44 3.
Pendekatan Perbandingan comparative approach. 4.
Pendekatan Historis historical approach. 5.
Pendekatan Filsafat philosophical approach. 6.
Pendekatan Kasus case approach. Pendekatan-pendekatan tersebut dapat digabung sehingga dalam suatu
penelitian hukum normatif dapat saja menggunakan dua pendekatan atau lebih yang sesuai. Metode pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah metode
pendekatan perundang-undangan statute approach, pendekatan konsep conceptual approach dan pendekatan kasus case approach, mengingat
permasalahan yang diteliti adalah mengenai asas itikad baik dalam perjanjian pengikatan jual beli hak atas tanah.
1.6.3 Sumber Bahan Hukum
Sumber bahan hukum yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diambil secara tidak langsung atau
yang telah terlebih dahulu dikumpulkan orang lain di luar dari penelitian sendiri. Adapun bahan hokum sekunder terdiri dari:
65
1. Sumber Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat,
yang berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji, terdiri dari:
a. Undang-Undang Dasar Tahun 1945
b. Burgerljik Wetboek, Stb, 1847 No.23.
65
Bambang Waluyo, 2001, Penelitian Hukum, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, hal. 18.
45 c.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor
104-Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2117. d.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 58-Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 643.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 50- Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969.
f. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan
Nasional. g.
Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2012 Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional.
h. Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 1 Tahun 1999 tentang Tata
Cara Penyelesaian Sengketa Pertanahan. 3.
Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang menjelaskan bahan hukum primer, seperti: hasil penelitian, jurnal ilmiah, hasil seminar atau
pertemuan ilmiah lainnya, bahkan menurut Ronny Hanitijo Soemitro, dokumen pribadi atau pendapat dari kalangan pakar hukum termasuk
dalam bahan hukum sekunder ini sepanjang relevan dengan objek kajian penelitian hukum ini.
66
4. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum penunjang yang memberi
petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
66
Ronny Hanitijo Soemitro, Op.Cit, hal. 24.
46 sekunder, seperti kamus hukum,
67
Surat kabar, majalah mingguan, bulletin dan internet juga dapat menjadi bahan bagi penelitian ini sepanjang
memuat informasi yang relevan dengan objek kajian penelitian hukum ini.
68
1.6.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum