41
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN
A. Net 86 edisi 30 Mei hingga 3 Juni 2016
Pada 30 Mei 2016, Net 86 mengangkat tem a “Sopir Angkot” di mana
polisi mengatur lalu lintas di seputaran Jl. Mangga Dua Raya, Jakarta Utara. Dalam tayangan, ditampilkan aparat polisi Andre F. Damanik melakukan
sterilisasi jalur busway yang seringkali dilalui oleh kendaran pribadi maupun angkutan umum. Ditengah penindakan polisi, tampilan program menjadi hitam
dengan bertuliskan “Mohon maaf adegan ini tidak dapat kami tayangkan. Supir angkutan umum tersebut mencoba melarikan diri, sehingga petugas terpaksa
mengamankannya”. Dalam tayangan dengan sabar, polisi melakukan penindakan terhadap sopir angkutan yang melawan bahkan mencoba kabur dari
penindakan polisi. Tayangan Net 86 edisi 31 Mei 2016 mengusung tema “Balap Liar
Sidoarjo” ditampilkan aksi IPDA Bima Sakti dengan rekan-rekan melakukan operasi cipta kondisi di Jl. Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Dalam tayangan
ditampilkan polisi mengamankan aksi ugal-ugalan dan balap liar yang sering dilakukan sekumpulan remaja. Ketika polisi datang ke lokasi balap liar untuk
melakukan peneguran dan penindakan, para pengendara motor yang berada di tempat tersebut kabur berhamburan ke segala arah. Namun, nahas, banyak
kendaraan yang terjatuh dan saling bertabrakan ketika kabur dari kejaran polisi. Dari beberapa pengendara yang terjatuh ketika mencoba kabur, polisi
membantu membopong mereka ke pinggir jalan dan menayakan tujuan
42 keberadaan pengendara di tempat tersebut. Di akhir tayangan, Net 86
menunjukan seorang polisi yang terluka karena terseret saat mengejar pengendara motor yang mencoba kabur. Dengan senyum ramah ia tetap
senantiasa menasihati mereka bahwa aksi ugal-ugalan dari balap liar itu sangatlah berbahaya, tidak hanya untuk pengendara tapi juga bagi orang lain
yang melintas di jalan tersebut. Pada 1 Juni 2016 Net 86 menampilkan aksi polisi menjaga keamanan
pertandingan sepak bola antara Persija Jakarta dan Persela Lamongan dengan tema “Pengamanan GBK”. Penjagaan pertandingan yang berlangsung 14 Mei
2016 di stadion Gelora Bung Karno tersebut dipimpin oleh Kapolsek Senen, Kompol Kasmono. Dalam tayangan ditampilkan polisi mengamankan
supporter Persija dengan merapihkan supporter yang hendak menukarkan tiket untuk masuk, sambil memeriksa barang bawaan yang mungkin dapat
membahayakan seperti senjata tajam, petasan, minuman keras atau narkotika. Polisi juga melarang mereka membawa botol maupun kaleng minuman yang
disinyalir dapat digunakan untuk lempar-lemparan. Dalam tayangan, Kasmono mengungkapkan bahwa sejak pukul 13.00 ia beserta jajaran telah berjaga di
stadion untuk pengamanan yang bertujuan untuk menjaga keberlangsungan pertandingan tanpa ada kerusuhan. Dalam tayangan, sambil memeriksa
supporter polisi juga menasihati mereka agar menjaga sportifitas dan keamanan. Di tengah tayangan ada sekelompok supporter yang mengajak
Kasmono berfoto, walau ia menyadari hal itu hanya keisengan kecil dari 80.000 supporter yang datang. “Kita sebagai polisi harus dekat dengan
43 masyarakat, sapa dan salam harus dikedepankan. Kalau tidak mengganggu,
mau berfoto ya foto saja” begitu ungkap Kasmono. Pada episode ini Net 86 menunjukan bahwa polisi adalah perangkat yang sigap menjaga keamanan
namun juga tetap harus dekat dengan masyarakat. Bila pada sebelumnya Net 86 menampilkan polisi yang senantiasa ramah
kepada supporter dalam penjagaan GBK, pada 2 Juni 2016 Net 86 menyajikan polisi ketika melakukan operasi cipta kondisi terkait maraknya premanisme di
Sanur, Denpasar, Bali. Pengamanan premanisme dipimpin oleh Kompol Pande selaku Kanit Jatanras Polda Bali. Operasi yang dilaksanakan pada 18 Mei 2016
tersebut dilaksanakan di tempat-tempat yang sering terjadi aksi premanisme seperti warung remang, tempat preman berkumpul, juga tempat lokalisasi.
Operasi ini berfokus pada pemeriksaan identitas, dan kepemilikan senjata tajam karena disinyalir sering terjadi perkelahian menggunakan senjata tajam hingga
menghasilkan korban. “Tujuan operasi ini untuk melakukan pembinaan dan memberi efek jera bagi sekelompok orang yang mungkin sering membuat
masalah, rusuh maupun ugal- ugalan,” tukas Pande. Dalam tayangan ditemukan
sekelompok pengunjung yang tidak membawa kartu identitas apapun baik Kartu Tanda Penduduk ataupun Surat Izin Mengemudi. Para pengunjung yang
tidak membawa kartu identitas kemudian dikumpulkan untuk diimbau dan dinasehati untuk selalu membawa kartu identitas. Dengan bijak dan bersahabat
polisi menyebutkan kepada para tertindak bahwa pembawaan kartu identitas berguna bila saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan atau
menjadi korban
tindak kejahatan,
kartu identitas
berguna untuk
44 mengidentifikasi diri korban. Tidak terlihat polisi berucap kasar apalagi
melakukan kekerasan dalam tayangan tersebut. Berbeda dari tayangan sebelumnya, Net 86 pada edisi 3 Juni 2016
dengan tema “Razia Narkoba Diskotik Kemang” mengangkat razia narkoba yang digawangi oleh Kompol Vivick Tjangkung selaku Kasat Narkoba Metro
Jakarta Selatan. Razia narkoba tersebut berlangsung di sebuah cafe hiburan di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Diawali oleh Vivick yang maju ke
panggung utama cafe dan meminta izin pengunjung, bahwa ia dan tim kepolisian akan melakukan razia kepemilikan dan penyalahgunaan narkoba.
Dengan kordinatif, Vivick mengajak pengunjung untuk bekerja sama mewujudkan Indonesia bebas narkoba. Dalam razia tersebut polisi melakukan
pemeriksaan kepemilikan narkoba dalam barang bawaan juga melakukan tes urin pada para pengunjung. Dari hasil tes urin, ditemukan beberapa pengunjung
yang terbukti positif menggunakan narkoba, namun tidak ditampilkan adanya sikap kasar polisi ketika menggelandang pengunjung yang terbukti positif
menggunakan narkoba menuju kantor polisi untuk ditindak lebih lanjut. Secara keseluruhan Polisi tampil dengan bijak dan kordinatif.
B. Konstruksi Realitas dalam Reality Show Net 86.