Penatalaksanaan Nifas dengan Pre Eklampsia Berat a.

commit to user 15 2 Pemeriksaan penunjang a Urin : protein, reduksi, bilirubin, sedimen urin b Darah : trombosit, ureum, kreatinin, SGOT, LDH, dan bilirubin c USG Mansjoer,2007

h. Prognosis

Morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi tinggi. 1 Kematian Maternal Di Negara-negara maju kematian meternal lebih rendah, yaitu sekitar 3-15. Di Negara-negara berkembang angka ini lebih tinggi yaitu sekitar 9,8-25,5. Kematian maternal biasanya disebabkan oleh: perdarahan otak 25, kegagalan jantung- paru 50, kegagalan ginjal 10, infeksi 5, kegagalan hepar 5, dan lain-lain. 2 Kematian Perinatal Kematian perinatal di negara maju lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara berkembang. Di negara berkembang dilaporkan berkisar antara 42,2-50. Sebab kematian bayi terutama adalah hipoksia intrauterine dan prematuritas Sofian, 2011.

i. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan preeklamsia berat yaitu: 1 Penatalaksanaan umum commit to user 16 Wanita penderita preeklamsia berat perlu dirawat di area ketergantungan tinggi high-dependency unit, karena eklamsia sering terjadi pada periode ini. Pengawasan kondisi harus cermat bersamaan dengan pemberian obat dan dukungan yang sesuai akan mengurangi risiko jangka panjang Bothamlay, 2011. Perawatan yang penting pada preeklampsia ialah pengelolaan cairan karena penderita preeklampsia dan eklampsia mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya edema paru dan oligouria. Oleh karena itu, monitoring input cairan melalui organ atau infus dan output cairan melalui urin menjadi sangat penting. Harus dilakukan pengukuran secara tepat berapa jumlah cairan yang dimasukkan dan dikeluarkan melalui urin. Bila terjadi tanda-tanda edema paru, segera dilakukan tindakan koreksi. Selain melalui urine bisa melalui pengeluaran keringat dengan menggunakan rumus 10-15ccbbKghari, apabila demam pengeluaran keringat akan memproduksi dalam jumlah yang lebih banyak Asmadi, 2009. Cairan yang diberikan dapat berupa a 5 Ringer-dekstrose atau cairan garam faali jumlah tetesan 125ccjam atau b Infus Dekstrose 5 yang tiap 1 liternya diselingi dengan infus Ringer laktat 60-125 ccjam 500 cc. Dipasang foley catheter untuk mengukur pengeluaran urin. Oligouria terjadi bila produksi urin 30 ccjam dalam 2-3 jam atau 500 cc24 jam. Diberikan antasida untuk menetralisir asam lambung, sehingga bila mendadak kejang, dapat menghindari risiko aspirasi commit to user 17 asam lambung yang sangat asam. Diet yang cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, dan garam Saifudin, 2009. Observasi penderita dilakukan di dalam kamar isolasi yang tenang, dengan lampu redup tidak terang , jauh dari kebisingan dan rangsangan. Kemudian dibuat catatan setiap 30 menit berisi tensi, nadi, respirasi, suhu badan, refleks, dan diuresis. Bila memungkinkan dilakukan funduskopi pemeriksaan mata bagian dalam atau bagian fundus sekali sehari. Pemberian cairan disesuaikan dengan jumlah diuresis, pada umumnya 2 liter dalam 24 jam dan kadar protein urin diperiksa dalam 24 jam kuantitatif Sofian, 2012. 2 Pengelolaan Medisional a Obat Anti Hipertensi Obat-obatan anti hipertensi menjaga agar perdarahan intra kranial pada ibu tidak terjadi. Obat yang paling umum digunakan adalah: 1 Nifedipin a M Blocker kanal kalsium, terutama efektif untuk periode pasca persalinan b 10-20 mg setiap 6 sampai 8 jam. Pemberian sublingual tidak direkomendasikan karena efek vasodilator poten yang dimilikinya c Efek samping mencakup sakit kepala, aliran udara panas dan berdebar. commit to user 18 2 Labetalol atau Atenolol a Antagonis campuran alfa dan beta : dosis 3-4 x 50 mg hari b 10-20 mg bolus intravena yang dapat diulang setiap 10 menit hingga dosis maksimal 300 mg. alternative lain, infuse labetalol tanpa berhenti pada kecepatan 1-2 mgjam dapat digunakan dan dititrasi sesuai dengan kebutuhan Edwin, 2013 b Obat Anti Kejang Pasien nifas dengan komplikasi pre eklamsia berat dalam penatalaksanaannya diberikan profilaksis kejang Edwin, 2013. Obat antikejang adalah: MgSO 4 Contoh obat-obat lain yang dipakai untuk antikejang: 1 Diazepam 2 Fenitoin Cara pemberian magnesium sulfat 1 Loding dose : initial dose 4 gram MgSO 4 : intravena, 40 dalam 10 cc selama 15 menit. 2 Maintenance dose : Diberikan infuse 6 gram dalam larutan Ringer6 jam; atau diberikan 4 atau 5 gram i.m. selanjutnya maintenance dose diberikan 4 gram intramuskular tiap 4-6 jam. commit to user 19 Syarat- syarat pemberian MgSO 4 : 1 Harus tersedia antidotum MgSO 4 , apabila terjadi intoksikasi yaitu kalsium glukonas 10 = 1 g 10 dalam 100 cc diberikan intravena 3 menit 2 Refleks patella + kuat. 3 Frekuensi pernapasan 16 kalimenit, tidak ada tanda- tanda distress napas. Magnesium sulfat dihentikan apabila: 1 Ada tanda-tanda intoksikasi 2 Setelah 24 jam pascapersalinan atau 24 jam setelah kejang berakhir. Pemberian Magnesium sulfat dapat menurunkan risiko kematian ibu dan didapatkan 50 dari pemberiannya menimbulkan efek flushes rasa panas Saifuddin, 2009. 3 Penatalaksanaan oleh Bidan Dalam keadaan darurat pasien preeklamsia segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi, pemberian obat-obatan antikejang, antihipertensi, pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5 dan pemberian antasida. Oleh karena itu bidan yang praktek mandiri tidak berkewenangan dalam menangani kasus ini seperti yang tercantum dalam Permenkes RI No 1464MenkesPERX2010 tentang izin commit to user 20 dan penyelenggaraan praktik bidan karena tidak tersedianya tenaga kesehatan yang lebih berwenang. Intervensi bidan dalam menghadapai preeklamsi berat dengan memperkirakan bahwa kondisi pasien preeklamsi berat dapat sewaktu-waktu memburuk, misalnya terjadi eklamsi kejang adalah: a Merujuk ibu nifas dengan preeklamsia berat ke rumah sakit yang mampu memberi perawatan yang lebih baik. b Dalam proses merujuk, ada kemungkinan timbul menjadi eklamsia, sehingga sebaiknya dipersiapkan untuk menghindari penyulitnya yaitu memasang infus untuk rehidrasi dan nutrisi dengan glukosa 5 atau 10. Dalam infus dapat diberikan valium sekitar 30-40 mg dosis maksimal valium sekitar 120mg, MgSO 4 dapat diberikan secara intramuskular sekitar 4 gr Manuaba, 2008.

B. Teori Manajemen Kebidanan