II. METODOLOGI
2.1 Prosedur Pelaksanaan
Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah belut sawah Monopterus albus yang diperoleh dari pengumpul ikan di wilayah Dramaga.
Kegiatan penelitian terdiri atas penentuan betina dan jantan, identifikasi kematangan gonad, upaya pemijahan secara alami, dan upaya pemijahan dengan
perangsangan hormon. Data yang didapat dalam penelitian ini dibahas secara deskriptif.
2.1.1 Penentuan Betina dan Jantan
Penentuan betina dan jantan menggunakan 60 ekor belut dengan 4 rentang ukuran panjang yang berbeda. Ukuran panjang 20,5 - 30 cm, 30,5 - 40 cm, 40,5 -
50 cm, dan 50,5 - 60 cm yang masing-masing berjumlah 15 ekor untuk dibedah serta dilihat perbedaan jenis kelamin betina atau jantan secara makroskopis dan
mikroskopis metode asetokarmin. Setiap individu belut dengan rentang ukuran berbeda diambil dan dibius menggunakan es batu sebanyak 2 kg di dalam
styrofoam selama 5 menit. Setelah terbius, belut diberi penanda pada bagian
tubuhnya dan didokumentasikan. Setiap individu belut ditimbang bobot dan diukur lingkar perutnya lalu belut tersebut dibedah dan diamati gonadnya secara
makroskopis. Selanjutnya gonad tersebut diambil dan ditaruh di atas slide glass, dicacah sampai halus, ditetesi larutan asetokarmin kemudian dilihat di bawah
mikroskop. Tahapan metode asetokarmin dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.1.2 Identifikasi Kematangan Gonad
Belut diidentifikasi kematangan gonadnya untuk mengetahui belut yang siap memijah atau matang gonad saat melakukan pemilihan induk yang
digunakan dalam upaya pemijahan alami maupun dengan perangsangan hormon. Setiap belut yang sudah diketahui jenis kelaminnya baik betina atau jantan
diklasifikasikan berdasarkan tingkat kematangan gonad ovari atau testisnya. Individu belut pada tingkat kematangan gonad IV untuk jantan dan betina diamati
ciri-ciri morfologinya terutama pada bagian ekor, perut, dan kelamin genitalurogenital. Penentuan tingkat kematangan gonad belut betina dan jantan
didasarkan pada Tabel 1 berikut ini.
3
- Testis bagian belakang kempis, dan di
Tabel 1 Ciri-ciri tingkat kematangan gonad belut betina dan ikan jantan secara umum.
TKG Belut betina
Ikan jantan secara umum I
Butiran telur tidak dapat dilihat secara visual, proporsi telur lebih besar
daripada proporsi jantan. II
Secara visual telur sudah terlihat. Telur yang terlihat berukuran sangat
kecil, proporsi telur sekitar 80 - 90 dari isi gonad.
III Telur terlihat sangat jelas, butiran-
butiran telur berukuran besar, antara butiran telur masih rekat sehingga
sukar dipisahkan. Proporsi telur sekitar 95 dari isi gonad.
IV Telur terlihat sangat jelas, butiran-
butiran telur berukuran besar, antara butiran telur sulit terpisah. Gonad
hampir seluruhnya berisi telur dengan proporsi sperma sangat sedikit.
Testis seperti benang lebih pendek dan terlihat ujungnya di rongga tubuh, serta
berwarna jernih. Ukuran testis lebih besar, pewarnaan
putih seperti susu, bentuk lebih jelas dari tingkat I.
Permukaan testis tampak bergerigi, warna makin putih, testis makin besar,
dalam keadaan diawetkan mudah putus. Seperti pada tingkat III tetapi lebih jelas,
testis pejal.
V bagian belakang pelepasan masih berisi.
keterangan: Bahri 2000, Effendie dan Sjafei 1977 dalam Bahri 2000
2.1.3 Upaya Pemijahan Alami