21
bersama para murid mendengarkan firman Allah, Martapun marah dan meminta Yesus menegur Maria, namun Yesus menjawab: “Marta Marta engkau kuatir dan menyusahkan dengan banyak
perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu, Maria telah memilih bagian yang terbaik yang tidak akan diambil darinya.” Lukas10:38-42 Jawaban ini menunjukkan bahwa perempuan tidak
harus melayani tetapi boleh belajar apa saja, sebab yang penting dalam hal ini adalah masalah pilihan. Semua pekerjaan sama baiknya sejauh itu merupakan secara otonom, bukan karena
paksaan masyarakat maupun karena tuntutan tradisi dan adat istiadat.
34
Dan masih banyak lagi cerita di alkitab mengenai kesetaraan jender.
Melihat apa yang ditemukan dalam kitab suci maupun dalam gereja seharusnya perempuan dan laki-laki mempunyai peran dalam tataran yang sama dalam segala hal kecuali
jika berkaitan dengan kodratnya sebagai perempuan yang bisa hamil, melahirkan, dan menyusui. Namun pelaksanaannya dalam realitas kehidupan ini masih banyak diwarnai oleh budaya
patriarkhi, tafsir-tafsir yang bias jender sehingga menempatkan perempuan dalam subordinat.
2.3. Jati Diri Remaja
Pelayanan kepada remaja di sekolah dalam konteks masyarakat Indonesia adalah suatu bidang yang strategis, tetapi juga sangat menantang karena remaja berada dalam fase kehidupan
yang sangat penting bagi masa depannya. Hal ini juga dikaitkan dengan jati diri dan peran jender dalam dirinya. Masa remaja
adalah masa transisi dengan berbagai gejolak yang muncul, masa remaja adalah masa dimana mereka mempertanyakan berbagai hal yang selama ini diajarkan kepada mereka baik di bidang
iman maupun moralitas. Lebih dari itu masa remaja juga masa yang penuh keterbukaan dan masa
34
Ibid :26
22
dimana mereka mengambil keputusan penting yang mempunyai konsekuensi penting bagi masa depan mereka.
35
Wayne Rice dalam Nuhamara berpendapat bahwa ada 4 signifikansi khusus terhadap remaja:
a. Masa Remaja adalah Masa Transisi
Masa remaja adalah masa yang amat meresahkan unsettling di dalam kehidupan seseorang. Pada masa pubertas seseorang mengalami perubahan, baik secara fisik
maupun perubahan-perubahan yang lain dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa. Menurut Erik Erikson pada masa remaja seorang individu mulai
melihatmenyadari diri sendiri, mempunyai masa lalu dan masa depan yang secara eksklusif merupakan dirinya sendiri. Masa remaja adalah masa dimana seseorang
membuat kenangan dan antisipasi tentang masa depan, pencarian ini terdiri dari suatu rasa kesadaran tentang keunikan pribadi yang berusaha memiliki pengalaman yang
berkesinambungan dan solidaritas dengan ideal-ideal kelompok, sehingga sangat dibutuhkan banyak perhatian dan bimbingan terhadap mereka.
b. Masa Remaja adalah Masa Bertanya
Pada masa ini remaja mengalami perkembangan dalam kognitifnya, umumnya mereka mulai mempertanyakan banyak hal yang sudah diajarkan kepada mereka.
Banyak mitos masa kanak-kanak yang diragukan pada waktu mereka menemukan cara-cara baru dalam memandang realitas, mereka tidaklah percaya pada semua hal
yang pernah dikatakandiajarkan baik dari orang tua maupun guru mereka sebagai hal yang benar, mereka ingin mengerti bagi diri mereka sendiri.
35
Daniel Nuhamara, PAK REMAJA, Salatiga: Jurnal Info Media,2008:10
23
Dengan memahami perubahan pola pikir dalam diri remaja ke arah yang lebih rasional inilah maka sangat berbahaya jika guru hanya menjejali para remaja dengan
aktivitas yang tidak berarti. Sehingga guru sangat perlu memberikan jawaban yang sungguh dan jujur terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul sebagai pertumbuhan
diri mereka didalam pengajarannya. c.
Masa Remaja adalah Masa Keterbukaan Bagi kebanyakan remaja usaha untuk mencarimendapatkan identitas baru,
merupakan suatu proses yang penuh dengan coba-coba yang menyebabkan karakteristik mereka sukar ditebak. Mereka akan menerima suatu hal pada suatu
kesempatan, tetapi pada lain kesempatan mereka menolaknya sama sekali. Bagi kebanyakan remaja hidup dapat diumpamakan dengan permainan jigsaw puzzle di
mana banyak dari potongannya masih hilang. d.
Masa Remaja adalah Masa Mengambil Keputusan Kebanyakan remaja terlibat dalam periode fact finding yang menyebabkan
kebanyakan dari asumsi-asumsi, konklusi-konklusi, dan keputusan-keputusan mereka agak tidak menentu dan sementara saja. Remaja akan membuat sejumlah keputusan
dan komitmen beberapa diantaranya mungkin bertahan lama. Yang harus disadari oleh para guru adalah bahwa kecendrungan untuk memaksa remaja mengambil
keputusan adalah tndakan yang sangat berbahaya.
36
36
Ibid:11-15
24
2.4. Teori Pembagian Kerja Berbasis Jender