18 Jumlah tunas tanaman kontrol dan tanaman hasil perlakuan kolkisin
tidak berbeda nyata hingga 5 MST. Setelah 6 MST jumlah tunas yang terbentuk dari perlakuan kolkisin lebih baik dibandingkan kontrol, seperti pada
perlakuan konsentrasi kolkisin 0.04 dengan perendaman 24 jam. Hal ini diduga karena larutan kolkisin yang bersifat racun dapat merusak sel-sel
tanaman, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk recovery dan mengakibatkan pertumbuhan tunas lebih lama dibandingkan dengan tunas
kontrol. Damayanti dan Mariska 2003 menyebutkan pemberian kolkisin dapat mengakibatkan penundaan pertumbuhan akibat jaringan yang rusak dan
memerlukan waktu lama untuk tumbuh. Tabel 3. Interaksi antara tingkat konsentrasi dan lama perendaman terhadap
jumlah tunas Pogostemon cablin Benth. selama 8 MST secara in vitro
Perlakuan Rata-rata jumlah tunas pada minggu ke-
MST Konsentrasi
Lama kolkisin
perendaman 1
3 6
8 Total jumlah
tunas jam
0.9 0.9
1.5 2.9
44
24 1.0 a
1.0 b
2.6 bcd 4.0
abc 99
48 0.9 a
1.6 a
1.9 cde 3.2
bc 65
72 0.9 a
1.0 bc
3.7 ab 6.9
ab 139
0.02 24
0.8 ab 0.9
bcd 3.9 ab
6.9 ab
103 0.02
48 0.7 abc
0.7 bcd
3.5 abc 7.6
a 153
0.02 72
0.4 d 0.5
d 2.9 abc
4.7 abc
94 0.04
24 0.9 a
0.9 bcd
4.3 a 7.9
a 159
0.04 48
0.8 ab 0.8
bcd 1.2 de
2.0 c
40 0.04
72 0.6 bcd
0.7 bcd
2.3 bcde 4.9
abc 93
0.06 24
0.9 a 0.9
bcd 2.3 bcde
4.7 abc
90 0.06
48 0.3 d
0.6 cd
0.7 e
1.5 c
18 0.06
72 0.5 cd
0.6 bcd
3.1 abc 6.8
ab 136
Uji F KK
21.86 27.36
36.82 47.15
1233
Keterangan: tn
: tidak berbeda nyata pada uji F taraf 5 KK
: Koefisien Keragaman
Pertumbuhan tunas terbanyak terdapat pada perlakuan konsentrasi kolkisin 0.04 dengan perendaman 24 jam, tetapi jumlah tunas tidak berbeda
nyata dengan tunas pada perlakuan perendaman 24 dan 72 jam, perlakuan konsentrasi 0.02 dengan perendaman 24, 48 dan 72 jam, konsentrasi kolkisin
0.04 dengan perendaman 72 jam dan konsentrasi kolkisin 0.06 dengan
19 perendaman 24 dan 72 jam. Pertumbuhan tunas paling sedikit terdapat pada
perlakuan konsentrasi 0.06 dengan perendaman 48 jam. Hal ini diduga disebabkan konsentrasi kolkisin yang terlalu tinggi atau perendaman yang
terlalu lama. Menurut Suryo 1995 konsentrasi kolkisin yang terlalu tinggi atau waktu perlakuan yang terlalu lama akan memperlihatkan pengaruh negatif,
seperti sel-sel banyak yang rusak atau bahkan menyebabkan matinya tanaman. Meningkatnya tingkat ploidi suatu tanaman juga dapat menyebabkan
pembelahan sel yang terlambat Crowder, 2006. Penelitian pada tanaman nilam oleh Mariska dan Lestari 2003 menunjukkan bahwa semakin lama
pemberian kolkisin, semakin rendah massa sel yang dapat beregenerasi. Persentase regenerasi paling tinggi adalah dengan perendaman kolkisin selama
1 hari dan yang paling rendah dengan perendaman selama 7 hari. Gambar 1 menunjukkan pada perlakuan lama perendaman 24 jam
peningkatan konsentrasi kolkisin hingga 0.04 menyebabkan jumlah tunas terus meningkat, tetapi tunas hasil perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 0.06
memiliki jumlah tunas lebih sedikit. Perlakuan perendaman 48 jam dan konsentrasi kolkisin 0.02 dapat meningkatkan jumlah tunas nilam sidikalang,
tetapi peningkatan konsentrasi kolkisin menyebabkan jumlah tunas lebih sedikit. Konsentrasi kolkisin 0.02 dan 0.04 dengan perlakuan perendaman
72 jam memiliki jumlah tunas yang lebih sedikit dibanding tanaman dengan perendaman 72 jam tanpa larutan kolkisin. Konsentrasi kolkisin 0.06 dengan
perendaman 72 jam memiliki jumlah tunas lebih banyak dibanding konsentrasi 0.02 dan 0.04 tetapi jumlah tunas tersebut masih lebih sedikit
dibandingkan dengan tanaman perlakuan perendaman 72 jam tanpa larutan kolkisin.
Hasil uji F memperlihatkan bahwa perlakuan konsentrasi kolkisin dengan beberapa taraf lama perendaman berpengaruh sangat nyata terhadap
jumlah tunas nilam sidikalang,tetapi pada 7 dan 8 MST perlakuan konsentrasi kolkisin tidak berbeda nyata Tabel 4. Tunas yang dihasilkan dari perlakuan
konsentrasi 0.02 menghasilkan tunas yang paling banyak. Pada 6 dan 7 MST tunas yang dihasilkan perlakuan konsentrasi kolkisin 0.02 memiliki jumlah
terbanyak dan memiliki hasil yang berbeda nyata dengan perlakuan lain.
Jum la