4.5 Pembahasa... 4.5.1 Perbedaan prestasi hasil belajar IPS terpadu antara model

pembelajaran yang digunakan tipe connected dan tipe integrated dan antar tingkat kemampuan awal siswa kelas VII...

4.5.2 Perbedaan prestasi hasil belajar IPS terpadu antara model pembelajaran yang digunakan tipe connected dan tipe integrated tanpa memperhatikan tingkat kemampuan awal siswa kelas VIII 4.5.3 Pembahasan hipotesis perbedaan prestasi hasil belajar siswa

kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah tanpa

mempertimbangkan model pembelajaran yang digunakan pada siswa kelas VIII...

4.5.4 Interaksi antar model pembelajaran yang digunakan dengan tingkat kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar IPS terpadu


(18)

diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe connected dan integrated pada tingkat kemampuan awal tinggi siswa kelas VII... 4.5.6 Perbedaan rerata (mean) hasil belajar IPS terpadu siswa yang

diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe connected dan integrated pada tingkat kemampuan awal sedang siswa kelas VII...

.4.5.6 Hipotesis perbedaan rerata (mean) hasil belajar IPS terpadu siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model

Pembelajaran model connected dan Integrated pada tingkat kemampuan awal rendah siswa kel;as VIII...

4.5.8 Hipotesis model pembelajaran yang lebih efektifitas antara model pembelajaran tipe connected dan tipe integrated dalam mata pelajaran IPS Terpadu...

4.6.Keterbatasan Penelitian...

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan... 5.2 ImplikasI ...

5.2.1 Implikasi teori...

5.2.2 Implikasi praktis... 5.3 Saran...


(19)

DAFTAR PUSTAKA Lampiran-Lampiran.


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Perangkat Pembelajaran dan Bahan Ajar Model Connected... 2. Perangkat Pembelajaran dan Bahan Ajar Model Intergated... 3. Instrumen tes kemampuan awal ... 4. Hasil Uji Coba Instrumen... 5. Analisis Tes Kemampuan Akhir ... 6. Daftar Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen... 7. Daftar Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Pembanding... 8. Surat Ijin Penelitian Dari Dekan FKIP Universitas Lampung ... 9. Surat Pernyataan Mengizinkan Kepala SMP Negeri 1 Terbanggi besar. 10.

11. 12. 13.

14. Tabel F Taraf Signifikansi, 0,05... 15.Tabel t ...


(21)

(22)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Belajar Ujian Tengah Semester Untuk Kelas VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Kabupaten

Lampung Tengah ... 5 3.1 Ringkasan Prosedur Eksperimen ... 105 3.2 Penggolongan Nilai Kemampuan Awal ... 109 3.3 Tahapan Perlakuan Pembelajaran IPS Terpadu Model Connected ... 110 3.4 Tahapan Perlakuan Pembelajaran IPS Terpadu Model Integrated .... 112 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ... 116 3.6 Hasil Analisis Validitas Kemampuan Awal Siswa ... 120 3.7 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Pilihan Ganda ... 122 3.8 Rancangan Analisis Data Dengan Menggunakan Analisis Varian (Anava)

Desain Factorial ... 126 3.9 Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen

Dan Kelas Pembanding... 127 4.1 Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun 2012 ... 139 4.2 Data Kepala Sekolah... 141 4.3 Data Kualifikasi Pendidikan Guru ... 142 4.4 Data Jumlah Guru Dan Tugas Mengajar ... 142 4.5 Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal Siswa Kelas Pembelajaran


(23)

4.6 Kategori Kemampuan Awal Siswa Dikelas Connected

(Eksperimen)... 147 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelas Pembelajaran

Tipe Integrated (Pembanding) ... 149 4.8 Kategori Kemampuan Awal Siswa Dikelas Dengan Pembelajaran Tipe

Integrated (Pembanding) ... 150 4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Akhir Kelas Pembelajaran

Tipe Connected (Eksperimen) ... 152 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Akhir Kelas Pembelajaran

Tipe Integrated (Pembanding) ... 153 4.11 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelas Eksperimen Dan Kelas

Pembanding ... 155 4.12 Hasil Uji Homogenitas ... 155 4.13 Analisis Hasil Belajar Antar Kemampuan Dan Antar Model

Pembelajaran... 157 4.14 Rekapitulasi Anava Hasil Belajar IPS Terpadu ... 159 4.15 Rekapitulasi Anava Hasil Belajar IPS Terpadu ... 160 4.16 Tabel Hasil Analisis Anava Kemampuan Awal Dan Kemampuan

Akhir ... 162 4.17 Hasil Belajar Berdasarkan Kemampuan Awal Dan Model

Pembelajaran... 163 4.18 Paired Sampel Statistik ... 165 4.19 Rekap Uji t Untuk Menguji Rerata Hasil Belajar Antar Model Bagi


(24)

4.20 Paired Samples Statistik ... 168 4.21 Rekap Uji t Untuk Menguji Rerata Hasil Belajar Antar Strategi Bagi

Siswa Kemampuan Sedang... 168 4.22 Paired Samples Statistik ... 170 4.23 Rekap Uji t Untuk Menguji Rerata Hasil Belajar Antara Strategi Bagi

Siswa Kemampuan Rendah ... 171 4.24 Hasil Tes Kemampuan Awal Dan Tes Kemampuan Akhir Dari Kedua

Kelas Eksperimen Dan Kelas Pembanding ... 173 4.25 Paired Samples Statistik ... 174


(25)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Pembelajaran Terpadu Model Connected (diadaptasi dari

Fogarty) ... 48 2. Diagram Pembelajaran Terpadu Model Integrated (diadaptasi dari

Fogarty) ... 50 3. Paradigma Penelitian ... 98 4. Interaksi Strategi (metode) Pembelajaran Kemampuan Awal dan


(26)

ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS FOR THE EFFECTIVESNESS OF LEARNING FOR SOCIAL CONNECTIVE MODEL AND INTEGRATED

OF SOCIAL SUBJECT IN CLASS VIII OF SMPN 1 TERBANGGI BESAR CENTRAL LAMPUNG

PERIOD 2011/2012 By

Sugeng Bastio

The problem of this research are : (1) Is there differentiation of student result that uses of social connected model with the students who use integrated model (2) Is there differentiation of students results at the first level (3) Is there interaction between learning model of social connected between connected model and integrated model.

In this research the method which is used for this mien experiment by giving the action for to different classes on class used learning social connected method and other class used integrated model by knowing the first ability of the students from two classes. In this planning uses 2x3 and data analysis uses two varians method with factorial design and the effectiveness analysis.

After doing this research for this experiment to both of them can slaw (1) There is differentiation average of students result uses learning social connected model with integrated model. (2) There is differenciation of students results at the first students ability (3) There is interaction between connected and integrated which is used at the first students ability has influenced to students prestige (4) Learning social connected model more effective to be used to increase students prestige in social connected subject.

There fore on analysis result for this research the writer conclude that (1) There is differentiation of students average uses learning social connected model with integrated model IPS knowing the first students ability and (2) Learning social connected model more effected to be used increase the students prestige in social connected subject compared with connected model.


(27)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ... . 1 1.2 Identifikasi Masalah ... . 7 1.3 Pembatasan Masalah ……….. 8 1.4 Rumusan Masalah ... . 8 1.5 Tujuan Penelitian ... . 10 1.6 Kegunaan Penelitian ... . 11 1.7 Ruang Lingkup ... ... 13 1.7.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 13 1.7.2 Ruang Lingkup Ilmu ... 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ... 17 2.1 Tinjauan Pustaka ... 17 2.1.1 Teori Pembelajaran ... 17 2.1.2 Pengertian Pembelajaran ... 21 2.1.3 Model Pembelajaran Terpadu ... 28 2.1.3.1 Hakikat Model Pembelajaran ... 28 2.1.3.2 Arti dan Manfaat Terpadu ... 35 2.1.3.3 Model-model Pembelajaran Terpadu ... 46 2.1.4 Hakikat IPS. ... 53 2.1.4.1 Pengertian IPS ... 53 2.1.4.2 Ruang Lingkup IPS ... 58 2.1.4.3 Tujuan dan Manfaat IPS ... 61 2.1.4.4 Strategi Pembelajaran IPS ... 68


(28)

Halaman 2.1.5 Hasil Belajar IPS ... 71

2.1.5.1 Hakikat Hasil Belajar ... 71 2.1.5.2 Jenis Hasil Belajar ... 79 2.2 Penelitian yang Releven ... 95 2.3 Kerangka Berpikir ... 98 2.4 Hipotesis ... 100 BAB III METODE PENELITIAN ... 105 3.1 Rancangan Penelitian ... 105 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 107 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 107 3.3.1 Populasi ... 107 3.3.2 Sampel Penelitian ... 107 3.4 Variabel Penelitian ... 111 3.5 Definisi Operasional Variabel ... 112 3.5.1 Pembelajaran IPS Terpadu Model Connected ... 112 3.5.2 Pembelajaran IPS Terpadu Model Integrated ... 114 3.5.3 Kemampuan Awal ... 115 3.5.4 Hasil Belajar ... 115 3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 115 3.7 Persyaratan Pengumpulan Data ... 116 3.7.1 Validitas Instrumen ... 116 3.8 Uji Persyaratan Instrumen ... 120 3.8.1 Uji Validitas ... 121 3.8.2 Uji Reliabilitas ... 122 3.8.3 Tingkat Kesukaran ... 123 3.8.4 Daya Beda ... 124 3.8.5 Uji Persyaratan Tes ... 124 3.9 Desain Penelitian ... 126

3.10 Analisis Data ... 126 3.10.1 Uji Normalitas ... 127 3.10.2 Uji Homogenitas ... 128


(29)

Halaman 3.10.3 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Tes Kemampuan Awal

Connected dan Integrated ... 129 3.11 Hipotesis Statistik ... 130

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 134 4.1 Gambaran Umum SMP N 1 Terbanggi Besar ... 134 4.1.1 Latar Belakang SMP N 1 Terbanggi Besar ... 134 4.1.2 Sejarah Berdirinya SMP N 1 Terbanggi Besar ... 135 4.1.3 Kepemimpinan Sekolah ... 135 4.1.4 Tujuan Sekolah ... 136 4.1.5 Visi dan Misi ... 136 4.1.6 Kebijaksanaan Mutu ... 137 4.1.7 Keadaan Sekolah ... 138 4.1.7.1 Data Sekolah ... 138 4.1.7.2 Jumlah Siswa Tahun 2012 ... 139 4.1.7.3 Keadaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan 141 4.2 Deskripsi Data ... 142 4.2.1 Data Tes Kemampuan Awal Kelas Pembelajaran dengan

Connected (eksperimen) ... 143 4.2.2 Data Tes Kemampuan Awal Kelas Pembelajaran dengan

Integrated (pembanding) ... 146 4.2.3 Data Tes Kemampuan Akhir Kelas Pembelajaran dengan

Connected (eksperimen) ... 149 4.2.4 Data Tes Kemampuan Awal Kelas Pembelajaran dengan

Integrated (pembanding) ... 151 4.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 152 4.3.1 Uji Normalitas ... 152 4.3.2 Uji Homogenitas ... 153 4.4 Pengujian Hipotesis ... 154 4.4.1 Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu antara Model

Pembelajaran Connected dan Integrated antara

Tingkat Kemampuan Awal Siswa Kelas VIII ... 154 4.4.2 Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu antara Model

Pembelajaran yang digunakan Tipe Connected dan Integrated tanpa Memperhatikan Tingkat Kemampuan

Awal Siswa Kelas VIII ... 155 4.4.3 Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu antara Siswa

Kemampuan Awal Tinggi, Sedang, Rendah tanpa

Mempertimbangkan Model Pembelajaran yang digunakan 157 4.4.4 Interaksi antara Model Pembelajaran yang digunakan


(30)

Halaman Dengan Tingkat Kemampuan Awal Siswa terhadap

Hasil Belajar IPS Terpadu ... 158 4.4.5 Perbedaan Rerata (Mean) Hasil Belajar IPS Terpadu

antara Siswa yang diberi Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Connected dan Pembelajaran

Tipe Integrated pada Tingkat Kemampuan Awal Tinggi . 161 4.4.6 Perbedaan Rerata (Mean) Hasil Belajar IPS Terpadu

antara Siswa yang diberi Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Connected dan Pembelajaran

Tipe Integrated pada Tingkat Kemampuan Awal Sedang 163 4.4.7 Perbedaan Rerata (Mean) Hasil Belajar IPS Terpadu

antara Siswa yang diberi Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Connected dan Pembelajaran

Tipe Integrated pada Tingkat Kemampuan Awal Rendah 165 4.4.8 Model Pembelajaran yang Lebih Efektif antara Model

Pembelajaran Tipe Connected dan Tipe Integrated dalam

Mata Pelajaran IPS Terpadu ... 167 4.5 Pembahasan... 171 4.5.1 Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu antara Model

Pembelajaran yang Digunakan Tipe Connected dan Tipe Integrated antara Tingkat Kemampuan Awal Siswa Kelas VIII ... 171 4.5.2 Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu antara Model

Pembelajaran yang digunakan Tipe Connected dan Integrated tanpa Memperhatikan Tingkat Kemampuan

Awal Siswa Kelas VIII ... 173 4.5.3 Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu antara Siswa

Kemampuan Awal Tinggi, Sedang, Rendah tanpa

Mempertimbangkan Model Pembelajaran yang digunakan 177 4.5.4 Interaksi antara Model Pembelajaran yang digunakan

Dengan Tingkat Kemampuan Awal Siswa terhadap

Hasil Belajar IPS Terpadu ... 178 4.5.5 Perbedaan Rerata (Mean) Hasil Belajar IPS Terpadu

antara Siswa yang diberi Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Connected dan Pembelajaran Tipe Integrated pada Tingkat Kemampuan Awal Tinggi

Siswa Kelas VII... 180 4.5.6 Perbedaan Rerata (Mean) Hasil Belajar IPS Terpadu

antara Siswa yang diberi Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Connected dan Pembelajaran Tipe Integrated pada Tingkat Kemampuan Awal Sedang

Siswa Kelas VII... 182 4.5.7 Perbedaan Rerata (Mean) Hasil Belajar IPS Terpadu

antara Siswa yang diberi Pembelajaran Menggunakan


(31)

Halaman Model Pembelajaran Tipe Connected dan Pembelajaran

Tipe Integrated pada Tingkat Kemampuan Awal Rendah

Siswa Kelas VII... 184 4.4.8 Model Pembelajaran yang Lebih Efektif antara Model

Pembelajaran Tipe Connected dan Tipe Integrated dalam

Mata Pelajaran IPS Terpadu ... 187 4.6 Keterbatasan penelitian ... 191

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI dan SARAN ... 196 5.1 Simpulan ... 196 5.2 Implikasi ... 197 5.2.1 Implikasi Teoritis ... 198 5.2.1 Implikasi Empiris ... 199 5.3 Saran ... 200 Daftar Pustaka


(32)

I. PENDAHULUAN

Dalam pembahasan Bab ini lebih terorientasi untuk membahas pokok bahasan yang berupa latar belakang masalah, identifkasi masalah serta pembatasan masalah. Supaya pembahasan lebih terarah pada judul maka perlu dipaparkan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta luang lingkup penelitian. Agar lebih jelas maka akan dibahas setiap Sub Bab yang diawali sebagai berikut.

1.1Latar Belakang Masalah

Terjadi perubahan perkembangan dunia kependidikan di Indonesia akan memacu para pakar, dan peneliti pendidikan untuk dapat menyempurnakan tentang kurikulum yang berlaku, ini terjadi pada kurikulum di Indonesia adanya pemberlakukuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang disempurnakan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sebagai sesorang yang berprofesi sebagai guru harus memiliki kualitas pembelajaran yang baik agar menjadi Tenaga guru Profesional artinya memiliki kualitas pembelajaran bisa berjalan efektif, karena pembelajaran yang efektif dapat mengubah prilaku siswa


(33)

2 menjadi pintar, mandiri, terampil dan sikap yang santun. Sehingga apa yang menjadi tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tujuan pendidikan di Indonesia dapat terlaksana secara maksimal , karena proses pembelajaran yang maksimal dapat dilihat proses aktif pembelajarannya, serta melihat hasil belajar siswa.

Dari kreteria tersebut maka penulis berniat untuk dapat meneliti bagaimana keberhasilan proses pembelajaran yang efektif dan berguna.. Sebagai tujuan utamanya. Salah satu sekolah yang akan dijadikan penelitian oleh penulis yaitu SMP Negeri 1 Terbanggi Besar, sebagai salah satu SMP Negeri di Lampung Tengah memiliki status Sekolah Standar Nasional (SSN) dan juga sekolah pembanding bagi sekolah yang memiliki status sekolah bertaraf internasional (SBI) yang berada di Kabupaten Lampung Tengah, karena sekolah ini oleh Pemerintah Kabupaten Lampung tengah , Dinas Pendidikannya dijadikan sebagai sekolah piloting proyek untuk kelas Akselarasi, kelas unggulan serta percontohan pembelajaran Paikem, dengan statusya tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian,dalam proses pembelajaran serta hasil belajarnya.

Di Sekolah tersebut dari kelas yang ada, peneliti memilih melakukan pada kelas VIII karena memiliki kematangan dalam penguasaan mata pelajaran IPS dan proses pembelajarannya, sedangkan tidak memilihnya pada kelas VII karena dalam masa transisi pola pikir dari jenjang SD ke SMP dan sedangkan dikelas IX sedang dalam taraf persiapan ujian akhir sekolah (UAS) dan ujian akhir nasional (UAN). Dan disini tugas peneliti sebagai guru IPS memiliki keinginan untuk


(34)

3 meneliti terhadap pembelajaran, Berdasarkan pengamatan sebelum penelitian ternyata pembelajaran IPS belum maksimal dan belum terlaksana secara keseluruhan, karena untuk mendisain mata pelajaran IPS menjadi IPS terpadu kurang diminati dan dimengerti untuk mencapai pembelajaran yang bermutu dan tepat guna maka dibutuhkan guru yang berkompetensi dan memiliki pembelajaran yang maksimal.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di SMP Negeri 1 Terbanggi Besar proses pembelajaran mata pelajaran IPS masih ada yang melakasanakan pembelajaran secara terpisah, karena dari sembilan orang guru IPS, tiga orang berlatar belakang mata pelajaran IPS, dan enam orng guru latar belakang bukan guru IPS ini terbukti tidak semua berlatar belakang pendidikan IPS, namun masih ada guru bidang studi mata pelajaran lain yang dibebani mengajar IPS sehingga pelaksanaan pembelajarannya masih dilakukan secara parsial (terpisah) tetapi didalam membuat program perangkat pembelajaran dilakukan secara bersama sama antar guru mata pelajaran rumpun IPS. Setelah selesai akhir semester nilai masing–masing mata pelajaran bertemu dan berdiskusi untuk menyimpulkan hasil nilai yang telah digabungkan sebagai nilai jadi, dengan proses pembelajaran yang demikian maka SMP tersebut belum melakukan pembelajaranan penyempurnaan kurikulum KBK yang disempurnakan dalam kurikulum KTSP yang seharusnya pelajaran IPS di SMP mulai menerapkan keterpaduan. Dengan adanya pernyataan dikuatkan oleh dengan teori dari Fishbien dalam Zamroni,(1992:154) “dalam teori belajar untuk melakukan suatu perubahan prilaku maka harus dengan niat karena prilaku erat kaitanya dengan niat sedangkan niat ada kaitanya dengan sikap”Ini


(35)

4 juga yang diterapakan bagi seorang pendidik dan peserta didik yang harus dapat melakukan suatu perubahan utuk peningkatan hasil belajar,ini sesuai dengan peraturan materi pendidikan nasional No. 22 Tahun 2006, tentang standar isi, kerangka dasar, struktur kerukunan bagian 2 struktur kurikulum SMP/MTs, ditegaskan “Substansi Mata Pelajaran IPA dan IPS merupakan IPA terpadu dan IPS terpadu”.

Berdasarkan dari teori dan maka ditegaskan tidak ada lagi guru mata pelajaran IPS di SMP yang tidak melakukan pembelajaran IPS terpadu. Karena model pembelajaran terpadu atau mengintegrasikan kurikulum menurut Robin Forgarty dalam Deni Kurniawan, (2011: 54-63) ada sepuluh model yang dapat dipakai dalam pembelajaran yaitu model Fragmanted, Connented, Nested, Sequenced, Shared, Webbed, threaded, Integrated, Immersed, dan Networked”. Diantara model tersebut ternyata model connected,webbed dan Integrated pembelajarannya banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaranya., dan lebih sesuai untuk siswa yang duduk pada tingkat SD dan juga SMP/ MTs. Saidiharjo,( 2004:77).

Sebagai tenaga pendidik yang harus meningkatkan kualitas pendidikan harus dapat melaksanakan perubahan dengan maksismal,tetapi kenyataan pelaksanakan pembelajaran IPS Terpadu belum terlaksa karena menurut Bukhori Alma dkk (2010:5)” menyatakan pembelajaran IPS dilaksanakan secara terpisah, dikarenakan guru belum mengerti dan paham tentang IPS terpadu. Jadi jelas untuk pelaksanaan peraturan menteri nomor 22 Tahun 2006 di SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah, belum terlaksanan secara maksimal. Kendala


(36)

5 utama pembelajaran pada sekolah tersebut, kurangnya guru IPS berlatar belakang disiplin IPS terpadu, yang ada hanya disiplin pendidikan ilmu geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi saja, dan yang menjadi sangat jelas pembelajaran IPS terpadu belum terlaksana secara optimal.

Fakta lain beberapa guru mata pelajaran IPS telah berusaha melaksanakan pembelajaran IPS terpadu disetiap pembelajaran, namun belum maksimal terutama materi serta kompetensi yang dimiliki guru IPS, serta latar belakang akademik tidak sesuai, maka ada kecenderungan menggunakan secara terpisah.. Jadi secara umum ditegaskan pada pada SMP Negeri 1 Terbanggi Besar tidak semua melaksanakan pembelajaran IPS Terpadu karena belum ada kesepakan antara guru, apalagi akan mengembangkan satu di antara sepuluh model tersebut. Selain itu ada permasalahan yang terdapat pada guru yang bukan latar belakang IPS belum maksimal melakukanpemetaan SK/KD dengan tema yang di integrasikan materi serumpun untuk pengembangan silabus/RPP IPS terpadu. Serta sulitnya menemukan materi yang akan yang overload pada mata pelajaran IPS ,dengan tidak melaksana pembelajaran terpadu berdampak pada kenyataan yang dialami guru mata pelajaran IPS dihadapkan pada nilai masih rendah ,belum semua siswa yang nilainya diatas 7,0. Nilai KKM tersebut didapat dari tiga kreteria yaitu 1) infut, 2) kompleksitas dan yang 3) daya dukung disekolah. Berdasarkan informasi dari guru yang didapat dari SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Kabupaten lampung Tengah Pada mata pelajaran IPS didapat data pada tabel 1.1.sebagai berikut.


(37)

6 Tabel 1.1 Hasil Belajar Ujian Tengah Semester Untuk kelas VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

No Kelas Interval Frekuensi Prosentase

1 30 – 39 88 39,75

2 40 – 49 41 18,63

3 50 – 59 21 9,32

4 60 – 69 28 12,42

5 70 – 79 22 9,94

6 80 – 89 14 6,23

7 90 – 100 8 3,73

Jumlah 222 100

Sumber : Arsip Guru IPS SMP N 1 Terbanggi Besar

Dari data nilia tersebut kenyataan hanya 19,9 % dari 222 siswa yang mendapat nilai lebih dari 7.00, itu artinya pembelajaran belum maksimal. Tetapi pada kenyataannya tidak bisa dilanjutkan seharusnya guru harus dapat melaksanakan pembelajaran terpadu, dikhawatirkan berdampak pada pencapaian hasil belajar yang tidak maksimal, dengan demikian peraturan menteri Nomor 22 Tahun 2006 yang harus melaksanakan pembelajaran IPS terpadu bagi guru IPS tidak terlaksana ,maka kebijakan pemerintah tidak berhasil dan tidak terlaksana secara maksimal berdasarkan latar belakang tersebut diatas. Maka peneliti memandang itu perlu menganalisa perbedaan keefektifan model pembelajaran terpadu, sehingga guru mata pelajaran IPS bisa memilih yang disesuaikan dengan keadaan siswa kemampuan guru, kondisi sekolah dan sarana prasarana pendukung disekolah.


(38)

7 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah tersebut diatas, dapat penulis identifikasi permasalahan yang ada kaitan dengan pembelajaran IPS terpadu di SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah sebagai berikut.

a. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS belum mencapai 7.00 b. Disiplin ilmu guru IPS belum semua berpendidikan IPS Terpadu c. Model pembelajaran terpadu belum terlaksana secara maksimal. d. Guru kurang memahami tentang model pembelajaran terpadu.

e. Guru mata pelajaran IPS yang melaksanakan model connected dan integrated masih terbatas.

f. kemampuan guru mata pelajaran IPS belum semua mampu mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar,Rpp dan silabus secara terpadu. g. Belum mampu memilih model pembelajaran untuk disesuaikan dan

dikembangkan materi terpadu yang dipilih.

h. Kegiatan pembelajaran masih dilakukan secara terpisah.

i. Cara pembelajaran masih mengarah pada sistem satu arah dan kurang bervariasi.

1.3 Pembatasan Masalah

Mencermati hasil identifikasi masalah di atas, maka penulis dapat menegaskan bahwa pembelajaran IPS terpadu saling terkait dan punya hubungan satu dengan yang lain, dengan permasalahan yang komplek, maka perlu dilakukan pembatasan


(39)

8 masalah dengan pertimbangan : (1) adanya faktor keterbatasan waktu, tenaga dan biaya (2) penelitian yang dilakukan lebih terorientasi sehingga pengkajiannya lebih mendalam. Sesuai dengan pertimbangan tersebut maka peneliti akan lebih mengarah kepada perbedaan model pembelajaran manakah yang paling efektif antara connected dan, integrated, dalam pembelajaran IPS, lebih tegas lagi dapat dinyatakan fokus penelitian adalah menganalisis pembelajaran manakah yang paling efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS antara Model Connected, dan Model Integrated dalam mata pelajaran IPS Terpadu.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, dapat dirumuskan delapan permasalahan yang perlu dikaji sebagai berikut .

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang di ajarkan dengan model connected dan integrated pada pendekatan kemampuan awal pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar IPS terpadu antara siswa yang diajarkan dengan model connected dan integrated dengan tanpa memperhatikan pendekatan kemampuan awal pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar.

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar IPS terpadu antara siswa yang kemampuan awal tanpa mempertimbangkan model pembelajaran yang digunakan (connected dan integrated) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar.


(40)

9 4. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran connected, integrated yang digunakan dengan tingkat kemampuan awal siswa terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar.

5. Apakah terdapat perbedaan rerata (mean) hasil belajar IPS terpadu model connected dan menggunakan IPS terpadu model integrated pada tingkat kemampuan awal tinggi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar.

6. Apakah terdapat perbedaan rerata (mean) hasil belajar IPS terpadu antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan IPS terpadu model connected dan yang menggunakan IPS terpadu model integrated pada tingkat kemampuan awal sedang pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar.

7. Apakah terdapat perbedaan rerata (mean) hasil belajar IPS terpadu antara siswa yang diberikan dengan model connected dan menggunakan model integrated pada tingkat kemampuan awal rendah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar.

8. Model pembelajaran manakah yang lebih efektif antara connected dan integrated, untuk pembelajaran IPS pada kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar.


(41)

10 1.5 Tujuan Penelitian

Mengacu pada pembahasan yang disajikan pada bagian pembatasan masalah serta rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut .

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS Terpadu antara siswa yang diajarkan dengan model connected dan integrated antar tingkat kemampuan awal pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS terpadu antara siswa yang diajarkan dengan model connected dan integrated tanpa memperhatikan tingkat kemampuan awal pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS terpadu antara siswa yang berkemampuan awal tanpa mempertimbangkan model pembelajaran yang digunakan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar.

4. Untuk mengetahui interaksi model pembelajaran (connected, integrated) yang digunakan dengan tingkat kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar IPS terpadu pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar.

5. Untuk mengetahui perbedaan rerata (mean) hasil belajar IPS terpadu antara siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan IPS terpadu model connected dan model integrated pada tingkat kemampuan awal tinggi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar.

6. Untuk mengetahui perbedaan rerata (mean) hasil belajar IPS terpadu antara siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan IPS terpadu model


(42)

11 connected dan model integrated pada tingkat kemampuan awal sedang pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar.

7. Untuk mengetahui perbedaan rerata (mean) hasil belajar IPS terpadu antara siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan IPS terpadu model connected dan model integrated pada tingkat kemampuan awal rendah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar.

8. Untuk mengetahui model pembelajaran manakah yang lebih efektif antara connected dan integrated dalam pembelajaran IPS terpadu pada kelas VIII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar.

1.6 Kegunaan Penelitian

Kegunaan hasil penelitian ini secara umum dikhususkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPS terpadu pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah. Secara khusus dapat diuraikan manfaat hasil penelitian sebagai berikut.

1.6.1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian dijadikan bahan bacaan yang berkaitan dengan pembelajaran IPS terpadu dengan mengembangkan model connected dan integrated.

b. Sebagai tambahan pengetahuan tentang pembelajaran terpadu model connected dan integrated, bagi guru karena sebagian besar guru belum melaksanakan pembelajaran IPS terpadu.


(43)

12 c. Hasil penelitian dijadikan sebagai kajian lebih lanjut para akademisi,

mahasiswa yang tertarik pada pembelajaran IPS terpadu

1.6.2. Kegunaan Praktis

a. Bagi siswa

Hasil penelitian dijadikan sebagai sarana peningkatan hasil belajar dan memperluas wawasan, sehingga pembelajaran IPS terpadu mana model Connected dan Integrated lebih baik.

b. Bagi guru

Hasil penelitian dijadikan alternatif penerapan model terpadu untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

c. Bagi Departemen Pendidikan Nasional

Diknas Kabupaten Lampung Tengah, Kepala Sekolah Pengawas, serta guru hasil penelitian digunakan untuk pengambilan keputusan, kebijakan, untuk memotivasi guru IPS agar merasa mantap menerapkan pembelajaran IPS terpadu.


(44)

13 1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini akan difokuskan pada ruang lingkup penelitian, ilmu, objek, subjek, tempat, dan waktu penelitian. Untuk mengetahui kedudukan keilmuan dalam cakupan pendidikan IPS , peneliti melihat perlu mengungkapakan bahwa Pada ruang lingkup penelitian akan berorientasi pada proses pembelajaran serta perbedaan hasil belajar siswa dengan pembelajaran IPS Terpadu model Connected dan model Integrated.

1.8 Ruang lingkup ilmu

Ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial yang selalu berorientasi pada aktifitas fakta sosial yang berada pada masyarakat, seharusnya memiliki pengembangan baik untuk bidang pendidikan yang diberikan pada peserta didik maupun pengembangan masing-masing disiplin ilmu dan kajian IPS , karena pada penelitian pendidikan IPS menurut Norman Mackenzie dalam Nursid Sumatmaja (1984:6-7)” All the academic disciplines which deal wich deal with men in their social context” dan pendapat ini juga dikuatkan oleh pendapatnya Harold A Phelps” A general term for all the sciences which are conserned with human

affairs,such sciences are economic,

govermaent,law,education,phyicology,sociology antrhopology” jadi jelas;lah ditegas kan dari kedua pendapat tersebut bahwa pengertian ruang lingkup ilmu sosial secara umum bidang ilmu yang mempelajari manusia dimasyarakat dan manusia sebagai anggota masyarakat ,karena ilmu ilmu sosial mempelajarii


(45)

14 tingkah laku manusia yang didapat dari berbagai disiplin ilmu Ekonomi dengan kebutuhan materi, Hukum dengan keadilannya Politik dengan kenyamannanya ,Psikolog dengan aspek kejiwaanyai,Sosiologi hubungan sosial, Antropologi dengan kebudayaanya dan Geografi, apersepsi lingkungan hidupnya,jelasnya yang menjadi ruang lingkupnya sama yaitu manusia dalam kontek sosial atau manusia sebagai anggota masyarakat. Dari teori tersebut jelaslah akan sangat berpengauh pada perkembangan ke IPS an di Indonesia terutama tentang dunia nyata dalam Pendidikan IPS di Indonesia diperkenalkan di tingkat sekolah pada awal tahun 1970-an perkermbangan sejalanyan dengan perkembangan pemikiran Social

Studiesyang berada Negara-negara maju dengan tingkat permasalahan sosial yang

semakin kompleks Konsep social studies secara umum berkembang secara evolusioner di USA sejak tahun1800 an yang kemudian menjalar menjadi pengkajian akademik pada tahun1900 antara lain dengan berdirinya National Council For the Social Studies (NCSS). Dan tahun pertama muncul pertemuan untuk menyepakati dengan menepatkan social studies sebagai Core Curriculum sehingga berkembang dengan segala permasalahan tarik ulur perkembangan social studies dan akhirnya gerakan social studies menekankan pada Citizenship education sebagai pusat gerakan dari social studies.dengan lima tradisi Social

Studies,Pendidikan IPS di Indonesia dalam sekolah berkembang pada tahun 1967

dengan munculnya gagasan pengajaran IPS Kemudian muncul pengajaran IPS ala pendidikan kewarganegaraan kurikul;ulm 1968, berubah lagi menjadi PIPS kurikulum 1973 dan PMP tahun 1975 dan 1984 dan akhirnya muncul PPKn dan penbelaajaranIPS Terpadu SD dan SMP dan terpisah untuk tingkat SMA , dengan konsekuensi logis munculnya PIPS Dalam dunia perdidikan di IKIP/FKIP,STKIP,


(46)

15 dikembangkan dikembangkan program pendidikan guru IPS yang kurikulumnya memuat konsep pendidikan disiplin IPS istilah PIPS sebagai pendidikan disiplin ilmu yang dikaji dan dikembangkan secara Ontologism yaitu ilmiah,koheran,keseluruahn dan kebenaran, Epistemologi yaitu uji kebenarannya melalui pengamatan dan eksperimen dan Aksiologi yang harus melalui pengujian dengan fakta kebenaranya yang diberlakukan di perguruan tinggi, mulai dari program sarjana sampai dengan tingkat doktoral.

karena kajian pendidikan disiplin ilmu bersifat synthetic, integrated, dan multidimensional sehingga cakupan dan keterkaitan bidang kajian ini sangat luas baik dengan agama, filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat pancasila, sains, teknologi, maupun masalah-masalah sosial dan kealaman.,jadi jika dikaitan dengan perkembangan ilmu sosial yang bersumber dari aktifitas maysarakat sehingga dapat dikemas sebagai materi dalam pembelajaran IPS, sehingga dari sini kita bisa menggambarkan bahwa untuk tingkat sekolah mulai dari SD,SMP/MTs dan tingkat SMA, sebagai seorang pendidik harus dapat mengembangkan pembelajaran IPS terpadu secara maksimal Ruang lingkup yang dipelajari adalah manusia sebagai anggota masyarakat, oleh karena itu segala gejala, masalah dan peristiwa tentang kehidupan manusia di masyarakat dapat dijadikan sumber pendidikan IPS,secara konseptual PDIPS suatu sistem pengetahuan terpadu atau Intergated Knowlegde System yang bersumber dan bertolak dari ilmu-ilmu sosial, ilmu pendidikan, ilmu lain secara extrative knowlegde, dan masalah spsial sebagai latar operasional,diorganisasikan secara ilmiahilmiah psikopedadagogis dalam Agama dan Pancasila oleh karean itu PDIPS dan PIPS Terjalin erat dalam interaksi yang dinamis., sehingga suatu


(47)

16 sistem pengetahuan terpadu yang perlu dikaji secara terus menerus melalui berbagai upaya penelitian penge,bangan dan penerapan yang melibatkan para pakar dan praktisi dalam bidang PIPS dengan demikian dapat beerlkembang memenuhi tuntutan sebagai suatu disiplin ilmu.

Untuk mengembangkan IPS diupayakan suatu sistem yang terpadu dengan pengembangan sinergi akademis dan pedagogis dari seluruh komponen edukatif PIPS

Dalam pembelajaran pendidikan IPS terpadu pada tingkat SMP dan di sekolah dasar terdapat perbedaan tetapi semua sumbernya adalah dari berbagai aspek kehidupannya ada kesamaan. Mata pelajaran yang dapat dijadikan sumber pembelajaran IPS terpadu yaitu geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, dimana guru IPS harus memanfaatkan materi-materi didalam pembelajaran. Jika guru sudah memiliki minat yang besar terhadap materi, maka anak didik akan menaruh pada minat yang tinggi, sehingga berpengaruh pada prestasi belajar, karena ini dikuatkan juga di tujuan dari masing-masing materi IPS yang dikemukakan oleh Nursud Sumaatmaja (1999:14-) bahwa geografi memiliki tujuan mempelajari kesuburan tanah dan penduduk, sejarah ungkapkan peristiwa kehidupan dengan kurun waktu, ekonomi dengan usaha pemenuhan kebutuhan, antropologi dengan kemampuan manusia dalam hasil budayanya, ilmu politik dengan pertahanan dan pemerintahannya, sosiologi dengan realisasi manusia dengan segala pengorganisasiannya. Dengan demikian beberapa bidang studi IPS yang diajarkan dalam pembelajaran IPS terpadu di SMP, setidaknya sebagai guru memiliki minat yang tinggi dalam mempelajari dan mendalami IPS,


(48)

17 dengan demikian dalam pembelajaran guru akan mampu menyajikan pada siswa untuk materi pelajaran IPS yang segar dan relevan sesuai perkembangan masyarakat.ini juga dikuatkan dalam social studies Mata pelajaran IPS dimasukan dalam kurikulum nasinal yang diberlakukan mulai dari jenjang SD-SMP/MTs dengantujuannkongkrit yang sangat mendasar sangat bermanfaat buta pembelajaran siswa adalah paling efektif, dengan demikian jelas dari keyerangan tersebut dalam PIPS menuntut ada keterpaduan dalam pemnbelajaran dari berbagai disiplin ilmu yang serumpun sehingga lebih tepat guna dan ini lebih dikuatkan lagi pendapatnya M.Nu man Sumateri,2001:78.”Pelajaran IPS Terpadu akan lebih baik jika dibandingkan dengan IPS secara terpisah.

Selain itu dalam kajian ilmu IPS terdapat 10 tema utama yang berfungsi sebagai mengatur alur untuk kurikulum sosial di setiap tingkat sekolah, kesepuluh tema tersebut dari social studies NCSS dalam Pargito (2010:35), (1) budaya, (2) waktu, kontinuitas dan perubahan, (3) orang, tempat dan lingkungan,(4) individu, pengembangan dan identitas, (5) individu, kelompok dan lembaga, (6) kekuasaan, wewenang dan pemerintahan, (7) produksi, distribusi dan konsumsi, (8) sains, teknologi, dan masyarakat, (9) koneksi global dan (10) cita-cita dan praktek warganegara, dari ke sepuluh pendapat tersebut dalam kaitan dengan peninglkatan pembelajaran akan berjalan dengan baik, jika antara tenaga pendidik dan peserta didik memiliki, yaitu jika memiliki budaya, waktu dan keterlibatan orang lain ikut berperan, dimana guru harus dapat berbuat sesuatu mengubah dan mengembangkan identitas individu dalam hal ini siswa untuk dapat memiliki kemampuan dalam memahami dan menguasai sain teknologi serta akhlak yang


(49)

18 baik yang berkembang ditengah-tengah masyarakat. Dengan adanya perkembangan tersebut dalam hal ini guru harus dapat meningkatkan kualitas dalam kompetensi pengembangan perangkat pembelajaran terpadu. Untuk pembelajaran IPS Terpadu dalam rangka menghemat waktu,pembelajaran dapat efesien dapat dilaksanakan pembelajaran yang melibatkan siswa yaitu model pembelajaran Connected dan Integrated. ,dengan demikian diharapkan adanya kajian ilmu terhadap pembelajaran terpadu di SMP dapat ditingkatkan sehingga akan berpengaruh baik terhadap hasil belajar.


(50)

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

Agar dapat dengan mudah dipahami oleh tenaga pendidik dalam proses pembelajaran, sebagai tenaga pendidik tidak hanya terbatas mengimformasikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Tetapi ada tugas lebih berat yang harus dihadapi yaitu mengusahakan konsep-konsep materi penting yang berguna dan dapat dipahami dalam pikiran peserta didik.

2.1.1 Tinjauan tentang Teori Pembelajaran

Teori pembelajaran dijadikan sebagai dasar penjelasan mengenai terjadinya belajar atau informasi yang didapat dalam pikiran siswa. Dengan dasar suatu teori belajar maka diharapkan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar bagi peserta siswa

Gagne dalam Mariana, (1999:25) menyatakan terjadinya belajar pada siswa memerlukan kondisi belajar, internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal


(51)

20 merupakan peningkatan memori hasil belajar terdahulu dan merupakan komponen kemampuan yang baru dan ditempatkan bersama-sama. Kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang dalam pembelajaran. Gagne menekankan pentingnya kondisi internal dan eksternal dalam suatu pembelajaran agar siswa memperoleh hasil yang diharapkan. Dengan demikian sebaiknya memperhatikan pembelajaran yang dapat mengaktifkan memori siswa yang sesuai agar informasi yang baru dapat dipahaminya. Kondisi eksternal ini bertujuan merangsang ingatan siswa, menginformasikan tujuan pembelajaran, membimbing belajar materi baru, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatakan ilmu melalui proses pembelajaran.

Diantara teori yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Jean Piaget. Teori teori perkembangan intelektual atau kognitif. Teori belajar ini berkenaan dengan kesiapan anak dalam belajar, yang dimulai dari tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap perkembangan intelektual yang dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan (Herpratiwi,2009:78).

Selain itu Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, tetapi melalui tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif anak bergantung pada seberapa jauh mereka aktif mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan, perkembangan kognitif itu sendiri merupakan proses


(52)

21 berkesinambungan tentang tidak-seimbangan dan keseimbangan. Pandangan Piaget tentang tahap perkembangan kognitif anak mampu dipahami pada tahap tertentu baik cara maupun kemampuan akan mengkonstruksi ilmu berbeda-beda berdasarkan kematangan intelektual anak. Jadi anak dan lingkungan belajarnya lebih difokuskan pada pandangan teori konstruktivisme.

Driver dan Bell dalam Herpratiwi, (2009:80) mengajukan karakteristik sebagai berikut: (1) siswa tidak pasif melainkan memiliki tujuan, (2) belajar harus seoptimal mungkin yang melibatan siswa, (3) pengetahuan bukan datang dari luar melainkan didapat secara personal, (4) pembelajaran bukanlah transmisi ilmu melainkan melibatkan situasi kelas, (5) kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran, materi, dan sumber.

Pandangan tentang anak dari kalangan konstruktivistik yang lebih mutakhir yang dikembangkan dari teori belajar kognitif Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan intelektual yang dimilikinya. Menurut Sutikno (2009:4) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Sanjaya (2006:91) belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Pengertian diatas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara interaktif antara faktor intern pada diri pebelajar dengan faktor ekstern atau lingkungan, sehingga melahirkan perubahan tingkah laku. Berikut adalah tiga dalil pokok Piaget dalam kaitannya dengan tahap perkembangan intelektual atau tahap perkembangan kognitif atau biasa juga disebut tahap perkembangan mental.


(53)

22 Piaget dalam Herpratiwi (2009:78) mengemukakan; (1) perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu terjadi dengan urutan yang sama. Maksudnya, setiap manusia akan mengalami urutan-urutan tersebut dan dengan urutan yang sama, (2) tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi mental (pengurutan, pengekalan, pengelompokan, pembuatan hipotesis dan penarikan kesimpulan) yang menunjukkan adanya tingkah laku intelektual dan (3) gerak melalui tahap-tahap tesebut dilengkapi oleh keseimbangan (equilibration), proses pengembangan yang menguraikan tentang interaksi antara pengalaman (asimilasi) dan struktur kognitif yang timbul (akomodasi).

Berbeda dengan konstruktivisme kognitif ala Piaget, konstruktivisme sosial yang dikembangkan oleh Vigotsky adalah bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik. Penemuan atau discovery dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks sosial budaya seseorang Poedjiadi dalam Herpratiwi (2009:79). Dalam penjelasan lain Tanjung (1998:7) mengatakan bahwa inti konstruktivis Vigotsky adalah interaksi antara aspek internal dan eksternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar.

Dari pendapat tersebut implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak Poedjiadi dalam Herpratiwi (2009:80) adalah sebagai berikut: (1) Tujuan pendidikan dalam teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi. (2) kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari, (3) peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya.

Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.


(54)

23

2.1.2 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran proses interaksi peserta didik dengan pendidik disertai sumber belajar pada lingkungan belajar,dimana interaksi peserta didik dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran berupa sejumlah kemampuan bermakna dalam aspek kognitif, afektif dan psykomotor sebagai hasil belajar setelah proses pembelajaran. Menurut Saidiharjo,(2004:12), instruction atau pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberi pembelajaran dan melalui proses pembelajaran siswa diharapkan dapat memanfaatkan komponen kegiatan untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Max, (2000:24), pembelajaran memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Adapun menurut Hamalik (1995:57), pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilias, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, akan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dengan perubahan itu akan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha. Proses perubahan tingkah laku, bukan hanya kepemilikan pengetahuan yang banyak , tetapi juga kemampuan bertindak dengan apa telah diketahuinya itu, maka sudah saatnya guru menyadari bahwa belajar bukanlah hanya mengingat ataupun menghafal fakta-fakta dan konsep,


(55)

24 tetapi lebih dari itu belajar berarti siswa mengalami, menemukan sendiri, maka apa yang dipelajarinya akan lebih memberikan kesan yang oftimal bagi siswa

Dengan demikian dapat diketahui kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen sebagai berikut.

a. Siswa

Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

b. Seseorang pengelola

Yang bertindak sebagai katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

c. Tujuan

Terjadi perubahan perilaku kognitif, psikomotorik, afektif yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

d. Materi pelajaran

Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

e. Metode

Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan. f. Media


(56)

25 Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa.

g. Evaluasi

Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.

Model pembelajaran terpadu dikembangkan untuk dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan proses pembelajaran, sehingga banyak topik yang tertuang dalam setiap mata pelajaran ada keterkaitan konsep, dapat memanfaatkan keterampilan antar mata pelajaran,dapat membantu memecahkan masalah,dan memiliki daya ingat yang kuat. Tujuan manfaat penting dari pembelajaran terpadu ialah untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial antara lain, bermacam tugas, aktif bertanya, menghargai orang lain, memotivasi teman bertanya, mampu menjelaskan ide ,serta bekerja dalam kelompok .

Dari pengertian pembelajaran tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran yaitu segala upaya yang dilakukan pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit dalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan model untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan isi pembelajaran, menyampaikan isi pembelajaran dan mengelola pembelajaran secara ceermat.


(57)

26 Proses pembelajaran dilakukan dengan kreatif ,menyenangkan agar kegiatan belajar menjadi beragam sehingga memenuhi dan mampu memberikan pelayanan pada berbagai tingkat kemampuan dan menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhtaian secara penuh. Pembelajaran kreatif dan menyenangkan juga merupakan usaha membangun pengalaman belajar siswa dengan berbagai keterampilan proses untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, melalui penciptaan kegiatan belajar yang beragam dan mengkondisikan suasana belajar sehingga mampu memberikan pelayanan pada berbagai tingkat kemampuan dan cara belajar siswa, serta siswa lebih terpusat perhatiannya secara penuh.

Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk tahap-tahap ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus berupaya dengan optimal dengan mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didik demi untuk mencapai tujuan anak didik. Proses pembelajaran yang harus disiapkan oleh seorang guru hendaknya terlebih dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya dan bagaimana implikasinya dalam proses pembelajaran. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang bagus Syaiful Sagala,( 2003:61).


(58)

27 Menurut pandangan Bettercount dalam Baharuddin (2010:116), belajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa melainkan suatu kegaitan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Sedangkan menurut Vigotsy dalam Herpratiwi (2009:80), belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik. Penemuan atau

discovery dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam kontek budaya seseorang, dikarenakan interaksi sosial memegang peranan terpenting dalam perkembangan kognitif anak. Anak akan belajar melalui dua tahapan, pertama melalui interaksi dengan orang lain, baik keluarga, teman sebaya, maupun gurunya kemudian dilanjutkan secara individual yaitu dengan cara mengintegrasikan apa yang akan dipelajari dari orang lain ke dalam struktur mentalnya.

Teori belajar Konstruktivisme merupakan landasan berpikir bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit sehingga prestasinya diperluas melalui konteks terbatas dan tidak serta merta. Pengetahuan itu bukan seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Dalam konteks ini siswa harus mampu merekonstruksi pengetahuan dan member makna melalui pengalaman nyata. Satu prinsip yang penting dalam pendidikan adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan pada siswa tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan guru juga mengajarkan siswa untuk menjadi sadar menggunakan model mereka sendiri dalam belajar.


(59)

28 Menurut Eggen & Kauchak (1998) menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:

a. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan;

b. Guru menyediakan materi sebagai fakus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran;

c. Aktivitas-akivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian; d. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan

kepada siswa dalam menganalisis informasi;

e. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir; serta

f. Guru menggunakan teknis mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.

Adapun ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa sebagai berikut.

a. Motivasi belajar

Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi dapat dirangsang dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Seperti kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang/siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat dicapai oleh siswa.


(60)

29 Bahan belajar merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya cipta agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk memecahkannya sehingga kelas menjadi hidup. c. Alat bantu belajar

Semua alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (siswa). Informasi yang disampaikan melalui media harus dapat diterima oleh siswa, dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberapa alat indera mereka. Sehingga, apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan gambar-gambar, foto, grafik, dan sebagainya, dan siswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang, meraba, atau mengerjakan sendiri maka memudahkan siswa untuk mengerti pengajaran tersebut. d. Suasana belajar

Suasana yang dapat menimbulkan aktivitas dan gairah pada siswa dalam pembelajaran terjadi hal-hal berikut ini.

1. Adanya komunikasi dua arah (antara guru-siswa maupun sebaliknya) yang intim dan hangat, sehingga hubungan guru-siswa yang secara hakiki setara dan dapat berbuat bersama.

2. Adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Hal ini dapat terjadi apabila isi pelajaran yang disediakan berkesesuaian dengan


(61)

30 kareakteristik siswa. Kegairahan dan kegembiraan belajar juga dapat ditimbulkan dari media, selain isi pelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, juga didukung oleh faktor intern siswa yang belajar yaitu sehat jasmani, ada minat, perhatian, motivasi, dan lain sebagainya.

e. Kondisi siswa yang belajar

Mengenal kondisi siswa, dapat dikemukakan bahwa (1) siswa memiliki sifat yang unik, artinya antara anak yang satu dengan yang lainnya berbeda, (2) kesamaan siswa, yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan, dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Kondisi siswa sendiri sangat dipengaruhi oleh faktor intern dan juga faktor ekstern, yaitu segala sesuau yang ada di luar diri siswa, termasuk situasi pembelajaran yang diciptakan guru. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada peranan dan partisipasi siswa, bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing.

2.1.3. Model Pembelajaran Terpadu

Sesuai dengan isi dari penyempurnaan kurikulum KBK yang mengarah pada perubahan KTSP yang isi nya salah satunya adalah pelaksanaan Pembelajaran IPS terpadu yang harus dilakukan pada tingkat SMP/MTs,


(62)

31

yang harus segera dilaksanakan untuk lebih jelasnya kita harus mengetahui hal yang berkaitan dengan model pembelajaran terpadu.

2.1.3.1. Hakikat Model Pembelajaran

Memahami pembelajaran., dalam dunia pendidikan dan pengajaran juga sering menggunakan kalimat model yang dikenal dengan nama model pembelajaran.

Dewi Salma Prawiradilaga (2007: 33) menjelaskan model dapat diartikan tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis, serta mengandung pemikiran yang teratur. Sementara itu, Benny A. Pribadi (2009: 86) menyatakan model “sesuatu yang menggambarkan a proses berpikir. yang menggambarkan keutuhan konsep yang saling berkaitan.” kata lainnya yaitu model yang saling berinteraksi.

Mendalami lebih dalam pengertian model, perlu ditekankan adanya relevansi dengan pembelajaran adalah model dimana prosedurnya teratur serta sistematis. model sebagai prosedur dalam melakukan aktivitas belajar yang idenya juga dikuatkan Harjanto (2005: 51), “secara umum “model” diartikan kerangka konsep yang digunakan sebagai acuan melakukan kegiatan belajar., artinya jika model dapat digabungkan dengan pembelajaran merupakan kegiatan yang saling berkesinambungan akan terjadi lebih nyata.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul ,Azis Wahab 2007. Metode dan Model Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta Abdullah, Ide.2007. Pengembangan kurikulum teori & praktik. Yogyakarta: AR

Ruzz Media.

Ahmad, Sobri. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Ciputat Press Alma, Bouchori. 2010. Pembelajaran Studi Sosial. Bandung: Alfabeta Anne Akhira. 2011.Teori Perkembangan Belajar,Jakarta, Pustaka Pelajar. Anururohman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Asep, Hery Hermawan. 2008.Buku Modul Universitas Terbuka Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

Asep, Jihad. Abdul Haris. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogjakarta:Multi Press Barth, J.L. 2000. Methods of Instruction in Social Studies Education.Third

Edition.Boston.Univesity Press USA.

Beane, J.A.2005.Curriculum integration and the disciplin of knowledge.diambil dari internet 20 januari 2012 dari htt://proquest.umu.com/pqpweb

Benny, A Pribadi 2009. Model Desain dan Sistem Pembelajaran,Langkah Penting Merancang Pembelajaran Efektif dan Berkualitas. Jakarta:Dian Rakyat Bloom, B.S.1979.Taxonomi Of Educational Objectives,London.Longman Group

LTD


(2)

Buchari, Alma dkk. 2010. Pembelajaran studi sosial. Bandung : Alfabeta. Cangelosi. 2006. Merancang Tes Untuk Prestasi Siswa. Bandung: Alfabeta. Clark,J.1988.Apakah ada tempat untuk teori kerajinan dalam administrasi

pendidikan.Educational Management and Administration.

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran.Semarang:IKIP Semarang Press Deni, Kurniawan. 2011. Pembelajaran Terpadu Teori dan Praktek Penilian.

Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Depdiknas. 2006. Lampiran peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006. standar isi. Jakarta : Depdiknas.

Dewi, Salma Prawiradilaga. 2007. Prinsif Disain Pembelajaran. Jakarta: Reneka Cipta.

Dimyati, Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Persada UNY. Djaali, Puji M. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.Jakarta: Grasindo. Djemari, Mardapi. 2008. Tekhnik penyusunan instrumen tes dan nontes.

Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Eko, Putro Widoyoko. 2009. Evaluasi program pembelajaran, Panduan praktis bagi Pendidikan dan calon pendidik. Yogyakarta: pustaka pelajar.

Ella Yulaewati.2004. Kurikulum dan Pembelajaran,Filosofi Teori dan Aplikasi.Bandung;Pakar Raya

Elmubarok, Zaim. 2008.Membumikan Pendidikan Nilai Mengumpulkan Yang Terserak, Menyambung Yang Terputus dan Menyatukan Yang Bercerai.Bandung:Alfabeta.

Etin Solihati, & Raharjo. Cooverative Learning IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Fatah, Sanusi dkk. 2008. IPS Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:Pusat Perbukuan Depdiknas.

Fatturohman, Pupuh. M Sobri,S. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung:Refika Aditama.

Fogarty, Robin. 1991. The mindfull schools: How to integrate thecurricula. Palatine illionis: IRI / Skylight Publising. Inc.


(3)

Geis Bin Abad. 2007.Pengaruh Strategi Pembelajaran Integrative terhadap hasil belajar Koqnitif Pendidikan Agama Islam Ditinjau Dari Gaya Berpikir.Tesis master .Tidak Terbit, Jakarta. UNJ Press

Hadiwinarto.2006.Model Pembelajaran Terpadu Sistem Paket Bagi Anak Hiperaktif di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.062 Hernawan, Asep Herry. dkk. 2008. Pembelajaran terpadu di SD. Jakarta :

Universitas Terbuka.

Herpratiwi. 2009. Belajar Teori Belajar dan Pembelajaran.Lampung : Unila. Idrus. 2010.Efektifitas Model Connected, Integrated dan Konvesional Dalam

Pembelajarn IPS SMP Di Yogjakarta.Tesis Jurusan IPS Pasca Sarjana UNY Yogkarta. Tidak duiterbitkan.

Ismail, Sarwono. 2006. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualiatif. Yogjakarta:Graha Ilmu.

Kerlinger Fred. 2000. Asas-asas Penelitian Behavioral.Gajah Mada. University Press.

Komaruddin.2011.Peningkatan Aktifitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooferatif Tipe STAD Pada Siswa SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2010/2011.Program Pasca Sarjana Jurusan P.IPS FKIP. Universitas Lampung.

Kumpulan Permendiknas. 2006. Tentang Standar Nasional dan Paduan KTSP.Jakarta: Diknas.

M, Nu man Sumantri. 2007. Pengajaran Pembelajarn Pendidikan IPS. Bandung: Remaja.

Mariana,T. 2008. Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Dengan Menggunakan Strategi Working Backward Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika.Skripsi Pada Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: tidak terbit

Martinis,Yamin 2008. Paradigma Pendidikan Konstukvisme Implementasi KTSP No 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen.Jakarta: Persada.

Masnur, Mushlich. 2007. KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.

Masnur, Muslich. 2007. KTSP dasa pemahaman dan pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.


(4)

Moh, Makbub. 2008. Implementasi Pembelajaran Terpadu Model Connected Pada Mata Pelajaran IPS di MTs. Tesis magister, tidak diterbitkan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Moh, Sobri Sutikino. 2009.Belajar dan Pembelajaran” Upaya Kreatif Dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Press Percetakan. Moh, Uzer Usman. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja.

Muhammad, Nu’man Sumantri. 2001. Menggagas Pembelajaran Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Terpadu Model Connected IPS. Tidak Terbit. UPI Bandung.

Mandalika & Usman Mulyadi.2004 . Dasar-dasar Kurikulum. Surabaya.SIC National Council For The Social Studies,1994 Accounting Principles.Fifteenth

Edition.South-Western Publishing Co.Cincinatti.West Chicago,IL.Dallas Livermore.CA.1989,page 16.

Nursid,Sumaatmaja.1999. Metodologi Pengajaran Geografi. Jkt: Bumi Aksara. Oemar Hamalik. 2007. Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Pargito.2010. Dasar dasar Pendidikan IPS.FKIP Unila.Lampung.53 Hal Pargito.2010.IPS Terpadu.Jurusan PIPS FKIP Unila.Lampung.101 Hal Pophan. 1992. Teknik Mengajar(Terjemahan Pribadi). Jakarta: Reneka.

Pupuh Fathurrohman. Dkk.2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung. Renika Cipta

Purwanto.2009.Evaluasi Hasil Belajar,Yogjakarta.Pustaka Belajar

Pusat Kurikulum.2006. Paduan Pengembangan IPS Terpadu SMP/MTs.Jakarta:Balitbang Depdiknas.

Reiser.RA. & Walter Dick.1996. Instuctional.Planning a Guide For Teacher Massachusets: Allyn & Bacon, A.Simon & Shuster Company, Needham Height.

Russefendi,E.T.1997.Pendidikan Matematika 3.JakartaUniversitas Terbuka Saidiharjo.2004. Pengembangan Kurikulum Ilmu Sosial.Yogjakarta:Program

Pasca Sarjana UNY.

Sanjaya, Wina.2008.Strategi Pembelajaran. Jakarta:Kencana Prenada Media Group


(5)

Sanjaya,Wina. 2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Savage,T.M & David G Amstrong.1996.Effective Teaching in Elementary Social Studies. Third Edition New Jersey: Printice-Hal. Inc. A Simon& Schuster Company.S

Siti Nurkhoti’ah, & Kamari.2002. Pembelajaran terpadu: solusi meningkatkan prestasi belajar ips. Jakarta Universitas Terbuka.

Skeel,DJ.1995. Elementary Social Studies Challenges For Tomorrows Wold.Orlando:Harcounrt Brace College Publishers

Slameto. 2003. Model Pembelajara Inovatif. Surakarta: Universitas Negeri Solo Slameto. 2009.Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineke

Cipta.

Sugiyono. 2008. metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sumarna, Supranata. 2006.Analisa Validitas, Reliabilitas. Bandung: Remaja. Sumarna, Surapranata. 2006. Analisis, validitas, reliabilitas dan interprestasi

hasil tes : implementasi kurikulum 2004. bandung: Remaja Rosdakarya Suryo, Broto.2006. Disain Pengembangan.Jakarta: Quantum Teaching.

Suryobroto.2005.Tatalaksana Kurikulum. Jakarta:Reneka Cipta

Syaifudin, Sabda. 2006. Desain, pengembangan, dan Implementasi model kurikulum terpadu iptek & imtaq. Jakarta : Quantum Teaching.

Tasrif. 2008. Pengantar Dasar IPS. Yogjakarta: Genta.

Tim Pedagogik Universitas Pajajaran, 2007. Teori Belajar IPS,Bandung:Bandung.Remaja.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta :Pustaka Pelajar Publisher.

Udin S, Winataputra dkk. 2007. Materi dan pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Udin Saefudin Sa ud. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabet

Universitas Lampung.2010. Format Penulisan Karya Ilmiah.Unila.Lampung Uno, HB. 2008.Model Pembelajaran Dalam Menciptakan Proses Belajar


(6)

Utami Puji Lestari, 2008. Teori perkembangan Koqnitif Intelekrual,Bandung.Pres Percetakan.

Ismail,SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Pembelajaran aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Semarang.Rasail Press

Nuruddin Hidayat.2009.Pengembangan Pembelajaran Terpadu Model Connected Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Gunung Kidul.Jurnal Inovasi Kurikulum.Februari,2009