24
2.4. Teori Pembagian Kerja Berbasis Jender
Pembagian kerja berbasis jender merupakan salah satu faktor terjadinya kesenjangan jender, sehingga penulis mencoba melihat dan memahami melalui teori nature dan nurture, teori
fungsional, dan teori feminis.
2.4.1. Teori Nature dan Nurture
Teori Nature “Kodrat Alam” dan Teori Nurture “Kebudayaan” sering digunakan dalam membedah sekaligus membenarkan perbedaan sifat, posisi, dan peran antara laki-laki dan
perempuan. Secara biologis antara laki-laki dan perempuan berbeda.
37
Teori nature: Laki-laki memiliki penis, jakun, dan dapat memproduksi sperma, sedangkan perempuan memiliki rahim,
buah dada, memproduksi indung telur, dan air susu. Apa yang dimiliki laki-laki tidak dimiliki perempuan begitu pula sebaliknya. Kodrat fisik yang berbeda berpengaruh pada kondisi psikis
masing-masing. Perempuan dengan kodrat fisik melahirkan tersebut berakibat pada perkembangannya perangi psikologis yang dibutuhkan untuk mengasuh anak yang dilahirkan,
seperti perangi keibuan yang menuntut sikap halus, penyabar, kasih sayang dan sebagainya. Sedangkan laki-laki dengan kodrat fisik yang dimilikinya menunjukkan bahwa fisik laki-laki
kuat, kodrat fisik yang kuat berdampak pada perangi psikologis yang tegar bahkan kasar,dengan kodrat fisik dan psikologis tersebut laki-laki dikonstruksikan berperan disektor publik yang
keras, sekaligus memberi perlindungan pada pihak yang lebih lemah yakni perempuan. Sanderson berpendapat bahwa perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan
merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam membentuk pembagian peran antara kedua jenis kelamin tersebut.
37
Muthali’in, Achmat, Bias Jender dalam Pendidikan. Surakarta:Muhammadiyah University Press, 2001 : 23-24
25
Teori Nurture: pada hakekatnya teori ini bertentangan dengan teori Nature, teori ini tidak setuju bahwa pemilahan posisi dan peran laki-laki dan perempuan merupakan kodrat alam.
Menurut Sanderson faktor biologis tidak menyebabkan keunggulan laki-laki terhadap perempuan, pemilahan sekaligus pengunggulan terhadap laki-laki disebabkan karena elaborasi
kebudayaan terhadap biologis masing-masing. Dengan demikian apa yang disebut dengan sifat kelaki-lakian dan keperempuanan merupakan hasil pemupukan melalui kebudayaan, lebih
khususnya melalui pendidikan. Budiman memberikan pendapatnya mengenai usaha untuk membagi manusia menjadi dua golongan laki-laki dan perempuan dan usaha untuk membedakan
keduanya dalam posisi dan peranan sosial yang berbeda merupakan suatu tindakan yang direncanakan. Jadi apa yang disebut dengan kodrat perempuan merupakan buatan, yaitu hasil
kombinasi antara tekanan dan paksaan di suatu pihak dengan rangsangan yang tidak wajar, sekaligus menyesatkan pihak lain khususnya perempuan.
38
2.4.2. Teori Feminisme Radikal