bahwa laki-laki cenderung mendominasi arena politik dan membuat aturan-aturan yang melanggengkan kekuasaan dan superioritasnya atas
perempuan Subono, 2001. Tidak dapat dipungkiri, perempuan dari jaman dahulu telah
menjadi subordinat yang lemah dan harus tunduk pada laki-laki. Para pemikir Yunani kuno semacam Plato misalnya, memiliki pandangan
bahwa perempuan dapat berpartisipasi dalam sistem pemerintahan aristokrasi yang menurutnya ideal, namun demikian Plato sendiri
mengatakan bahwa warga yang mati dalam kondisi tidak baik akan dikutuk menjadi perempuan. Aristoteles murid Plato justru berpendapat
bahwa perempuan memang warga kelas dua yang tidak memiliki hak demokrasi di negara karena sifat pasif organ seksualnya vagina yang
dimasuki oleh penis Prabowo, 2014. Bahkan hingga kini, di era modern yang seolah membawa perempuan pada kesetaraan, namun
pada kenyataannya perempuan masih mengalami ketimpangan. Meski kini perempuan telah dapat bekerja dan memasuki sektor publik, namun
dalam prakteknya perempuan masih kerap dipandang sebagai seks kelas dua dibawah laki-laki.
B. Perempuan Dewasa Awal
Istilah adult atau dewasa awal berasal dari kata adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau
telah menjadi dewasa. Santrock 2002 menyatakan bahwa masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan
lawan jenis dan terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya. Kenniston dalam Santrock, 2002 menyatakan bahwa ada dua kriteria
yang diajukan untuk menunjukkan akhir masa muda dan permulaan dari masa dewasa awal ialah kemandirian ekonomi dan kemandirian
dalam membuat keputusan. Hurlock 1999 mengatakan bahwa masa dewasa awal berkisar
antara usia 18-40 tahun. Sementara itu, Dariyo 2003 menyatakan
bahwa secara umum individu yang tergolong dewasa muda ialah individu yang berusia 20-40 tahun. Pada rentang usia ini, individu yang
sudah tergolong dewasa memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih besar dan tidak lagi bergantung secara ekonomis, sosiologis, maupun
psikologis pada orangtuanya.
C. Pemilihan Pasangan sebagai Salah Satu Tugas Perkembangan Dewasa Awal
Pada setiap rentang perkembangan kehidupan, individu dalam rentang usia tertentu memiliki tugas perkembangan yang sedapat
mungkin dipenuhi. Hurlock 1980 menyatakan bahwa tugas perkembangan individu dewasa awal, antara lain ialah individu mulai
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, memilih pasangan hidup, mulai mempersiapkan diri untuk membina keluarga dan
mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara, dan mencari kelompok sosial yang
menyenangkan. Menurut Santrock 2002, pacaran merupakan salah satu cara
untuk mengupayakan pemilihan pasangan yang hendak dijadikan rekan hidup. Pacaran memiliki fungsi utama untuk memilih dan mendapatkan
seorang pasangan. Sebelum periode ini, pacaran hanya bertujuan untuk menyeleksi pasangan dan memerlukan pengawasan yang cermat oleh
orang tua. Para orang tua jaman dahulu biasanya saling mengunggulkan anaknya sebagai calon pasangan dan bahkan memilihkan pasangan bagi
remajanya. Namun seiring berjalannya waktu, individu yang memasuki masa dewasa awal kini telah memiliki kendali yang jauh lebih besar
terhadap pemilihan pasangan dan proses berpacaran menuju persiapan pernikahan.
D. Teori Cinta Menurut Para Ahli Psikologi