dan bahaya. Karenanya, bayi akan terus menangis ketika membutuhkan pertolongan ibunya. Ibu sebagai pemberi perhatian caregiver dan bayi
saling melengkapi proses pembentukan sistem perilaku lekat attachment behavioral system yang berkontribusi dalam pembentukan
ikatan emosi antara anak dan figur lekat.
Gambar 2.2 Sistem Perilaku Lekat
Kelekatan merupakan salah satu sistem perilaku yang mencakup dasar eksplorasi, pemberian perhatian, relasi, dan pemenuhan
kebutuhan fisik. Selama anak merasa aman, sistem kelekatan akan stabil, dan sistem perilaku lain dapat diaktifkan. Secara berkelanjutan,
sistem kelekatan ini akan membuat anak yang bertumbuh menjadi remaja atau individu dewasa merasa aman untuk mengeksplorasi dunia
luar.
1. Tahap Pembentukan Kelekatan
Bowlby 1980 menyatakan bahwa seorang anak membentuk kelekatan dengan figur lekat dengan perilaku seperti mencari
Rasa aman, dicintai,
percaya diri
Ya
Apakah figur lekat responsif,
terjangkau?
Ceria, eksplorasi,
bersosialisasi, tersenyum
Tidak
Perilaku Lekat:
1. Mencari figur lekat
2. Memberikan kontak mata,
memanggil 3. Bergerak ke arah
figur lekat Menghindari
kontak, defensif,
eksplorasi Takut,
Cemas Defensif
kedekatan, menjamin
keselamatan, mencari
rasa aman
dan perlindungan, sedangkan seorang figur lekat menjadi terikat dengan
anak melalui komitmen, pemberian perhatian, tanggung jawab, dan mencintai anak. Berikut ialah tahapan kunci dalam pembentukan
kelekatan antara anak dan orang tua sebagai figur lekat:
a Usia 0-3 bulan: Respons tak terpilah kepada manusia
Selama bulan pertama di awal kehidupannya, bayi menunjukkan beragam jenis respons kepada orang disekitarnya,
namun respons ini tidak terpilah dan sama kepada semua orang, seperti senyuman, tangisan, genggaman tangan. Pada usia 5 minggu,
senyum sosial paling serius dimulai karena bayi mulai dapat melihat wajah manusia secara utuh dan mampu melakukan kontak mata.
Senyum ini menjadi simbol kelekatan dengan pengasuh atau figur lekatnya. Begitupun tangisan yang juga merupakan hasil dari
kedekatan pengasuh dan anak yang menjadi seperti teriakan bahaya sebagai tanda bayi memerlukan pertolongan.
b Usia 3-6 bulan: Fokus kepada orang-orang yang dikenal
Sejak usia 3 bulan tingkah laku bayi mulai berubah, respons sosial bayi mulai menjadi selektif. Selama fase ini, bayi
mempersempit respons mereka kepada orang-orang yang dikenal saja. Figur lekat utama biasanya ibu, namun tidak selalu demikian.
Bayi tampak mengembangkan kelekatan paling kuat pada seseorang yang paling sigap menangkap sinyal mereka dan yang terlibat
dengan interaksi yang paling menyenangkan bagi mereka.
c Usia 6 bulan-3 tahun: Kelekatan yang intens dan pencarian kedekatan yang aktif
Sejak usia 6 bulan, kelekatan bayi pada orang tertentu menjadi semakin intens dan ekslusif. Yang paling menyolok ialah bayi
menangis keras
ketika figur ibu
meninggalkan ruangan,
memperlihatkan adanya kecemasan terhadap perpisahan. Para pengamat juga mencatat intensitas bayi menuambut ibunya setelah
ditinggalkan untuk sementara waktu. Ketika ibunya kembali dan memeluknya, maka bayi akan balas memeluk ibunya dan tersenyum
senang. Ibu juga menunjukkan kebahagiaan atas pertemuan kembali tersebut. Bayi mulai mengekspresikan emosi-emosi yang kuat dan
mulai merayap mengikuti orang tua yang berjalan meninggalkannya. Bayi akan membuat usaha paling maksimal untuk memperoleh
kembali kontak dengan orang tua. Ini sangat menjelaskan bahwa bayi menggunakan pengasuhnya sebagai basis aman untuk
eksplorasi dan mencetak konsep figur lekat yang akan dibawa terus sepanjang kehidupannya.
d Usia 3-5 tahun: Pembentukan ‘internal working models’
Pada usia ini, anak membawa pola kelekatan ini keluar dari keluarga, biasanya ke lingkungan sekolah. Keseimbangan antara
kelekatan dan kesempatan ekplorasi berdampak pada pembelajaran, perilaku anak, dan pola persahabatan yang dijalinnya dengan teman
sebaya. Konsep terkait rasa aman telah tersimpan dalam proses mental anak yang berguna untuk mengatasi situasi sulit. Pada
tahapan ini, kecemasan terhadap perpisahan dan kehilangan mulai menyatu dengan kecemasan tentang harga diri dan relasi dengan
teman sebaya. Ketika seorang anak memiliki memori tentang rasa aman dan model internal yang positif, anak cenderung lebih dapat
menghadapi tantangan dan mengatasi kegagalan atau penolakan. Sebaliknya, anak yang insecure cenderung menyangkal perasaannya
dan menjadi agresif atau depresif.
e Usia Remaja-Dewasa
Individu di usia ini mulai berpisah dengan figur lekat dan menjadi mandiri. Individu yang secure dengan harga diri dan
kompetensi yang tinggi lebih berhasil mengatasi tantangan. Orang tua sebagai figur lekat masih sangat diperlukan pada tahap ini untuk
berbagi pengalaman dan regulasi emosi untuk mencapai konsep diri yang koheren dan fleksibel. Relasi kelekatan awal dengan orang tua
berlangsung lama dan kelekatan yang baru mulai terbentuk dalam persahabatan dan hubungan percintaan.
2. Komponen Kunci Kelekatan