berlangsung lama dan kelekatan yang baru mulai terbentuk dalam persahabatan dan hubungan percintaan.
2. Komponen Kunci Kelekatan
Pola kelekatan yang terjalin antara anak dan figur lekat dapat dilihat melalui tiga komponen kunci yang diamati dari perilaku dua
arah antara anak terhadap figur lekat dan respons figur lekat terhadap perilaku anak. Berikut ialah tiga komponen kunci dalam kelekatan
Bowlby, 1973:
Gambar 2.3 Komponen Kunci Kelekatan
a Proximity Maintenance Memelihara Kedekatan
Proximity maintenance dapat mencakup perilaku anak yang terus mencari kedekatan dengan figur lekat dan memelihara
kedekatan tersebut. Perilaku ini biasanya ditunjukkan oleh anak jika anak sedang berada dalam situasi yang membuatnya takut
atau tertekan karena alasan tertentu. Pemeliharaan kedekatan dengan figur lekat ini diupayakan anak untuk terhindar dari rasa
cemas tentang faktor-faktor ketidakmatangan yang dimiliki anak seperti usia atau emosi dalam menghadapi situasi yang
dianggap mengancam. Pencapaian pada komponen proximity maintenance ini menghasilkan rasa aman dan dicintai. Menurut
Bowlby 1982, perilaku yang dimunculkan pada proximity
Proximity Maintenance
Mencari kedekatan dan menolak perpisahan
Secure Base
Menjadi dasar eksplorasi
dunia luar
KELEKATAN Attachment
Safe Haven Pemberian rasa nyaman,
dukungan, jaminan,dll
maintenance ialah mencari kedekatan dengan individu dewasa yang dijadikan figur lekat dan menunjukkan protes terhadap
situasi terpisah dengan figur lekat. Sebagai contoh, seorang bayi yang merasa lapar hanya
dapat menangis karena bayi tersebut tidak dapat mengambil makan sendiri sehingga menangis merupakan upaya yang
dilakukan bayi untuk mendapatkan pertolongan dari figur lekat. Contoh lainnya, ketika anak memasuki usia 3-5 tahun dan
kehilangan sosok figur lekat di sebuah tempat pebelanjaan, anak tersebut akan menangis atau mungkin berlari mencari-cari figur
lekat tersebut. Semakin anak bertumbuh besar dan memasuki usia sekolah, remaja, atau dewasa, anak akan berusaha
menjangkau figur lekat dengan cara apapun ketika berada dalam situasi sulit.
b Safe Haven Menjadi Tempat Perlindungan
Safe haven merupakan perilaku yang ditunjukkan oleh figur lekat sebagai respons dalam menanggapi perilaku anak
yang mencari kedekatan dengannya. Respons tersebut dalam berbentuk pemberian rasa nyaman, kehangatan, ketenangan, atau
jaminan akan keselamatan pada waktu anak membutuhkan karena pada dasarnya, kecemasan anak akan jauh berkurang
ketika anak menyadari bahwa figur lekat ada disekitarnya dan dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan anak untuk
diperhatikan dan dilindungi. Selain itu, figur lekat berperan untuk memahami bahwa kebutuhan anak untuk diperhatikan
perlu didukung pula oleh apreasiasi atau dorongan untuk anak dapat mengambil keputusannya secara mandiri. Safe hafen yang
dibangun oleh figur lekat ini memberikan ‘batas aman’ agar anak dapat belajar untuk bernegosiasi dengan situasi, mengupayakan
keberhasilan, dan mengatasi kegagalannya sendiri.
Sebagai contoh, ketika anak menunjukkan perilaku proximity maintenance di saat yang mencemaskan, figur lekat
dengan sesegera mungkin membantu anak dengan menyediakan kebutuhan anak sehingga kecemasan anak tersebut dapat
direduksi dan anak dapat kembali melakukan eksplorasi dengan lingkungannya. Contoh lain, ketika anak telah dewasa, figur
lekat tetap menjadi sosok yang mau mendengarkan keluh-kesah anak atau bahkan memberikan beberapa alternatif solusi yang
dapat membantu sang anak menyelesaikan persoalannya.
c Secure Base Menjadi Basis Aman
Secure base juga merupakan perilaku yang ditunjukkan oleh figur lekat sebagai respons dalam menanggapi perilaku anak
yang mencari kedekatan dengannya. Respons yang ditunjukkan berupa kepekaan dalam menanggapi perilaku anak. Figur lekat
yang peka melihat dunia dari sudut pandang anak dan memperlakukan anak dengan pemahaman yang mendalam,
pemberian kebutuhan dan kasih sayang. Respons ini juga mereduksi kecemasan anak dan membantu anak untuk
mengembangkan kemampuan dalam mengenai dan mengatur emosi serta perilakunya. Selain itu, figur lekat juga menunjukkan
respons menerima anak secara utuh karena anak yang merasa diterima dan dihargai sebagai individu yang unik dengan
kelebihan dan kekurangan yang khusus, akan berkembang menjadi individu yang seimbang, realistis, konsep diri yang
positif, dan harga diri yang baik. Sebagai contoh, figur lekat tetap menunjukkan keinginan
untuk dekat dan memenuhi kebutuhan anak meskipun sang anak sedang mengalami kegagalan. Meskipun anak merasa sedih atau
kecewa dengan kegagalan yang dialaminya, namun karena figur lekat tetap memberikan dukungan dan rasa aman kepada anak,
maka anak dapat lebih cepat meregulasi emosi sedih dan
kecewanya dan
anak dapat
kembali mengeksplorasi
lingkungannya tanpa rasa takut. Pola kelekatan yang terjalin dari anak masih bayi dengan orang
tua sebagai figur lekat terus mengalami proses peralihan dalam sepanjang rentang kehidupannya satu per satu. Berikut ini ialah proses
peralihan pola kelekatan:
TARGET PERILAKU LEKAT
Fase Perkembangan Orang Tua
Teman Sebaya
Pasangan
Bayi Proximity maintenance
Safe haven Secure base
Anak-Anak Awal Safe haven
Secure base Proximity maintenance
Anak-Anak Akhir Awal Remaja
Secure base Proximity maintenance
Safe haven Masa Dewasa
Proximity maintenance Safe haven
Secure base
Tabel 2.1 Proses Peralihan Kelekatan
3. Tipe-Tipe Kelekatan