Macam-macam Saham Efisiensi Pasar Modal Teori Equity Market Timing

2.1.3 Macam-macam Pasar Modal

Dalam Chancera 2011 pasar modal dapat dibedakan menjadi: a. Primary Market Primary Market adalah penawaran saham yang dilakukan oleh emiten kepada calon investor selama batas waktu tertentu yang ditetapkan oleh emiten sebelum hal tersebut dijual melalui bursasebelum listing. b. Secondary Market Secondary Market biasanya diistilahkan sebagai transaksi jual beli saham sekuritas setelah masa penawaran terlewati yaitu ditandai dengan dilakukannya listing bursa. c. Third Market Third Market adalah perdagangan saham yang dilakukan diluar bursa OTC Over The Counter Market, biasa disebut sebagai bursa paralel. d. Fourth Market Fourth Market merupakan bentuk perdagangan efek antar investor yang dilakukan tanpa melalui perantara pedagang efek.

2.1.4 Macam-macam Saham

Menurut Fahmi ada 2 dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik 2011:86 yaitu: a. Saham biasa. Saham biasa common stock adalah surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal rupiah, dolar, yen, dan sebagainya di mana pemegang diberi hak untuk mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dan Rapat Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB serta berhak untuk menentukan membeli issue penjualan saham terbatas atau tidak Pemegang saham ini di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen. b. Saham istimewa. Saham istimewa preferred stock adalah surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal rupiah, dolar, yen, dan sebagainya di mana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal tiga bulanan. Universitas Sumatera Utara

2.1.5 Efisiensi Pasar Modal

Efisiensi adalah pemanfaat sebaik-baiknya modal atau input yang digunakan untuk menghasilkan output yang murah dan berkualitas sesuai dengan tujuan atau efektif. Menurut Samuel 1981, p. 131, dalam Panji Anoraga,1995:760, pasar modal dikatakan efisian apabila: a. Apa yang diharapkan bersifat homogen, artinya semua investor mempunyai harapan yang sama dalam memandang pendapatan dan risiko dari surat-surat berharga. b. Pasar cukup besar sehingga jumlah saham yang ditawarkan mencukupi untuk investor, jika mereka berminat maka portofolio seimbang sempurna. c. Fungsi “utility” semua investor termasuk dalam kelas yang sama, artinya investor-investor tersebut mempunyai sikap yang serupa terhadap “trade off” antara “risk” dan “return”.

2.1.6 Manajemen laba earnings management

2.1.6.1 Definisi Manajemen Laba

Menurut Copeland 1968:10 dalam Chancera 2013, manajemen laba sebagai “some ability to increase or decrease reported net income at will” yang artinya adalah manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan, atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajemen. Manajemen laba didefinisikan oleh Setiawati dan Na’im 2000 adalah “campur tangan manajemen dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri”. Universitas Sumatera Utara

2.1.6.2 Tujuan Manajemen laba

Menurut Healy dan Wahlen dalam Belkaoui 2006:75 penyebab manajemen laba yaitu: Manajemen Laba terjadi ketika para manajer menggunakan pertimbangan mereka pelaporan keuangan dan struktur transaksi untuk mengubah laporan keuangan dengan tujuan menyesatkan beberapa pemangku kepentingan mengenai kondisi kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil-hasil kontraktual yang bergantung pada angka-angka akuntasi yang dilaporkan. Defenisi manajemen laba yang dikemukakan di atas berfokus pada penerapan pertimbangan dalam laporan keuangan untuk menyesatkan para pemangku kepentingan baik bisa maupun tidak melakukan manajemen laba dan untuk membuat laporan keuangan menjadi lebih informatif bagi para penggunanya.

2.1.6.3 Bentuk Manajemen Laba

Scott 1997:405 menyebutkan bahwa ada empat bentuk manajemen laba, yaitu: 1. Tindakan kepalang basah” taking a big bath. Tindakan ini dilakukan ketika keadaan buruk yang tidak menguntungkan dan tidak bisa dihindari pada periode berjalan, dengan cara mengakui biaya-biaya pada periode- periode yang akan datang dan kerugian periode berjalan; 2. Meminimumkan laba income minimation, dilakukan saat perusahaan memperoleh profitabilitas yang tinggi dengan tujuan agar tidak mendapat perhatian secara politis. Kebijakan yang diambil bias berupa pembebanan pengeluaran iklan, riset dan pengembangan yang cepat dan sebagainya; Universitas Sumatera Utara 3. Memaksimumkan laba income maximization, yaitu memaksimalkan laba agar memperoleh bonus yang lebih besar. Demikian pula dengan perusahaan yang mendekati suatu pelanggaran kontrak utang jangka panjang, manajer perusahaan tersebut akan cenderung untuk memaksimalkan laba; 4. Perataan laba income smoothing, merupakan bentuk manajemen laba yang dilakukan dengan cara menaikkan dan menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak berisiko tinggi.

2.1.6.4 Perhitungan Manajemen Laba

Menurut Utami 2005 perhitungan manajemen laba untuk periode penjualan t adalah sebagai berikut: Akrual modal kerja = ΔAL - ΔHL - ΔKas Keterangan: ΔAL = Perubahan aktiva lancar pada periode t ΔHL = Perubahan hutang lancar pada periode t ΔKas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t

2.1.7 Teori Equity Market Timing

Dalam Syahyunan 2013:229, Baker dan Wurgler 2002 mengemukakan teori Equity Market Timing yang berbunyi bahwa “perusahaan-perusahaan akan menerbitkan equity pada saat market value tinggi dan akan membeli kembali ekuitas pada saat market value rendah”. Praktik ini yang disebut sebagai Equity Market Timing. Eksploitasi fluktuasi sementara yang terjadi pada cost of equity Manajemen laba ML= Akrual Modal Kerja t Penjualan periode t Universitas Sumatera Utara terhadap cost of other forms of capital merupakan tujuan dari equity market timing. Menurut Baker dan Wurgler 2002 dalam Syahyunan 2013:229, “Struktur modal adalah hasil kumulatif dari usaha melakukan equity market timing di masa lalu”.

2.1.8 Teori Asimetri Informasi dan

Dokumen yang terkait

PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL TERHADAP BIAYA EKUITAS (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2013−2014).

0 5 11

PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL TERHADAP BIAYA EKUITAS PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL TERHADAP BIAYA EKUITAS (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2013−2014).

0 4 13

PENDAHULUAN PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL TERHADAP BIAYA EKUITAS (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2013−2014).

0 2 6

PENUTUP PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL TERHADAP BIAYA EKUITAS (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2013−2014).

0 2 22

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR.

0 0 16

PENDAHULUAN PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR.

0 0 7

Analisis Pengaruh ManaJemen Laba terhadap Biaya Modal atas Saham Pada Perusahaan Jasa Transportasi yang terdaftar di BEI.

0 1 6

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDATAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pasar Modal - Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012

0 0 19

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS STUDI PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEJ - Unika Repository

0 0 12