Gambar 2.1 Lingkaran Kekerasan
Melalui Gambar 2.1, dapat dilihat bahwa lingkaran kekerasan terus bergulir dengan pola yang sama antara pelaku dan
korban. Pola tersebut seringkali berhasil membuat korban tetap bertahan dalam hubungan. Pelaku dan korban turut meyakinkan satu
sama lain bahwa ketika keduanya bersama-sama, baik pelaku maupun korban merasa dapat mengalahkan dunia. Agama, tradisi
kuno tentang perempuan, rasa bersalah berkonspirasi untuk membuat perempuan bertahan dalam hubungan tersebut.
F. Kajian Teori Kelekatan pada Perempuan Korban Kekerasan dalam Pacaran
Sejarah kelekatan dan pengasuhan anak di masa lampau merupakan pendahulu yang membentuk relasi positif di antara
pasangan muda Sroufe, Egeland, dan Carlson, 1999. Bayi yang
RESPONS KORBAN
: Melindungi diri sebisa mungkin, Pihak keamanan dihubungi oleh tetangga, teman,
keluarga. Berusaha menenangkan pasangan, atau pergi
2. BATTERING
Mendorong, memukul, mencekik, memperkosa,
menggunakan senjata
3. CONTRITION STAGE
Moody, afeksi tumpul, berteriak,
berkata-kata kasar, menghancurkan
benda
1. TENSION BUILDING
POWER CONTROL DENIAL
Meminta maaf, mohon ampun,
Berjanji akan berubah,
Pergi ke gereja, mengirim bunga, hadiah, “Aku tidak akan
melakukannya lagi”, mengajak bercinta, menangis, menyatakan cinta
RESPONS KORBAN :
Mendekati dan menenangkan pasangan,
Diam talkactive. Menjauh dari keluarga
dan teman. Pasif. Memahami
RESPONS KORBAN
: Sepakat untuk kembali mempercayai. Menerima pasangan
kembali, Menghentikan proses hukum. Merasa senang dan penuh harapan.
memiliki kelekatan tidak aman menimbulkan rasa cemas kepada pengasuhnya cenderung tidak dapat mengembangkan relasi yang positif
dengan pasangannya di masa remaja. Remaja yang memiliki sejarah kelekatan yang aman lebih mampu mengendalikan emosinya secara
lebih baik dan lebih nyaman untuk membuka dirinya dalam relasi berpacaran. Kelekatan dibahas lebih mendalam melalui kajian etologis
yang dikemukakan oleh John Bowlby. Etologi sendiri adalah studi mengenai tingkah laku hewan dan
manusia dalam konteks evolusi. Perspektif etologi klasik diperkenalkan oleh Darwin 1859 yang menyatakan bahwa beragam spesies memiliki
nenek moyang yang sama dan spesies dapat berubah untuk memenuhi persyaratan lingkungan mereka yang berubah. Tidak semua spesies
dapat bertahan saat menghadapi keadaan lingkungan yang berubah sehingga dalam teorinya, Darwin mencetuskan teori seleksi alam, yakni
sebuah anggapan bahwa alam memilih siapa-siapa saja yang mampu beradaptasi paling baik dengan lingkungan mereka. Mereka yang
beradaptasi paling baik adalah mereka yang akan bertahan hidup. Untuk dapat beradaptasi, hampir semua spesies mendekatkan diri pada
kelompoknya sehingga kelompok mereka menjadi kuat untuk menghadapi predator yang sewaktu-waktu mungkin menyerang
mereka. Pandangan ini kemudian digunakan Bowlby untuk menjelaskan
pentingnya kelekatan antara bayi dan figur lekat utama biasanya ibu. Asumsi dasar dari teori kelekatan ialah oleh karena ketidakmatangan
bayi yang sangat ekstrim pada saat dilahirkan, bayi dapat bertahan dengan bantuan berupa perlindungan dan perhatian dari orang dewasa.
Oleh sebab itu, tingkah laku bayi seperti menangis atau tersenyum merupakan simbol yang dimunculkan bayi untuk menjaga kedekatan
dengan figur lekat. Bayi menangis ketika ditinggal pergi oleh sang ibu menunjukkan kecemasan saat harus menghadapi dunia ini seorang diri.
Bayi memerlukan kehadiran ibu untuk melindunginya dari ancaman
dan bahaya. Karenanya, bayi akan terus menangis ketika membutuhkan pertolongan ibunya. Ibu sebagai pemberi perhatian caregiver dan bayi
saling melengkapi proses pembentukan sistem perilaku lekat attachment behavioral system yang berkontribusi dalam pembentukan
ikatan emosi antara anak dan figur lekat.
Gambar 2.2 Sistem Perilaku Lekat
Kelekatan merupakan salah satu sistem perilaku yang mencakup dasar eksplorasi, pemberian perhatian, relasi, dan pemenuhan
kebutuhan fisik. Selama anak merasa aman, sistem kelekatan akan stabil, dan sistem perilaku lain dapat diaktifkan. Secara berkelanjutan,
sistem kelekatan ini akan membuat anak yang bertumbuh menjadi remaja atau individu dewasa merasa aman untuk mengeksplorasi dunia
luar.
1. Tahap Pembentukan Kelekatan