PENDAHULUAN 1 TINJAUAN PUSTAKA 7 METODE PENELITIAN 36 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 KESIMPULAN DAN SARAN 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

4.1. Deskripsi Data 44 4.1.1. Deskripsi Uji Coba Instrumen Penelitian 44 4.1.1.1. Validitas Test 44 4.1.1.2. Reabilitas 44 4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Test 44 4.1.1.4. Daya Pembeda Test 45 4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 45 4.2. Pembahasan 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 51

5.1. Kesimpulan 51 5.2. Saran 51 DAFTAR PUSTAKA 53 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 14 Tabel 3.1. Kisi – Kisi Tes Materi 37 Tabel 3.2. Pedoman Tingkat Penguasaan Siswa 42 Tabel 4.1. Ketuntasan Belajar 45 Tabel 4.2. Presentase Tingkat Penguasaan Siswa Saat Pretes 46 Tabel 4.3. Presentase Tingkat Penguasaan Siswa Saat Postes 46 Tabel 4.4. Ketercapaian Indikator 47 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Contoh Dari Individu 20 Gambar 2.2. Populasi 20 Gambar 2.3. Komunitas 21 Gambar 2.4. Ekosistem Air Laut 22 Gambar 2.5. Ekosistem Pantai 23 Gambar 2.6. Ekosistem Air Sungai 24 Gambar 2.7. Ekosistem Terumbu Karang 24 Gambar 2.8. Ekosistem Buatan 25 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus 55 Lampiran 2. RPP 58 Lampiran 3. Instrumen Tes 81 Lampiran 4. Kunci Jawaban 87 Lampiran 5. Validitas Tes 88 Lampiran 6. Perhitungan Validitas Tes 89 Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas Tes 92 Lampiran 8. Tingkat Kesukaran Soal 94 Lampiran 9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 95 Lampiran 10. Ketuntasan Belajar Siswa 98 Lampiran 11. Tingkat Penguasaan Siswa 100 Lampiran 12. Perhitungan Ketuntasan Belajar Dan Ketercapaian Indikator 102 Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian 104

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Bruner mempunyai pendapat, alangkah baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan “ discovery learning enviroment ”, ia lah lingkungan dimana siswa dapat belajar diluar sekolah. Piaget mempunyai pendapat, perkembangan proses belajar pada anak–anak diantaranya : 1 Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayan tersendiri dalam belajar, 2 perkembangan mental pada anak melalui tahap–tahap tertentu, 3 walaupun berlansungnya tahap–tahap perkembangan itu melalui urutan tertentu. Menurut Gagne “ belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Belajar adalah pengguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruaksi. Slameto, 2010. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia serta mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan pendidikan nasional yang sebagian besar adalah tanggung jawab professional setiap guru. Pengembangan kualitas manusia ini merupakan suatu keharusan dalam era globalisasi dewasa ini. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan sebagai sarana dalam pencerdasan manusia tersebut. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia. Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan hal yang menarik dipelajari. Ketiga gejala tersebut terkait dengan pembelajaran. Belajar dilakukan oleh siswa secara individual. Perkembangan dialami dan dihayati pula oleh individu siswa. Sedangkan pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut, pendidik atau guru bertindak mendidik si peserta didik atau siswa. Tindak mendidik tersebut tertuju pada perkembangan siswa menjadi mandiri. Untuk dapat berkembang menjadi mandiri, siswa harus belajar. Belajar, perkembangan, dan pendidik merupakan suatu peristiwa dan tindakan sehari–hari. Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan dari sisi guru sebagai pembelajaran, dapat ditemukan adanya perbedaan dan persamaan. Hubungan guru dengan siswa adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan pelaku terdidik. Dari segi tujuan yang akan dicapai baik guru maupun siswa sama–sama mempunyai tujuan tersendiri. Dari segi proses, belajar dan perkembangan merupakan proses internal siswa. Pada belajar dan perkembangan, siswa sendirilah yang mengalami, melakukan dan menghayatinya. Sebaliknya, pendidikan adalah proses interaksi yang bertujuan. Interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan satuan tindak yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan. Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Dimyati, 2002. Dalam upaya peningkatan mutu pndidikan banyak hal yang harus diperhatikan, proses belajar mengajar PBM merupakan salah satu unsur yang paling penting ang harus diperhatikan karena dengan pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik maka proses tujuan pendidikan akan tercapai. Proses belajar mengajarkan menunjang hasil yang baik apabila unsur yang terkait di dalamnya saling mendukung. Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar karena walaupun kurikulum disajikan secara sempurna, sarana prasarana terpenuhi dengan baik, apabila guru belum berkualitas proses

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 8 5

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK VIRUS OLEH SISWA

0 6 66

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A SD NEGERI 6 METRO PUSAT

0 26 96

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 7 55

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

1 17 95

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 8 56

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 KOTA AGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 7 139

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 LABUHAN RATU BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 66

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RAMBAH SAMO

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA SD

0 0 8