Menyusun Menyusun Hidrograf Satuan Menyusun Hidrograf Aliran Model

3.3 Tahapan Penelitian

Gambar 7 Diagram alir penelitian. Keterangan : = Proses ini dilakukan untuk mengetahui proyeksi curah hujan Gambar 7 menunjukkan diagram alir penelitian. Perhitungan parameter DAS merupakan tahap awal penelitian sebagai input dalam HEC-HMS. Disisi lain data CH jam-jaman dan debit jam-jaman mendukung model HEC-HMS untuk menghasilkan hidrograf aliran. Metode Snyder dan SCS merupakan dua metode dalam menghasilkan hidrograf aliran HEC-HMS. Hidrograf aliran pengamatan berfungsi sebagai bahan kalibrasi atau pembanding hidrograf aliran hasil HEC-HMS untuk mengetahui metode manakah yang mendekati hidrograf aliran pengamatan. Tahap selanjutnya yaitu melakukan skenario perubahan curah hujan. Skenario perubahan curah hujan dibangun berdasarkan model MAGICCSCENGEN. Skenario perubahan curah hujan bertujuan untuk mengetahui perubahan hidrograf aliran HEC-HMS dan membandingkannya dengan hidrograf aliran HEC-HMS sebelum mengalami perubahan curah hujan. Disisi lain, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui besarnya perubahan nilai dan komponen hidrograf aliran HEC-HMS akibat perubahan curah hujan.

3.3.1 Menyusun

Hidrograf Aliran Pengamatan Hidrograf aliran pengamatan disusun berdasarkan data tinggi muka air bulan Februari tanggal 16-20 Februari 2010. Data tinggi muka air TMA berasal dari stasiun TMA Dayeuhkolot yang diperoleh dari BBWS Citarum dengan periode waktu selama tahun 2010. Langkah yang dilakukan untuk memperoleh hidrograf aliran pengamatan yaitu : Memilih data TMA berdasarkan hidrograf tinggi muka air yang memiliki puncak tunggal Menyiapkan persamaan rating curve Memasukkan nilai TMA ke dalam persamaan rating curve sehingga diperoleh hidrograf aliran pengamatan dalam satuan m 3 detik

3.3.2 Menyusun Hidrograf Satuan

Hidrograf satuan disusun berdasarkan hidrograf aliran pengamatan dan data curah hujan jam-jaman. Metode pemisahan aliran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode garis lurus straigth line method. Data TMA jam-jaman Tahun 2010 Rating curve Hidrograf Aliran Pengamatan Hidrograf Aliran Model Parameter DAS Data CH jam-jaman Tahun 2010 HEC-HMS Skenario Perubahan CH Hasil Hidrograf Aliran - Hidrograf aliran sebelum perubahan CH - Hidrograf aliran setelah perubahan CH Metode Snyder Metode SCS MAGICCSCENGEN Perubahan CH Proyeksi CH Kalibrasi Nilai hidrograf satuan dan proses perhitungan terdapat dalam Lampiran 2 dan 3. Tahapan dalam menyusun hidrograf satuan sebagai berikut : Memilih hidrograf tinggi muka air state hydrograph yang memiliki puncak tunggal Menghitung nilai hidrograf aliran berdasarkan persamaan rating curve kemudian memisahkan aliran dasar BFO dari aliran total menggunakan metode garis lurus Menghitung aliran langsung DRO dari hidrograf aliran total dikurangi aliran dasar BFO Menghitung curah hujan efektif Menghitung hidrograf satuan dari hasil bagi antara DRO dengan curah hujan efektif

3.3.3 Menyusun Hidrograf Aliran Model

HEC-HMS Menyusun Basin Model Langkah pertama dalam HEC-HMS adalah menyusun formasi atau skematisasi DAS menjadi beberapa subDAS. DAS Citarum Hulu dibagi menjadi 3 subDAS yaitu subDAS Citarum Hulu-1, subDAS Citarum Hulu-2 dan subDAS Citarum Hulu-3. Pembagian menjadi 3 subDAS untuk mempermudah proses perhitungan parameter tiap metode yang ada dalam basin model. Terdapat tiga elemen hidrologi yang digunakan dalam menyusun basin model seperti pada Tabel 1. Tabel 1 Elemen hidrologi pada penyusunan basin model Elemen Hidrologi Deskripsi Subbasin SubDAS merupakan elemen yang mewakili kondisi fisik DAS. Elemen ini hanya memiliki satu outflow yang diperoleh dari data meteorologi dengan memperhitungkan loss, curah hujan efektif dan aliran dasar Junction Elemen ini digunakan untuk merepresentasikan sebuah pertemuan sungai atau aliran Sink Elemen ini berfungsi untuk merepresentasikan outlet DAS. Inflow yang diterima oleh sink berasal dari elemen-elemen sebelumnya Sumber : USACE 2010 Terdapat subelemen dalam basin model yang diperlukan yaitu : a. Loss Model Loss model merupakan elemen yang berfungsi untuk memperhitungkan bagian curah hujan yang hilang akibat infiltrasi, intersepsi, evaporasi dan limpasan serta bertujuan mencari curah hujan efektif. Perhitungan loss model dilakukan menggunakan metode SCS curve number. Pemilihan metode SCS curve number didasarkan oleh karena penggunaan lahan pada DAS Citarum Hulu akan mempengaruhi limpasan atau bagian curah hujan yang hilang. Perhitungan loss model memerlukan nilai Ia dan curve number. Adapun persamaan Ia dan curve number sebagai berikut : Ia = 0,2 S dimana Keterangan :  Ia merupakan initial abstraction, kehilangan air awal  S potential retention ditentukan berdasarkan bilangan curve number untuk berbagai tipe penggunaan lahan b. Transform Transform merupakan elemen yang diperlukan untuk memperhitungkan besarnya limpasan. Pada penelitian ini, elemen transform dilakukan menggunakan hidrograf satuan sintetik Snyder dan SCS.  Metode Snyder Metode Snyder merupakan salah satu model hidrograf satuan sintetik yang dikembangkan oleh Snyder. Parameter dalam metode Snyder yang dibutuhkan untuk proses pembentukan hidrograf aliran HEC-HMS adalah time lag t l . Adapun persamaan parameter tersebut yaitu : t l = C t L ms L c 0,3 Keterangan : t l = time lag jam, merupakan selang waktu antara terjadinya curah hujan maksimum sampai terjadinya debit puncak C t = koefisien yang menunjukkan variasi kemiringan DAS. Dalam penelitian ini nilai C t sebesar 2. Nilai C t bervariasi menurut topografi dari daratan sampai pegunungan. Berdasarkan hasil penelitian Snyder, nilai C t berkisar antara 1,8-2,2. Semakin curam kemiringan DAS maka akan semakin kecil nilai C t yang dihasilkan Viesman et al. 1977 L ms = panjang sungai utama km L c = panjang sungai utama dari titik terdekat ke pusat DAS km  Metode SCS Metode yang lain adalah metode SCS. Metode SCS Soil Conservation Service merupakan metode yang didasarkan pada karakteristik DAS. Parameter metode SCS yang diperlukan dalam HEC-HMS yaitu time lag t l . Adapun persamaan untuk memperoleh parameter tersebut yaitu : Keterangan : t l = time lag jam, merupakan selang waktu antara terjadinya curah hujan maksimum sampai terjadinya debit puncak L ms = panjang sungai utama km aws = kemiringan sungai S = potential retention, Menyusun Meteorologic Models Langkah selajutnya setelah menyusun basin model adalah menyusun meteorologic models. Komponen ini digunakan untuk menyusun curah hujan wilayah DAS berdasarkan data curah hujan dari stasiun yang ada dalam DAS tersebut. Curah hujan wilayah disusun berdasarkan metode poligon Thiessen. Menyusun Control Specification Komponen control specification digunakan untuk menata rentang waktu simulasi. Berdasarkan komponen ini maka akan diketahui waktu mulai dan waktu akhir dari simulasi yang disesuaikan dengan data yang ingin dianalisa. Menyusun Time-Data Series Komponen yang tidak kalah penting adalah time-data series. Langkah akhir dalam program HEC-HMS ini yaitu memasukkan data curah hujan dan data debit secara manual sebab dalam komponen inilah data pengamatan curah hujan dan debit dimasukkan untuk mendukung hidrograf aliran model HEC-HMS. Langkah-langkah penyusunan hidrograf aliran HEC-HMS tertera dalam Lampiran 4. 3.3.4 Menentukan Bilangan Kurva Curve NumberCN Bilangan kurva merupakan fungsi dari karakteristik DAS berupa tipe penggunaan lahan. Penggunaan lahan menjadi faktor fisik DAS yang cepat berubah. Soil Conservation Service SCS mengembangkan indeks yang dikenal dengan istilah bilangan kurva curve numberCN. Bilangan kurva tidak lepas dari tipe penggunaan lahan dan jenis tanah. Oleh karena itu, terlebih dahulu dilakukan klasifikasi kelompok hidrologi tanah hydrologic soil groupHSG. Pengelompokkan HSG yaitu sebagai berikut McCuen 1982 : Kelompok A : Pasir, aluvial, litosol, debu. Ketika jenis tanah ini basah maka laju infiltrasinya tinggi dan berdrainase baik Kelompok B : Aluvial, latosol, grumusol, lempung berpasir. Ketika tanah ini basah maka memiliki laju infiltrasi yang sedang, berdrainase baik hingga sedang dan bertekstur tanah cukup halus hingga kasar Kelompok C : Lempung berliat, lempung berpasir, tanah berkadar organic rendah dan tanah berkadar liat tinggi. Ketika tanah ini basah maka laju infiltrasinya rendah dan memiliki tesktur tanah yang halus hingga kasar Kelompok D : Tanah-tanah mengembang jika basah, plastis, tanah- tanah dekat material yang kedap air. Ketika tanah ini basah maka laju infiltrasinya sangat rendah DAS Citarum Hulu dibagi menjadi 3 subDAS yang terdiri dari beberapa tipe penggunaan lahan Lampiran 2. Oleh karena itu, penentuan bilangan kurva ditetapkan sebagai nilai bilangan kurva gabungan CN composite. Perhitungan bilangan kurva tertera dalam Lampiran 5. Bilangan kurva gabungan ditentukan melalui persamaan berikut USACE 2010 : Keterangan : CN = bilangan kurva tiap tipe penggunaan lahan A = luas tipe penggunaan lahan subDAS ke-i km 2

3.3.5 Kalibrasi Parameter HEC-HMS