tanaman terhadap perubahan kadar air dalam media yang dipengaruhi oleh banyak hal,  salah  satunya  adalah  tingkat  evaporasi  tanaman  tomat,  yang  berkisar  secara
equivalen  untuk  memenuhi  nutrisi  sebesar  0-1200  cm
3
tanamanhari.  Jadi  dapat disimpulkan  bahwa  program  ini  disusun  antara  lain  untuk  memenuhi  kebutuhan
air dan nutrisi tanaman tomat sehingga dari rancangan awal ini diharapkan dapat mengontrol kebutuhan air dan nutrisi secara tepat dan presisi
F. Monitoring Secara Real Time
Pada  pelaksanaan  monitoring  secara  real  time  digunakan  tanaman  dengan umur  tiga  minggu  yang  diamati  didepan  monitor  CCD  dan  dilatarbelakangi
menggunakan layar berwarna merah untuk menghilangkan visualisasi lingkungan selain  objek  yang  diamati.  Pengamatan  dilakukan  pada  pagi  sampai  sore  hari
dimana  secara  umum,  program  bekerja  dengan  ketentuan,  apabila  kelayuan tanaman  melebihi  2    serta  lebar  ekstrim  juga  berkurang,  maka  sistem  akan
menjalankan pompa untuk mengembalikan tanaman dalam kondisi segar kembali. Display  dari  tanaman  tomat  terlihat  pada  layar  monitor  untuk  diamati  secara
manual  oleh  operator.  Display  monitor  dapat  dilihat  pada  Gambar  20.  Dari  hasil pengamatan, gambar disimpan tiap 15 menit dalam format bitmap.
Gambar 20. Display program real time monitoring di layar monitor Dari  gambar  inilah  diketahui  berapa  besar  kelayuan  apabila  dibandingkan
dengan  keadaan  sebelumnya.  Contoh  dari  hasil  analisis  secara  real  time  dapat dilihat  pada  Tabel  9.  Pada  monitoring  secara  real  time  ini,  tiap  tanaman  dalam
suatu kelompok, akan direpresentasikan kebutuhan air dan nutrisinya oleh sebuah contoh tanaman yang diamati didepan kamera CCD.
Perubahan posisi pompa dari OFF ke ON adalah berdasarkan perubahan titik ekstrim dari tanaman, dimana apabila kelayuan tanaman mencapai 2 serta lebar
dari  tanaman  juga  berkurang  atau  lebih  kecil  dari  data  sebelumnya,  maka  posisi pompa  pada  saat  itu  adalah  ON  selama  empat  detik  yang  didasarkan  atas  waktu
yang  dibutuhkan  pompa  untuk  mengisi  tangki  nutrisi  sebanyak  500  ml  yang digunakan  oleh  10  tanaman.  Hasil  pengamatan  pada  posisi  kelayuan  tanaman
tersebut  dapat  terlihat  seperti  pada  Gambar  21  dan  22  dibawah  ini.  Dengan demikian,  kondisi  dan  segala  ketentuan  dalam  pelaksanaan  sistem  fertigasi
berjalan  baik,  karena  dua  kondisi  yang  harus  sama-sama  tercapai  dalam pemenuhan nutrisi secara otomatis dapat tercapai.
Tabel 9. Contoh hasil rekaman data real time monitoring
Waktu Area
Tinggi Lebar
Kelayuan Pompa1
7232009 8:48:17 AM 27124
473 373
OFF 7232009 9:02:57 AM
27592 477
375 -0.53
OFF 7232009 9:17:58 AM
27942 479
375 -0.53
OFF 7232009 9:32:58 AM
28226 479
375 -0.53
OFF 7232009 9:47:58 AM
28542 479
375 -0.53
OFF 7232009 10:02:58 AM
28754 479
375 -0.53
OFF 7232009 10:17:57 AM
28877 479
375 -0.53
OFF 7232009 10:32:58 AM
28837 476
375 -0.53
OFF 7232009 10:47:57 AM
29450 476
375 -0.53
OFF 7232009 11:02:57 AM
29426 477
375 -0.53
OFF 7232009 11:17:57 AM
29882 479
377 -0.53
OFF 7232009 11:32:58 AM
30006 479
375 -0.53
OFF 7232009 11:48:01 AM
30016 479
375 -0.53
OFF 7232009 12:03:02 PM
30251 475
375 -0.53
OFF 7232009 12:17:57 PM
30328 479
375 -0.53
OFF 7232009 12:33:12 PM
30193 479
375 -0.53
OFF 7232009 12:47:58 PM
30373 479
375 -0.53
OFF 7232009 1:02:57 PM
30512 479
375 -0.53
OFF 7232009 1:17:58 PM
30340 479
375 -0.53
OFF 7232009 1:32:57 PM
30732 479
373 OFF
7232009 1:47:58 PM 30664
479 373
OFF 7232009 2:02:57 PM
30723 479
375 -0.53
OFF 7232009 2:17:57 PM
31213 479
451 OFF
7232009 2:32:58 PM 30048
464 373
2.00 ON
7232009 2:47:15 PM 30596
470 430
OFF
Gambar 21. Citra dan kondisi tanaman saat pompa OFF
Gambar 22. Citra dan kondisi tanaman saat pompa ON
Monitoring  tanaman  ini  dilakukan  selama  8  jam  dari  pukul  delapan  pagi  sampai jam  tiga  sore,  selama  pengamatan,  citra  tanaman  diambil  setiap  5  menit  dan
dianalisis  dengan  program  pengolah  citra,  kondisi-kondisi  yang  membuat  pompa merespon  kebutuhan  nutrisi  tanaman  dengan  parameter  yang  telah  ditentukan  dan
terjadi secara bersamaan, yaitu penurunan lebar ekstrim serta nilai kelayuan tanaman
sebesar  2.  pompa  dalam  kondisi  ON.  Apabila  salah  satu  kondisi  tidak  terpenuhi,
maka  pompa  tidak  berjalan,  sebab  dapat  saja  terjadi  hembusan  angin  saat  citra diambil  yang  mempengaruhi  hasil  keluaran  program.  Dengan  demikian  halangan
utama saat melakukan analisis kebutuhan nutrisi tanaman menggunakan citra digital ini  adalah  faktor  lingkungan  seperti  hembusan  angin  tadi.  Dari  pengamatan  yang
dilakukan, kondisi naungan juga berpengaruh, sebab apabila monitoring dilakukan di ruang yang terlindung, maka tanaman juga sulit untuk layu, karena kadar penguapan
air yang kecil. Dari hasil uji di lapangan sistem bekerja dengan cukup baik, dimana dengan asumsi yang telah digunakan dalam program dimana diperlukan dua kondisi
untuk  terjadinya  posisi  ON  pada  pompa.  Kondisi  pertama  tanaman  mengalami kelayuan sebesar 2  serta lebar tanaman dari titik ekstrim yang juga ikut berkurang,
dan  hasilnya  sistem  berjalan  cukup  baik,  sehingga  dapat  disimpulkan  penelitian  ini cukup  dapat  membuktikan  bahwa  analisis  citra  digital  mampu  membuat  sistem
fertigasi  secara  otomatis.  Diharapkan  kedepannya  program  dapat  dikembangkan
berdasarkan parameter tumbuh yang lebih luas lagi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN