PENDAHULUAN Upaya Pemijahan Ikan Belut Sawah (Monopterus albus)

I. PENDAHULUAN

Terdapat tiga jenis belut di dunia, yaitu belut rawa Synbranchus bengalensis , belut sawah Monopterus albus dan belut kalilaut Macrotema caligans Cant. Namun, jenis belut yang sering dijumpai di pasar Indonesia adalah jenis belut sawah Prihatman 2000. Belut sawah adalah ikan asli wilayah Asia yang tersebar luas di berbagai negara seperti India, China, Jepang, Malaysia, Indonesia, Bangladesh Guan et al. 1996 Thailand dan Vietnam Khanh dan Ngan 2010. Penyebaran belut sawah di Indonesia meliputi daerah Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, NTT, dan NTB. Belut sawah memiliki bentuk tubuh silinder dengan badan tanpa sisik dengan bagian kulitnya yang licin. Hidung belut tumpul membundar dengan bentuk mulut bagian atas melebihi bagian bawah dan sirip dada serta perut tereduksi menjadi lipatan kulit yang bersatu dengan sirip punggung, ekor, dan anal Kottelat et al. 1993. Belut sawah adalah komoditas air tawar yang permintaannya terus meningkat untuk ukuran konsumsi dengan size 80 - 50 untuk pasar lokal dan size 10 - 5 untuk diekspor. Pasar dalam negeri seperti Jakarta membutuhkan 20 ton belut per hari sedangkan Yogyakarta 30 ton belut per hari, Pekalongan 100 kg belut per hari serta wilayah Pati membutuhkan 50 kg belut per hari dan menurut Data Departemen Kelautan dan Perikanan tahun 2007 ekspor belut mencapai 2.189 ton dalam bentuk beku, segar, dan hidup. Volume ekspor meningkat menjadi 2.676 ton pada tahun 2008 dan periode Januari - Juni 2009 jumlah belut yang diekspor mencapai 4.744 ton. Negara tujuan ekspor komoditas belut di antaranya adalah Hongkong, China, Jepang, Taiwan, Singapura, Korea dan Thailand. Total permintaan dunia terhadap belut beku atau dingin yaitu sebesar 230 ribu ton per tahun dan Indonesia hanya mampu memasok 2,2 sedangkan untuk belut hidup sekitar 7,1 Warta Pasar Ikan 2010. Kegiatan budidaya semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan akan kebutuhan belut. Pembudidaya belut di Indonesia selama ini hanya mengandalkan benih hasil dari tangkapan alam untuk dibesarkan sehingga belut untuk ukuran konsumsi secara kuantitas dan kualitasnya tidak mencukupi serta kontinyuitasnya tidak terjamin. Solusi yang dapat dilakukan yaitu 1 mengupayakan pemijahan belut secara terkontrol atau menghasilkan benih hasil pemijahan bukan dari alam. Namun, pemijahan belut belum dapat dilakukan karena masih adanya permasalahan yang dihadapi, antara lain studi mengenai belut yang masih sedikit khususnya di Indonesia sehingga informasi mengenai reproduksi dan seksualitasnya belum jelas. Selain itu, belut juga diidentifikasi sebagai hewan air yang tergolong hermaprodit yaitu di dalam tubuhnya memiliki jaringan ovarium maupun jaringan testis Wahyuningsih dan Barus 2006. Oleh karena itu, penelitian mengenai upaya pemijahan belut sawah secara terkontrol perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari cara memijahkan ikan belut sawah Monopterus albus secara terkontrol. 2

II. METODOLOGI