terhadap cost of other forms of capital merupakan tujuan dari equity market timing. Menurut Baker dan Wurgler 2002 dalam Syahyunan
2013:229, “Struktur modal adalah hasil kumulatif dari usaha melakukan equity market timing di masa lalu”.
2.1.8 Teori Asimetri Informasi dan
Signaling
Teori ini dikemukakan oleh Gordon 1950 dalam Sjahrial 2007 : 237 yang menyatakan “asymmetric information adalah kondisi
dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain. Karena asymmetric information, manajemen perusahaan tahu
lebih banyak tentang perusahaan dibanding investor di pasar modal.” Konsep biaya modal berhubungan dengan konsep mengenai
pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan required rate of return. Tingkat keuntungan yang disyaratkan dilihat dari dua pihak,
yaitu investor dan perusahaan. Menurut investor, tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang disyaratkan required rate of return
merupakan tingkat keuntungan rate of return yang mencerminkan tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki, sedangkan menurut
perusahaan yang menggunakan dana modal, besarnya tingkat keuntungan yang disyaratkan required rate of return merupakan
biaya modal cost of capital yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Perusahaan melakukan manajemen laba
untuk menarik investor menanamkan dananya. Manajemen laba yang sering dilakukan adalah menaikkan laba income Maximation.
Universitas Sumatera Utara
Profitabilitas yang tinggi menyebabkan investor tertarik untuk menanamkan modal di suatu perusahaan dan mengakibatkan tingginya
tingkat keuntungan yang disyaratkan required rate of return. Semakin besar tingkat keuntungan yang disyaratkan semakin besar
biaya modal. Beberapa hal di atas menunjukkan bahwa biaya modal erat hubungannya dengan manajemen laba.
2.1.9 Biaya Modal Ekuitas C ost of Equity Capital
2.1.9.1 Definisi Biaya Modal Ekuitas
Biaya modal cost of capital adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang
berasal dari hutangobligasi, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan
Syahyunan, 2013:210. Besar biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan yaitu diketahui
melalui penentuan biaya modal. Biaya modal adalah komponen utama untuk menilai investasi, sumber pembelanjaan, dan manajemen aktiva.
Menurut Warsono, 2003:136 biaya modal dapat didefinisikan sebagai “biaya peluang atas penggunaan dana investasi untuk
diinvestasikan dalam proyek-proyek baru”. Biaya ekuitas biasa menurut Warsono 2003:144, yaitu: “tingkat pengembalian minimum
minimum rate of return yang harus dihasilkan oleh perusahaan atas dana yang diinvestasikan dalam suatu proyek yang bersumber dari
Universitas Sumatera Utara
modal sendiri, agar harga saham perusahaan di pasar saham tidak berubah”.
Definisi biaya modal menurut Horne dan Wachowicz 2001:322 adalah: “tingkat pengembalian yang diminta required rate
of return atas berbagai jenis pendanaan”. Menurut Tampubolon 2004: 170 biaya modal the cost of Capital didefinisikan sebagai
“tingkat pengembalian rate of return berdasarkan nilai pasar dari suatu korporasi yang dilihat dari saham yang beredar price of the
firm’s stock”. Biaya modal ekuitas adalah tingkat pengembalian yang diminta atas investasi oleh para pemegang saham perusahaan.
2.1.9.2 Fungsi Biaya Modal Ekuitas
Konsep biaya modal berhubungan dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan required rate of
return. Tingkat keuntungan yang disyaratkan dilihat dari dua pihak, yaitu investor dan perusahaan. Menurut investor, tinggi rendahnya
tingkat keuntungan yang disyaratkan required rate of return merupakan tingkat keuntungan rate of return yang mencerminkan
tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki, sedangkan menurut perusahaan yang menggunakan dana modal, besarnya tingkat
keuntungan yang disyaratkan required rate of return merupakan biaya modal cost of capital yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan modal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Syahyunan 2013:210 fungsi biaya modal yaitu dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya
suatu usulan investasi sebagai discount rate, yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan rate of return dari investasi
tersebut dengan biaya modalnya. Fungsi biaya modal untuk perusahaan digunakan pada saat: pengambilan keputusan untuk
anggaran modal capital badgeting, membantu untuk memaksimalkan struktur permodalan, membuat keputusan apakah
melalui leasing surat hutang dengan pendanaan kembali surat hutang di dalam menentukan modal kerja perusahaan.
2.1.9.3 Sumber Biaya Modal Ekuitas
Besar biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan dapat diketahui dengan
menentukan biaya modal. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya modal untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya
modal individual Syahyunan, 2013:210. Biaya modal individual dihitung untuk setiap jenis modal. Perusahaan yang menggunakan
beberapa sumber biaya modal, maka biaya modal yang dihitung adalah biaya rata-rata tertimbang Weighted Average Cost of Capital
dari seluruh modal yang digunakan. Biaya modal rata-rata tertimbang mempunyai beberapa komponen.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Warsono 2003:138 biaya modal rata-rata tertimbang mempunyai beberapa komponen, yaitu “biaya utang cost of debt,
biaya saham Preferen Cost of Preferred stock, dan biaya ekuitas biaya cost of common equity”. Menurut Syahyunan 2013:210 biaya
hutang adalah “ biaya yang ditanggung perusahaan disebabkan penggunaan sumber dana pinjaman, biaya obligasi”. Biaya saham
preferen adalah biaya yang ditanggung perusahaan berupa dividen yang disepakati pada saat penerbitan saham preferen. Biaya saham
adalah biaya dikeluarkan ketika perusahaan memiliki laba. Biaya penerbitan saham biasa yang baru menjadi penting jika laba ditahan
tidak tersedia. Biaya saham biasa yang baru lebih tinggi dari biaya laba ditahan karena penjualan saham biasa yang baru memerlukan
biaya emisi saham floating cost. floating cost akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham baru. “Biaya emisi
floating cost terdiri dari biaya cetak saham, komisi untuk pihak penjamin emisi dan lain-lain” Syahyunan, 2013:210.
2.1.9.4 Pengukuran Biaya Modal Ekuitas
Pengukuran biaya modal saham biasa biaya modal ekuitas dipengaruhi oleh model penilaian perusahaan yang digunakan. Dalam
Utami 2005 pengukuran biaya modal saham biasa biaya modal ekuitas, dipengaruhi oleh model penilaian perusahaan yang
digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Utami 2005 ada beberapa model penilaian perusahaan, antara lain:
1. Model penilaian pertumbuhan konstan constant growth valuation model
2. Capital Asset Pricing Model CAPM 3. Model Ohlson.”
Dalam Utami 2005 secara matematis biaya modal ekuitas untuk periode t dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
r = B
t
+ X
t+1
− P
t
P
t
Keterangan:
r = Biaya modal ekuitas B
t
= Nilai buku per lembar saham periode t X
t+1
= Laba per saham pada periode t+1 P
t
= Harga saham pada periode
2.1.10 Manajemen Laba dan Biaya Modal Ekuitas
Adanya hubungan antara manajemen laba dengan biaya modal ekuitas dapat dilihat dari penelitian Demski dan Sappington 1987 dalam
Scott 1997, yang meneliti manajemen laba dilihat dari perspektif pasar modal. Penelitian tersebut menyatakan bahwa manajemen laba dapat
menghubungkan informasi yang terkandung dalam pasar tentang pengaruh earnings management terhadap biaya. Kesimpulan yang dapat diperoleh
dari hasil penelitian oleh Scott adalah informasi mengenai laba perusahaan akan mencerminkan keadaan dan jumlah biaya ekuitas yang dikeluarkan
Universitas Sumatera Utara
oleh perusahaan. Penelitian Leuz et al 2003 dalam Utami 2005 mengenai studi komparatif internasional tentang manajemen laba dan
proksi investor, membuktikan bahwa tingkat manajemen laba emiten di Indonesia relatif tinggi dan proteksi terhadap investor relatif rendah.
Menurut Copeland dalam Utami 2005, manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau
meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajemen. Dechow et al. 1996 dalam Utami 2005, meneliti penyebab
dan konsekuensi dari tindakan manipulasi laba, dimana salah satu tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana dampak manipulasi laba
terhadap biaya modal ekuitas. Sampel yang digunakan perusahaan yang mendapatkan sanksi dari Securitas Exchange Commision SEC karena
diduga keras telah melakukan penyimpangan terhadap standar akuntansi yang berlaku, dengan tujuan untuk memanipulasi laba.
Dalam Chancera 2011, adanya hubungan antara manajemen laba dengan biaya modal ekuitas juga dapat dilihat dari penelitian Demski dan
Sappington 1987 dalam Scoot 1997, yang meneliti manajemen laba dilihat dari perspektif pasar modal. Penelitian tersebut menyatakan bahwa
manajemen laba dapat menghubungkan informasi yang terkandung dalam pasar tentang pengaruh earnings management terhadap biaya. Informasi
laba akan mencerminkan juga informasi biaya modal ekuitas yang akan dikeluarkan perusahaan untuk investor.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Botosan 1997 yang meneliti hubungan antara tinunugkat ungkapan sukarela dengan cost equity capital, dengan meregresikan cost of equity
capital yang dihitung berdasarkan dengan market beta, ukuran perusahaan dan tingkat pengungkapan yang diukur dengan score yang
dikembangkan sendiri oleh peneliti yang bersangkutan. Hasilnya menunjukkan bahwa adanya hubungan antara tingkat pengungkapan
dengan cost of equity capital pada perusahaan yang diikuti oleh sedikit analis.
2. Green et al. 2001, yang meneliti biaya modal ekuitas dengan sampel perusahaan perbankan yang berada di negara Amerika. Penelitian ini
menggunakan tiga model pengukuran biaya modal ekuitas, antara lain Comparable Accounting Earnings Model CAE, Discounted Cash Flow
Method DCF, dan Capital Asset Pricing Model CAPM. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa biaya modal ekuitas dapat
diukur dalam perusahaan perbankan dengan menggunakan tiga model pengukuran di atas, namun model yang paling signifikan adalah model
CAPM Capital Asset Pricing Model. 3. Komalasari dkk. 2001 mengembangkan riset analisis yang dilakukan
oleh Diamond dan Verrecchia 1991, dengan tujuan untuk menarik bukti empirik mengenai asimetri informasi dan pengaruhnya terhadap cost of
equity capital secara langsung. Penelitian ini secara khusus menguji apakah pengurangan asimetri informasi yang dipengaruhi oleh naiknya
Universitas Sumatera Utara