commit to user
20
dan penyelenggaraan praktik bidan karena tidak tersedianya tenaga kesehatan yang lebih berwenang.
Intervensi bidan dalam menghadapai preeklamsi berat dengan memperkirakan bahwa kondisi pasien preeklamsi berat dapat
sewaktu-waktu memburuk, misalnya terjadi eklamsi kejang adalah:
a Merujuk ibu nifas dengan preeklamsia berat ke rumah sakit
yang mampu memberi perawatan yang lebih baik. b
Dalam proses merujuk, ada kemungkinan timbul menjadi eklamsia, sehingga sebaiknya dipersiapkan untuk menghindari
penyulitnya yaitu memasang infus untuk rehidrasi dan nutrisi dengan glukosa 5 atau 10. Dalam infus dapat diberikan
valium sekitar 30-40 mg dosis maksimal valium sekitar 120mg, MgSO
4
dapat diberikan secara intramuskular sekitar 4 gr Manuaba, 2008.
B. Teori Manajemen Kebidanan
Berikut ini akan diuraikan proses manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney:
1. Langkah I. Pengumpulan Data Dasar Pengkajian a.
Anamnesa 1 Data Subyektif
a Biodata
commit to user
21
Biodata yang diperlukan adalah nama dan usia Sulistyawati, 2009. Semua ibu dengan usia di bawah 20 tahun dan usia di
atas 35 tahun dianggap lebih rentan mengalami preeklamsia Edwin, 2013.
b Keluhan Utama
Menanyakan apakah pasien mengalami nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium dan
kenaikan progresif tekanan darah Saifuddin, 2009. c
Riwayat Kesehatan 1
Riwayat kesehatan sekarang, apakah pasien mengalami nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri
epigastrium, dan kenaikan progresif tekanan darah Saifuddin, 2009.
2 Riwayat kesehatan yang lalu, apakah pasien pernah
mengalami preeklampsia berat selama kehamilan serta apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya
Varney, et al, 2007. 3
Riwayat kesehatan keluarga, dalam kasus ini dikaji apakah ada
anggota keluarga
yang mempunyai
riwayat preeklampsia Varney, et al, 2007.
Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami preeklamsia, 26 anak perempuannya akan mengalami
commit to user
22
preeklamsia pula, sedangkan hanya 8 anak menantu mengalami preeklamsia Prawirohardjo, 2008
d Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu.
Data yang diperlukan adalah tentang berapa kali klien hamil karena paritas merupakan predisposisi dari preeklamsia
Edwin, 2013. Menanyakan komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu apakah ada riwayat preeklamsia
atau tidak yang merupakan faktor risiko dari preeklamsia Fauziah, 2012.
e Biopsokososiokultural
1. Pola makan dan minum Restriksi garam ternyata tidak terbukti dapat mencegah
terjadinya preeklamsia Fadlun, 2011. Tetapi dengan mengkonsumsi minyak ikan, termasuk minyak hati ikan
dapat mengurangi risiko preeklamsia Prawirohardjo, 2008. 2. Pola istirahat dan aktivitas
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu post partum
Sulistyawati, 2009. Cara paling sederhana untuk mencegah preeklamsia bagi
mereka yang mempunyai risiko tinggi yaitu dengan cara tirah baring Prawirohardjo, 2008.
commit to user
23
b. Data Obyektif Pemeriksaan yang membantu menegakkan diagnosa preeklampsia berat
adalah: 1.
Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau diastolik 110 mmHg 2.
protein total sebesar 2 gm24 jam 3.
Kadar kreatinin darah melebihi 1,2 mgdl kecuali telah diketahui meningkat sebelumnya
4. Sakit kepala yang terus bertahan atau gangguan serebral atau visual
lain 5.
Nyeri epigastrik yang terus menerus 6.
Enzim hati yang meningkat SGOT, SGPT, LDH 7.
Trombosit 100.000mm
3
Edwin, 2013 c. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi Data yang diperoleh dari teknik inspeksi: postur tubuh klien lordosis,
keadaan umum lemah, dan sklera ikterik. 2. Palpasi
Data yang didapatkan dari pemeriksaan melalui teknik palpasi pada penderita preeklampsia berat adalah terdapat edema kaki, tangan,
atau muka Manuaba, 2008. Selain itu ada pemeriksaan dinding perut TFU, puting susu sudah keluar ASI atau belum, dan kandung
kemih Sofian, 2011.
commit to user
24
3. Auskultasi atau Perkusi Data yang diperoleh melalui teknik auskultasi adalah : suara paru
vesikuler, tidak ada ronchi. Data yang diperoleh dari pemeriksaan secara perkusi diantaranya :
reflek patella positif Maritalia, 2012. d. Pada pasien dengan preeklampsia perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang : pemeriksaan reagen urine untuk mengetahui protein urin diikuti pemeriksaan urine 24 jam, hemoglobin, hematokrit, pada
preeklampsia hematokrit meningkat karena hipovolemia, hitung trombosit, kadar menurun pada preeklampsia, tes fungsi hati, dilihat
dari nilai LDH, SGOT, SGPT yang meningkat, tes fungsi ginjal, dilihat dari peningkatan kreatinin serum Varney, 2007.
2 Langkah II. Interpretasi Data Dasar Interpretasi data dasar dapat dilakukan bila pengkajian telah selesai
dilaksanakan dan data telah terkumpul dengan lengkap. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa
dan masalah yang spesifik. a. Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah ”Ny S umur 36 tahun, P
3
A post partum dengan pre eklampsia berat”.
b. Masalah Masalah yang sering timbul pada ibu nifas dengan preeklampsia adalah
ibu cemas tidak tenang dengan keadaannya yaitu nyeri kepala menetap, padangan kabur dan nyeri ulu hati menetap Varney, 2007.
commit to user
25
c. Kebutuhan. Kebutuhan pada ibu nifas dengan preeklamsia berat menurut Varney 2007 antara lain :
1. Bedrest total. 2. Mengobservasi tekanan darah ibu tiap 4 jam.
3. Motivasi untuk tetap tenang. 4. Memberikan informasi pada ibu tentang preeklampsia dan
penanganannya. 3
Langkah III. Identifikasi Diagnosa atau Masalah PotensialDiagnosa Potensial dan Antisipasi Penanganannya.
Pada langkah ini, bidan mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan pada rangkaian masalah dan diagnosa yang
sudah teridentifikasi. Diagnosa potensial dari preeklamsia berat adalah terjadinya eklamsia Maritalia, 2012.
Pembagian preeklamsia tidaklah berarti adanya dua perbedaan yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan penderita dengan preeklamsia
ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh koma Saifuddin, 2009.
Tindakan antisipasi yang dilakukan bidan adalah observasi keadaan umum dan mencegah kejang, pengawasan ketat tekanan darah, observasi
cairan yang masuk dan yang keluar terutama urin, bedrest total Saifuddin, 2006.
commit to user
26
4 Langkah IV. Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Tindakan segera yang dapat dilakukan oleh bidan pada ibu nifas dengan preeklampsia berat dengan melakukan kolaborasi dengan dokter
SpOG untuk menentukan jenis tindakan atau terapi yang akan dilakukan sesuai dengan kondisi atau keadaan pasien Varney, 2007. Pemberian
antikonvulsan misalnya MgSO
4.
Saifuddin, 2008. 5
Langkah V. Perencanaan Asuhan Yang Menyeluruh Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah
atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi Maritalia, 2012. a
Evaluasi secara terus menerus. Melakukan pengukuran vital sign, pemeriksaan laboratorium, pengeluaran per vaginam, masalah pada
payudara, intake cairan dan makanan Sulistyawati, 2009. b
Berikan terapi medikamentosa infus RL atau Dekstrosa 5, MgSO4, antihipertensi, analgesi dan diuretika Saifuddin, 2009.
c Cegah infeksi dengan menutup luka yang berfungsi sebagai
penghalang dan pelindung terhadap
infeksi selama proses
penyembuhan Saifuddin, 2009. d
Atasi cemas. Kaji penyebab cemas, libatkan keluarga dalam mengkaji penyebab cemas dan alternatif penanganannya, serta berikan
dukungan mental dan spiritual pada pasien dan keluarga Sulistyawati, 2009.
commit to user
27
e Berikan pendidikan kesehatan. Mengenai gizi, higienis, istirahat, ambulasi, KB, tanda bahaya, hubungan seksual, dan perawatan bayi
Sulistyawati, 2009. 6
Langkah VI. Pelaksanaan Langsung Asuhan Dengan Efisien Dan Aman. Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh pada ibu
nifas dengan preeklampsia berat seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman Maritalia, 2012.
7 Langkah VII. Evaluasi
Hasil asuhan dalam bentuk konkret dari perubahan kondisi pasien dan keluarga.
Asuhan dikatakan efektif jika ibu nifas dengan
preeklampsia berat kondisinya menjadi tekanan darah normal 12080 mmHg secara menetap dan teratasinya kepala pusing sehingga nifas
preeklampsia berat tidak berlanjut ke komplikasi yaitu eklampsia Varney, et al, 2007.
C. FOLLOW UPDATA PERKEMBANGAN KONDISI KLIEN