Proses Penciptaan LKB Konteks Penuturan LKB

Enung Farhan M ardiyah, 2014 Analisis Lagu Kaulinan Budak D i D esa Cilandak Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta D an Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar Teks Tanggapan D eskriptif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Proses Penciptaan LKB

Proses penciptaan keempat LKB ini terjadi secara terstruktur, artinya penciptaan LKB ini terjadi melalui hafalan anak-anak para pemain LKB. Proses pewarisan LKB ini terjadi secara horizontal, artinya proses pewarisan terjadi pada generasi yang sama. Anak-anak mengetahui LKB ini dari teman sebayanya ketika bermain bersama.

3. Konteks Penuturan LKB

Penganalisisan konteks penuturan ini meliputi konteks situasi dan konteks budaya. Pertama, konteks situasi keempat LKB ini yaitu permainan ini biasa dimainkan pada siang hari, di waktu anak-anak pulang sekolah sampai sore hari, ketika mereka pulang dari mengaji di majelis taklim atau TPA Taman Pendidikan Al-Quran, atau pada pagi hari ketika libur sekolah. Tujuan anak-anak memainkan keempat LKB ini yaitu agar merasa senang saja, kecuali untuk LKB Cing Ogo-ogo, tujuan khususnya yaitu untuk menentukan anak yang akan menjadi ucing dalam permainan Ucing Sumput atau Ucing-ucingan. Tidak ada peralatan khusus yang digunakan dalam keempat permainan ini. Keempat LKB ini dilakukan dengan gerakan tertentu. Pada LKB Cing Ogo-ogo, para pemain berkumpul di luar rumah, di halamanpekarangan rumah, atau di lapangan bermain, lalu menyanyikan lagu ini sambil melakukan gerakan tertentu. Gerakannya yaitu pada saat kata nangtung maka pemain harus tetap berdiri. Sebaliknya pada saat kata cingogo, maka pemain harus cepat-cepat berjongkok. Endog-endogan dilakukan dengan cara pemain dapat melakukan permainan ini di dalam atau di luar rumah. Mereka duduk melingkar lalu menyanyikan lagu ini sambil melakukan gerakan tertentu. Gerakannya yaitu setiap pemain mengepalkan kedua tangannya, dan kepalan tangan Enung Farhan M ardiyah, 2014 Analisis Lagu Kaulinan Budak D i D esa Cilandak Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta D an Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar Teks Tanggapan D eskriptif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tersebut ditumpuk-tumpukan dengan kepalan tangan pemain lain sehingga membentuk susunan ke atas. Pada LKB Siti Aisah, para pemain duduk berhadap-hadapan lalu menyanyikan lagu ini sambil melakukan gerakan tertentu. Gerakannya yaitu pada bagian pertama kalimat ke-1 sampai ke-8, pemain merapatkan kedua tangannya masing-masing lalu melakukan gerakan bersalaman dengan kedua tangan sambil bertanya jawab. Selanjutnya gerakan tepukan tangan mendominasi permainan ini. Kedua pemain saling menepukkan tangan kepada lawan mainnya. Pada bunyi oek – oek kalimat ke-9 pemain meletakkan kedua tangannya di telinga, sambil menggerak- gerakkan jarinya ke bawah dan ke atas. Setelah itu, kembali melakukan gerakan tangan. Pada LKB Jim jim jim, para pemain dapat melakukan permainan ini di dalam atau di luar rumah. Mereka duduk berhadap-hadapan lalu menyanyikan lagu ini sambil melakukan gerakan tertentu. Gerakannya yaitu pada kalimat ke-1 sampai ke-8 pemain menepuk-nepukan kedua tangannya kepada lawan main masing-masing. Lalu pada kalimat terakhir, sambil menyebutkan “gi – la” kedua pemain suit permainan beradu tangan. Kemudian yang kalah membelakangi yang menang, lalu yang menang menepuk-nepuk sambil dinyanyikan jim jim kembali, pada part terakhir, “gila”, yang menang menyolek punggung yang kalah dengan salah satu jarinya, kemudian yang kalah harus menebak jari apa yang dicolekkan yang menang. Lokasi penelitian keempat LKB ini yaitu di Desa Cilandak Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta. Khususnya observasi Cing Ogo-ogo dan Endog-endogan dilakukan di Kampung Cisantri RT 02 RW 01, LKB Siti Aisah dilakukan di Kampung Bongas RT 05 RW 02, dan LKB Jim jim jim dilakukan di Kampung Kaum RT 04 RW 02. Penutur Cing Ogo-ogo merupakan anak-anak usia 6 – 11 tahun. Permainan ini dimainkan minimal oleh dua orang. Masyarakat penutur Enung Farhan M ardiyah, 2014 Analisis Lagu Kaulinan Budak D i D esa Cilandak Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta D an Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar Teks Tanggapan D eskriptif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LKB ini merupakan dwibahasawan. Masyarakat Desa Cilandak sudah termasuk ke dalam masyarakat modern. Desa Cilandak memiliki sistem kemasyarakatan yang sudah cukup modern. Penduduk desa ini berjumlah 4041 orang. Masyarakat Desa Cilandak sudah menggunakan peralatan hidup yang modern.

4. Fungsi LKB