Lembaga Eksekutif Ruang Lingkup PKn SDMI

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Berdasarkan deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa media bagan pohon telah menunjukkan efektifitasnya yang nyata dalam arti kata media tersebut dapat diandalkan sebagai media yang baik untuk pembelajaran karena dengan menggunakan media tersebut para siwa aktif dan antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga memberikan hasil belajar yang efektif, dan dapat meningkatkan hasil belajar siwa. 47 Pada penelitian yang akan peneliti lakukan, penggunaan media bagan pohon ini terdapat tahap persiapan dimana guru meminta siswa membaca materi tentang lembaga-lembaga Negara. Kemudian guru menjelaskan secara singkat tentang materi tersebut. Setelah itu, guru menjelaskan sekilas tentang lembaga Negara kemudian guru mengeluarkan media pembelajaran yaitu bagan pohon yang didalamnya sudah tertulis materi-materi yang akan diajarakan. Guru menjelaskan mulai dari akar, dimana dalam akar tersebut terdapat tulisan UUD, kemudian guru menjelaskan kenapa UUD ada pada akar pohon, dan seterusnya. Guru menjelaskan materi secara berurutan. Batang yang pertama berisi materi tentang lembaga legislatif dan penjelasannya, dalam batang tersebut terdapat ranting-ranting yang berisi tentang MPR, DPR dan DPD beserta penjelasannya. kemudian batang kedua berisi tulisan materi tentang lembaga eksekutif beserta pengertiannya, pada batang selanjutnya terdapat ranting- 47 Nur Hasanah, Peran Media Bagan Pohon dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas IV pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Az-Zahair Palembang, hal 99 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ranting yang berisi tentang presiden dan wakil presiden. Batang ketiga berisi tulisan lembaga eksekutif beserta pengertiannya, dalam batang tersebut terdapat ranting-ranting yang berisi tentang MA,MK, dan KY. Guru tidak akan menjelaskan materi pada batang selanjutnya sebelum siswa benar-benar paham. Disini pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa oleh siswa. Setelah siswa paham, guru menjelaskan pada batang yang terakhir terakhir yaitu tentang BPK beserta pengertiannya. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 44

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK yang dilaksanakan dalam proses berdaur cyclical yang terdiri dari 4 tahap, yaitu: merencanakan, melakukan tindakan, pengamatan, dan refleksi. 48 Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Menurut Aqib dkk, PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kenerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. 49 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran dikelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari teori Kurt Lewin. Karena dalam model tersebut dijelaskan bahwa ada empat hal 48 Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV. Wacana Prima, 2007, hal.6 49 Aqib, Zaenal, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yrama Widya, 2009, hal 3 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan kelas, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 50 Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terus menerus, yang meliputi hal berikut : 1. Perencanaan planning adalah proses menentukan program perbaikan yang berangkat dari suatu ide gagasan peneliti 2. Tindakan action adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti 3. Observasi observing adalah pengamatan yang dilakuakn untuk mengetahui efektifitas tindakan atau mengumpulakn informasi tentang berbagi kekurangan yang telah dilakukan. 4. Refleksi reflecting adalah kegiatan menganalisis tentang hasil observasi sehingga memunculkan program atau perencanaan baru. Proses tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut : 50 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta : Kencana, 2009, hal 49. Identifikasi masalah Perencanaan Tindakan Refleksi Observasi Perencanaan Siklus I Siklus II dst