33
BAB III
GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK
A. Penyajian Data
Setelah penulis melakukan penelitian ke lapangan, maka diperoleh berbagai data mengenai pendapatan responden, dan penelitian ini berlangsung di Kantor
SAMSAT Medan Utara. Sebelum menganalisa data yang diperoleh, maka penulis menggunakan beberapa langkah sebagai berikut:
Identitas Wajib Pajak: Data yang dibahas dalam pembahasan ini adalah data yang diperoleh dari 10
orang Wajib Pajak di kantor SAMSAT Medan Utara.
Tabel 4.1 Distribusi Wajib Pajak Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Jumlah Presentase
1. Laki-laki
7 70
2. Wanita
3 30
Jumlah 10
100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah Wajib Pajak yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 7 orang atau 70, sedangkan yang berjenis kelamin
wanita sebanyak 3 orang atau 30.
Universitas Sumatera Utara
Penulis juga meneliti usia Wajib Pajak yang melakukan pembayaran BBN-KB di Kantor SAMSAT Medan Utara. Dalam tabel ini, terbagi atas tiga kategori, yaitu
kategori pertama usia 20-30 tahun, usia 31-40 tahun dan usia 41-50 tahun.
Tabel 4.2 Distribusi Wajib Pajak Berdasarkan Usia
No Usia Wajib Pajak
Jumlah Presentase
1. 20-30 Tahun
4 40
2. 31-40 Tahun
3 30
3. 41-50 Tahun
3 30
Jumlah 10
100
Tabel diatas menunjukan bahwa Wajib Pajak yang berusia 20-30 tahun sebanyak 4 orang atau 40, yang berusia 31-40 tahun sebanyak 3 orang atau 30
dan yang berusia 41-50 tahun sebanyak 3 orang atau 30. Penulis mewawancarai juga status pekerjaan Wajib Pajak tersebut. Dan
hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.3 Distribusi Wajib Pajak Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan
Jumlah Presentase
1. Wiraswasta
3 30
Universitas Sumatera Utara
2. PNS
2 20
3. Outsourching
1 10
4 PelajarMahasiswa
4 40
Jumlah 10
100
Tabel diatas menunjukan jumlah Wajib Pajak berdasarkan pekerjaannya, yaitu Wiraswasta sebanyak 3 orang atau 30, PNS sebanyak 2 orang atau 20,
Outsourching sebanyak 1 orang atau 10 dan PelajarMahasiswa sebanyak 4 orang atau 40.
Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa pendapat setiap Wajib Pajak tersebut tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBN-KB tidak
sama semuanya. Karena saat penulis mewawancarai Wajib Pajak, ada yang mengatakan bahwa Wajib Pajak tersebut sudah mengerti dan memahami tentang tata
cara Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBN-KB. Namun banyak dari mereka yang sekedar tau artinya tapi belum memahami prosedur dan guna dari Bea Balik
Nama tersebut. Menurut mereka yang tidak paham tentang Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor BBN-KB, proses atau prosedur pelaksanaannnya di kantor SAMSAT Medan Utara cukup rumit dan berbelit. Sehingga tak jarang sebagian dari mereka
menggunakan Biro Jasa seperti Calo atau sebagainya. Namun bagi mereka yang
Universitas Sumatera Utara
sudah memahami proses dan prosedur pengurusan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBN-KB, prosesnya tidak begitu rumit. Sehingga mereka lebih memilih
mengurusnya sendiri.
B. Sistem Penilaian dalam Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor