25
Teori Nurture: pada hakekatnya teori ini bertentangan dengan teori Nature, teori ini tidak setuju bahwa pemilahan posisi dan peran laki-laki dan perempuan merupakan kodrat alam.
Menurut Sanderson faktor biologis tidak menyebabkan keunggulan laki-laki terhadap perempuan, pemilahan sekaligus pengunggulan terhadap laki-laki disebabkan karena elaborasi
kebudayaan terhadap biologis masing-masing. Dengan demikian apa yang disebut dengan sifat kelaki-lakian dan keperempuanan merupakan hasil pemupukan melalui kebudayaan, lebih
khususnya melalui pendidikan. Budiman memberikan pendapatnya mengenai usaha untuk membagi manusia menjadi dua golongan laki-laki dan perempuan dan usaha untuk membedakan
keduanya dalam posisi dan peranan sosial yang berbeda merupakan suatu tindakan yang direncanakan. Jadi apa yang disebut dengan kodrat perempuan merupakan buatan, yaitu hasil
kombinasi antara tekanan dan paksaan di suatu pihak dengan rangsangan yang tidak wajar, sekaligus menyesatkan pihak lain khususnya perempuan.
38
2.4.2. Teori Feminisme Radikal
Teori ini sesuai dengan namanya, radikal yang berarti mencari persoalan sampai ke akar- akarnya, kaum feminisme radikal melihat penyebab utama adanya ketidakadilan bagi perempuan
didalam dunia pendidikan adalah kerena sistem patriarchal yang berlaku di masyarakat setempat, selain itu juga melihat kekuasaan antara laki-laki dan perempuan, karena hal ini menentukan
keterbelakangan perempuan di berbagai bidang. Peran seksualitas merupakan tempat yang sangat penting karena penindasan berawal dari dominasi atas tubuh dan seksualitas perempuan yang
ditemui di ranah privat termasuk pendidikan. Diskursus yang dipakai dalam teori ini adalah budaya patriarchal, pemberdayaan perempuan, dan mensentralkan kepentingan perempuan.
39
38
Ibid:25
39
Dien Sumiyatiningsih,Ringkasan Disertasi,Semarang,UNNES,2010: 14
26
2.4.3. Teori Feminisme Marxis dan Sosialis
Bahasa yang sering digunakan dalam teori ini adalah yang berkaitan dengan kelas, produksi, kemiskinan, dan seterusnya. Teori ini juga memberikan tekanan kepada teori alienasi
atau keterasingan perempuan yang berbeda dengan yang dialami oleh laki-laki, seperti yang diungkapkan oleh Foreman bahwa laki-laki sangat menonjol perannya dibidang sosial, bisnis,
industri dan juga didalam keluarga, sehingga dia dapat mengekspresikan dirinya dalam keempat bidang tersebut. Aliran ini juga memandang kaum perempuan pada umumnya masih menduduki
posisi rendah dimasyarakat dengan peringkat gaji yang juga rendah. Penindasan kepada perempuan perlu diatasi dengan kekuatan dan posisi ekonomi yang baik dari perempuan itu
sendiri. Menurut teori ini ketidaksetaraan di dalam pendidikan terjadi karena institusi-institusi pendidikan justru menciptakan kelas-kelas ekonomi. Pendidikan telah dijadikan bisnis yang lebih
melayani kelas ekonomi atas, pendidikan telah kehilangan makna bukan untuk mencerdaskan bangsa melainkan untuk menguntungkan kantong masing-masing. Hubungan kekuasaan antara
ekonomi kuat dan ekonomi lemah sangat kelihatan sehingga kelompok miskin tereksploitasi dan berada didalam kebodohan secara terus menerus.
40
Melalui pengungkapan dari teori-teori feminisme ini, dapat disimpulkan bahwa walaupun realita teori ini bermacam-macam dan cara pandang yang berbeda-beda namun mereka memiliki
satu tujuan ataupun arahan, yakni mereka ingin kesetaraan dan keadilan jender antara laki-laki dan perempuan dapat terlaksana, walaupun disadari ini agak sulit namun mereka berusaha untuk
mengatasinya melalui teori-teori yang ada yang telah dijabarkan.
2.5. Teori Ketidakadilan Jender