15
mengharuskan. Provisionalisme seperti itulah, bukan keyakinan tak tergoyahkan, yang membantu menciptakan suasana mendukung.
d. Sikap positif
positiveness
. Kita mengomunikasikan sikap positif dengan sedikitnya dua cara. 1
menyatakan sikap. Sikap positif terbina jika orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri dan perasaan positif untuk situasi
komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. 2 dorongan. Perilaku mendorong menghargai keberadaan
orang lain dan pentingnya orang lain; perilaku ini bertentangan dengan ketidakacuhan.
e. Kesetaraan
equality
. Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.
Artinya harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak
mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
Dalam penelitian ini menggunakan teori DeVito 2011 untuk mengukur komunikasi interpersonal seperti yang telah diungkapkan di atas karena dianggap
aspek-aspek tersebut mampu menunjukan serangkaian proses komunikasi interpersonal supaya lebih mudah dipahami.
2.2.4. Proses Terjadinya Komunikasi Interpersonal
DeVito 2011 secara sederhana proses komunikasi interpersonal digambarkan sebagai proses yang menghubungkan pengirim dengan penerima
pesan. Proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Lingkungan komunikasi Terdiri dari tiga dimensi: 1 Lingkungan fisik, yaitu ruang atau
bangsal atau tamann dimana komunikasi berlangsung. Apapun bentuknya, mempunyai pengaruh tertentu atas kandungan pesan kita.
2 Dimensi sosial-psikologis, meliputi tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran dan permainan yang dijalankan orang,
serta aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi. 3 Dimensi temporal atau waktu, mencakup waktu dalam sehari
maupun waktu dalam hitngan sejarah dimana komunikasi berlangsung.
b. Sumber-penerima
Istilah sumber-penerima merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat
16
dalam komuniksi adalah sumber atau pembicara sekaligus penerima atau pendengar
c. Encoding-Decoding
Dalam ilmu komunikasi, tindakan menghasilkan pesan, misalnya berbicara atau menulis sebagai
encoding
, dan tindakan menerima pesan, misalnya mendengarkan atau membacasebagai
decoding
. Seperti halnya sumber-penerima,
encoding-decoding
juga merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
d. Kompetensi komunikasi
Kompetensi komunikasi
mengacu pada
kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif. Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan konteks dalam
mempengaruhi kandungan
content
dan bentuk pesan komunikasi. e.
Pesan dan saluran Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk, baik dalam
bentuk verbal lisan atau tertulis maupun non nerbal tanpa kata. Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan.
f. Umpan balik dan umpan maju
Umpan balik adalah informasi yang dikirim balik ke sumbernya. Umpan balik dapat berasal dari Anda sendiri atau dari orang lain.
Umpan balik ini dapat datang dalam bentuk kerutan dahi atau senyuman, anggukan atau gelengan kepala, tepukan di bahu atau
tamparan di pipi. Umpan maju
feedforward
adalah informasi tentang pesan yang akan disampaikan.
g. Gangguan
Gangguan
noise
adalah gangguan dalam berkomunikasi yang mendistorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima dalam
menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem komunikasi bila ini membuat pesan
yang disampaikan berbeda dengan pesan yang diterima. Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik ada orang lain berbicara, gangguan
psikologis pemikiran yang sudah ada di kepala kita, atau semantik salah mengartikan makna. Semua komunikasi mengandung
gangguan dan walaupun tidak meniadakannya sama sekali, dapat mengurangi gangguan dan dampaknya.
h. Efek komunikasi
Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindak
komunikasi selalu ada konsekuensi
Hal tersebut menunjukkan bahwa proses komunikasi interpersonal berlangsung sebagai sebuah siklus. Artinya umpan balik yang diberikan oleh
penerima pesan, menjadi bahan bagi pengirim pesan untuk merancang pesan
17
berikutnya. Proses komunikasi interpersonal terus berlangsung secara timbal balik, sehingga pengirim dan penerima pesan dapat saling berbagi peran.
2.3. Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dengan Respon Terhadap