1. 4. Fungsi Pendampingan Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritual Kematian Suku Sabu (Kajian Pastoral terhadap Ritual Kematian Bagi Orang Sabu) T2 752010006 BAB II

19 manusia selalu berada oleh, untuk dan dengan sesuatu atau orang lain. Manusia selalu sedang berelasi dan berinteraksi dengan dirinya sendiri internal dan dengan sesuatu yang berada di luar dirinya eksternal, baik secara fisik, mental, spiritual, dan sosial. Hakikat dasar keberadaan manusia adalah bersama dengan sesuatu atau seseorang yang lain, bahkan pada waktu orang sendirian pun, sebenarnya “tidak sendirian”. Sesungguhnya, manusia bertumbuh dalam proses menjumpai dan dijumpai. Tanpa menjumpai dan dijumpai, manusia tidak akan bertumbuh. Melalui perjumpaan, orang selalu dalam proses menumbuhkan dan ditumbuhkan. Ia bertumbuh melalui proses memberi dan diberi, melukai dan dilukai, dan memakai dan dipakai. Dengan kata lain, kita bertumbuh melalui proses perjumpaan.Tanpa proses perjumpaan, manusia sesungguhnya tidak pernah akan bertumbuh. Pertumbuhan dicapai bila seseorang bersedia untukmemasuki dan dimasuki kehidupan yang lain. Pendampingan lahir sebagai akibat langsung dari hakikat perjumpaan manusia. Pendampingan adalah miniatur perjumpaan sejati antarmanusia untuk saling menumbuhkan. 31

2. 1. 4. Fungsi Pendampingan

William A. Clebsch dan Charles R. Jaekle dalam bukunya yang berjudul Pastoral Care in Historical Persepektif 32 mengatakan bahwa secara tradisional ada empat fungsi pastoral, yaitu : 1 Menyembuhkan Healing, yaitu suatu fungsi pastoral yang bertujuan untuk mengatasi beberapa kerusakan dengan cara mengembalikan orang itu pada suatu keutuhan dan menuntun dia kearah yang lebih baik dari sebelumnya. 31 Ibid., hal. 45-49 32 William A. Clebsch and Charles R. Jaekle, Pastoral Care in Historical Perspective, hal.33-66 20 2 Menopang Sustaining, yaitu suatu fungsi pastoral yang menolong orang yang “terluka” untuk bertahan dan melewati suatu keadaan yang didalamnya terdapat pemulihan terhadap kondisi semula. 3 Membimbing Guiding, yaitu suatu fungsi pastoral yang bertujuan untuk membantu orang-orang yang kebingungan dalam pengambilan keputusan tertentu atas berbagai pilihan sulit yang dimilikinya. 4 Mendamaikan Reconciling, yaitu suatu fungsi pastoral yang bertujuan untuk berupaya membangun ulang relasi manusia dengan sesamanya dan antara manusia dengan Allah. Howard Clinebell dalam bukunya Tipe-Tipe Dasar Pendampingan dan Orang yang didampingi Pastoral 33 menambahkan fungsi kelima dari pastoral, yaitu Memelihara atau Mengasuh Nurturing. Tujuan dari fungsi memelihara ini adalah memampukan orang untuk mengembangkan potensi-potensi yang diberikan Allah kepada mereka , di dalam sepanjang perjalanan kehidupan yang mereka alami. Berbeda dengan Clinebell, dalam buku Ready to Care 34 Wiryasaputra menambahkan fungsi yang kelima dari pastoralyaitu memberdayakan empowering. Fungsi ini dapat juga disebut sebagai membebaskan liberating atau memampukan, memperkuat capacity building. Fungsi ini dipakai untuk membantu orang yang didampingi menjadi penolong bagi dirinya sendiri pada masa depan ketika menghadapi kesulitan kembali. Bahkan, fungsi ini juga dipakai untuk membantu seseorang menjadi pendamping bagi orang lain. Penulis setuju dengan pandangan Wiryasaputra yang menambahkan fungsi yang kelima dari pastoral yaitu memberdayakan empowering. Hal ini dikarenakan penulis melihat bahwa fungsi ini tidak hanya ditujukan untuk menolong diri sendiri tetapi juga untuk 33 Howard Clinenell, Tipe-Tipe Dasar Pendampingan dan Orang yang didampinging Pastoral Yogyakarta: BPK Gunung Mulia dan Kanisius, 2002, hal. 54 34 Totok S. Wiryasaputra, Ready to Care., 92-93 21 menolong orang lain yang sedang mengalami masalah. Jadi proses ini tidak berhenti pada diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. 2. 2. Kedukaan 2. 2. 1. Pengertian Kedukaan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pebale Rau Kattu Do Made: narasi tempat dan identitas kultural dalam ritual kematian orang Sabu Diaspora T1 752015025 BAB II

0 1 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pebale Rau Kattu Do Made: narasi tempat dan identitas kultural dalam ritual kematian orang Sabu Diaspora T1 752015025 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pebale Rau Kattu Do Made: narasi tempat dan identitas kultural dalam ritual kematian orang Sabu Diaspora

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pebale Rau Kattu Do Made: narasi tempat dan identitas kultural dalam ritual kematian orang Sabu Diaspora T2 752015025 BAB I

0 3 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritual Kematian Suku Sabu (Kajian Pastoral terhadap Ritual Kematian Bagi Orang Sabu)

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritual Kematian Suku Sabu (Kajian Pastoral terhadap Ritual Kematian Bagi Orang Sabu) T2 752010006 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritual Kematian Suku Sabu (Kajian Pastoral terhadap Ritual Kematian Bagi Orang Sabu) T2 752010006 BAB IV

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritual Kematian Suku Sabu (Kajian Pastoral terhadap Ritual Kematian Bagi Orang Sabu) T2 752010006 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritual Kematian Suku Sabu (Kajian Pastoral terhadap Ritual Kematian Bagi Orang Sabu)

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Ritual “Nyadiri” Bagi Kehidupan Suku Dayak Ngaju T2 752010016 BAB II

0 0 26