Kepemilikan tanah pertanian secara absentee karena pewarisan.

Selain itu menurut A setelah tanah dijual kepada S penghasilan yang didapat semakin meningkat sebab bantuan modal uang untuk pengolahan tanah yang diberikan oleh S sangat dalam meningkatan hasil pertanian. Sebelum tanah itu dijual hasilnya sedikit karena keterbatasan biaya untuk membeli pupuk dan pestisida sehingga sering gagal panen. Kepemilikan tanah pertanian di atas termasuk dalam kepemilikan tanah pertanian secara absentee karena letak tanah tersebut didesa Kalensari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung, sedangkan pemilik aslinya yaitu S berada di Kota Surabaya. A menjual tanahnya untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan S yang tidak lain masih saudarannya A, membeli tanah tersebut untuk membantu perekonomian saudaranya.

2. Kepemilikan tanah pertanian secara absentee karena pewarisan.

a. H adalah penduduk desa Boresan 1, Balesari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung. Pada tahun 1980 dia menikah dengan L kemudian H tinggal di Mojotengah Kecamatan Kedu mengikuti istrinya. Pada tahun 1993 ayahnya meninggal dan memberikan warisan sebidang sawah seluas 1500 m2 yang terletak di desa Boresan 1 Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung. Tanah tersebut tetap dimiliki oleh H sampai saat ini, menurut keterangan perangkat desa setempat H tidak mengalihkan tanah ke penduduk setempat karena H beranggapan kalau menjual tanah warisan itu tidak baik. Kepala desa setempat tahu akan kepemilikan tanah absentee ini, karena alasan tersebut maka kepala desa membiarkan adanya pemilikan tanah absentee tersebut. 5 5 Wawancara dengan Bapak Sukirman selaku Kepala Dusun Desa Boresan I pada tanggal 22 Februari 2013. b. R adalah seorang yang cukup kaya dan terpandang di desa Boresan 2 Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung, mempunyai banyak tanah pertanian di Kecamatan Bansari. R mempunyai 6 anak yaitu A bertempat tinggal di Semarang, B tinggal di Boresan 2, C bekerja dan tinggal di Jakarta , D tinggal di Boresan 2, E tinggal di Lembangan Kecamatan Bansari, dan F tinggal di desa Gandurejo Kecamatan Bulu. Pada tahun 1996 R meninggal dan meninggalkan warisan tanah pertanian untuk anak-anaknya. Dari warisan yang dibagi kepada anak-anaknya tersebut ada 3 pemilikan tanah pertanian secara absentee yaitu: 1. Kepemilikan tanah oleh A, karena dia memperoleh warisan tanah pertanian di desa Boresan 2 Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung, sedangkan dia menetap di Semarang mengikuti suaminya. 2. Kepemilikan tanah oleh C, karena tanah yang di warisankan oleh R berada diluar kecamatan dimana ia tinggal dimana C tinggal di Jakarta sedangkan tanahnya berada di Kecamatan Bansari. 3. Kepemilikan tanah pertanian yang oleh F, di tinggal di desa Gandurejo Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung menetap mengikuti suaminya sedangkan tanah yang didapatkan dari warisan tersebut terletak di wilayah Kecamatan Bansari. Kepemilikan tanah absentee yang di miliki oleh A,C, dan F ini diketahui oleh penduduk dan aparat desa setempat. Menurut keterangan dari Sekertaris desa Balesari, mereka membiarkan adanya kepemilikan tanah absentee ini karena mereka sungkan untuk menegur atau memberitahu akan adanya larangan absentee ini, karena mengingat kalau R merupakan keluarga yang cukup terpandang dan di hormati di desa ini. 6 Untuk pengolahan tanah pertanian yang dimiliki A dan C di serahkan kepada saudara dan penduduk setempat semua hasil pertanian di serahkan kepada penggarap, A dan C tidak minta hasilnya ini dilakukan untuk membantu kehidupan saudara dan penduduk setempat. Sedangakan F mengolah tanahnya sendiri karena jarak antara kecamatan Bansari dan Kecamatan Bulu cukup di tempuh dengan waktu 20 menit dengan adanya kemudahan transportasi saat ini. 7

3. Kepemilikan tanah pertanian secara absentee karena pindah domisili.