Kain Bereng Hitam Makna Simbolis Kain Tenun Tradisional di Dusun Sade.

94 Kain ini biasa dipergunakan pada saat adat upacara pernikahan sorongserah ajikrame sebagai ajen-ajen wawancara Mamiq satriadi, 14 Maret 2016 Gambar XXV: Motif kain tenun Krodat Dokumentasi: Mardiyanti, Maret 2016 Gambar XXVI: Motif kain tenun Krodat Dokumentasi: Mardiyanti, Maret 2016 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penjelasan sebuah makna simbolis pada sebuah kain merupakan ciri khas yang ada pada arti kain 95 tersebut. Kain tenun tradisional di Dusun Sade ini lebih dominan digunakan pada saat upacara adat, karena pada zaman dahulu benda-benda yang masyarakat setempat buat mengandung unsur agama dan adat. Proses pembuatan kain tenun tersebut membutuhkan beberapa bulan dalam penyelesaian kain tenun tersebut karena dari pembuatan benang yang hanya dipintal sendiri dan diambil dari bahan alamlah yang membuat waktu lama dalam penyelesaiannya. Bentuk kain tersebut sangatlah sederhana, akan tetapi proses pengerjaannya yang cukup lama dan terbilang sangat mahal. Jenis kain tenun tradisional ini memiliki ukuran 30x25 cm. Bentuk yang terbilang cukup sederhana yang bermotifkan sebuah garis-garis saja. Pada zaman dahulu kain tenun tradisional tersebut hanya bermotifkan garis lurus vertikal dan horizontal, karena masyarakat setempat yang pada zamannya mempercayai bahwa sebuah garis merupakan makna simbol kehidupan yang nantinya akan hidup tentram dan lurus-lurus saja seperti halnya sebuah garis. Pada desainnya juga hanya sebuah garis. Menurut E.B Feldman dikutip Triyanto 2007: 37 Garis merupakan simbol ekspresi dari ungkapan seniman, seperti garis-garis yang terdapat dalam seni rupa ekspresionisme dan abstraksionisme. Garis sebagai simbol ekspresi juga terdapat pada seni rupa non figuratif. Tetapi garis pada umumnya adalah hasil dari kesimpulan yang dibuat untuk memiliki suatu orientasi satu arah. Garis merupakan ekspresi dari pemikiran manusia dan imajinasinya, juga menjadi inti dari sebuah bentuk atau objek desainnya. 96 Dari pendapat berbagai narasumber yang mengenai makna simbolis dapat disimpulkan bahwa pada sebuah makna simbolis juga tidak hanya dilihat dari bentuk dan desain melainkan dari segi warna juga. Di Dusun Sade kain tenun tradisionalnya menggunakan warna-warna yang terbuat dari bahan alam sehingga dapat mengawetkan unsur warna yang terkandung dalam kain tenun tradisional yang ada di Dusun Sade. Warna-warna yang digunakan yaitu warna hijau; makna dari warna hijau melambangkan kesejukan, ketenangan, kesegaran. Warna putih; warna putih melambangkan kesejukan, pasif, dan cemerlang. Warna ini melambangkan kepercayaan, polos, jujur, murni. Warna merah; pada warna merah melambangkan warna yang kuat dan menarik perhatian, bersifat agresif dan berani. Warna hitam; warna hitam melambangkan ketangguhan seseorang ini digunakan pada saat upacara prisaean oleh para lelaki.

B. Fungsi Kain Tenun Tradisional di Dusun Sade

Kain tenun di Dusun Sade pada hakikatnya memiliki masing-masing fungsi. Fungsi tersebut memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat Dusun Sade. Kain tenun yang diciptakan tentunya tidak lepas dari keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing kain memiiki peran fungsi yang berbeda-beda, akan tetapi masyarakat setempat mempercayai kain tersebut lebih dominan digunakan pada saat upacara adat. Peran dalam setiap kain tidak terlepas dari berbagai unsur warna yang dapat difungsikan oleh masyarakat setempat. Tidak hanya sebagai pakaian