risau. Terbukti sampai dengan saat ini hasil pemilihan umum 2004 diakui secara legitimate oleh semua pihak dan semua pihak menerima dengan lapang
dada.
3. Bentuk Partisipasi Politik Elit Politik Perempuan Kota Semarang
a. Pemberian Suara votting
Terbukanya kran demokrasi secara luas di Indonesia memberikan angin segar dalam perkembangan dinamika politik bangsa. Salah satu
indikator berjalannya suatu sistem politik secara demokratis dan untuk mengukur terleluasakannya partisipasi masyarakat dalam bidang politik
adalah melalui pemberian suara secara langsung dalam pemilu. Pemilu tahun 2004 menjadi momentum paling bersejarah dalam
perjalanan bangsa indonesia setelah ditahun 1955 bangsa Indonesia juga pernah menyelenggarakan pemilu yang oleh masyarakat dunia dinilai
sebagai pemilu yang paling sukses. Dalam kehidupan sosial mulai dari lembaga yang terkecil seperti
keluarga, Rt, sampai dengan lingkup berbangsa tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan manusia senantiasa mengalami dinamika. Artinya
perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat tidak dapat dihindari. Demikian juga dengan pilihan politik, tentunya masing-masing individu
memiliki pola pikir dan cara pandang yang berbeda dalam melihat setiap persoalan.
Berkaitan dengan Pemilu 2004, perempuan di Kota Semarang dalam menentukan pilihan politiknya telah mampu secara sadar dan mandiri untuk
dapat menentukan pilihan politiknya. Perbedaan pilihan politik dalam keluarga ternyata tidak terlalu berdampak pada pola hubungan keluarga atau
sampai menimbulkan konflik. Hal ini dikarenakan masing–masing anggota memiliki kesadaran dan kepahaman akan pilihan politik masing-masing.
Seperti yang di ungkapkan oleh Ibu Nurazizah sebagai berikut : “Padahal pilihan saya dengan suami lain loh, saya milih dia karena dia
seorang tokoh yang religius, yang bijaksana,terutama pintar juga, santun menurut saya tapi menurut suami lain dia tidak begitu”
Wawancara tanggal 9 Februari 2007
Senada dengan ungkapan di atas saudari Anik Imawati juga mengungkapkan sebagai berikut :
“Keluarga saya sangat demokratis, saya kira orang tua saya sudah paham dengan saya menempel poster-poster partai itu, dan tanpa saya
harus berkata-kata orang tua saya sudah ngehh gitu” Wawancara tanggal 10 Februari 2007
Dalam memberikan suara para perempuan sebelumnya mendapatkan informasi melalui media seperti media elektronik dan media cetak, namun ada
juga perempuan yang mendapatkan informasi tentang pilihan politik melalui diskusi-diskusi informal dan himbauan dari tokoh-tokoh partai politik. Dalam
memberikan suara perempuan mendatangi tempat pemungutan suara dimana mereka terdaftar sebagai pemilih. Inilah letak perbedaaan dalam sistem
pemberian suara dengan pemilu-pemilu sebelumnya, yaitu setiap pemilih
benar-benar tercatat sebagai individu yang memiliki hak pilih dalam daftar pemilih tetap.
b. Mencalonkan diri sebagai anggota legislatif