Kedua prinsip ini sangat penting untuk diimplementasikan dalam Penerimaan Sumber Daya Manusia Brigadir Polri Tahun Anggaran 2015 di Polda
Bali karena hal penerimaan ini sebagai penentu awal dalam organisasi kepolisian dalam menjalankan tugasnya sehingga nantinya dapat menghasilkan Brigradir
Polri yang sesuai dengan kriteria sesuai dengan pedoman ditetapkan yang berpengaruh besar terdahap polisi dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab
sehingga nantinya diharapkan dapat terwujudnya personel kepolisan yang integritas dan profesionalitas serta dengan harapan dapat terhindar dari praktek -
praktek KKN Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme serta kedua prinsip tersebut sangat rentan terjadinya permasalahan dalam penerimaan Brigadir Polri dengan
mengacu pada kasus – kasus dan permasalahan yang ada sehingga akan
berpengaruh kepercayaan publik terhadap institusi pemerintah ini.
2.2 Kerangka Konsep
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa unsur dalam good governance tata kelola yaitu transparansi transparency dan
akuntabilitas accountability serta administrasi kepolisian, rekruitmen polri dan manajemen sumber daya manusia yang mengacu pada persoalan yang ada pada
permasalahan ini.
2.3.1 Konsep Transparansi
Menurut Matshuri 2001 dalam bukunya yang berjudul Birokrasi Pemerintahan 2008 transparansi transparency merupakan kerterbukaan.
Menurut Imam dalam Journal of Political Studies, Vol. 18, Issue - 2, 2011: 133- 154 yang berjudul Good Governance and Police Administration mengemukakan
transparansi merupakan kebutuhan pokok dari pemerintahan yang baik. Setiap
organisasi termasuk polisi seharusnya memiliki hal yang transparan dan akuntabel, mengingat bahwa kedua parameter ini merupakan prasyarat utama
yang wajib untuk dilaksanakan. Transparansi berarti keputusan dan penegakannya yang diambil dilakukan
sesuai aturan dan peraturan, informasi tersedia secara bebas dan langsung dapat diakses oleh mereka yang akan terpengaruh oleh keputusan tersebut dan
penegakannya. Prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni
informasi mengenai kebijakan, proses pembuatan, pelaksanaan, dan hasil yang dicapai. Dari dimensi transparansi yang telah dijelaskan dan disebutkan dalam
penelitian ini peneliti menggunakan indikator transparansi transparency menurut Krina, 2003 dalam E-Journal Good Public Governance Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional yaitu: 1.
Penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur – prosedur, biaya –
biaya dan tanggungjawab. 2.
Kemudahan akses informasi. 3.
Menyusun suatu mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar atau permintaan untuk membayar uang suap.
4. Meningkatkan arus informasi melalui kerjasama dengan media massa dan
lembaga non pemerintah.
2.3.1 Konsep Akuntabilitas
Menurut Mustafa dalam bukunya yang berjudul Birokrasi Pemerintahan 2013 akuntabilitas accountability yaitu pengembangan rasa tanggungjawab
publik bagi pembuatpengambilan keputusankeputusan pemerintah dalam sektor private dan organisasi kemasyarakatan sebagaimana halnya kepada para pemilik
steakeholders. Menurut Jones, 2009:345 dalam Journal of Political Studies, Vol. 18, Issue - 2, 2011: 133-154 yang berjudul Good Governance and Police
Administration, akuntabilitas merupakan kunci lain dari kebutuhan pemerintahan yang baik dan dianggap bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan hasil
ditetapkan sebagai hasil dari suatu kegiatan dimana seseorang memiliki otoritas, pengambil keputusan dalam organisasi bertanggungjawab kepada stakeholder
internal maupun eksternal. Khusus dalam birokrasi pemerintahan akuntabilitas merupakan upaya menciptakan sistem untuk memonitor dan mengontrol kinerja
birokrasi dalam kaitannya dengan kualitas, in-efisiensi dan perusakan sumber daya serta transparansi dalam manajemen keuangan, akunting dan penggunaan
sumber daya. Dari dimensi akuntabilitas yang telah dijelaskan dan disebutkan diatas
peneliti menggunakan indikator akuntabilitas menurut Krina, 2003 dalam E- Journal Good Public Governance Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
yaitu: 1.
Proses pembuatan sebuah keputusan tulis dibuat secara tertulis, tersedia bagi warga yang membutuhkan dengan setiap keputusan yang sudah
diambil sudah memenuhi standar etika dan nilai – nilai yang berlaku dan
sesuai dengan prinsip administrasi yang benar. 2.
Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan cara – cara
mencapai sasaran suatu program.
3. Kejelasan dari sasaran kebijakan yang telah diambil dan dikomunikasikan.
4. Penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan melalui media massa.
5. Akses publik pada informasi atas suatu keputusan setelah keputusan dibuat
dan mekanisme pengaduan masyarakat.
2.3.3 Konsep Administrasi Kepolisian