PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2011/2012

(1)

PENGGUNAAN MODELCOOPERATIVE LEARNINGTIPE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS(STAD)

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 11 METRO PUSAT

TAHUN AJARAN 2011/2012 (skripsi)

Oleh Astuti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(2)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODELCOOPERATIVE LEARNINGTIPE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS(STAD)

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 11 METRO PUSAT

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

Astuti

Penelitian ini dilatarbelakangi aktivitas dan hasil belajar siswa yang masih rendah di kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat Tahun Ajaran 2011/2012. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat mata pelajaran IPS dengan menggunakan modelcooperative learningtipeSTAD.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 3 siklus dan setiap siklus mempunyai 4 tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data penelitian dengan lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa menggunakan lembar soal– soal tes.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penggunaan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, hal ini terbukti dari aktivitas dan hasil belajar siswa setiap siklusnya yang mengalami peningkatan. Aktivitas rata-rata siswa pada siklus I (53,12%), siklus II (59,34%), dan siklus III (75%), sedangkan rata-rata hasil belajar siswa siklus I (51,66), siklus II (72,66), siklus III (76,50). Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat disimpulkan bahwa penggunaan model cooperative learning tipe group STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat Tahun Ajaran 2011/2012.


(3)

PENGGUNAAN MODELCOOPERATIVE LEARNINGTIPE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS(STAD)

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 11 METRO PUSAT

TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh

Astuti Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(4)

Judul Skripsi :PENGGUNAAN MODELCOOPERATIVE LEARNING TIPESTUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Astuti

NPM :0913099002

Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. H. Darsono, M.Pd. Drs. Rapani, M.Pd.

NIP 195410161980031003 NIP 196007061984031004

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd NIP 195105071981031002


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. H. Darsono, M.Pd. : ______________

Penguji Utama : Drs. Rapani, M.Pd. : ______________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Astuti

Npm : 0913099002

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan Fakultas : Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan ini sessungguhnya bahwa sekripsi saya yang berjudul “Penggunaan Model Cooperatif Learning Tipe Student Team Achievement Division ( STAD ) untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas Va SD Negeri 11 Metro Pusat Tahun Ajaran 2011/2012” tersebut adalah benar-benar hasil karya saya sendiri. Tercantumnya kutipan dalam skripsi ini sesuai dengan kode etik karya ilmiah.

Demikaian pernyataan ini saya buat untuk digunakan sebagaimana mestinya. Apabila berdasarkan faktanya peenyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku

Metro, Maret 2012 Yang membuat pernyataan

Astuti


(7)

PERSEMBAHAN

Dengan segala syukur dan kerendahan hati kupersembahkan karya ini kepada :

• Suamiku tercintayang selalu memberikan do’a, dukungan moril dan materil yang tak pernah henti-henti.

• Ketiga anakku tersayang yang selalu memberikan semangat.

• Sahabat-sahabat yang selalu berbagi suka dan duka, memberikan motivasi, bantuan dan dukungannya.

• Para pendidik atas ilmu yang tercurahkan. • Almamater tercinta.


(8)

MOTTO

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah SWT beserta orang-orang yang sabar.

(QS. Al Baqoroh 153)

Pembelajaran adalah momen yang tidak pernah berakhir (guru zen).


(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji syukur penulis kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan hidayah serta nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi dengan judul “Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas VA SD Negeri 11 MetroPusat” merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Selama penyusunan skripsi ini penulis telah mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru. Dengan demikian penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. H. Sugeng P. Hariyanto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. H. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD yang juga menjadi Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, saran, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Rapani, M. Pd., selaku Dosen Pembahas yang memberikan saran-saran yang cukup berarti dan motivasi untuk penyelesaian skripsi ini.


(10)

6. Bapak Basiran, S. Pd. SD, Selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 11 Metro Pusat, Dewan Guru beserta Staf yang telah membantu dalam kelancaran selama proses penyelesaian skripsi ini.

7. Teman sejawat yang telah bekerja sama dengan baik. 8. Semua pihak yang turut membantu.

Akhir kata, penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Akan tetapi, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Metro, Februari 2012 Penulis,


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang ... 1

B Identifikasi Masalah ... 3

C Rumusan Masalah ... 4

D Tujuan Penelitian ... 4

E Manfaat Penelitian... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar ... 6

B. Pembelajaran ... 6

C. Aktivitas Belajar... 7

D.Hasil belajar ... 8

E. ModelCooperative Learning ... 9

F.Ilmu Pengetahuan Sosial... 14

G.Hipotesis Tindakan ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 16

B. Rencana Penelitian ... 18

C. Subjek Penelitian... 18

D. Urutan Penelitian Tindakan... 18

E. Alat Pengumpul Data ... 29

F. Teknik Pengumpulan Data... 30

G. Teknik Analisis Data... 30

H. Indikator Keberhasilan... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian ... 33

B. Hasil Penelitian ... 34

1. Pelaksanaan siklus I ... 34

2. Pelaksanaan siklus II... 41


(12)

4.3 Pembahasan... 50

1. Deskripsi aktivitas siswa dalam pembelajaran... 50

2. Deskripsi pengelolaan pembelajaran ... 51

3. Deskripsi hasil belajar siswa ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kategori tingkat keberhasilan data kualitatif... 31

2. Data aktivitas siswa siklus I ... 37

3. Kinerja guru dalam pembelajaran siklus I... 38

4. Hasil belajar siswa siklus I ... 38

5. Data aktivitas siswa siklus II ... 43

6. Kinerja guru dalam pembelajaran siklus II ... 44

7. Hasil belajar siswa siklus II... 45

8. Data aktivitas siswa siklus III... 48

9. Kinerja guru dalam pembelajaran siklus III ... 49

10. Hasil belajar siswa siklus III... 49

11. Rekapitulasi persentase nilai aktivitas siswa tiap siklus... 51

12. Rekapitulasi kinerja guru dalam pembelajaran tiap siklus ... 52


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Spiral Penelitian Tindakan Kelas Hopkins... 17

2. Diagram rekapitulasi persentase nilai aktivitas siswa tiap siklus ... 51

3. Diagram rekapitulasi kinerja guru dalam pembelajaran tiap siklus... 52


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas 2. Surat Izin Penelitian dari Fakultas

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

4. Lembar Soal dan Hasil Tes Formatif Siklus I 5. Lembar Soal dan Hasil Tes Formatif Siklus II 6. Lembar Soal dan Hasil Tes Formatif Siklus III 7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III 10. Lembar Observasi Penilaian Kinerja Guru Siklus I 11. Lembar Observasi Penilaian Kinerja Guru Siklus II 12. Lembar Observasi Penilaian Kinerja Guru Siklus III 13. Daftar Nilai Tes Formatif Siklus I

14. Daftar Nilai Tes Formatif Siklus II 15. Daftar Nilai Tes Formatif Siklus III 16. Foto Dokumentasi Kegiatan Penelitian


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan banyak variabel yang mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraannya. Pendidikan pada dasarnya adalah bimbingan yang dilakukan oleh orang

”dewasa” kepada yang ”belum dewasa”, yang dilakukan melalui program

pendidikan sekolah ataupun pendidikan luar sekolah (termasuk pendidikan dalam keluarga) serta lingkungan. Kecenderungan pendidikan adalah pada

proses ”pendewasaan” psikologis seseorang, sehingga menjadi manusia yang mandiri dalam berbagai aspek kehidupan. Pada pendidikan formal,


(17)

2

kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari peranan guru, baik di kelas maupun di luar kelas, untuk ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal yang pertama menjadi dasar untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, mutu pendidikan di sekolah dasar harus menjadi hal yang paling utama yang perlu di perhatikan. Fungsi pendidikan di atas sangat sesuai dengan pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) di SD. Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang menekankan pada analisis terhadap fakta, konsep dan generalisasi. Guru sebagai fasilitator dalam pambelajaran hendaknya memiliki kemampuan untuk mengelola kelas agar tercipta suasana belajar yang dapat meningkatkan aktivitas dan daya kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran.

Dari hasil observasi pembelajaran IPS di SD 11 Metro Pusat peneliti menemukan masalah-masalah dalam pembelajaran siswa kurang aktif, kurang termotivasi untuk belajar dirumah, hasil belajar siswa belum optimal, situasi kelas belum menunjukkan PAIKEM, dan pembelajaran masih terpusat pada guru. (Teacher Centered).

Pemecahan masalah-masalah di atas dapat dilakukan dengan model cooperative learning tipe STAD. Model pembelajaran ini mampu meningkatkan aktivitas siswa baik kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor serta membina tanggung jawab siswa terhadap suatu masalah. Oleh karena itu, siswa dapat memahami bagaimana konsep materi IPS yang dipelajari dari masalah yang harus dipecahkannya. Dalam hal ini, perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model


(18)

3

STAD untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat.

Menurut Slavin (2010: 215) kelas merupakan sebuah tempat kreatifitas kooperatif, guru dan siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual (saling menguntungkan) dari berbagai pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan masing-masing. Pembentukan makna dari bahan-bahan pelajaran dalam proses pembelajaran yang saling menguntungkan salah satu model pembelajaran yang tepat dengan pembelajaran kelompokcooperative learningtipeSTAD.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

2. Siswa kurang termotivasi untuk belajar.

3. Hasil belajar siswa belum optimal.

4. Situasi kelas belum menunjukkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (paikem).


(19)

4

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat ?

2. Apakah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa kelas VA pada pelajaran IPS menggunakan modelcooperative learningtipeSTAD.

2. Meningkatkan hasil pembelajaran siswa kelas VA pada pelajaran IPS menggunakan modelcooperative learningtipeSTAD.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa :

a. Siswa akan menjadi lebih kreatif dan berinisiatif dalam memahami konsep dasar untuk memecahkan masalah sosial.

b. Pembelajaran menjadi lebih mudah dilakukan untuk anak usia dini karena siswa SD termasuk dalam tahap perkembangan kognitif


(20)

5

operasional konkret yang tahap berfikirnya telah menggunakan aturan yang jelas dan logis.

c. Melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan komunikasi dan sosial.

2. Bagi Sekolah

a. Dapat memberikan sumbangan yang berguna dengan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS khususnya untuk kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat.

b. Untuk menghasilkan output yang optimal dan kompetitif karena siswa telah memiliki pengalaman belajar yang bermakna.

3. Bagi Peneliti

a. Menjembatani pemahaman peneliti terhadap kesenjangan teori dengan fakta empiris.

b. Menghasilkan pengetahuan yang shahih dan relevan yang dapat digunakan oleh kelas.

c. Memotivasi diri lebih kreatif dan berfikir kritis dan sistematis.

d. Membiasakan diri melakukan aktivitas yang bernilai akademik dan ilmiah.


(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

Belajar merupakan perkembangan yang dialami seorang menuju kearah yang lebih baik. Menurut Azis Wahab ( 2009: 2 ) belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan lingkunganya, baik lingkungan alamiahnya maupun liongkungan social. Sedangkan gagne dalam Slamento (2003: 13) menyatakan pengertian belajar sebagai berikut : (1) belajar adalah proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; (2) belajar dalam penguasan pengetahuan atau diperoleh dari intruksi. Berdasarkan pengertian belajar di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar itu adalah suatu proses dari ketidaktahuan seseorang menjadi tahu dan dapat membentuk seseorang yang mandiri dari pengalaman yang ia dapatkan dai lingkungan sekitarnya.

Sejalan dengan itu Sujanto (1997:21) mengemukakan bahwa belajar adalah segenap rangkaian aktifitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa penambahan pengetahuan menyangkut banyak aspek, baik karena kematangan maupun karena latihan.


(22)

7

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diartikan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan secara sadar pada diri seseorang yang bersifat continue dan positif baik dalam hal tingkah laku, ataupun pengetahuan sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.

B. Pembelajaran

Menurut Hamalik (2008: 57) pembelajaran adalah komnbinasi yaqng tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, manusia terlibat dalam system pengajaran tediri dari siswa, guru, dan tenaga lainya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan alat tulis lainya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas dan lapangan. Prosedur meliputi jadwal, model pembelajaran yang digunakan,belajar ujian dan segalanya.

Dalam Undang – Undang no. 23 tahun 2003 tentang pendidikan nasional dalam pasal 1 menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Sumber belajar dalam hal ini dapat berupa lingkungan ( alam, sosial, budaya ) guru atau sesama teman. Selain itu juga guru juga berperan dalam pemilihan model pembelajaran yang digunakan. Dari pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah pertemuan antara peserta didik dan guru sebagai sumber belajar pada lingkungan sekolah, serta dari pembelajaran peserta didik dapat menyelesaikan pertanyan yang bersumber dari materi yang diterimanya dari guru.


(23)

8

C. Aktivitas belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 23) aktivitas adalah keaktifan, kegiatan. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja. Semakin banyak aktivitas siswa dalam belajar, maka proses pembelajaran yang terjadi akan semakin baik. Menurut Sardiman (2004: 38) belajar adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek didik belajar membangun sendiri pengetahuannya dan mencari sendiri makna dari suatu pelajaran. Menurut Sanjaya (2010: 176) aktivitas adalah segala perbuatan yang sengaja dirancang oleh guru untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas.

D. Hasil belajar

Nur, Muhamad (2008: 77) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar, dan belajar itu sendiri adalah suatu proses dalam diri seseorang yang berusaha memperoleh sesuatu dalam bentuk perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Perilaku dalam belajar sudah ditentukan terlebih dahulu, sedangkan hasil belajar ditentukan berdasarkan kemampuan siswa.

Menurut Hamalik (2008:155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya. Menurut Ahmadi (1991: 72)


(24)

9

prestasi belajar yang dicapai dalam usaha belajar hal ini usaha belajar dalam mewujudkan prestasi belajar siswa yang diperoleh dalam mengikuti tes. Jadi berdasarkan definisi dari para ahli di atas, penulis hasil belajar merupakan kemampuan dan kemajuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan tercapai tujuan-tujuan belajarnya. Jadi, hasil belajar berdasarkan kesimpulan penulis adalah kemampuan dari peserta didik yang dihasilkan dari proses belajar yang dapat di nilai dari pengetahuan sikap, ketrampilan, perubahan dapat diartikan terjadi peningkatan dan perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya.

E. Modelcooperative learning

1. Pengertiancooperative learning

Menurut Slavin dalam Isjoni (2010: 15), cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Adapun tujuan model cooperative learningmenurut Ibrahim dalam Isjoni (2010: 27) adalah :

1. Hasil belajar akademik.

2. Penerimaan terhadap perbedaan individu. 3. Pengembangan ketrampilan sosial.

Menurut Jarolimek & Parker dalam Isjoni (2010: 24), model cooperative learningmemiliki kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut : Kelebihan metodecooperative learning:

1. Saling ketergantungan yang positif.

2. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. 3. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 4. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.


(25)

10

5. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dangan guru.

6. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekpresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

Adapun kelemahannya adalah :

1. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.

2. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

3. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

2. Model-modelcooperative learning

Menurut Isjoni (2010: 51), model pembelajaran coopertive learning terdapat beberapa model yang dikembangkan diantaranya : 1) Student Team Achievement Division (STAD), 2) Jigsaw, 3) Group Investigation, 4)Rotating Trio Exchange,5)Group Resume.

3. PengertianSTAD (Student Team-Achievement Division)

TipeSTADini dikembangkan oleh Slavin, dan merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang meliputi: 1) tahap penyajian materi, 2) tahap kegiatan kelompok, 3) tahap tes individual, 4) tahap penghitungan skor individu, dan 5) tahap pemberian penghargaan kelompok (Slavin, 2010: 158).


(26)

11

Menurut Slavin (2010: 144) menyatakan bahwa pada STAD siswa dalam satu kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan atau melakukan diskusi, setiap dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diskor dan tiap individu diberi skor perkembangan.

STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. tipe pembelajaran inilah yang akan diterapkan dalam pembelajaran matematika.

4. Tahap Pelaksananan pembelajaran modelSTAD

a. Persiapan Materi dan Penerapan Siswa dalam Kelompok.

Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok-kelompok


(27)

12

heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada :

1) Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah)

Kemampuan akademik didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang.

2) Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dll.

b. Penyajian Materi Pelajaran 1. Pendahuluan

Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari.

2. Pengembangan

Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari siswa dalam kelompok, di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan.

3. Praktek terkendali

Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar


(28)

13

siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas diharapkan jangan sampai menyita waktu.

c. Kegiatan Kelompok

Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan.

d. Evaluasi

Dilakukan selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.

e. Penghargaan Kelompok

Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super.

f. Perhitungan Ulang Skor Awal dan Pengubahan Kelompok

Satu periode penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian


(29)

14

dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.

F. Ilmu Pengetahuan Sosial SD

Kosasih dalam Darsono (2003: 22) pembelajaran IPS adalah reka upaya membina dan mengembangkan interaksi proses belajar mengajar yang terarah, terkendali melalui berbagai media pembelajaran sehingga menghasilkan hasil belajar yang diharapkan. Sutarto, dkk (1999: 44) yang menyatakan bahwa aktifitas manusia dipengaruhi cara individu dalam menerima dirinya dengan lingkungannya sebagai makhluk sosial.

Menurut Aziz Wahab (2009: 1.9), IPS membelajarkan siswa untuk memahami bahwa masyarakat merupakan suatu kesatuan (sistem) yang permasalahannya bersangkut paut dan pemecahannya memerlukan pendekatan interdisipliner yaitu pendekatan ilmu hukum, ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu sosial lain seperti geografi, sejarah, antropologi, dan lainnya. Jadi menurut penulis IPS merupakan ilmu yang mempelajari tentang keadaan sosial yang ada di masyarakat. Jadi menurut penulis IPS merupakan ilmu yang mempelajari tentang keadaan sosial yang ada di masyarakat.

Kurikulum 2006 dalam Sardjiyo, dkk. (2009: 1.29), mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial


(30)

15

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat ditarik hipotesis tindakan sebagai berikut : “Apabila diterapkan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dengan langkah-langkah yang benar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajarsiswa”.


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Hopkins dalam Kunandar (2010: 46), menyebutkan bahwa PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang : a) praktik-praktik kependidikan mereka, b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan. Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus.

Menurut Arikunto (2008: 58), penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran IPS di kelas. Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS dengan model cooperative learning tipe STAD terdiri dari tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II, siklus III.

Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan


(32)

17

melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Siklus daur ulang dalam penelitian tindakan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Spiral penelitian tindakan kelas, (Hopkins dalam Arikunto, 2008: 105).

Perencanaan

Refleksi

Tindakan/

Observasi Perbaikan/

Rencana

Refleksi Refleksi

Tindakan/ Observasi Tindakan/

Observasi Perbaikan/

Rencana


(33)

18

B. Rencana Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat, tahun ajaran 2011/2012.

b. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam waktu empat bulan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.

C. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif dan partisipatif antara peneliti dengan guru kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.

D. Urutan Penelitian Tindakan Siklus I

Kegiatan pada siklus pertama diawali dengan pembuatan pelaksanaan pembelajaran secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dan teman sejawat dengan materi Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia kemudian rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD agar efisien dan efektif guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Perencanaan

a. Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok yang diajarkan sesuai dengan SK dan KD.


(34)

19

b. Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan tentang pengajaran IPS melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD.

c. Menyiapkan instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal-soal dan tes unjuk kerja beserta penilaiannya. Instrumen non tes berupa observasi.

d. Menentukan skor dasar awal melalui pre tes. 2) Tindakan

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Siklus I sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebagai berikut :

a. Pada tahap pertama diawali dengan mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran.

b. Guru menyampaikan apersepsi (menghubungkan materi yang akan dijelaskan dengan kehidupan sehari-hari). Dengan tujuan sebagai penjajakan kesiapan belajar.

c. Kemudian guru menjelaskan tentang materi dan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran IPS.

d. Siswa masing-masing membuat pertanyaan sesuai dengan keinginan atau minat siswa.

e. Pertanyaan siswa ditulis di papan tulis.

f. Siswa yang memiliki pertanyaan dengan aspek yang sama dijadikan 1 kelompok, setiap aspek persatuan menjadi subtopik.


(35)

20

g. Jika 1 subtopik jumlah kelompok melebihi jumlah maksimal maka dijadikan 2 kelompok.

h. Masing-masing kelompok merencanakan kegiatan investigasi dengan mengikuti perintah dalam lembar kegiatan.

i. Masing-masing kelompok melaksanakan investigasi, tiap anggota bekerja sesuai tugas yang disepakati oleh kelompok.

j. Setelah selesai melakukan tugas, anggota kelompok bergabung kembali dengan kelompoknya untuk saling berbagi pengetahuan. Salah satu anggota mencatat kesimpulan dan anggota mempresentasaikan rangkuman tertulis dari penemuan masing-masing.

k. Kelompok menyiapkan laporan akhir yaitu berupa rencana kegiatan presentasi, semua anggota kelompok terlibat dalam kegiatan ini.

l. Guru meminta kelompok untuk menunujuk salah satu wakil sebagai anggota panitia acara. Panitia acara akan mendengarkan masing-masing rencana laporan kelompok.

m. Siswa kembali ke posisi kelas sebagai satu keseluruhan. Masing-masing kelompok melakukan presentasi. Di dalam presentasi kelompok menampilkan tugas, menjawab pertanyaan, memberikan kuis atau pun mensimulasi kejadian-kejadian tertentu serta menampilkan gambar jika diperlukan.

n. Guru dan panitia acara memilih satu atau dua pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat kelompok setelah diskusi dengan kriteria pembahasan terpenting.


(36)

21

o. Siswa akan diberi seluruh soal dari semua kelompok untuk dipelajari, dan ujian akan dilaksanakan 1 minggu setelah kegiatan pembelajaran ini. Jumlah soal bergantung jumlah kelompok yang terbentuk.

3) Observasi

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi.

Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati aktivitas siswa dan dalam pembelajaran IPS dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

4) Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat observasi oleh peneliti dan teman sejawat. Refleksi berguna untuk memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.


(37)

22

Peneliti akan melakukan refleksi diakhir pembelajaran dengan merenungkan kembali secara intensif kejadian atau peristiwa yang menyebabkan sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Siklus II

Pada tahap perencanaan di siklus II dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara kolaboratif partisipatif peneliti dengan teman sejawat dengan materi Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang dalam Mempersiapkan Kemerdekaan menggunakan modelCooperative Learningtipe STADseperti yang siklus sebelumnya.

1) Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan meliputi :

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah

b. Menyusun lembar kerja siswa

c. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa d. Membuat instrumen evaluasi

2) Pelaksanaan

Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan. Pertemuan ini membahas Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan. Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama ini sebagai berikut :


(38)

23

a) Pendahuluan

1) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan.

2) Disinggung tentang masalah Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan

3) Memotivasi siswa tentang manfaat mempelajari Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Menjelaskan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan inti

1) Guru memberikan masalah Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan.

2) Siswa dan guru menyimpulkan materi Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan

3) Setelah peserta didik memahami “Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan”

c) Penutup

Memberikan tugas rumah (PR) kepada siswa

Pertemuan kedua

Pertemuan kedua membahas Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama ini sebagai berikut :


(39)

24

a) Pendahuluan

1) Guru bersama siswa membahas tugas rumah (PR)

2) Disinggung tentang Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan

3) Memotivasi siswa tentang manfaat mempelajari materi Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran .

b) Kegiatan inti

1) Guru memberikan masalah Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan.

2) Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan.

3) Siswa dan guru menyimpulkan materi pelajaran tentang Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan.

4) Setelah peserta didik memahami Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan.

c) Penutup

Siswa mengerjakan evaluasi materi Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan


(40)

25

Kriteria keberhasilan pada siklus kedua ditunjukan dengan rata-rata nilai tes siswa minimal adalah 60 (KKM) dan 75 % siswa telah mencapai KKM. Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru dan guru pamong/ teman sejawat/observer, untuk mengkaji strategi pembelajaran yang dilaksanakan guru dan mengkaji perubahan tingkah laku siswa selama dan setelah pemberian tindakan, sebagai acuan dalam membuat rencana tindakan baru pada siklus berikutnya.

3) Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan yang telah dipersiapkan. Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati aktivitas siswa dan dalam pembelajaran IPS dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

4) Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat observasi oleh peneliti dan teman sejawat. Refleksi berguna untuk memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.


(41)

26

Peneliti akan melakukan refleksi diakhir pembelajaran dengan merenungkan kembali secara intensif kejadian atau peristiwa yang menyebabkan sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Siklus Ketiga

Pada siklus ini materi pokok yang menjadi inti pembelajaran adalah Jasa Dan Peran Tokoh Perjuangan Dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. yang terdiri dua pertemuan. Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus ini meliputi :

1) Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan meliputi :

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah

2) Menyusun lembar kerja siswa

3) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa

4) Membuat instrumen evaluasi.

2) Pelaksanaan

Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama Jasa Dan Peran Tokoh Perjuangan Dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama ini sebagai berikut :


(42)

27

a) Pendahuluan

1) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui Jasa dan Peran Tokoh Perjuangan dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.

2) Jasa dan Peran Tokoh Perjuangan dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia

3) Menjelaskan tujuan pembelajaran. b) Kegiatan inti

1) Guru memberikan masalah kontekstual Jasa dan Peran Tokoh Perjuangan dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia 2) Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan lembar kerja Jasa dan

Peran Tokoh Perjuangan dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.

3) Setelah peserta didik memahami jasa peranan tokoh pejuang, diarahkan oleh guru.

c) Penutup

Memberikan tugas rumah (PR) kepada siswa.

Pertemuan kedua

Pertemuan kedua guru menjelaskan Jasa Dan Peran Tokoh Perjuangan Dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama ini sebagai berikut :

a) Pendahuluan


(43)

28

2) Memotivasi siswa tentang manfaat mempelajari Jasa Dan Peran Tokoh Perjuangan Dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia

3) Menjelaskan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan inti

1) Guru memberikan masalah tentang Jasa Dan Peran Tokoh Perjuangan Dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia 2) Siswa dengan bimbingan guru melakukan pengamatan dan

mengerjakan lembar kerja dalam kelompok.

3) Siswa melaksanakan presentasi kelompok di sepan kelas secara bergantian.

4) Peserta didik memperhatikan kesimpulan Jasa Dan Peran Tokoh Perjuangan Dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia yang disampaikan oleh guru.

c) Penutup

1) Siswa mengerjakan soal evaluasi Jasa Dan Peran Tokoh Perjuangan Dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. 2) Pemberian penghargaan kepada kelompok.

3) Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan yang telah dipersiapkan. Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati aktivitas siswa dan dalam pembelajaran IPS dari awal


(44)

29

pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

4) Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat observasi oleh peneliti dan teman sejawat. Refleksi berguna untuk memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.

Peneliti akan melakukan refleksi diakhir pembelajaran dengan merenungkan kembali secara intensif kejadian atau peristiwa yang menyebabkan sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran.

E. Alat Pengumpul Data

1) Observasi menggunakan lembar observasi, aktivitas siswa dan kinerja guru.


(45)

30

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan pada peneliti ini terdiri dari data aktivitas dan data hasil belajar.

1) Lembar panduan observasi, instrumen ini dirancang peneliti dan berkolaborasi dengan observer. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas belajar siswa dan data kinerja guru selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS melalui metode pembelajaranCooperative LearningtipeSTAD

2) Tes hasil belajar, digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang dibelajarkan dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data tentang aktivitas belajar siswa dan pola interaksi pembelajaran. Sedangkan analisis kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang telah dipelajari siswa.

Analisis data kualitatif dihitung dengan membagi hasil perolehan skor dengan skor maksimal dan dinyatakan dalam bentuk persen (%) dengan rumus sebagai berikut.


(46)

31

Keterangan :

N : nilai yang dicari

R : skor mentah yang diperoleh siswa SM : skor maksimum ideal

100% : bilangan tetap (sumber: Purwanto, 2008: 102).

Kategori tingkat keberhasilan pada data kualitatif dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Kategori tingkat keberhasilan data kualitatif Tingkat keberhasilan Kategori

>80% 60-79% 40-59% 20-39% <20% Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah (sumber: adopsi Aqib dkk., 2009: 41).

Nilai rata-rata hasil belajar siswa dihitung dengan rumus rata-rata

hitung

N

Xi

Keterangan:

X = Rata-rata hitung nilai N=Banyaknya siswa Xi=Nilai siswa


(47)

32

H. Indikator Keberhasilan

1) Meningkatnya persentase rata-rata aktivitas belajar siswa tiap siklus. 2) Meningkatnya persentase rata-rata kinerja guru tiap siklus.


(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat disimpulkan:

1. Penggunaan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan peningkatan persentase rata-rata aktivitas siswa pada tiap siklus, yaitu 53,12% pada siklus I, menjadi 59,34% pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 75% pada siklus III. 2. Penggunaan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan hasil belajar siswa yang selalu meningkat pada tiap siklus, yaitu 51,66 pada siklus I, meningkat menjadi 72,66 pada siklus II, dan 76,50 pada siklus III.


(49)

55

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti menyarankan bagi:

1. Siswa diharapkan mampu lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

2. Guru diharapkan dapat mencoba menggunakan model cooperative learning tipe STAD dengan materi yang sesuai dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Sekolah diharapkan dapat mendukung keberhasilan kegiatan pembelajaran, baik secara moral dan materi.


(50)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

UNTUK MENINGKATKANAKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 11 METRO PUSAT

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh Astuti

Penelitian ini dilatarbelakangi aktivitas dan hasil belajar siswa yang masih rendah di kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat Tahun Ajaran 2011/2012. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat mata pelajaran IPS dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 3 siklus dan setiap siklus mempunyai 4 tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data penelitian dengan lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa menggunakan lembar soal – soal tes.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penggunaan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, hal ini terbukti dari aktivitas dan hasil belajar siswa setiap siklusnya yang mengalami peningkatan. Aktivitas rata-rata siswa pada siklus I (53,12%), siklus II (59,34%), dan siklus III (75%), sedangkan rata-rata hasil belajar siswa siklus I (51,66), siklus II (72,66), siklus III (76,50). Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat disimpulkan bahwa penggunaan model cooperative learning tipe group STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat Tahun Ajaran 2011/2012.


(51)

PEMERINTAH KOTA METRO

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH DASAR NEGERI 11 METRO PUSAT

Jl. Veteran NO. 50 Hadimulyo Barat Metro Pusat

Nomor :

Lampiran :

-Perihal : Pemberitahuan izin Pelaksanaan penelitian

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Di tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : BASIRAN, S.Pd.SD NIP : 19550630 197703 1 002

Jabatan : Kepala SD Negeri 11 Metro Pusat Dengan ini memberikan izin sepenuhnya kepada : Nama : Astuti

NPM : 0913099002 Jurusan : Ilmu Pendidikan

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Untuk melaksanakan penelitian di SD negeri 11 metro pusat kota metro dengan judul

Penggunaan ModelCooperative LearningtipeStudent Team Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas Va SD Negeri 11 Metro Pusat Tahun ajaran 2011/2012.

Demikian surat ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Metro, Januari 2012

Kepala SD negeri 11 metro pusat

BASIRAN, S.Pd.SD


(52)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kerinci, tanggal 9 Januari 1964 sebagai anak kelima dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak Mas’ud Effendie dan Ibu Muncik.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 11 Prabumulih pada tahun 1979, Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP) yayasan Bakti Prabumulih tahun 1983, Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di Prabumulih pada tahun 1986. Pada tanggal 30 Maret 1990 penulis diangkat menjadi PNS di SD Negeri 9 Prabu Mulih Barat, dan pada tahun 2000 penulis pindah tugas di SD Negeri 11 Metro Pusat menjadi guru kelas hingga sekarang. Kemudian penulis melanjutkan Diploma II (DII) di Universitas Lampung lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa program SI dalam jabatan Universitas Lampung.


(1)

32

H. Indikator Keberhasilan

1) Meningkatnya persentase rata-rata aktivitas belajar siswa tiap siklus. 2) Meningkatnya persentase rata-rata kinerja guru tiap siklus.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat disimpulkan:

1. Penggunaan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan peningkatan persentase rata-rata aktivitas siswa pada tiap siklus, yaitu 53,12% pada siklus I, menjadi 59,34% pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 75% pada siklus III. 2. Penggunaan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan hasil belajar siswa yang selalu meningkat pada tiap siklus, yaitu 51,66 pada siklus I, meningkat menjadi 72,66 pada siklus II, dan 76,50 pada siklus III.


(3)

55

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti menyarankan bagi:

1. Siswa diharapkan mampu lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

2. Guru diharapkan dapat mencoba menggunakan model cooperative learning tipe STAD dengan materi yang sesuai dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Sekolah diharapkan dapat mendukung keberhasilan kegiatan pembelajaran, baik secara moral dan materi.


(4)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 11 METRO PUSAT

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh Astuti

Penelitian ini dilatarbelakangi aktivitas dan hasil belajar siswa yang masih rendah di kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat Tahun Ajaran 2011/2012. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat mata pelajaran IPS dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 3 siklus dan setiap siklus mempunyai 4 tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data penelitian dengan lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa menggunakan lembar soal – soal tes.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penggunaan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, hal ini terbukti dari aktivitas dan hasil belajar siswa setiap siklusnya yang mengalami peningkatan. Aktivitas rata-rata siswa pada siklus I (53,12%), siklus II (59,34%), dan siklus III (75%), sedangkan rata-rata hasil belajar siswa siklus I (51,66), siklus II (72,66), siklus III (76,50). Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat disimpulkan bahwa penggunaan model cooperative learning tipe group STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat Tahun Ajaran 2011/2012.


(5)

PEMERINTAH KOTA METRO

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH DASAR NEGERI 11 METRO PUSAT

Jl. Veteran NO. 50 Hadimulyo Barat Metro Pusat

Nomor :

Lampiran :

-Perihal : Pemberitahuan izin Pelaksanaan penelitian Kepada Yth.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Di tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : BASIRAN, S.Pd.SD NIP : 19550630 197703 1 002

Jabatan : Kepala SD Negeri 11 Metro Pusat Dengan ini memberikan izin sepenuhnya kepada :

Nama : Astuti

NPM : 0913099002

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Untuk melaksanakan penelitian di SD negeri 11 metro pusat kota metro dengan judul

Penggunaan ModelCooperative LearningtipeStudent Team Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas Va SD Negeri 11 Metro Pusat Tahun ajaran 2011/2012.

Demikian surat ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Metro, Januari 2012

Kepala SD negeri 11 metro pusat

BASIRAN, S.Pd.SD


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kerinci, tanggal 9 Januari 1964 sebagai anak kelima dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak Mas’ud Effendie dan Ibu Muncik.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 11 Prabumulih pada tahun 1979, Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP) yayasan Bakti Prabumulih tahun 1983, Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di Prabumulih pada tahun 1986. Pada tanggal 30 Maret 1990 penulis diangkat menjadi PNS di SD Negeri 9 Prabu Mulih Barat, dan pada tahun 2000 penulis pindah tugas di SD Negeri 11 Metro Pusat menjadi guru kelas hingga sekarang. Kemudian penulis melanjutkan Diploma II (DII) di Universitas Lampung lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa program SI dalam jabatan Universitas Lampung.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI 06 METRO BARAT

0 16 69

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAV) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

0 5 44

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IVA SD NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 61

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2011/2012

0 5 52

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR I PA MELALUI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA KELAS V SD KRISTEN 1 METRO

0 4 120

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER GANJIL SD NEGERI 2 FAJAR AGUNG TAHUN AJARAN 2011/201

0 3 65

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 METRO PUSAT

0 7 51

PENGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SD NEGERI 6 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 47

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 73

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD NEGERI 7 METRO BARAT

0 5 79