Hidrograf Satuan Hidrograf Satuan Sintetik

Intensitas curah hujan mempengaruhi kapasitas infiltasi tanah sedangkan lama waktu hujan berhubungan dengan lama waktu mengalirnya air hujan yan jatuh menuju outlet. Semakin tinggi curah hujan yang jatuh pada permukaan DAS maka semakin singkat waktu untuk mencapai debit puncak dan nilai debit puncak akan semakin besar. Distribusi curah hujan yang merata di DAS akan menyebabkan nilai debit puncak relatif kecil Subarkah 1980. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada daerah aliran sungai bersifat dinamis mengikuti perkembangan penduduk dan pola pembangunan wilayah. Namun, apabila perubahan penggunaan lahan yang terjadi tidak terkendali maka dapat berakibat buruk terhadap daya dukung DAS. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya pada daerah hulu tetapi juga terhadap daerah hilir. Dampak mendasar yaitu adanya perubahan debit puncak dan perubahan volume limpasan Haryanto et al. 2007. Chow 1988 menjelaskan pula bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi aliran sungai secara umum dibagi 2 yaitu, karakteristik hujan dan karakteristk DAS. Karakteristik hujan yang mempengaruhi aliran sungai adalah jumlah, intensitas, lama hujan dan distribusi hujan yang jatuh pada suatu DAS sedangkan dari sisi karakteristik DAS yang mempengaruhi aliran sungai adalah ukuran DAS, bentuk DAS, topografi, geologi dan penggunaan lahan. Disisi lain karakteristik DAS akan turut mempengaruhi bentuk hidrograf aliran terutama kondisi akifer di daerah aliran sungai tersebut. Akifer aquifer diartikan sebagai formasi geologi yang dapat menyimpan dan melepaskan sejumlah air dalam jumlah yang cukup Sri Harto 2000. Menurut Sri Harto 2000, berdasarkan sifat akifernya kondisi sungai dibedakan menjadi tiga yaitu sungai yang mampu mengalirkan air sepanjang tahun sungai perennial, sungai yang akan mengalami kekeringan jika musim kemarau sungai intermitten dan sungai yang aliran airnya hanya ada di musim penghujan sungai ephemeral. Apabila hidrograf aliran suatu DAS mendekati keadaan perennial, maka keadaan daerah aliran sungai dirasa cukup baik.

2.8 Hidrograf Satuan

Menurut Subarkah 1980, hidrograf satuan adalah hidrograf aliran langsung direct runoff diakibatkan oleh hujan efektif yang tersebar secara merata di daerah aliran sungai. Hidrograf satuan menggambarkan bagaimana hujan efektif ditransformasikan menjadi limpasan di outlet suatu DAS. Tujuan penelusuran hidrograf satuan adalah mencari hubungan antara limpasan permukaan dan hujan. Namun, untuk mengetahui hidrograf satuan perlu dilakukan pemisahan aliran. Pemisahan aliran menjadi aliran langsung direct runoff dan aliran dasar baseflow menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui besarnya aliran langsung dan aliran dasar suatu DAS. Metode garis lurus straigth line method, fixed base length dan metode variable slope merupakan tiga metode pemisahan aliran Subarkah 1980. Gambar 5 Metode pemisahan aliran. Sumber : Subarkah 1980 Keterangan : I = metode garis lurus II = metode fixed base length III = metode variable slope Metode garis lurus merupakan metode yang paling sederhana dalam pemisahan aliran. Metode menghubungkan titik dimana nilai limpasan permukaan mulai naik dengan titik limpasan permukaan yang mulai konstan. Pemisahan aliran metode fixed base length diestimasi berdasarkan pemikiran bahwa limpasan permukaan akan terjadi setelah debit puncak kemudian dihubungkan dengan titik pada kurva resesi. Metode variable slope mnghubungkan antara titik naiknya debit dengan kurva resesi. Pemisahan hidrograf dengan ketiga metode tersebut disajikan pada Gambar 5 Subarkah 1980.

2.9 Hidrograf Satuan Sintetik

Hidrograf satuan sintetik merupakan hidrograf satuan yang dihasilkan berdasarkan parameter fisik DAS. Hidrograf satuan sintetik HSS Snyder dan SCS merupakan metode hidrograf satuan sintetik yang digunakan dalam penelitian ini. Karakteristik DAS dalam HSS Snyder adalah luas DAS, panjang sungai utama, dan panjang sungai utama yang diukur dari tempat pengamatan outlet sampai dengan titik pada sungai utama yang berjarak paling dekat dengan titik berat DAS Harto 2000. Metode SCS merupakan metode yang dikembangkan oleh Dinas Konservasi Tanah Amerika Serikat. Metode SCS membutuhkan parameter bilangan kurva. Bilangan kurva tidak lepas dari tipe penggunaan lahan dan jenis tanah. Jenis tanah berhubungan dengan kapasitas infiltrasi tanah dan menentukan kelompok hidrologi tanah hydrolic soil group. Tipe penggunaan lahan menentukan besarnya bilangan kurva McQuen 1982. Penyusunan hidrograf satuan sintetik menggunakan dua metode HSS bertujuan untuk mengetahui metode manakah yang memiliki bentuk hidrograf aliran mendekati hidrograf aliran pengamatan. Parameter- parameter hidrograf satuan sintetik yang diharapkan adalah waktu tenggang time lagt l , waktu puncak time to peaktp, debit puncak peak dischargeQp dan volume aliran. 2.10 HEC-HMS HEC-HMS Hydrologic Engineering Center-Hydrologic Modelling System merupakan model dalam bidang Hidrologi yang dikembangkan oleh Army Corps of Engineers USACE sebagai pengganti model HEC-1. HEC-HMS dalam penelitian ini adalah HEC-HMS versi 3.5. HEC-HMS menyediakan paket pemodelan atau metode yang dapat digunakan untuk menghasilkan hidrograf aliran suatu DAS Ali et al. 2011. Model HEC-HMS memiliki 4 komponen pendukung yaitu basin model, meteorological model, control specification, dan time-series data manager. Komponen basin model digunakan untuk menggambarkan kondisi fisik daerah aliran sungai. Meteorological model berfungsi untuk menampilkan dan memasukkan komponen meteorologi khususnya untuk memasukkan bobot nilai polygon thiessen. Komponen selanjutnya yaitu control specification. Komponen ini berfungsi untuk menata rentang waktu simulasi, waktu perhitungan dan waktu akhir simulasi. Komponen time-series data manager merupakan komponen untuk memasukkan data yang diperlukan seperti data curah hujan, dan debit USACE 2010. Model HEC-HMS berfungsi untuk mensimulasikan proses hujan menjadi limpasan suatu DAS. Model HEC-HMS menyediakan sejumlah pilihan metode hidrograf satuan yang umum digunakan dalam bidang hidrologi. Model ini sesuai pada DAS dengan pola aliran dendrtitik yang memiliki luasan cukup besar Hartanto 2009.

III. METODOLOGI