Penerapan media bagan pohon untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh.

(1)

MI ISLAMIYAH KEPOH BOJONEGORO

SKRIPSI Oleh :

RHIMA WIDHARANI D77213091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA APRIL 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Rhima Widharani. 2017. Penerapan Media Bagan Pohon Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Lembaga-Lembaga Negara Mata Pelajaran PKn Pada Siswa Kelas IV MI Islamiyah Kepoh Bojonegoro. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag, dan Zudan Rosyidi, SS. MA.

Kata Kunci: Peningkatan Pemahaman, PKn, Media bagan pohon.

Latar belakang penelitian ini adanya kesulitan yang dialami siswa kelas IV MI Islmaiyah Kepoh dalam hal memahami materi PKn. Hasil pretest menunjukkan dari 19 siswa, hanya 8 siswa mampu memperoleh nilai di atas KKM dan 11 siswa lainnya mendapatkan nilai di bawah KKM. Sehingga peneliti ingin memberikan solusi atas permasalahan ini melalui media bagan pohon.

Rumusan masalah penelitian ini yaitu : (1) Bagaimana penerapan media bagan pohon dalam mata pelajaran PKn materi lembaga-lembaga negara di kelas IV MI Islamiyah Kepoh?, (2) Bagaimana peningkatan pemahaman siswa dalam mata pelajaran PKn materi lembga-lembaga negara setelah menggunakan media bagan pohon di MI Islamiyah Kepoh?

Metode penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kurt Lewin. Dalam satu siklus terdapat empat tahapan, yaitu : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh yang terdiri dari 19 siswa. Tindakan yang dilakukan adalah penerapan media bagan pohon untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi lembaga-lembaga negara. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi dan tes.

Penerapan media bagan pohon dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa materi lembaga-lemabaga Negara pada siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh telah diterapkan dengan baik dan sesuai yang diharapkan karena terjadi peningkatan prosentase keaktifan siswa dan guru dari siklus I ke siklus II. Dengan prosentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 68,75% menjadi 93% di siklus II, dan prosentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 64,91% menjadi 91,66% di siklus II.

Pemahaman siswa mengenai materi lembaga-lembaga negara setelah diterapkannya media bagan pohon pada siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II dengan prosentase ketuntasan belajar di siklus I sebesar 73,68% dan rata-rata nilai sebesar 75,58, sedangkan di siklus II prosentase ketuntasan belajar sebesar 89,47% dan rata-rata nilai sebesar 89,21. Maka, hal ini dapat dikategorikan baik dan mengalami peningkatan.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

LEMBAR PERDETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tindakan Yang Dipilih ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Lingkup Penelitian ... 8


(8)

BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman

1. Definisi Pemahaman ... 12

2. Tingkatan Pemahaman ... 13

3. Indikator Pemahaman... 16

4. Faktor yang mempengaruhi pemahaman ... 19

5. Cara meningkatkan pemahaman ... 22

A. Media Pembelajaran Bagan Pohon 1. Pengertian media ... 28

2. Media bagan pohon ... 29

3. Penggunaan Media Bagan Pohon ... 30

4. Cara membuat media bagan pohon ... 31

B. Karakteristik Matri PKn 1. Pengertian PKn ... 33

2. Tujuan Pembelajaran PKn... 34

3. Ruang lingkup PKn MI ... 35

4. Materi tentang lembaga-lembaga negara ... 37

C. Penggunaan Media Bagan Pohon Untuk Meningkatkan Pemahaman ... 41

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian... 44

B. Setting dan Subyek Penelitian ... 46

C. Variabel yang Diteliti ... 46

D. Rencana Tindakan ... 47

E. Data dan Cara Pengumpulan ... 52


(9)

G. Indikator Kinerja ... 59 H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 61 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 94

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 108 B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Kelas

IV Semester 2 ... 33 Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 48


(11)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Peningkatan Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus I dan

Siklus II ... 100 Grafik 4.2 Grafik peningkatan prosentase ketuntasan siswa secara klasikal .. 105 Grafik 4.3 Grafik peningkatan nilai rata-rata siswa secara klasikal ... 107


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Siklus PTK Menurut Kurt Lewin ... 45

Gambar 4.1 Kegiatan Awal Pembelajaran ... 65

Gambar 4.2 Antusias siswa ketika merespon pertanyaan guru ... 66

Gambar 4.3 Guru mengenalkan media bagan pohon ... 67

Gambar 4.4 Guru membimbing diskusi ... 68

Gambar 4.5 Siswa asik berdiskusi ... 69

Gambar 4.6 Bagan pohon ... 69

Gambar 4.7 Siswa membacakan hasil diskusi didepan kelas ... 70

Gambar 4.8 guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran ... 71

Gambar 4.9 Antusias siswa melakukan ice breaking ... 80

Gambar 4.10 guru melakukan tanya jawab ... 83

Gambar 4.11 Siswa berdiskusi kelompok ... 84


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 2 Instrumen Validasi RPP Siklus I

Lampiran 3 Lembar Validasi Soal

Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 7 Instrumen Validasi RPP Siklus II

Lampiran 8 Lembar Validasi Soal

Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Lampiran 12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Lampiran 13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 15 Daftar Nilai Pra Siklus

Lampiran 16 Daftar Nilai Siklus I Lampiran 17 Daftar Nilai Siklus II

Lampiran 18 Instrumen wawancara kepada Guru sebelum penelitian Lampiran 19 Instrumen Wawancara Kepada Guru Sesudah Penelitian Lampiran 20 Instrumen Wawancara Kepada Siswa Sesudah Penelitian Lampiran 21 Profil Madrasah

Lampiran 22 Dokumentasi

Lampiran 23 Lampiran Media bagan pohon Lampiran 24 Surat Tugas

Lampiran 25 Kartu Konsultasi Skripsi

Lampiran 26 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 27 Berita Acara


(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat bawah sampai tingkat atas. PKn juga merupakan pendidikan wajib bagi setiap warga Negara

,khususnya warga negara Indonesia, karena dalam pendidikan

kewarganegaraan akan mendidik warganya menjadi warga Negara yang baik. PKn perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya sebagai warga Negara Indonesia.

Malik Fajar menyatakan bahwa PKn ini sangat penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan PKn juga memiliki peranan penting sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan,wawasan, watak,karakter, dan pengetahuan sehingga warga Negara nantinya memiliki sikap demokratis dan bertanggung jawab.1 PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan

pada pembentukan warga negara yang mampu memahami dan melaksanakan hak-hak dan kewajibannya agar menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sebagaimana yang telah diamanatkan pada pancasila dan UUD 1945.

1


(15)

Salah satu tujuan pembelajaran PKn adalah agar siswa mampu berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganageraan yang ada, serta mengharapkan siswa agar mampu berpartisipasi secara aktif, kreatif, dan bertanggung jawab, juga bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, selain itu juga dapat berkembang secara demokratis.2 Oleh karena itu kegiatan pembelajaran PKn yang dilakukan

harus selalu mengacu pada tujuan tersebut dan diharapkan tidak monoton. Agar pembelajaran mudah dipahami oleh siswa dan siswa tidak merasa bosan selama pembelajaran PKn.

Selain tujuan tersebut, ada lagi tujuan pembelajaran PKn yang lain, yaitu agar siswa mampu memahami hak dan kewajibannya sebagai warga Negara Indonesia, agar siswa mampu memahami bahwa Negara Indonesia adalah suatu Negara yang dijalankan oleh suatu sistem. Dalam kaitannya ini, pada pembelajaran PKn kelas IV Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, diharapkan siswa mampu mengenali dan memahami lembaga-lembaga Negara Indonesia, sehingga kedepannya siswa mampu mengetahui atau memahami arti,peran,tugas, dan bagaimana jalannya lembaga-lembaga Negara tersebut. Pemahaman disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang

2


(16)

pengetahuan yang pernah diterimanya.3 Jadi, siswa diharapkan mampu

memahami materi lembaga-lembaga Negara yang telah dipelajarinya.

Kenyataan saat ini, di kelas IV MI Islamiyah Kepoh masih jauh dari proses ideal. Pemahaman materi lembaga-lembaga Negara mata pelajaran PKn dikatakan masih rendah atau masih tingkat paling bawah yaitu menerjemahkan, dimana siswa hanya mampu menyajikan pengertian lembaga-lembaga Negara berdasarkan konsep atau berdasarkan apa yang dijelaskan oleh guru. Mereka belum mampu memahami materi lembaga-lembaga Negara pada tingkat menafsirkan.

Seharusnya, guru mampu mendorong siswa untuk memahami materi lembaga-lembaga Negara pada tingkat menafsirkan, yang dimaksud menafsirkan disini adalah siswa mampu menerjemahkan materi tidak hanya dengan kata-kata tetapi harus dapat dijelaskan, selain itu siswa mampu menghubungkan bagian-bagian paling kecil dan mengkorelasikan dengan hal-hal yang diketahuinya. Ketika guru memberi pertanyaan tentang lembaga yudikatif, siswa hanya mampu menjawab sesuai teori dan belum bisa menjelaskan. Hal ini menandakan bahwa tingkat pemahaman siswa belum mencapai tingkat menafsirkan.

Guru juga belum mampu menuntun siswa untuk memiliki kemampuan memahami tingat ekstrapolasi. Pemahaman tingkat ekstrapolasi merupakan tingkatan pemahaman tertinggi ketiga setelah menerjemahkan dan

3


(17)

menafsirkan. Ekstrapolasi menuntut siswa untuk melihat dibalik tertulis, dan menuntut siswa untuk dapat membuat kesimpulan sehubungan dengan apa yang dijelaskan oleh guru, yaitu membuat kesimpulan tentang materi lembaga-lembaga Negara. Tetapi pada kenyataannya, siswa belum mampu menyimpulkan materi tentang lembaga-lembaga Negara.

Hasil wawancara dengan guru kelas IV MI Islamiyah Kepoh menyatakan bahwa proses pembelajaran yang hampir sama dengan proses pembelajaran lainnya membuat siswa terkadang bosan karena menggunakan metode dan cara pembelajaran yang umum, sehingga membuat siswa banyak yang kurang paham. Selain itu waktu yang terbatas membuat materi yang diajarkan kurang maksimal.4 Hasil wawancara peserta didik yang menyatakan bahwa terkadang

senang dan kadang juga tidak senang dengan materi PKn membuat pemahaman siswa menjadi rendah karena banyak materi yang menghafalkan . Terbukti dari hasil pre-test menunjukkan skala yang jauh dari harapan keberhasilan pengajaran seorang guru, ada 11 siswa atau 57,89% yang belum memahami materi lembaga negara.

Beberapa kemungkinan penyebab kurangnya pemahaman siswa dalam proses pembelajaran PKn khususnya pada materi lembaga-lembaga negara , yaitu : 1) cara guru dalam menyampaikan materi yang masih konvensional, 2) pembelajaran masih berpusat kepada guru yang monoton yaitu dengan

4

Hasil observasi terhadap aktivitas pembelajaran PKn yang dilakukan oleh Bapak Kiswanto di MI Islamiyah Kepoh pada hari Jum’at 25 November 2016 jam 09.00 WIB


(18)

menggunakan metode ceramah saja, sehingga siswa kurang berperan ataupun berpartisipasi selama pembelajaran PKn berlangsung, 3) guru tidak menggunakan alat peraga maupun metode pembelajaran yang dapat mempermudah siswa dalam memahami materi Lembaga-Lembaga Negara yang disampaikan oleh guru dan dapat menumbuhkan keaktifan siswa. Guru hanya menggunakan bagan yang digambarkan di papan tulis.

Keadaan demikian membuat siswa merasa bosan dan jenuh dengan pelajaran yang disampaikan. Rasa bosan dan jenuh tersebut menimbulkan siswa melakukan hal-hal yang mengganggu aktivitas belajar PKn, seperti berbicara dengan teman sebangkunya, megganggu temannya, mengantuk di dalam kelas, bermain pensil, dan tidak mendengarkan atau menghiraukan guru saat guru menjelaskan pelajaran. Keadaan tersebut berdampak pada pemahaman siswa itu sendiri. Hal ini dapat dilihat saat guru memberikan pertanyaan dan hanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan tersebut.

Salah satu cara untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan menggunakan alat peraga atau media pembelajaran agar pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik yaitu dengan menggunakan media pembelajaran bagan pohon. Dalam menyampaikan materi diperlukan alat peraga (media) yang tepat sehingga siswa termotivasi dan antusias dalam mengikuti pelajaran.


(19)

mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar dan diharapkan akan mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.5

Oleh karena itu, peneliti mendesain suatu alat peraga (media) berupa Bagan Pohon. Bagan pohon adalah bagan yang menggambarkan arus diagram yang berasal dari akar ke batang, menuju cabang-cabang dan kemudian menuju ranting-ranting,6 atau suatu proses dari bawah atau dasar yang terdiri dari

beberapa akar menuju batang tunggal. Bagan ini juga dapat menggambarkan suatu keadaan pengelompookan. Dalam kaitannya ini, materi lembaga-lembaga Negara biasanya disajikan atau dikemas dengan bagan, karena dalam materi tersebut ada 4 lembaga yang harus dipelajari oleh siswa. Salah satu cara menyampaikan materi tersebut adalah dengan menggunakan bagan, tetapi selama ini guru hanya menggunakan bagan garis.

Dalam hal ini, peneliti ingin menggunakan media yang menarik yaitu bagan pohon, media bagan pohon akan disesuaikan dengan materi yang diajarkan yaitu tentang lembaga-lembaga Negara dimana pada akar tersebut akan diisi dengan tulisan UUD, dan seterusnya. Penggunaan media tersebut untuk mempermudah siswa dalam mempelajari dan memahami materi Lembaga-Lembaga Negara. Selain itu dengan alat peraga ini diharapkan dapat menarik perhatian dan antusias siswa sehingga pembelajaran PKn tidak membosankan.

5

Basyirudin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal. 25. 6


(20)

Untuk menghindari kebingungan murid-murid pada bagan ini, dapat digunakan secara bertahap, yaitu menjelaskan setiap materi mulai dari akar, disusul materi-materi selanjutnya. Dengan menggunakan media bagan pohon, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran PKn khususnya materi lembaga-lembaga Negara sehingga proses pembelajaran siswa bermakna dan hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Berangkat dari latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang “PENERAPAN MEDIA BAGAN POHON UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA MATA PELAJARAN PKN

SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH KEPOH BOJONEGORO”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu:

1. Bagaimana penerapan media bagan pohon untuk meningkatkan pemahaman

siswa dalam mata pelajaran PKN materi lembaga-lembaga negara pada siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh ?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman dalam mata pelajaran PKN materi lembaga-lembaga negara setelah menggunakan media bagan pohon di kelas IV MI Islmaiyah Kepoh?


(21)

C. Tindakan yang Dipilih

Agar kesulitan tersebut dapat teratasi dan siswa memahami materi lembaga-lembaga Negara dengan baik dan benar, peneliti bertanggungjawab untuk mencari solusi yang tepat dan efektif dalam mengatasi pembelajaran tersebut. Yaitu dengan menggunakan media bagan pohon untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn khususnya materi Lembaga-Lembaga Negara. Dengan menggunakan bagan pohon, diharapkan siswa dapat memahami materi Lembaga-Lembaga negara yang dijelaskan guru dengan mudah

Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dengan menggunakan beberapa instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran, lembar observasi kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan guru, dan lembar wawancara guru dan siswa yang digunakan sebelum atau sesudah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media bagan pohon,dan lembar soal-soal tes/evaluasi

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:


(22)

1. Penerapan media bagan pohon dalam meningkatkan pemahaman mata pelajaran PKn materi lembaga-lembaga negara pada siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh Bojonegoro

2. Peningkatan pemahaman dalam mata pelajaran PKn materi lembaga-lembaga negara menggunakan media bagan pohon di kelas IV MI islamiyah Kepoh Bojonegoro

E. Lingkup Pnelitian

Agar penelitian ini lebih fokus, maka peneliti membatasi pembahasan penelitian pada hal seperti di bawah ini :

1. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) semster II

2. Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh pada tahun jaran 2016-2017 tepatnya pada semester II 3. Implementasi dalam penelitian ini adalah media bagan pohon pada mata

pelajaran PKn khususnya pada materi lembaga-lembaga Negara 4. Pelaksanaan pembelajaran adalah materi Lembaga-Lembaga Negara

5. Penilaian yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah penilaian tes

6. Kemampuan yang ditingkatkan adalah kemampuan memahami materi


(23)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil daari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan bahan perbandingan, evaluasi, dan masukan bagi peneliti lainnya serta pengetahuan dalam melakukan penelitian yang memiliki fokus yang sama untuk penelitian selanjutnya, dan juga dapat mengembangkan pengetahuan di bidang pendidikan khususnya mengenai pentingnya penggunanan media bagan pohon dalam pembelajaran dan dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi lembaga-lembaga Negara

2. Secara Praktis

a. Bagi siswa

1. Dengan penggunaan media bagan pohon dalam pembelajaran PKn khususnya materi Lembaga-Lembaga Negara diharapkan dapat membantu siswa yang bermasalah atau mengalami kesulitan dalam pembelajaran, dan dengan media ini siswa diharapkan untuk terlibat aktif

2. Siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar lembaga-lembaga negara dan menganggap PKn adalah pelajaran yang menarik dan tidak membosankan.

3. Meningkatkan keaktifan dan semangat siswa karenaa proses pembelajarannya menyenangkan


(24)

b. Bagi Guru

1. Memperluas dan memperdalam pengetahuan tentang media

pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas.

2. Membantu guru menanamkan konsep materi Lembaga-Lembaga

Negara kepada siswa

3. Guru dapat mengkoreksi kelemahan dan kelebihan sistem

pengajarannya selama ini, sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan. 4. Memberikan informasi media yang sesuai dengan materi lembaga

Negara

5. Menjadi sumbangan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan pemahaman siswa menggunakan media bagan pohon

c. Bagi Sekolah

1. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk meningkatkan prestasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan dan pelatihan bagi guru-guru, agar menggunakan media bagan pohon untuk diterapkan pada mata pelajaran lain.

3. Memperbaiki mutu sekolah dalam memberikan pendidikan terhadap peserta didik, khususnya dalam penyediaan media pembelajaran sebagai pendukung proses pembelajaran.


(25)

BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman

1. Definisi Pemahaman

Definisi tentang pemahaman telah banyak diungkapkan oleh para ahli. Salah satunya adalah Nana Sudjana, menurut beliau pemahaman adalah ebuah hasil belajar, sebagai contoh adalah ketika peserta didik dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang telah dibacanya, ditulisnya, atau didengarnya, atau ketika peserta didik dapat memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan oleh guru.7 Misalnya

kemampuan menerjemahkan bahan matematika verbal kedalam simbol-simbol,8 atau kemampuan menerjemahkan lembaga eksekutif.

Pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap arti suatu materi yang telah dipelajari oleh peserta didik, kemampuan seseorang menafsirkan informasi yang telah diterimanya, dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.9 Pemahaman juga diartikan sebagai suatu

proses,prosedur, cara, atau suatu perbuatan memahami, selain itu dapat disebut juga sebagai kemampuan memahami arti suatu pelajaran, seperti

7

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995). Hal. 24.

8

Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1996), hal 50

9

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Pengajaran, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hal 114.


(26)

menafsirkan, menjelaskan, meringkas, atau merangkum. Pemahaman merupakan jenjang kemampun berpikir yang setingkat lebih tinggi dari hafalan.10 Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa

ia telah memahami materi yang telah diterima atau dipelajarinya.11

Jadi, dapat disimpulkan bahwa seorang siswa dikatakan memahami materi atau pelajaran apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang rinci tentang hal yang telah dia pelajari dengan menggunakan bahasanya sendiri. Lebih baik lagi apabila siswa dapat memberikan contoh tentang apa yang dia pelajari dengan permasalahan-permasalahan yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang telah ajarkan oleh guru, dan mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan oleh guru atau dirinya sendiri.

2. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman

Pemahaman merupakan salah satu patokan kompetensi yang dicapai setelah siswa melakukan proses belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran, setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda

10

Anas Sudijono,Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada, 1996)hal 50

11


(27)

dalam memahami apa yang dia pelajari. Terdapat tiga jenis perilaku pemahaman yang mencakup12 :

a. Menerjemahkan

Terjemahan dapat diartikan bahwa seorang peserta didik mampu menerjemahkan suatu bagian dari komunikasi yang panjang menjadi lebih, kemampuan menerjemahkan dari satu tingkat ke tingkat abstrak , kemampuan menerjemahkan hubungan-hubungan yang dinyatakan didalam wujud simbolis, termasuk ilustrasi, peta, diagram, grafik, dan lain sebagainya ke dalam bentuk lisan atau sebaliknya.Pengertian menerjemahkan bisa diartikan sebagai pengalihan arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain, seperti dapat menjelaskan tugas lembaga yudikatif atau eksekutif.

b. Interpretasi

Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, kemampuan tingkat ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami. Interpretasi atau menafsirkan dapat dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang diperoleh berikutnya, menghubungkan antara grafik dengan kondisi

12

Sunaryo Kuswana, Wowo, Taksonomi Kognitif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hal 48


(28)

yang dijabarkan sebenarnya, atau dapat membedakan yang pokok dari yang bukan pokok. 13

Dalam tingkatan ini, diharapkan siswa mampu menerjemahkan materi tidak hanya dengan kata-kata tetapi harus dapat dijelaskan, selain itu siswa mampu menghubungkan bagian-bagian paling kecil dan mengkorelasikan dengan hal-hal yang diketahuinya Dasar untuk menginterpretasikan adalah harus mampu menerjemahkan dari bagian isi komunikasi yang tidak hanya kata-kata, tetapi harus dapat dijelaskan. Kemampuan tersebut melebihi bagian ke bagian isi materi pada saat komunikasi.14

c. Ekstrapolasi

Pemahaman tingkat ekstrapolasi merupakan tingkat pemahaman tertinggi ke tiga, dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu menyusun kesimpulan, mampu menggambarkan, mampu menaksir atau memprediksi akibat dari tindakan tertentu. Kemampuan tingkat ekstrapolasi ini juga menuntut siswa untuk melihat dibalik tertulis, dan menuntut siswa untuk dapat membuat kesimpulan sehubungan dengan apa yang dijelaskan oleh guru.

13

Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, hal 44 14


(29)

Adapun menurut Carin dan Sund, pemahaman adalah suatu proses yang terdiri dari tujuh tahapan kemampuan, yaitu15 :

1) Translate major ideas into own word

2) Interpret the relationship among major ideas

3) Extrapolate or beyond data to implication of major ideas

4) Apply their knowledge and understanding to the solution of new problems in new situation

5) Analyze or break a idea into its part and show that they understanndi their relationship

6) Synthesize or put elements together to form a new pattern and prosuce a unique communiation, plan, or set of abstract relation 7) Evaluate or make judgements based upon evidence.

3. Indikator Pemahaman

Kata kerja operasional yang biasa dipakai dalam pemahaman diantaranya : membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemostrasikan, nemberi contoh, memperkirakan, menentukan, mengambil kesimpulan. Berikut ini juga termasuk kategori memahami, antara lain16:

a) Menginterpretasikan

15

Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta : PT renadamedia Group, 2013), hal 6

16

Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembeajaran, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003), hal 21


(30)

Proses ini terjadi padas seorang siswa untuk mampu mengubah sebuah informasi dari satu bentuk penyajian ke bentuk lainnya. Proses ini bisa berupa mengubah suatu kata-kata menjadi kata lain. Seperti rumus matematika ke dalam bentuk kata-kata, membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti grafik,17 Membaca bagian-bagian dari bagan pohon.

b) Mencontohkan

Proses mencontohkan ini terjadi apabila seseorang siswa memberikan suatu contoh khusus mengenai prinsip atau konsep umum. Proses ini mencakup proses mengidentifikasi sifat-sifat dasar dari suatu konsep. Misalnya, siswa mencontohkan kegiatan yang dilakukan oleh presiden atau wakil presiden, mencontohkan tugas-tugas hakim, mencontohkan tugas-tugas BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)

c) Mengklasifikasikan

Proses klasifikasi terjadi pada saat seorang siswa menyadari bahwa suatu hal termasuk dalam kategori tertentu. Untuk mengklasifikasikan juga merupakan usaha untuk medeteksi sifat-sifat atau pola dari suatu hal yang relevan yang sesuai dengan sifat-sifat atau pola dari suatu konsep.

d) Merangkum

17


(31)

Proses ini terjadi pada saat siswa mengajukan pertanyaan, dimana pertanyaan tersebut mewakili suatu informasi yang sudah disampaikan oleh guru. Ketika guru menjawab pertanyaan, disistulah siswa harus mampu merangkum jawaban pertanyaan dari guru. Pada tahap ini, meringkas merupakan suatu usaha peserta didik untuk menyusun informasi atau materi yang kemudian dijadikan untuk menentukan tema atau pokok pikiran dari materi tersebut. Pada tahap ini, diharapkan siswa dapat merangkum materi yang telah diajarkan oleh guru menggunakan bahasa sendiri.

e) Menduga

Proses menduga merupakan proses menemukan suatu pola dari serangkaian contoh atau kasus. Proses menduga ini terjadi ketika peserta didik mampu merangkum sebuah konsep atau prinsip umum yang telah diterapkan pada serangkaiam contoh atau kasus yang relevan.18 Misalnya pada materi lembaga-lembaga Negara, siswa

mampu merangkum tugas dan wewenang masing-masing lembaga negara tersebut. Nama lain dari dari tahap ini adalah menyimpulkan, meramalkan, kemungkinan, menyisipkan, memprediksi.

f) Membandingkan

Proses membandingkan merupakan proses mendeteksi adanya persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, kejadian,

18


(32)

pemikiran, permasalahan, dan lain-lain.19 Dalam proses pembelajaran,

yang termasuk dalam membandingkan adalah suatu usaha untuk menemukan persamaan antara elemen dan pola dari suatu objek, kejadian, pemikiran, dengan elemen dan pola dari objek, kejadian, dan pemikiran lainnya.Pada proses ini, diharapkan siswa dapat menbandingkan antar materi satu dengan materi yang lainnya, membandingkan tugas masing-masing lembaga Negara.

g) Menjelaskan

Proses menjelaskan ini terjadi ketika peserta didik mampu menyususn suatu model sebab akibat dari suatu sistem dan menggunakan pemodelan. Yang dimaksud dengan suatu penjelasan yang utuh adalah penjelasan yang meliputi sebab akibat. Pada tahap ini, peserta didik harus dapat menjelaskan materi yang telah diajarkan oleh bapak/ibu guru baik secara lisan maupun secara tertulis. Misal siswa dapat menjelaskan dengan menggunakan kata-katanya sendiri tentang perbedaan bangun geometri yang berdimensi dua atau berdimensi tiga,20 siswa dapat menjelaskan pengertian dari masing-masing lembaga

Negara.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

19

Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran, 21 20


(33)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi kemampuan pendidikan adalah sebagai berikut: 21

a. Tujuan

Merupakan suatu pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai oleh seorang guru dalam suatu proses belajar mengajar. Dalam kaitannya ini, ada beberapa perumusan tujuan pembelajaran yang akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru, dan secara langsung dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar yang berlangsung pada saat itu. Karena tujuan merupakan pedoman, maka dalam setiap proses pembelajaran guru diwajibkan merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

b. Guru

Adalah seorang tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya pada peserta didik disekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Sehingga peserta didik akan mencapai tujuan yang diharapkan. Sebenarnya setiap orang bisa dikatakan sebagai guru. Dan guru yang paling baik adalah pengalaman. Guru memiliki peran yang sangat penting kepada peserta

21

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaini. Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996). Hal. 124.


(34)

didiknya, karena disinilah proses interaksi pembelajaran dilaksanakan,22

keberhasilan seorang siswa tergantung bagaimana seorang guru mengajarkan materinya, guru yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan akan membuat suasana kelas menjadi lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

c. Peserta didik

Peseta didik adalah orang yang menerima pelajaran disekolah yang dengan sengaja datang ke sekolah untuk belajar bersama guru dan teman sebayanya.23 Mereka memiliki latar belakang yang berbeda,

bakat, minat dan potensi yang berbeda pula. Sehingga dalam satu kelas pasti terdiri dari peserta didik yang bervariasi karakteristik dan kepribadian. Peserta didik juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar, dimana suatu proses pembelajaran tidak akan terlaksana jika dalam suatu kelas tersebut tidak ada peserta didik.

d. Kegiatan pengajaran

Adalah proses terjadinya interaksi antara guru dengan peserta didik yang terjadi di dalam kelas ataupun di luar kelas, dalam kegiatan belajar mengajar terdapat hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik. Kegiatan pengajaran ini merujuk pada proses pembelajaran yang

22

Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada, 2011), hal 59 23


(35)

diciptakan guru dan sangat dipengaruhi oleh bagaimana keterampilan seorang guru dalam mengolah kelasnya. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.

e. Bahan dan alat evaluasi

Bahan dan alat evaluasi adalah salah satu komponen yang terdapat dalam kurikulum yang digunakan untuk mengukur pemahaman dan hasil belajar siswa. Biasanya dalam satu mata pelajaran alat evaluasi sudah terkemas menjadi satu dalam setiap buku paket atau buku pedoman lain yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.

Alat evaluasi meliputi cara-cara dalam menyajikan bahan evaluasi, misalnya dengan memberikan butir soal bentuk benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi, dan essay. Dalam penggunaannya, guru tidak harus memilih hanya satu alat evaluasi tetapi bisa menggabungkan lebih dari satu alat evaluasi. Penguasaan secara penuh (pemahaman) siswa tergantung pula pada bahan evaluasi atau soal yang di berikan guru kepada siswa.

f. Suasana Evaluasi

Suasana evalusi juga mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar, suasana evaluasi yang kurang kondusif akan mengganggu konsentrasi peserta didik, evaluasi sebaiknya dilakukan di dalam ruangan, agar


(36)

konsentrasi peserta didik lebih terfokuskan. Berbeda halnya jika evaluasi dilakukan diluar kelas, peserta didik kurang focus karena ingin melihat atau memperhatikan keadaan disekitarnya.

Faktor lain yang mempengaruhi pemahaman atau keberhasilan belajar siswa adalah sebagai berikut:24

a. Faktor internal (dari diri sendiri),

1) Faktor jasmani, meliputi: keadaan panca indera yang sehat tidak mengalami cacat (gangguan) tubuh, sakit atau perkembangan yang tidak sempurna.

2) Faktor psikologis, yang meliputi keintelektualan (kecerdasan), minat, bakat, kesipan, kematangan, dan potensi prestasi yang di miliki. 3) Faktor kelelahan : kelelahan pada seseorang dapat dibedakan

menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. b. Faktor eksternal (dari luar diri)

1) Faktor social meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kelompok, dan lingkungan masyarakat.

2) Faktor budaya meliputi: adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik meliputi: fasilitas rumah dan sekolah. 4) Faktor lingkungan spiritual (keagamaan).

24

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta :Rineka Cipta, 2010), hal 54.


(37)

5. Cara Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat digunakan seorang guru dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.

a. Memperbaiki Proses Pembelajaran

Langkah ini merupakan langkah awal dalam meningkatkan proses pemahaman siswa dalam belajar. Proses pengajaran tersebut meliputi: memperbaiki tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pemilihan strategi, metode dan media yang tepat serta pengadaan evaluasi belajar. Yang mana evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Dalam mengukur tingkat pemahaman, biasanya seorang guru menggunakan metode tes.

b. Adanya Kegiatan Bimbingan Belajar

Belajar merupakan inti dari proses pendidikan, maka setiap siswa wajib mengikuti bimbingan-bimbingan belajar agar tercapainya suatu proses belajar. Kegiatan bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan kepada individu tertentu agar mencapai taraf perkembangan yang diinginkan. Adapun tujuan dari kegiatan bimbingan belajar adalah:25

1) Mencarikan cara-cara belajar yang efektif dan efisien bagi siswa.

25


(38)

2) Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku pelajaran.

3) Memberikan informasi dan memilih bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau kesehatannya.

4) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan atau ujian.

5) Memilih bidang studi yang sesuai dengan bakat dan minat peserta didik

6) Menunjukkan cara-cara mengatasi kesulitan belajar. 7) Menentukan pembagian waktu

8) Memilih pelajaran tambahan yang berhubungand engan pelajaran disekolah

c. Memaksimalkan waktu belajar

Tingkat keberhasilan siswa dalam belajar banyak ditentukan oleh kesempetan belajar itu sendiri serta kualitas pembelajaran yang diperoleh oleh siswa.26 Jika seorang siswa diberikan kesempatan untuk

belajar dengan waktu yang sesuai yang dibutuhkan oleh siswa, maka siswa akan mampu mencapai target penguasaan yang diinginkan. Jadi, jika seorang siswa ingin memaksimalkan pemahamannya ataupun hasil

26

Suprihadi Saputro, Strategi Pembelajaran, (Malang : Laboratorium Teknologi Pendidikan, 2006) hal. 20


(39)

belajarnya, mereka harus menambah waktu belajarnya dan menyisakan waktu bermainnya untuk belajar.

d. Pengadaan Umpan Balik (Feedback) dalam Belajar

Umpan balik merupakan sesuatu yang sering terjadi dalam proses belajar mengajar. Umpan balik merupakan respon terhadap akibat perbuatan dari tindakan kita dalam belajar. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa guru harus sering mengadakan umpan balik sebagai pemantapan belajar.

Hal ini dapat memberikan kepastian kepada siswa terhadap hal-hal yang masin dibingungkan terkait materi yang dibahas dalam pembelajaran. Juga dapat dijadikan tolak ukur guru atas kekurangan-kekurangan dalam penyampaian materi. Yang paling penting adalah dengan adanya umpan balik, jika terjadi kesalah pahaman pada siswa, siswa akan segera memperbaiki kesalahannya.27

e. Motivasi Belajar

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan pembelajaran.28 Sedangkan secara psikologi, motivasi berarti usaha

yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang agar tergerak

27

Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hal 116 28


(40)

melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau ingin mendapat kepuasan dengan perbuatan yang dilakukannya.

Belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku, baik itu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.29 Dalam kegiatan belajar

mengajar, peserta didik merupakan subjek dan objek dari kegiatan pembelajaran, oleh karena itu belajar merupakan inti dari proses pembelajaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya pengggerak baik dari dalam diri maupun dari luar seseorang atau kelompok yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang diinginkan oleh subjek belajar itu dapat dicapai. Jika terdapat kesulitan, akan ada usaha yang muncul dari siswa untuk terus belajar hingga apa yang dia inginkan dapat tercapai.

f. Keterampilan mengadakan Variasi

Variasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik sehingga dalam kegiatan pembelajaran peserta didik menunjukkan sikap antusias, partisipatif, dan tekun. Keterampilan

29

Tim Cosma E, Model dan Strategi Pembelajaran, (Surabaya : Cosma E IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2012), hal 1.


(41)

mengadakan variasi dalam pembelajaran adalah suatu kegiatan dalam proses interaksi belajar mengajar yang menyenangkan dan ditunjukan untuk mengatasi kebosanan siswa pada strategi pembelajaran yang monoton.

Sehingga dalam situasi belajar mengajar siswa senantiasa aktif dan berfokus pada materi pelajaran yang disampaikan. Keterampilan dalam mengadakan variasi ini meliputi variasi dalam cara mengajar guru, variasi dalam penggunaan strategi belajar dan metode pembelajaran, dan variasi pola interaksi guru dan siswa 30 Adapun upaya-upaya yang

dilakukan oleh seorang guru dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembalajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang baik.

B. Media Pembelajaran Bagan Pohon 1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

„tengah’, „perantara’ atau „pengantar’. Dalam bahasa arab, media adalah

perantara (wasaail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima.31

Pengertian media dalam arti luas adalah kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, wawasan, dan sikap yang baru. Hal ini

30

M. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990). Hal. 87. 31


(42)

sesuai dengan pendapat Sharon, yang mengatakan bahwa media itu adalah alat komunikasi dan sumber informasi untuk peserta didik.32

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, juga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan keamanan peserta didik, sehingga dapat mendorong terciptanya proses pada diri peserta didik tersebut.33 Menurut Ibrahim, media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang dipakai untuk memberikan rangsangan atau pancingan kepada peserta didik, sehingga terjadi interaksi ketika proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.34

Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau materi dari pendidik ke peserta didik yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, antusias, dan minat siswa sehingga terjadi proses pembelajaran. Dalam kaitannya ini, guru, buku, teks, gambar, dan lingkungan di kelas atau di sekolah bisa disebut sebagai media atau alat peraga.

2. Pengertian Media Bagan Pohon

32

Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya, 2012), hal. 26

33

Yunus Nagawa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000), hal 137

34


(43)

Media bagan pohon ini menggambarkan arus diagram berasal dari akar ke batang, menuju ke cabang-cabang dan ranting-ranting.35 Bagan ini

juga dapat menggambarkan suatu keadaan pengelompokkan. Bagan pohon ibarat sebuah pohon yang terdiri dari batang, cabang-cabang dan ranting-rantingnya.36 Biasanya bagan pohon dipakai untuk menunjukkan sifat,

komposisi atau hubungan antar kelas keturunan. Silsilah termasuk bagan pohon. Sesuai dengan namanya, bagan pohon dikembangakan dari dasar yang terdiri dari atas beberapa akar menuju batang tunggal.37

Bagan pohon adalah bagan yang visualisasinya menggambarkan suatu proses dari bawah atau dasar yang terdiri dari beberapa akar menuju batang tunggal.38 Cabang-cabang tersebut menggambarkan perkembangan

dan hubungan. Bagan pohon seperti yang diungkapkan oleh namanya, ialah ibarat sebatang pohon yang tumbuh dengan cabang-cabang dan ranting-ranting di mana bergantungan buah-buahan.39 Bagan pohon

digunakan untuk menjelaskan bahwa dari suatu benda atau istilah dapat menghasilkan berbagai benda yang lain.

3. Langkah-Langkah Penerapan Media Bagan Pohon

35

Asnawir, Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, hal 34 36

Nur Hasanah, Peran Media Bagan Pohon dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas IV pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Az-Zahair Palembang, ( Palembang : FTK UIN Raden Fatah, 2015) hal 31

37

Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung : CV Sinar BAru Bandung, 1997), hal 29

38

Daryanto, Media Pembelajaran, hal 120 39


(44)

Berdasarkan pengertian tentang media bagan pohon tersebut dapat disimpulkan bahwa media bagan pohon adalah sebuah alat peraga yang dapat memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran yang dikemas secara menarik dan kreatif yaitu berbentuk pohon. Dalam media tersebut terdapat akar, batang (dahan), ranting, daun, dan buah (jika memungkinkan).

Berikut ini adalah langkah-langkah penggunaan media bagan pohon dalam kegiatan pembelajaran dikelas :

a. Pengenalan tentang media bagan pohon b. Membagi siswa menjadi 4 kelompok

c. Setiap kelompok mendiskusikan 1 lembaga negara

d. Peragaan media dimulai dari bagian-bagian yang akan diterangkan terlebih dahulu, kemudian disusul dengan materi yang selanjutnya.40

e. Mulai menjelaskan materi dimulai dari bagian akar (UUD) f. Menjelaskan materi selanjutnya, yaitu pada bagian batang.

g. Setelah menjelaskan bagian batang kemudian menjelaskan bagian ranting-rantingnya.

Dalam kaitannya ini, bagan garis yang biasanya digunakan guru-guru pada umumnya untui menjelaskan materi tersebut akan dikemas menjadi bagan pohon. Dimana terdiri dari akar, batang, dan ranting. Pada akar bagan tersebut terdapat tulidan UUD 1945, dimana cara menjelaskannya

40


(45)

pun dimulai dari akar. Kedudukan UUD dalam materi ini adalah sebagai patokan. Kemudian pada batangnya terdapat tulisan Lembaga Legislatif, dalam batang tersebut terdapat tiga ranting yang bertuliskan MPR, DPR,DPD. Masing-masing batang dan ranting akan dijelaskan secara rinci dan bergantian sampai semua peserta didik memahami materi tersebut kemudian dilanjutkan pada batang yang selanjutnya.

Untuk menghindari kebingungan murid-murid maka bagan pohon ini digunakan secara bertahap. Peragaan di mulai dari bagian yang diterangkan terlebih dahulu, yaitu pada akar pohon yang tertuliskan UUD 1945. Sebelum guru menjelaskan tentang hal tersebut, guru juga menjelaskan kaitannya mengapa UUD 1945 terdapat pada akar pohon tersebut, dan seterusnya. Kemudian di susul dengan hal-hal lainnya atau materi pada batang menuju ranting.

4. Cara Membuat Media Bagan Pohon

Media bagan pohon bisa terbuat dari kertas karton,kertas manila dan kertas origami atau juga bisa membuatnya dari bahan kardus. Dalam kaitannya ini, kertas karton digunakan sebagai landasan untuk menempelkan materi sedangkan kertas manila digunakan sebagai batang atau dahan, kertas origami sebagai daunnya. Cara membuatnya adalah sebagai berikut :

a. Siapkan kertas manila,kertas karton, kertas origami, kardus, bahan lainnya yang relevan


(46)

b. Gambar atau gunting kertas hingga berbentuk akar

c. Gambar atau gunting kertas hingga menyerupai dahan,ranting, dan daun ataupun buah jika ingin memberinya buah agar terkesan lebih menarik d. Gambar atau tempelkan semua potongan hingga membentuk sebuah

pohon atau bisa ditempelkan ketika proses belajar mengajar berlangsung

e. Setiap potongan kertas terdapat tulisan tentang materi lembaga-lembaga Negara atau setiap gambar terdapat tulisan atau terselip materi lembaga-lembaga Negara.

f. Warnai gammbar pohon tersebut agar terlihat lebih menarik

C. Karakteristik Materi PKn

Pada materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas IV MI Islamiyah Kepoh berpatokan pada Standar Kompetensi (SK) , dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran PKn kelas IV Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar.

Table 2.1

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Kelas IV semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Mengenal sitem pemerintahan tingkat pusat

3.1 Mengenal lembaga-lembaga

Negara dalam susuna pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR, presiden, MA, MK,dan BPK, dan lain-lain


(47)

pemerintahan tingkat pusat, seperti presiden, wakil presidem, dan para menteri

1. Pengertian PKn

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang cakupannya lebih luas dari pendidikan demokrasi dan pendidikan HAM karena mencakup kajian dan pembahasan tentang banyak hal, seperti pemerintah, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, hak dan kewajiban warga Negara, proses demokrasi, partisipasi aktif, keterlibatan warganegara dalam masyarakat madani, dan lain-lain. PKn adalah suatu mata pelajaran yang digunakan untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia.41

Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang diambil dari nilai-nilai pancasila dan konsep kewarganegaraan yang bertujuan untuk pendewasaan peserta didik sebagai anggota masyarakat, warga negara, dan komponen bangsa Indonesia. Berdasarkan pengertian-pengertian pendidikan kewarganegaraan diatas dapat didimpulkan bahwa PKN adalah mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik sebagai bekal hidup dimasyarakat yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

2. Tujuan Pembelajaran PKn

41


(48)

Mata pelajaran PKn disekolah memiliki tujuan membentuk warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai dengan yang diamanatkan dalam pancasila dan UUD 1945.42 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di kelas MI adalah untuk

mengembangkan kepekaan, ketanggapan, dan kreatifitas social dalam konteks kehidupan bermasyarakat serta tertib, damai, dan kreatif. Mulayasa menyebutkan tujuan pelajaran PKn adalah sebagai beikut :

a. Mampu berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya

b. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan sevcara aktif dan bertanggung jwab, sehingga dapat bertindak secara kerdas dalam semua kegiatan.

c. Dapat berkembang seara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.43

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan mata pelajaran PKN adalah membentuk siswa menjadi manusia yang

42

Musthafa Kamal Pasha, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarts : Citra Karsa Mandiri, 2002), hal 4

43

Ali Mustofa, dan Irfan Tamwifi, Materi dan Pembelajaran IPS/PKn MI, (Surabaya : LPTK IAIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Tarbiyah), hal 176


(49)

tanggap,kreatif dan aktif akan berbagai keadaan di lingkungannya, selain itu, tujuan pembelajaran PKn MI adalah untuk menjadikan warga Negara yang baik, yaitu warga Negara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan adanya tujuan tersebut, diharapkan kelak bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan juga bisa bersikap baik sehingga mampu mengikuti kemajuan zaman.

3. Ruang Lingkup PKn SD/MI

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada tingkat sekolah dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut:44

a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa indonesia, sumpah pemuda, keutuhan negara kesatuan republik indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap negara kesatuan republik indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.

c. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional ham,

44


(50)

pemajuan, penghormatan dan perlindungan ham kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri , persamaan kedudukan warga negara.

d. Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

e. Kekuasan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

f. Pancasila meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideology negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka.

g. Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi. 4. Materi Tentang Lembaga-Lembaga Negara


(51)

Dalam penelitian yang dilakukan, ruang lingkup yang diambil yaitu pada materi Lembaga Negara. Berikut ini adalah Lembaga-Lembaga Negara yang terdiri atas :

a. Lembaga-Lembaga Legislatif

Lembaga legislative adalah lembaga yang bertugas membuat UUD.

1) MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)

Majelis Permusyawarakatan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang.45 Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat

ditetapkan dengan suara terbanyak.

Wewenang Majelis Permusyawarakatan Rakyat antara lain yaitu mengubah daan menetapkan Undang-Undang Dasar, Majelis Permusyawarakatan Rakyat melantik presiden dan/atau wakil

presiden, Majelis Permusyawarakatan Rakyat hanya dapat

memberhentikan Presiden dan atau wakil presiden dalam masa jabatannya menuju Undang-Undang Dasar.

2) DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum, susunan Dewan Perwakilan rakyat diatur dengan

45

UUD’45 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, (Surabaya : Anugerah,2016), hal 89


(52)

Undang, dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. DPR memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang, setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan perwakilan Rakyat dan presiden untuk mendapatkan tujuan bersama.

3) DPD (Dewan Perwakilan Daerah)

Anggota DPD dipilih dari provinsi melalui pemilihan umum. Dimana 4 calon anggota DPD yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan menjadi anggota DPD. Adapaun tugas DPD antara lain yaitu mengajukan RUU kepada DPR, ikut membahasa RUU, melakukan pengawasan pelaksanaan RUU. Adapun RUU yang dimaksud hanya

berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat-daerah,

pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta keuangan pusat dan daerah

b. Lembaga Eksekutif

Lembaga eksekutif artinya lembaga yang memegang kekuasaan pemerintahan. Lembaga ini merupakan lembaga yang paling luas wewenangnya dan tugasnya dibanding lembaga Negara legislative dan yudikatif. UUD 1945 menentukan bahwa kekuasaan eksekutif dilakukan oleh presiden. Presiden merupakan penyelenggara tertinggi dibawah MPR, yang dalam melaksanakannya dibantu oleh wakil presiden. Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan mengnai pelaksanaan


(53)

undang-undang-undang.46 Lembaga legislative inilah yang disebut sebagai

pemerintah pusat.

c. Lembaga Yudikatif

Lembaga yudikatif adalah lembaga yang memegang kekuasaan di bidang kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan gunamenegakkan hokum dan keadilan.

1) Mahkamah Agung (MA) merupakan badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman tertinggi. Lembaga yudikatif bebas dari campur tangan siapapun. Lembaga yudikatif juga yang menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan.

2) Mahkamah Konstitudi (MK) berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh undang-undang dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memtusu perselisihan tentang hasil pemilu.

46

Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945, (Jakarta : Kencana Perdana Media Grup, 2010), hal 199


(54)

3) Komisi Yudisial (KY) adalah lembaga yang mengawasi para kehakiman dan memutus perkara. Komisi yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewrnang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serts perilaku hakim. Komisi Yudisial menerima keluhan dan aduan masyarakat atas perilaku hakim dan memutus perkara. Setelah menerima keluhan dan aduan masyarajat, Komisi Yudisial kemudian menyelidiki hakim yang dimaksud. Setelah itu barulah Komisi Yudisial mengeluarkan rekomendasi kepada Mahkamah Agung. Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan presiden atas persetujuan DPR. Anggota Komisi Yudisial dipilih karena pengetahuannya dan pengalamannya dibidang hukum serta kejujurannya.

a. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)

BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) adalah badan yang bertanggung jwab memeriksa keungan negara. BPK memeriksa semua pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja Negara, dan hasil pemeriksaan itu disampaikan ke pada DPR. BPK merupakan lembaga tinggi Negara yang memiliki wewenang untuk mengawasi serta memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, temuan BPK dilaporkan kepada DPR dan DPD, kemudian ditindak oleh penegak hukum. BPK berkantor di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. Tugas BPK


(55)

ialah segala sesuatu yang berdasarkan sumber dan penggunaan anggaran

dan keuangan Negara.

D. Penggunaan Media Bagan Pohon untuk Meningkatkan Pemahaman

Peneliti mempertimbangkan penggunaan media bagan pohon ini dari penelitian terdahulu untuk mengetahui keefektifan media ini. Yaitu pada penelitian dari Nurhasanah, mahasiswa Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang dengan judul “Peran Media Bagan Pohon dalam Meningkatkan Hasil Belajar kelas IV Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MI Az-Zahir Palembang”, penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dengan cara bersiklus dan dilakkan dalam dua siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media bagan pohon mengalami peningkatan mulai dari siklus I sampai siklus II. Penelitian tersebut dari pra tindakan sebesar 61,5 (pre-test) mengalami peningkatan nilai sesudah menggunakan bagan pohon meningkat menjadi 87,5 (post test). Dari hasil pengujian yang dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi nabi-nabi dan rasul sebelum dan sesudah menggunakan media bagan pohon di kelas IV MI Az-Zahir Palembang terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest.


(56)

Berdasarkan deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa media bagan pohon telah menunjukkan efektifitasnya yang nyata dalam arti kata media tersebut dapat diandalkan sebagai media yang baik untuk pembelajaran karena dengan menggunakan media tersebut para siwa aktif dan antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga memberikan hasil belajar yang efektif, dan dapat meningkatkan hasil belajar siwa.47

Pada penelitian yang akan peneliti lakukan, penggunaan media bagan pohon ini terdapat tahap persiapan dimana guru meminta siswa membaca materi tentang lembaga-lembaga Negara. Kemudian guru menjelaskan secara singkat tentang materi tersebut. Setelah itu, guru menjelaskan sekilas tentang lembaga Negara kemudian guru mengeluarkan media pembelajaran yaitu bagan pohon yang didalamnya sudah tertulis materi-materi yang akan diajarakan. Guru menjelaskan mulai dari akar, dimana dalam akar tersebut terdapat tulisan UUD, kemudian guru menjelaskan kenapa UUD ada pada akar pohon, dan seterusnya.

Guru menjelaskan materi secara berurutan. Batang yang pertama berisi materi tentang lembaga legislatif dan penjelasannya, dalam batang tersebut terdapat ranting-ranting yang berisi tentang MPR, DPR dan DPD beserta penjelasannya. kemudian batang kedua berisi tulisan materi tentang lembaga eksekutif beserta pengertiannya, pada batang selanjutnya terdapat

47

Nur Hasanah, Peran Media Bagan Pohon dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas IV pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Az-Zahair Palembang, hal 99


(57)

ranting yang berisi tentang presiden dan wakil presiden. Batang ketiga berisi tulisan lembaga eksekutif beserta pengertiannya, dalam batang tersebut terdapat ranting-ranting yang berisi tentang MA,MK, dan KY.

Guru tidak akan menjelaskan materi pada batang selanjutnya sebelum siswa benar-benar paham. Disini pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa oleh siswa. Setelah siswa paham, guru menjelaskan pada batang yang terakhir terakhir yaitu tentang BPK beserta pengertiannya.


(58)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam proses berdaur (cyclical) yang terdiri dari 4 tahap, yaitu: merencanakan, melakukan tindakan, pengamatan, dan refleksi.48 Penelitian tindakan kelas merupakan suatu

penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Menurut Aqib dkk, PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kenerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.49

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran dikelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari teori

Kurt Lewin. Karena dalam model tersebut dijelaskan bahwa ada empat hal

48

Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : CV. Wacana Prima, 2007), hal.6 49


(59)

yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan kelas, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.50 Pelaksanaan penelitian

tindakan adalah proses yang terus menerus, yang meliputi hal berikut :

1. Perencanaan (planning) adalah proses menentukan program perbaikan yang berangkat dari suatu ide gagasan peneliti

2. Tindakan (action) adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti

3. Observasi (observing) adalah pengamatan yang dilakuakn untuk mengetahui efektifitas tindakan atau mengumpulakn informasi tentang berbagi kekurangan yang telah dilakukan.

4. Refleksi (reflecting) adalah kegiatan menganalisis tentang hasil observasi sehingga memunculkan program atau perencanaan baru.

Proses tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut :

50

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta : Kencana, 2009), hal 49. Identifikasi

masalah

Perencanaan

Tindakan Refleksi

Observasi

Perencanaan

Siklus I

Siklus II


(60)

Gambar 3.1

Siklus PTK menurut Kurt Lewin B. Setting dan Subyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian dengan model kolaboratif, karena dilakukan untuk memperbaiki atau mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas. Subyek yang dikenai tindakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Islmaiyah Kepoh Bojonegoro pada semester II tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 19 anak, 13 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.

Lokasi pada penelitian ini yaitu pada MI ISlmaiyah Kepoh Bojonegoro. Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semseter genap tepatnya pada bulan januari dengan penentuan waktu yang tergantung kesepakatan dengan pihak sekolah, terutama guru. Dalam penelitian ini, akan dilakukan dua siklus.

C. Variabel yang Diteliti

Variabel yang menjadi sasaran PTK ini adalah meningkatkan pemahaman materi lembaga-lembaga Negara dengan menggunakan media bagan pohon pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh Bojonegoro. Selain itu, variabel dalam penelitian ini yang dijadikan objek untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam kelas tersebut adalah sebagai berikut:


(61)

1.Variabel input :

Siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh Bojonegoro

2. Variabel proses :

Penggunaan media bagan pohon pada mata pelajaran PKn

3. Variabel Output :

Peningkatan kemampuan memahamai materi lembaga-lembaga Negara

D. Rencana Tindakan

Penelitian yang diterapkan merupakan penelitian tindakan kelas, penelitian ini terdiri dalam 2 siklus. Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan ada kekurangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan memperbaiki pada sikus-siklus selanjutnya sampai apa yang di inginkan peneliti tercapai. Jika sampai pada siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil maka peneliti melanjutkan ke siklus selanjutnya.

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan observasi awal untuk menemukan masalah, melakukan identifikasi masalah, menentukan batasan masalah, menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama terjadinya masalah, merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan hipotesis-hipotesis tindakan sebagai pemecahan, menentukan pilihan hipotesis tindakan pemecahan masalah.


(62)

Dalam penelitian ini,peneliti melaksanakan 2 siklus,sebagai berikut :

1.Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan peneliti antara lain:

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi lembaga-lembaga negara

2) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran berupa media bagan pohon yang berhubungan dengan materi.

3) Mempersiapkan instrumen panduan wawancara guru dan siswa 4) Menyiapkan lembar kerja siswa.

5) Menyusun instrument lembar observasi aktivitas guru dan siswa b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pertemuan ini, peneliti menggunakan media bagan pohon dengan menerapkan tindakan yang mengacu pada RPP yang telah dibuat sebelumnya, diantaranya :

Tabel 3.1

Renana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Langkah Kegiatan AW

Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru :

5 Menit


(63)

1.Mengucapkan salam, menanya kabar siswa, dan memimpin berdoa

2.Melakukan apersepsi :“ Anak-anak, bu guru punya sebuah pertanyaan.? siapa yang pernah pergi ke gedung DPRD Bojonegoro? Siapa yang orang tuanya menjadi seorang

anggota DPR? Setelah siswa menjawab guru

mengaitkannya dengan materi yang akan diajarkan yaitu tentang “ Lembaga-Lembaga Negara“

3.Bertanya atau mengaitkan dengan materi pada pertemuan sebelumnya

4.Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1.Siswa membaca materi selama beberapa menit

2.Siswa menyebutkan lembaga-lembaga negara tingkat pusat 3.Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi

tersebut a. Elaborasi

4.Siswa dibagi menjadi empat kelompok, dan masing-masing kelompok menggunakan nama legislative, eksekutif, yudikatif, dan BPK.

5.Salah satu siswa membantu guru memasang media bagan pohon dipapan tulis

6.Perwakilan kelompok maju satu persatu untuk mengambil materi yang tertempel dibagian-bagian pohon.

7.Setelah siswa mengambil materi, kemudian guru meminta

50 Menit


(64)

kelompoknya untuk mendiskusikan materi tersebut dan menjawab pertanyaan yang telah tersedia

8.Setelah setiap kelompok mendiskusikannya, masing-masing perwakilan kelompok maju kedepan kelas membacakan apa yang telah didiskusikan

9.Siswa yang lain memperhatikannya.

10.Mengarahkan siswa dan membenarkan jika ada yang kurang sesuai

b. Konfirmasi

11. Menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami siswa

12. Menjawab dan menjelaskan pertanyaan siswa yang belum dipahami

13. Memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari

Kegiatan Akhir

1.Bersama-sama siswa menyimpulkan materi

2.Guru mengecek pemahaman siswa dengan memberikan tes tulis

3.Guru melakukan tindak lanjut dengan meminta siswa untuk belajar dirumah dan mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya

4.Menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah secara bersama-sama.

5.Mengucapkan salam

15 Menit


(65)

c. Observasi

Pada tahap penelitian ini, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

1) Mengamati guru dalam proses pembelajaran

2) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

3) Merekam data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang dengan penggunaan instrument penelitian 4) Melakukan wawancara kepada guru dan siswa

d. Refleksi

Dalam melakukan refleksi, semua data dijadikan landasan. Data yang diperoleh berasal dari lembar observasi. Pada tahap ini, peneliti melakukan refleksi sebagai berikut :

1) Memeriksa instrumen penelitian 2) Memeriksa hasil observasi

3) Mendiskusikan dengan guru untuk mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan

4) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikitnya

5) Evaluasi siklus I

Jika ternyata hasil yang diperoleh belum berhasil maka dilakukan siklus selanjutnya.


(66)

2. Siklus II

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik dengan siklus pertama yaitu diawali dengan perencanaan (planning), dilanjutkan dengan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflektion). Pada tahap ini dilakukan refleksi terhadap siklus I dan siklus II. Selain itu juga dilakukan diskusi dengan guru kolaborator untuk

mengevaluasi agar dapat dibuat kesimpulan atas pelaksanaan

pembelajaran.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta maupun angka,51 sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia data adalah

bahan nyata yang dapat dijadikan sebagai dasar kajian (analisis dan kesimpulan). Pengumpulan data tidak lain adalah suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian. Oleh sebab itu data yang dibutuhkan oleh peneliti yaitu:

a. Data kualitatif

51


(67)

Data kualitatif merupakan data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan dan berupa kata-kata. Adapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian ini, meliputi:

1) Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas 2) Media yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas b. Data kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka. Adapaun yang termasuk dalam data kuantutatif pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Data jumlah siswa kelas IV

2) Data persentase ketuntasan minimal 3) Data nilai siswa

4) Data prosentase aktivitas guru dan siswa 2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Keberhasilan pengumpula data sangat dipengaruhi oleh teknik yang digunakan. Untuk mendapatkan data dan informsi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode, antara lain:

a. Dokumentasi,

Yaitu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori,


(68)

dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.52

Teknik ini digunakan untuk mengetahui sejarah SDN Banggle Sukorame Lamongan, absensi, data nilai, data-data guru, prasarana yang dimilki, dokumentasi atau gambar-gambar aktifitas siswa dan guru ketika pembelajaran.

b. Observasi

Menurut Sutrisno bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.53

Observasi yang digunakan oleh peneliti adalah observasi sistematis yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap suatu proses kegiatan pembelajaran untuk menilai aktivitas siswa dengan menggunakan pedoman observasi. Peneliti dibantu oleh guru yang bertindak sebagai observer selama proses pembelajaran berlangsung. c. Tes

Adalah suatu instrument yang digunakan untuk mengukur emampuan dasar eserta didik dan ketercapaian tujuan pembelajaran atau

52

S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta Rineka Cipta, 2004), Hal : 181 53

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV.Alfabeta, 2006), hal 145


(1)

0 20 40 60 80 100

Siklus I Siklus II

East North

Grafik 4.3 menunjukkan nilai rata-rata pada siklus I 73,42

kemudian meningkat menjadi 89,21 pada siklus II. Meningkatnya

nilai rata-rata siswa juga dapat diartikan bahwa meningkat pula

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Berdasarkan

pembahasan di atas, dapat diartikan bahwa pemahaman siswa

terhadap materi lembaga negara sudah baik dan tidak perlu diulang

lagi pada siklus berikutnya. Dengan demikian, maka penerapan

media bagan pohon dapat meningkatkan pemahaman materi

lembaga-lembaga mata pelajaran PKn siswa kelas IV MI


(2)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peningkatan

Pemahaman materi lembaga-lembaga negara siswa kelas IV MI Islamiyah

Kepoh, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penerapan media bagan pohon dalam rangka meningkatkan pemahaman

siswa materi lembaga-lemabaga Negara pada siswa kelas IV MI Islamiyah

Kepoh telah diterapkan dengan baik dan sesuai yang diharapkan karena

terjadi peningkatan prosentase keaktifan siswa dan guru dari siklus I ke

siklus II. Dengan prosentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 68,75%

menjadi 93% di siklus II, dan prosentase aktivitas siswa pada siklus I

sebesar 64,91% menjadi 91,66% di siklus II. Hal ini juga mempengaruhi

prosentasi ketuntasan belajar siswa yang meningkat. Pada siklus I masih

terdapat beberapa kendala dan kurang maksimal sehingga guru dan

peneliti berdiskusi untuk melakukan perbaikan di siklus II untuk

memaksimalkan penerapan media bagan pohon

2. Pemahaman siswa mengenai materi lembaga-lembaga negara setelah

diterapkannya media bagan pohon pada siswa kelas IV MI Islamiyah


(3)

belajar di siklus I sebesar 73,68% dan rata-rata nilai sebesar 73,42.

Sedangkan di siklus II prosentase ketuntasan belajar sebesar 89,47% dan

rata-rata nilai sebesar 89,21 . Maka, hal ini dapat dikategorikan baik.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MI Islamiyah Kepoh ,ada

beberapa saran yang dapat membangun dan meningkatkan kualitas

pendidikan yang ada di MI Islamiyah Kepoh, yaitu:

1. Dalam proses belajar mengajar sebaiknya menggunakan model, metode

dan media pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan SK, KD, dan

indikator-indikator yang akan dicapai siswa, sehingga siswa akan lebih

semangat dan aktif dalam belajar serta kualitas pemahaman siswa akan

meningkat.

2. Dari pihak sekolah diharapkan dapat memfasilitasi proses pembelajaran

dengan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

3. Penerapan media bagan pohon seyogyanya diterapkan secara

kesinambungan oleh guru dalam pembelajaran khususnya pada pelajaran

PKn

4. Penerapan media pembelajaran yang inovatif dan kreatif seyogyanya

harus lebih ditingkatkan lagi, agar dapat menciptakan suasana


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Supriono, Widodo. 1991. Psikologi Belajar,Jakarta: Rineka Cipta,

Ali, Muhammad. 1996. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru

Algesindo .

Amiruddin. 2016. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta : Dua Satria Offset.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi .1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Arsyad, Azhar. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

Asrori, Mohammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.Bandung : CV. Wacana Prima

Asnawir, Basyirudin. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers

Cosma E, Tim. 2012. Model dan Strategi Pembelajaran. Surabaya : UIN Sunan Ampel Surabaya.

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung : CV.Ymara Widya.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zaini, Aswan. 1996. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:

PT. RinekaCipta.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar..Jakarta : Bumi Aksara, 2004.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia.

Hasanah, Nur. 2015. Peran Media Bagan Pohon dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa kelas IV pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

Az-Zahair Palembang. Palembang : FTK UIN Raden Fatah.

Kurniasih, Imas, dan Sani, Berlin. 2014. Teknik dan Cara Mudah Membuat Penelitian

Tindakan Kelas. Kata Pena

Majid, Abdul.2015. Stratetgi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Margono, S. 2004. Metode Penelitian Pendidikan,Jakarta Rineka Cipta.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta : PT.


(5)

Mustofa, Ali dan Tamwifi, Irfan. 2012. Materi dan Pembelajaran IPS/PKn MI, . Surabaya : LTPK IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Monteiro, M Josef.2015. Pendidikan Kewarganegaraan “Perjuangan Membentuk

Karakter bangsa. Yogyakarta : CV. Budi Utama.

Nggawa Yusuf. 2000. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Pustaka Firdaus

Pasha, Kamal Musthafa. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : Citra

Karsa Mandiri

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :

PT. Remaja Rosdakarya.

Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : CV.Budi Utama.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana

Saputro, Suprihadi. 2006. Strategi Pembelajaran, (Malang : Laboratorium Teknologi

Pendidikan

Slameto. 2010. Belajar dan Fktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka

Cipta

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan,.Jakarta : Rajawali Press.

Sudjana, Nana. 2009. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensido.

Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alpabeta

Suharsimi, Arikunto.2010. Penelitian Tindakan Kelas,.Jakarta: Bumi Aksara

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :

Prenada Media

Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar


(6)

Tutik, Titik Triwulan. 2010. Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca

Amandemen UUD 1945. Jakarta : Kencana Perdana Media Grup.

Usman, Basyirudin, dan Asnawir. 2011. Media Pembelajaran.Jakarta : PT. Bumi

Aksara.

Usman, Uzer. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Wahib, Abdul, Mustaqim.2003. Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran.Jakarta : PT. Gramedia.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya

Wowo, Sunaryo Kuswana. 2012. Taksonomi Kognitif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Yasir, Ahmad. 1996. Metodologi Pengajaran agama Islam. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Yusuf, Nur Hayati. 2005. Media Pengajaran. Surabaya : Dakwah Digital Press

Zaenal, Aqib, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas,.Bandung: Yrama Widya.