Zona Agroklimat Oldeman Jawa-Bali

Kawasan Jawa dan Bali didominasi oleh sawah irigasi yang terpusat pada bagian Utara Jawa Barat, dan tersebar merata di Jawa bagian Tengah dan Timur hingga Bali. Sawah tadah hujan banyak terdapat pada bagian Tenggara Provinsi Banten, bagian Tengah hingga Selatan Jawa Barat serta sebagian kecil kawasan Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY dan Bali. Sebaran sawah tadah hujan biasanya terpengaruh oleh kondisi klimatologi wilayah tersebut. Sawah dengan tipe ini cenderung membutuhkan curahan hujan yang tinggi dan musim hujan yang panjang. Produksi pada sawah yang sudah menggunakan sistem irigasi relatif tidak tergantung dengan besar curah hujan bulanan bila dibandingkan dengan sawah tadah hujan. Sawah irigasi memiliki kemampuan yang lebih baik untuk tetap berproduksi dalam keadaan kekeringan meteorologis atau curah hujan dibawah normal sehingga sawah tipe ini dapat berproduksi sebanyak dua kali dalam setahun. Lain halnya dengan sawah irigasi, produksi padi pada sawah tadah hujan sangat tergantung pada kondisi curah hujan, serta pola curah hujan bulanan yang terjadi Makurira 2011.

4.2. Zona Agroklimat Oldeman Jawa-Bali

Kawasan persawahan Jawa dan Bali dapat diklasifikasikan menjadi 5 zona agroklimat umum Oldeman. Zona agroklimat yang dominan pada kawasan ini berturut- turut adalah zona D, zona C serta zona B. Zona agroklimat D memiliki bulan basah 3- 4 bulan. Hal ini mengindikasikan bahwa kawasan ini memiliki ketergantungan musim hujan dan kemarau akibat pengaruh angin monsun dan penanaman padi berumur pendek dapat dilakukan sekali dalam setahun. Zona agroklimat C memiliki bulan basah 5-6, sedangkan zona B memiliki bulan basah 7-9. Semakin banyak bulan basah yang dimiliki oleh suatu kawasan bulan dengan peluang 80 dapat memenuhi kebutuhan air tanaman padi sebesar 145 mm akan meningkatkan kemungkinan tanaman padi tumbuh pada bulan yang tepat sehingga memperbesar peluang suatu kawasan untuk menghasilkan produksi padi yang tinggi. Kawasan yang memiliki jumlah bulan basah yang besar adalah kawasan pada zona agroklimat A dan B. Sebaran spasial kelima zona agroklimat pada sawah irigasi dan tadah hujan di kawasan Jawa dan Bali ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3 Sebaran Zona Agroklimat Oldeman di Sawah Kawasan Jawa dan Bali Merujuk pada Gambar 3 terlihat bahwa zona agroklimat D terpusat pada bagian Utara Jawa dan memanjang dari ujung Barat hingga ujung Timur pulau Jawa. Akan tetapi pada daerah-daerah bagian Timur, zona agroklimat ini semakin dominan dengan sebaran yang lebih luas hingga memasuki kawasan Bali. Zona agroklimat A dan B tersebar di Selatan kawasan Banten, Jawa Barat hingga Jawa Tengah. Zona agroklimat A memungkinkan petani untuk menanam padi sebanyak dua kali dalam setahun tanpa adanya tambahan irigasi Kumar 2012. Kawasan bagian Utara Jawa yang didominasi oleh zona agroklimat D mermbutuhkan irigasi agar tanam padi dapat tumbuh dengan optimal. Posisi zona agroklimat A dan B yang banyak tersebar pada bagian selatan Jawa Barat bersesuaian dengan sebaran jenis sawah tadah hujan. Hal ini dikarenakan zona-zona agroklimat ini masih cukup sesuai dan dapat memenuhi kebutukan pasokan air untuk produksi pertanian yang masih menggunakan sistem tadah hujan.

4.3. Produktivitas Padi