Tinjauan Teori Gender dan Feminisme Mengenai Perempuan Dan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 93 Beberapa nilai tersebut dalam perkembangannya, terus dipertahankan, dan menciptakan struktur sosial yang tidak berpihak kepada perempuan. Nilai-nilai yang pada akhirnya menciptakan stereotip negatif bagi perempuan yakni pemberian citra baku atau labelcap kepada kaum perempuan didasarkan pada suatu anggapan yang salah atau sesat. Stereotip yang telah berkembang puluhan tahun tersebut, dalam kehidupan sehari-hari seringkali digunakan sebagai alasan untuk membenarkan suatu tindakan terhadap perempuan, terutama anak perempuan. Pelabelan tersebut menunjukkan adanya relasi kekuasaan yang timpang atau tidak seimbang dilakukan atas dasar anggapan gender. Marjinalisasi terhadap perempuan dalam bidang pendidikan ditemukan di desa Nglebak semenjak dulu sampai dengan sekarang. Marjinalisasi dalam pendidikan merupakan suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan ketidakadilan bagi perempuan. Faktor awal yang mendorong terjadinya marjinalisasi adalah stereotip yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat desa Nglebak. Dalam konteks ini terlihat bahwa, marjinalisasi terjadi karena adanya kekeliruan dalam menggunakan asumsi gender. Anggapan bahwa perempuan adalah warga kelas dua dalam masyarakat di sana, telah menyebabkan anak-anak perempuan usia sekolah mendapatkan ketidaksetaraan dalam bidang pendidikan. Perempuan diharuskan untuk patuh pada kodrat yang telah ditentukan oleh masyarakat untuknya. Karena diskriminasi pula perempuan harus menerima stereotip yang digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 94 dilekatkan pada dirinya yaitu bahwa perempuan itu irrasional, lemah, emosional dan sebagainya sehingga kedudukannya pun selalu subordinat terhadap laki-laki, tidak dianggap penting bahkan tidak dianggap sejajar dengan laki-laki,sehingga perempuan diasumsikan harus selalu menggantungkan diri dan hidupnya kepada laki-laki. Akibatnya, dalam bidang pendidikan pun perempuan harus mendahulukan laki-laki dalam meraih kesempatan pendidikan semenjak dahulu sampai dengan saat ini. Pada masyarakat desa Nglebak hal ini diperkuat karena minimnya akses terhadap pendidikan, rendahnya pertisipasi serta kontrol yang tidak menguntungkan bagi perempuan. Dan dalam kaitan analisis dengan teori Feminisme Liberal yakni para orang tua masih berpandangan lebih mengutamakan pendidikan anak laki-laki dari pada anak perempuannya karena nantinya ketika laki-laki itu sudah memiliki keluarga atau suami bisa memberikan nafkah kepada istrinya,serta di pikiran para orang tua dengan anggapan bahwa perempuan tidak sepantasnya berpendidikan tinggi karena nantinya hanya akan kembali ke dapur. Maka dari hal itu dalam teori ini bagaimana caranya merubah mindsett atau pola pikir mereka agar pendidikan yang dienyam oleh perempuan itu juga tidak kalah kalah penting. Jadi anak laki-laki dan perempuan seharusnya diberikan pendidikan yang setara. Salah satu yang harus didobrak adalah pandangan masyarakat, khususnya laki-laki terhadap perempuan. Upaya mengubah pandangan itu adalah yang bersifat radikal revolusioner yang secara mendasar bisa digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 95 melalui sosialisasi atau ada pula yang bersifat evolusioner evolutif. Perubahan evolutif ditempuh dengan melakukan pelatihan-pelatihan atau forum analisis gender sebagai upaya penyadaran praktis. Penyadaran tadi diharapkan akan mendesak perubahan pada tatanan institusi dan pada level kehidupan bermasyarakat. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 96 BAB IV PENUTUP Sebagai akhir pembahasan skripsi ini penulis akan kemukakan dua hal yaitu kesimpulan dan sara-saran serta diakhiri pula dengan penutup.

A. Kesimpulan

Pendidikan adalah hak setiap orang, baik itu laki-laki maupun perempuan dengan demikian semestinya tidak ada alasan untuk mendisriminasi ataupun menelantarkan pendidikan formal kaum perempuan yang ada di desa Nglebak ini berarti perempuan bisa belajar di bidang apa saja. seharusnya membuat para orang tua memikirkan nasip pura-putrinya yang harus memiliki pendidikan formal yang tinggi sehingga mereka bisa maju dalam berkarya yang mereka cita-citakan. 1. Kondisi pendidikan yang ada didesa Nglebak jika dilihat dari segi gender para perempuanya kurang begitu peduli dengan pendidikan untuk anak- anaknya khususnya untuk anak perempuannya. Karena akses sarana maupun prasana jalan menuju ke sekolah yang lebih tinggi sangatlah jauh dari desa mereka, sehingga mereka menghawatirkan anak-anaknya apabila sekolah terlalu jauh dari pengawasan orang tua. lembaga pendidikan sebagi tempat anak-anak mereka untuk menuntut ilmu pengetahuan sehingga mereka pendapatkan pendidikan yang bagus atau yang layak mereka dapatkan. Akan tetapi disamping itu masih ada yang tidak digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 97 merasakan pendidikan formal yang seaharusnya mereka dapatkan pada saat itu dikarenakan orang tua mereka kurang mendukung anak-anak perempuan mereka tidak mengizinkan anak perempuannya untuk melanjutkan pendidikan formalnya yang saharusnya mereka dapatkan alasan tidak ada biaya untuk menyekolahkan anak-anaknya dan kurangnya dukungan dari orang tua membuat anak-anak mereka putus sekolah dan tidak menikmati indahnya dunia pendidikan. 2. Pandangan para perempuan desa Nglebak disini rata-rata masih berpandangan negatif masalah pendidikan yang tinggi. Para perempuan desa Nglebak masih berpandangan lebih mengutamakan pendidikan anak laki-laki daripada anak perempuanya karena nantinya ketika laki-laki itu sudah memiliki keluarga atau istri bisa memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya kelak. Dan dari data penelitian yang didapatkan, bahwa tingkat pendidikan formal sebagian kaum perempuan di desa Nglebak yang memiliki pendidikan formal rendah adalah berjumalah rata-rata mereka hanya tamatan sekolah dasar SD 120 namun ada juga yang berpendidikan terakhir SMP 25 dan SMA 15. Hal yang demikian disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu keterbatasan ekonomi dan budaya yang masih kental dipegang oleh para orang tua bahwasanya pendidikan formal itu tidak begitu penting bagi anak perempuan, tidak adanya dukungan dari orang tua, mereka lebih memilih menjodohkan anak perempuanya di usia dini daripada menyekolahkannya. Dan Berbagai macam kesibukan yang mereka kerjakan saat ini dengan pendidikan yang digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 98 minim atau bahkan sangat minim, diantaranya seperti menjadi karyawan toko, buruh rumah tangga, penjahit dompet, dan bahkan hanya menjalani hari-harinya sebagai ibu rumah tangga, sungguh sangat ironis bukan. Padahal pendidikan formal itu tidak hanya untuk laki-laki dan wanita karir saja, tetapi hak semua orang termasuk perempuan kelas bawah sekalipun yang nantinya juga akan menjalani kehidupan rumahtangga, hal tersebut sebagai bekal bagi seseorang untuk kehidupan di hari berikutnya atau masa depannya.

B. Saran

Dalam penelitian yang berupa karya tulis skripsi yang berjudul “Pandangan Para Perempuan Desa Terhadap Pendidikan” peneliti melihat bahwa masih terdapat banyak hal yang bisa untuk di perdalami mengenai kondisi sosial yang berada di desa Nglebak tersebut. Oleh karena itu peneliti sangat berharap untuk para pembaca dan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mengkaji pendidikan yang ada di desa Nglebak secara lebih mendalam yang mana dalam segi sosial masyarakatnya yang mana bisa dikaji melalui disiplin ilmu sosiologi. Saran yang bisa peneliti berikan kepada Pemerintahan di Kabupaten Jombang serta para Penjabat Pemerintah yang berada di desa Nglebak, agar segera memperbarui akses jalan yang ada di desa tersebut serta mendirikan pendidikan formal yang lebih dekat lagi dengan desa tersebut sehingga, para anak-anak dengan mudah mencapai akses ilmu pendidikan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 99 Serta diadakan pula sosialisasi kepada masyarakat desa Nglebak agar mereka bisa mengubah pola pikir mereka masalah pendidikan, lebih-lebih kalau diadakan sekolah untuk perempuan yang gratis pula. Dan yang terakhir Saran yang bisa peneliti berikan untuk masyarakat di desa Nglebak agar mereka saling bekerjasama untuk menjaga dan menggingatkan kepada yang belum mengerti dengan pendidikan agar bisa menciptakan desa yang lebih maju lagi dan bisa dibanggakan oleh semua khalayak.