Desain Penelitian Subjek Penelitian Bahan dan Prosedur Penelitian Etika Penelitian Definisi Operasional Penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis PGK-HD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian Eksperimental dengan rancangan case control yaitu membandingkan beberapa parameter sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.

3.2 Tempat dan Waktu

3.2.1 Tempat

Penelitian dilakukan di unit hemodialisis Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

3.2.2 Waktu

Pengambilan sampel dilakukan mulai periode Juli 2014 sampai jumlah sampel terpenuhi.

3.3 Subjek Penelitian

Penderita PGK dengan hemodialisis reguler di Rumah Sakit Haji Adam Malik mulai periode Juli 2014 sampai jumlah sampel terpenuhi.

3.4 Kriteria Penelitian

3.4.1 Kriteria Inklusi

Penderita PGK dengan Hemodialisis reguler ≥ 3 bulan , usia ≥ 17 tahun bersedia ikut dalam penelitian dan menandatangani informed consent

3.4.2 Kriteria Eksklusi

Pasien yang tidak bersedia dilakukan pemeriksaan, hemodialisis tidak teratur dan mengalami komplikasi selama penelitian berlangsung. Universitas Sumatera Utara

3.5. Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Penderita PGK dengan hemodialisis reguler di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan 3 .5.2 Sampel Penderita PGK dengan hemodialisis yang sesuai kriteria besar sampel. Besar sampel 2 2 1 2 1 1 1 a o a a o o P P P P Z P P Z n − − + − ≥ − − β α Dimana : = deviat baku alpha. utk = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96 = deviat baku alpha. utk = 0,10 maka nilai baku normalnya 1,282 = proporsi PGK dengan Hemodialisis 0,029 = perkiraan proporsi PGK dengan Hemodialisi yang diteliti, sumber sebesar = 0,229 = beda proporsi yang bermakna ditetapkan sebesar 0,20 Maka sampel minimal untuk penelitian ini sebanyak 27 orang. 2 1 α − Z α 1 β − Z β P a P P P − Universitas Sumatera Utara

3.6 Bahan dan Prosedur Penelitian

a. Seluruh subjek penelitian dimintakan persetujuan untuk mengikuti penelitian. b. Dicatat nama, umur, jenis kelamin, berat badan BB, tinggi badan TB, lama menjalani hemodialisis, Diagnosa PGK, dilakukan pengukuran IMT c. Dilakukan penilaian kualitas hidup dengan menggunakan formulir SF-36 d. Pemeriksaan Laboratorium kadar Natrium plasma Predialisis e. Dilakukan Modifikasi Kadar Natrium Dialisat sesuai kadar natrium plasma pasien dengan menggunakan Formula: Kadar Na Dialisat lebih rendah 5 mEqL jika kadar Na Plasma 139-140 mEqL, 4 mEqL jika 137-138 mEqL, 3 mEqL jika 135-136 mEqL dan 2 mEqL jika 135 mEqL f. Pasien menjalani hemodialisis g. Dilakukan penilaian kualitas hidup dengan formulir SF-36 setelah 1 bulan modifikasi kadar Natrium dialisat.

3.7 Identifikasi Sampel

3.7.1 Variabel bebas : Modifikasi kadar Natrium dialisat

3.7.2 Variabel tergantung : Kualitas hidup yang diukur dengan SF-36

Sebelum dan sesudah dilakukan modifikasi Kadar Natrium dialisat.

3.8 Etika Penelitian

Ethical Clearance izin untuk melakukan penelitian diperoleh dari komite penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang ditanda tangani oleh Prof.dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD-KKV,SpJP K pada tanggal 10 Juli 2014 dengan nomor 338 KOMETFKUSU2014. Informed consent dari subjek penelitian yang bersedia untuk ikut. Universitas Sumatera Utara

3.9 Definisi Operasional Penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis PGK-HD

yaitu penyakit ginja stadium akhir berdasarkan data dari rekam medis yang telah menjalani hemodialisis selama ≥ 3 bulan. Modifikasi Kadar Natrium Dialisat adalah suatu tekhnik hemodialisis dengan cara menyesuaikan kadar natrium Dialisat dengan kadar Natrium Plasma. Kualitas Hidup : kumpulan beberapa hal,seperti : Kesejahteraan material, kesehatan, produktivitas, keakraban, keamanan, kesejahteraan masyarakat dan kesejahteraan emosional yang dinilai baik secara obyektif menurut nilai-nilai kultural maupun subyektif, kepuasan yang diukur secara individu. SF-36 : Instrumen non spesifikgenerik untuk penilaian kualitas hidup Penderita penyakit kronis termasuk penyakit ginjal kronik dengan HD . SF-36 berupa sistem skor yang meliputi 36 pertanyaan dengan 8 skala yaitu 1 fungsi fisik, 2 keterbatasan akibat masalah fisik, 3 perasaan sakit nyeri, 4 kesehatan umum, 5 vitalitas, 6 fungsi sosial, 7 keterbatasan akibat masalah emosional, dan 8 kesehatan mental. kemudian masing-masingskala disimpulkan menjadi dua dimensi yaitu dimensi kesehatan fisik dan dimensi kesehatan mental. SF-36 diberi skor 0 sampai 100, dimana skor yang lebih tinggi menandakan kualitas hidup yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara

3.10 Kerangka Operasional