PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK VIRUS OLEH SISWA

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPENUMBERED HEAD

TOGETHERTERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK

VIRUS OLEH SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA SWADHIPA Natar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)

( Skripsi)

Oleh

I KOMANG SUTAWIJAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPENUMBERED HEAD

TOGETHER(NHT) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK VIRUS OLEH SISWA (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA SWADHIPA Natar

Semester Ganjil TP 2012/2013) Oleh

I KOMANG SUTAWIJAYA

Penguasaan materi pokok Virus oleh siswa kelas X SMA SWADHIPA Natar siswa masih rendah. Hal ini dikarenakan guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan diskusi kelas menyebabkan kurangnya aktivitas belajar dan rendahnya pemamahaan siswa terhadap materi yang di ajarkan. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa adalah penggunaan media kartu bergambar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartu bergambar terhadap aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi pokok Virus oleh siswa.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretes postes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X1 dan X2 yang dipilih dari populasi secaracluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes dan postes yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf


(3)

I Komang Sutawijaya

iii

kepercayaan 95% melalui program SPSS 17. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif dalam bentuk presentase. Data penelitian ini diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa, dan data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan madia kartu bergambar dengan model NHT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan materi oleh siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (eksperimen = 79,41; kontrol = 70,20). Selain itu, rata-rata peningkatan penguasan materi semua indikator yang diamati pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (eksperimen = 48,28; kontrol = 43,22). Rata-rata persentase peningkatan aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (eksperimen = 85,18; kontrol = 76,30). Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media kartu bergambar. Dengan demikian, pembelajaran

menggunakan media kartu bergambar dengan model pembelajaran NHT

berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan materi pokok Virus oleh siswa.


(4)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPENUMBERED HEAD

TOGETHERTERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK

VIRUS OLEH SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA SWADHIPA Natar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

I KOMANG SUTAWIJAYA Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2013


(5)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP

AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK VIRUS OLEH SISWA (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa kelas X SMA SWADHIPA Natar Semester Ganjil Tahu Pelajaran 2012/2013)

Nama Mahasiswa : I Komang Sutawijaya Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024029

Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M.Si. Rini Rita T Marpaung, S.Pd., M.Pd. NIP 195708031986031004 NIP 197707152008012020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Arwin Achmad, M.Si. __________

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(7)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di desa Dharma agung, 28 Agustus 1989, yang merupakan anak pertamna dari tiga bersaudara pasangan Bapak I Made Mulya dan Ni Wayan Sari. Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 2 Dharma agung Kec. Seputih Mataran (1995-1998), kemudian berpindah sekolah ke SD Negeri 1 Bratasena Adiwarna Kec. Menggala (1998-2001), SMP Negeri 1 Gedung Meneng Kec. Gedung Meneng Tulang Bawang (2001-2004), SMA Negeri 1 Seputih Mataram (2004-2007). Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila.

Penulis aktif dalam UKM Hindu Universitas Lampung dan aktif dalam HIMASAKTA (2008/2009). Penulis melaksanakan penelitian pendidikan di SMA SWADHIPA Natar untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2012).


(8)

viii

PERSEMBAHAN

Hare Krisna Hare Krisna krisna Krisna Hare Hare

Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare

Puji syukur kupanjatkan atas karunia Sri Krisna Maha Prabhu,

kupersembahkan karya ini untuk:

Yang tercinta bundaku Ni Wayan Sari dan ayah ku I Made Mulya, yang telah

mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkan ku ketika aku terjatuh dalam

keputusasaan, mendukung segala langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian. Karena semua itu ku dapat melalui segala rintangan yang ada. Orang tua ku merupakan motivasi terbesar dalam hidupaan.

 Adikku Ni Ketut Purnama Sari dan Ni Luh Setianingsih serta sepupuku I Wayan Sista Madyana, yang selalu memberikan bantuanya ketika aku dalam kesulitan, memotivasi ku dan menyayangiku.

Teman Terkasih Ni Wayan Eviyanti yang selalu memotivasiku dan menyayangiku

 Sahabat-sahabtkau Budianto, S.E., Septian Hermawan, S.H., I Wayan Hendra Widhi Witara, S.Pd., Sigit Widianto, S.T, M.Sc., Deliar Ahmad Ngadapdap, S.E., yang telah memberikan pengalaman dalam hidupku, selamu mendukung, memberikan memotivasi, dan menemaniku dalam suka maupun duka.

 Teman-temanku dari asrama Antika Lukman Hakim, Andra Septian, Arie Wibowo, Fendriansah, Wahyu Wahdini, Nur Inayah, Ari, Gilang Ternadho,A.Md., Trisno Handoko, I Wayan Dina, S.E., Wahyu Hidayat Ali, S.H., dan Suripto yang selalu menemani dalam suka maupun duka.

Semua teman-temanku satu angkatan Biologi 2007 yang selalu menyemangatiku.


(9)

ix MOTTO

“Lebih baik diasingkan dari pada hidup dalam kemunafikan” (Soe Hok Gie)

“Sukses bukan hanya sekedar ingin, tapi ada proses, usaha, dan kerja keras” (Dr. Tri Jalmo, M.Si)

“Kejarlah mimpimu sampai ujung dunia” (I Komang Sutawijaya)


(10)

x

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : I Komang Sutawijaya Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024029

Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Yang menyatakan

I Komang Sutawijaya NPM 0743024029


(11)

xi

SANWACANA

Puji Syukur atas karunia Sri Krisna, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila.

Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP ALTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK VIRUS OLEH SISWA(Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA SWADHIPA Natar Semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para Pembantu

Dekan yang telah memberi izin penelitian;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi; 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I atas kesabaran, bimbingan,

dan masukan kepada penulis;

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II dan pembimbing akademik atas kesabaran, bimbingan, dan masukannya kepada penulis;


(12)

xii

6. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembahas atas saran-saran perbaikan, dukungan semangat, serta motivasinya.

7. Dra. Hj. Nurpuri S., selaku Kepala SMA SWADHIPA Natar, Rohmiati, S.Pd. selaku guru mitra, seluruh dewan guru dan staff, serta siswa-siswi kelas X1 dan X2 SMA AWADHIPA Natar yang telah membantu dan bekerja sama selama penelitian;

8. Ayahku I Made Mulya dan bundahku Niwayan Sari, yang selalu mendoakan, meyayangi dan menjadi penyemangat;

9. Adik-adikku dan kekasihku tercinta, atas bantuan, kesabaran dan motivasi selama penulis menyelesaikan kuliah;

10. Teman-temanku di Pendidikan Biologi angkatan 2007 serta kakak tingkat dan adik tingkat, terima kasih karena kalian telah memberikan warna dalam hidupku. Semoga hubungan silahturahmi ini takkan pernah usai; 11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Bandar Lampung, 2013


(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pikir ... 8

G. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Kartu bergambar... 11

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT... 15

C. Penguasaan Materi... 21

D. Aktivitas Belajar Siswa ... 24

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 29

C. Desain Penelitian ... 29

D. Prosedur Penelitian ... 30

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data... 35

1. Jenis Data... 35

2. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 37

1. Uji Normalitas Data ... 38

2. Uji Homogenitas Data... 38

3. Pengujian Hipotesis ... 39

G. Pengolahan Data Aktivitas Siswa... 40

H. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar dengan Model Pembelajaran STAD ...…. 41


(14)

xiv

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 44

B. Pembahasan ... 48

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 55

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran ... 61

2. Data Hasil Penelitian... 109

3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 122

4. Foto-Foto Penelitian... 137


(15)

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria N-gain... 37

2. Lembar observasi aktivitas siswa... 40

3. Klasifikasi presentase aktivitas siswa ... 41

4. Tabel Anggapan siswa... 42

5. Skor per soal angket ... 42

6. Tabulasi data angket tanggapan siswa ... 43

7. Kriteria presentase tanggapan siswa ... 43

8. Hasil penguasaan materi poko virus ... 44

9. Hasil uji t N-gainpenguasaan materi... 45

10. Hasil rata-rata N-gainsetiap indikator... 46

11. Aktivitas belajar siswa ... 47

12. Data angket tanggapan siswa... 48

13. Nilai Pretes, Postes, dan N-GainKelas Eksperimen... 109

14. Nilai Pretes, Postes, dan N-Gain Kelas Kontrol ... 110

15. Analisis butir soal pretes dan postes kelas eksperimen... 111

16. Analisis butir soal pretes dan postes kelas kontrol ... 112

17. Analisis perindikator penguasaan materi pretes dan postes kelas eksperimen ... 113

18. Analisis perindikator penguasaan materi pretes dan postes kelas kontrol ... 114


(17)

xvi

20. Lembar observasi aktivitas siswa kelas eksperimen (pertemuan 2)... 116

21. Lembar observasi aktivitas siswa kelas kontrol (pertemuan 1) ... 117

22. Lembar observasi aktivitas siswa kelas kontrol (pertemuan 2) ... 118

23. Nilai LKS kelas eksperimen... 119

24. Nilai LKS kelas kontrol ... 120

25. Analisis data angket tanggapan siswa ... 121

26. Hasil uji normalitas pretes kelompok eksperimen dan kontrol... 122

27. Hasil ujiMann-Withney Upretes kelompok eksperimen dan kontrol . 123 28. Hasil uji normalitas postes kelompok eksperimen dan kontrol ... 123

29. Hasil ujiMann-Withney Upostes kelompok eksperimen dan kontrol. 124 30. Hasil uji normalitas N-gainkelas eksperimen ... 125

31. Hasil uji normalitasN-gainkelas kontrol ... 126

32. Hasil uji homogenitas pretes kelas eksperimen dan kontrol ... 127

33. Hasil uji homogenitas postes kelas eksperimen dan kontrol... 127

34. Hasil uji homogenitas N-gainkelas eksperimen dan kontrol ... 128

35. Hasil uji t1 N-gainkelas eksperimen dan kontrol... 129

36. Hasil uji t2 N-gainkelas eksperimen dan kontrol... 130

37. Hasil uji normalitas N-gainindikator C2 kelas eksperimen ... 131

38. Hasil uji U N-gainindikator C2 kelas eksperimen dan kontrol... 132

39. Hasil uji normalitas N-gainindikator C3 kelas eksperimen ... 133

40. Hasil uji U N-gainindikator C3 kelas eksperimen dan kontrol... 134

41. Hasil uji normalitas N-gainindikator C4 kelas eksperimen ... 134


(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9

2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen... 30

3. Peningkatan aktivitas belajar siswa... 44

4. Contoh jawaban siswa untuk indikator pemahaman (C2) (LKS kelas eksperimen pertemuan 1)... 51

5. Contoh jawaban siswa untuk indikator aplikasi (C3) (LKS kelas eksperimen pertemua 2)... 52

6. Contoh jawaban siswa untuk indikator analisis (C4) (LKS kelas eksperimen pertemuan 1)... 53

7. Diskusi dengan menggunakan model NHT dan kartu bergambar ... 137

8. Diskusi dengan menggunakan model NHT ... 137

9. Presentasi kelompok kelaseksperimen ... 138


(19)

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

Sekarang ini kita dihadapkan pada suatu fakta tentang dunia pendidikan yang semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, maka kualitas pendidikan juga harus di tingkatkan. Meningkatkan kualitas

pendidikan, tentunya tidak akan terlepas dari upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran. Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada murid (student centered) (Komarudin, dalam Trianto, 2009:8). Dalam proses pembelajaran, siswa dikatakan aktif belajar jika dalam


(20)

2

tanggapan suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Aktivitas ini perlu dalam kegiatan

pembelajaran. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hermansyah (2007:1) bahwa pembelajaran tidak mungkin terjadi tanpa adanya aktivitas yang dilakukan oleh guru maupun siswa.

Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang penting dalam proses pembelajaran, sehingga dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa mampu memahami, mengalami, mengingat, dan mengaplikasikan materi yang telah di ajarkan. Aktivitas belajar harus melibatkan seluruh aspek psikologis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor (Hanafiah dan Suhana, 2009 :24). Perubahan perilaku yang terjadi dalam diri siswa melalui aktivitas pembelajaran yang sesuai akan

menghasilkan suatu perubahan perilaku positif dalam hasil belajar. Hal ini senada dengan pendapat Hamalik (2004:12) bahwa dengan adanya

peningkatan aktivitas belajar yang dilakukan siswa maka akan meningkatkan hasil belajarnya.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran merupakan hal yang penting dalam meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar yang baik diperoleh melalui banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Hal tersebut tidak sesuai dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan di SMA SWADHIPA


(21)

3

khususnya mata pelajaran biologi pada materi pokok Virus aktivitas belajar siswa masih sangat kurang. Penggunaan metode ceramah dan tanya jawab oleh guru menyebabkan aktivitas yang terlihat dalam pembelajaran tersebut hanya menjawab pertanyaan guru dan memperhatikan penjelasan guru. Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru selama proses pembelajaran adalah 5 sampai 6 orang siswa dari 34 orang siswa yang hadir. Dari hasil wawancara dengan guru, jumlah siswa tersebut cenderung konstan dan siswa itupun sama dalam setiap pertemuan, sedangkan siswa yang lain cenderung pasif. Selain itu, siswa jarang bertanya tentang materi yang disajikan guru. Keadaan ini menyebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pokok Virus. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi materi pokok Virus pada Tahun Pelajaran 2010/2011 dan 2011/2012 bahwa lebih dari 50% siswa belum mencapai KKM yaitu 65. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu 100% siswa memperoleh nilai≥65.

Materi pokok Virus dengan Kompetensi dasar mendeskripsikan ciri-ciri, repilikasi, dan peran Virus dalam kehidupan menuntut siswa untuk mampu memaparkan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci tentang materi yang dipelajari. Penggunaan metode ceramah dan tanya jawab oleh guru belum mampu mencapai kompetensi dasar yang diinginkan. Ukuran virus yang sangat kecil dan tidak dapat diamati secara langsung menyebabkan ketiadaan media membuat siswa kesuliatan mendapat gambaran objek Virus yang akan dipelajari. Penggunaan gambar

kemungkinan dapat membantu untuk representasi objek Virus yang akan dipelajari. Namun penggunaan media gambar dapat menyebabkan gambar


(22)

4

yang disajikan menjadi satu-satunya sumber belajar yang digali oleh siswa. Oleh sebab diperlukan pengembangan dari media gambar. Salah satu pengembangan pemanfaatan dari media gambar adalah dalam kartu bergambar.

Kartu bergambar digunakan dalam suatu permainan mencocokkan gambar dan kata yang tertera pada kartu tersebut. Pengunaan media kartu bergambar sebagai suatu permainan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Permainan kartu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Latuheru (1988 : 112) permainan kartu dapat

mengajarkan fakta atau konsep secara tepat guna, meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, dan mendorong siswa untuk saling membantu. Melalui permainan kartu siswa dapat menemukan jawaban yang lebih realistis dan efektif, sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi yang disajikan.

Ada beberapa peneliti yang telah menggunakan media kartu bergambar dalam penelitiannya. Sebagian besar penelitian tersebut menunjukkan keberhasilan menggunakan media kartu bergambar dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu peneliti itu adalah Anastasia (2012) penggunaan media kartu

bergambar dalam pelajaran bahasa Jerman di SMAN 1 Cilaku-Cianjur kelas X3 dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Pemanfaatan kartu bergambar diduga akan memberikan hasil yang optimal jika dikombinasikan dengan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran kooperatif


(23)

5

dan yang akan diteliti adalahNumbered Head Together(NHT). Kombinasi antara kartu bergambar dan NHT diduga cocok dalam meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi pokok Virus. Menurut Trianto (2009:82) NHT

merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatf terhadap struktur kelas tradisional. NHT melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi. Sehingga dengan banyaknya siswa yang terlibat dalam permainan kartu bergambar akan menimbulkan susana pembelajaran yang menyenangkan.

Banyak peneliti yang menunjukan keberhasilan menggunakan model NHT terhadap hasil belajar antara lain Setyawati (2011) dengan hasil analisis data setelah penerapan model NHTmenunjukkanbahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan pada materi pokok Sistem indra kelas XI IPA SMA Pasundan 7 Bandung. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Kartu Bergambar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap Aktivitas Siswa Dan Penguasaan Materi Pokok Virus

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan media kartu bergambar dengan menggunakan model NHT terhadap pengusaan materi pokok Virus?


(24)

6

2. Manakah penguasaan materi siswa yang lebih tinggi antara penggunaan media kartu bergambar dengan menggunakan model NHT dengan siswa yang hanya menggunakan model NHT?

3. Bagaimana aktivitas siswa dengan menggunakan media kartu bergambar dan model NHT?

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh penggunaan media kartu bergambar dengan mengunakan model NHT terhadap penguasaan materi pokok Virus. 2. Mengetahui penguasaan materi siswa yang lebih tinggi antara pengunaan

media kartu bergambar dengan menggunakan model NHT dibandingkan dengan hanya menggunakan model NHT.

3. Mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan media kartu bergambar dan model NHT.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Bagi peneliti, memberikan pengalaman dalam merancang dan

menggunakan media kartu bergambar dan model NHT, sehingga dapat memperluas wawasan dalam meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi pokok Virus.


(25)

7

2. Bagi siswa, dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Memberikan pengalaman pemebelajaran yang berbeda bagi siswa dan memberikan suasana belajar yang menyenangkan.

3. Bagi guru, sebagai sumbangan pengetahuan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa. 4. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan masukan dalam usaha

meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan materi dalam mata pelajaran biologi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran tentang hal-hal yang diteliti baik bagi peneliti maupun pembaca, maka ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kartu bergambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu set kartu berukuran 10x7 cm yang berisi gambar dan keterangan tentang materi pokok Virus.

2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Numbered Head Together(NHT). Langkah-langkah model pembelajaran NHT, yakni (1) Pembentukan kelompok dan penomoran, (2) Diskusi masalah, (3) Memanggil nomor anggota, (4) Menarik kesimpulan. 3. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah mengemukakan

pendapat, mengajukan pertanyaan, berdiskusi, menanggapi jawaban yang diberikan teman.


(26)

8

4. Materi pokok dalam penelitian ini adalah Virus, dengan kompetensi dasar mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan. 5. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester ganjil SMA SWADHIPA

Natar Tahun Pelajaran 2012/2013.

F. Kerangka Pikir

Dalam pembelajaran biologi khususnya materi pokok Virus diharapkan siswa menguasai materi tersebut dengan baik. Hal ini tidak akan tercapai jika menggunakan metode ceramah dan diskusi dalam proses pembelajaran. Dengan penggunaan metode ini, siswa lebih banyak menjadi pendengar dan diberikan pemahaman yang abstrak mengenai Virus sehingga siswa sulit untuk memahaminya. Proses pembelajaran materi pokok Virus tidak dapat

dilakukan dengan cara pengamatan langsung karena ukuran virus yang sangat kecil, sehingga dibutuhkan media untuk menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk yang lebih kongkret dan realistik. Salah satu media yang dapat digunakan adalah kartu bergambar. Media kartu bergambar merupakan bentuk dari media gambar yang disajikan dalam bentuk kartu. Penggunaan media kartu bergambar seperti bermain kartu kemungkinan akan merangsang siswa untuk melakukan banyak ativitas dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran tidak akan berjalan efektif dan menarik jika hanya

menggunakan media kartu bergambar. Oleh sebab itu, akan menjadi lebih baik jika dikombinasikan dengan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan aktivitas dan


(27)

9

Model pembelajaran NHT merupakan pembelajaran kooperatif yang memberikan kasempatan kepada siswa untuk saling berkomunikasi secara aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. Kombinasi media kartu bergambar dengan model NHT akan menjadikan permainan kartu bergambar dilakukan secara berkelompok. Sehingga diharapkan kombinasi ini akan menimbulkan suasana belajar yang aktif dan meningkatkan aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Dengan adanya peningkatan aktivitas yang dilakukan siswa maka akan meningkatkan penguasaan materi pokok Virus.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua kelas. Dalam penelitian dilakukan pengujian untuk membandingkan penguasaan materi dan aktivitas siswa menggunakan media kartu bergambar dengan model NHT untuk kelas eksperimen, sedangkan hanya menggunakan model NHT untuk kelas kontrol.

Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini :

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Keterangan: X = Media kartu bergambar dengan model NHT; Y= Penguasaan materi pokok Virus.

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

1. Ho = tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media kartu bergambar dengan model NHT terhadap penguasaan materi pokok Virus.


(28)

10

H1= ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media kartu

bergambar dengan model NHT terhadap penguasaan materi pokok Virus.

2. Ho = penguasaan materi pokok Virus yang pembelajarannya

menggunakan media kartu bergambar dengan model NHT sama dengan hanya menggunakan model NHT.

H1= penguasaan materi pokok Virus yang pembelajarannya

menggunakan media kartu bergambar dengan model NHT lebih tinggi dari pada hanya menggunakan model NHT.

3. Aktivitas belajar siswa di kelas yang menggunakan media kartu bergambar dengan model NHT lebih tinggi dari pada kelas yang mengunakan hanya model NHT.


(29)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Kartu Bergambar

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 1990:6; Arsyad, 2005:3). Media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri mereka yang belajar. Media yang menarik tentunya sangat membantu dalam pemahaman suatu materi pelajaran, karena sesuatu yang menarik dapat menimbulkan minat peserta didik, meningkatkan aktivitas berpikir, dan mem-pertinggi daya ingat.

Kemp &Dayton (dalam Sadiman, 1990:19) menyatakan bahwa media

pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama jika media tersebut digunakan untuk perseorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang jumlahnya banyak, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi. Untuk memenuhi fungsi pertama, media dapat diwujudkan melalui teknik drama atau hiburan. Untuk memenuhi fungsi kedua, media

pembelajaran dapat digunakan untuk menyajikan informasi di hadapan sekelompok siswa. Untuk memenuhi fungsi ketiga, informasi yang terdapat dalam media pembelajaran harus melibatkan siswa, baik dalam mental maupun


(30)

12

dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Sudjana dan Rivai (dalam Sadiman, 1990:24) mengemukakan manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan

pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih variatif, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan guru sehingga siswa tidak merasa bosan.

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan sesuatu, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Gambar merupakan salah satu media visual dua dimensi. Media kartu atauflash carddiperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari

Philadelpia, Pennsylvania. Kartu bergambar adalah sebuah alat atau media belajar yang dirancang untuk membantu mempermudah dalam belajar. Media kartu bergambar ini terbuat dari kertas tebal atau karton berukuran 17×22 cm yang tengahnya terdapat gambar materi yang sesuai dengan pokok bahasan

(Prapita, 2009:4).

Menurut Latuheru (1988 : 41), media kartu adalah media pandang yang tidak diproyeksikan. Media ini antara lain berupa : gambar, grafik, model, dan benda asli. Media kartu ini dapat digunakan sebagai alat bantu untuk komunikasi yang


(31)

13

lebih efektif dalam proses pembelajaran. Siswa diharapkan memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan bantuan media kartu. Permainan kartu dapat mengajarkan fakta / konsep secara tepat guna, meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, dan mendorong siswa untuk saling membantu (menyangkut ranah afektif). Menurut Wibawa dan Farida (1991 : 30) media kartu atauflash cards biasanya berisi kata-kata, gambar, atau kombinasinya. Kelebihan media kartu selain bentuknya sederhana, mudah dibuat, juga praktis (mudah disimpan, dibawa, & dimainkan).

Karakteristik kartu bergambar menurut Yani (2011:43) adalah: 1. Berisi gambar dan kata-kata

Pesan dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar yang mengandung makna tertentu.

2. Media visual diam

Gambar yang ditampilkan bukan gambar yang bisa bergerak melainkan gambar yang diam tanpa animasi.

3. Bahan ajar cetak

Kartu bergambar ini merupakan bahan ajar cetak yang pembuatannya melalui proses pencetakan atauprinting.

4. Menekankan pada persepsi indera penglihatan

Kartu bergambar ini lebih ditekankan pada indera penglihatan. Oleh karena itu, kartu bergambar ini termasuk ke dalam media grafis.


(32)

14

Tujuan penggunaan media kartu menurut Hamalik (1994 :18) antara lain: 1. Membangkitkan keinginan dan minat baru pada saya. Melalui alat / media

siswa akan memperoleh pengalaman lebih luas dan lebih kaya. Dengan

demikian persepsinya akan menjadi lebih tajam dan pengertiannya lebih tepat, sehingga akan menimbulkan keinginan dan minat belajar yang baru.

2. Membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar. Media pendidikan memberi-kan pengaruh psikologis terhadap siswa.

3. Memberikan pengalaman yang menyeluruh, pengalaman yang konkrit berintegrasi menjadi pengertian / kesimpulan yang abstrak.

Latuheru menyatakan, keuntungan yang diperoleh dari media kartu adalah : 1. Dapat menterjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih realistik. 2. Dapat dengan mudah ditemukan dalam buku-buku pelajaran, majalah, & surat

kabar di perpustakaan. 3. Mudah digunakan

4. Dapat digunakan pada semua jenis dan jenjang pendidikan 5. Menghemat waktu dan tenaga guru.

6. Menarik perhatian siswa.

Sedangkan beberapa kelebihan dan kelemahan media bergambar menurut Sadiman (2008:29-31) adalah:

Kelebihan:

1. Sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.


(33)

15

2. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek, atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu dapat siswa dibawa ke objek atau peristiwa tersebut.

3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

4. Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalahpahaman.

5. Harganya murah, mudah diperoleh dan digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.

Kelemahan:

1. Hanya menekankan persepsi indera mata.

2. Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. 3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Menurut Slavin (1995 : 227) pembelajaran kooperatif merupakan ide lama semenjak abad pertama setelah masehi, para filosof sudah mengemukakan bahwa agar seseorang belajar, harus memiliki teman belajar. Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya.

Ide utama dari pembelajaran kooperatif adalah siswa bekerjasama untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Slavin (dalam Trianto 2009:57) menekankan bahwa belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan


(34)

16

kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi.

Ibrahim (2000:6) menyatakan adanya beberapa unsur dasar pembelajaran kooperatif yang mengharuskan siswa untuk:

1. Menganggap bahwa meraka “sehidup sepenanggungan bersama” dalam

kelompoknya.

2. Bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti mereka sendiri.

3. Melihat bahwa semua siswa di dalam kelompok memiliki tujuan yang sama. 4. Membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota

kelompoknya.

5. Dievaluasi atau diberi hadiah penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompoknya.

6. Berbagi kepemimpinana dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

7. Mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Ibrahim menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah.


(35)

17

3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda.

4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

Dalam perkembangan, belajar kooperatif memiliki tipe. Tiap tipe mempunyai perbedaan dalam hakekat pembelajaran, bentuk kerjasama, peranan dan kominikasi antar siswa, serta peranan guru. Salah satu tipe belajar kooperatif adalah NHT (Number Head Together).

NHT dikembangkan oleh Kagan (dalam Lie, 2002 :58) model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membegikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang tepat. Selain itu, tipe ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama siswa. Model pembelajaran ini selalu diawali dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok, masing-masing siswa sengaja diberi nomor untuk memudahkan kinerja kelompok, mengubah posisi kelompok, menyusun materi, mempresentasikan dan mendapat tanggapan dari kelompok lain.

Di dalamNumbered Head Together(NHT) ada 4 langkah yang dikemukakan oleh Kagan (1993, dalam Ibrahim, 2000 :28) yaitu :

1. Langkah 1 (Pembentukan kelompok dan penomoran)

Dalam pembentukan kelompok, disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipeNumbered Head Together(NHT) yaitu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang dan memberikan mereka nomor sehingga tiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor berbeda.


(36)

18

Kelompok-kelompok ini terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

2. Langkah II (Diskusi masalah)

Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berfikir bersama untuk mengembangkan dan meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok mengetahui jawaban dari pertanyaan yang ada dalam LKS.

3. Langkah III (Memanggil nomor anggota)

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor siswa. Siswa yang memiliki nomor yang sama dari setiap kelompok mengangkat tangan, berkumpul dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. Kemudian mempresentasikan di depan kelas, sedangkan siswa dari kelompok lain menanggapi.

4. Langkah IV (Menarik kesimpulan)

Guru bersama siswa membahas hasil diskusi kelompok dan membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipelajari. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas.

Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh ibrahim menjadi enam langkah sebagai berikut:

1. Persiapan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pembelajaran dengan membuat skenario pembelajaran (SP), lembar kerja siswa (LKS) yang sesuai dengan model NHT.


(37)

19

2. Pembentukan kelompok

Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. Sebuah kelompok dalam model pembelajaran NHT adalah kelompok belajar yang terdiri dari 4-6 orang siswa dengan kemampuan akademik yang berbeda. Penyebaran siswa dalam setiap kelompok juga harus memperhatikan jenis kelamin dan kenerja siswa dengan demikian keseimbangan di dalam kelompok akan tercapai.

3. Diskusi masalah

Kegiatan utama dalam langkah ini adalah siswa mempelajari materi dan

mengerjakan LKS secara berkelompok. Selama belajar kelompok, siswa selalu berada di dalam kelompoknya. Tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman-teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki kegiatan dan aturan-aturan yang sangat penting seperti yang dikemukakan oleh Lie (2008:20) yaitu siswa diposisikan untuk duduk berkelompok dan dikondisikan setiap siswa dapat terlibat aktif dalam bekerja secara berkelompok. Kerja kelompok dihentikan jika semua anggota kelompok sudah memahami materi yang dipelajari. Guru sebaiknya memberikan bimbingan jika ada materi yang dianggap sulit saat siswa melakukan kerja kelompok. Pada pembelajaran kooperatif tipe NHT , kompetisi akademik harus dirancang sedemikian rupa dengan tujuan untuk menguji pengetahuan yang telah dicapai setiap siswa. Dalam kompetisi akademik ini kelompok memutuskan jawaban yang paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawabannya.


(38)

20

4. Pemberian jawaban

Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. kegiatan ini dipandu dengan pertanyaan arahan.

5. Memberi kesimpulan

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

6. Memberikan penghargaan

Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang prestasinya paling bagus.

Ibrahim (2000:28) mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu hasil belajar struktural, pengakuan adanya keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Hasil belajar akademik struktural ditujukan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam

menyelesaikan tugas-tugas akademiknya. Pengakuan adanya keraguan bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Sedangkan keterampilan sosial yang ingin dikembangkan adalah

keaktifan dalam kegiatan diskusi, menghargai pendapat orang lain, dapat bekerja dalam tim.

Lundgren (Ibrahim 2000:18) menyatakan beberapa manfaat yang diperoleh dari model pembelajaran tipe NHT yaitu rasa harga diri siswa menjadi lebih tinggi, penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, konflik antar pribadi menjadi berkurang, kepekaan dan toleransi, interaksi menjadi lebih mudah, dan hasil belajar menjadi lebih tinggi. .


(39)

21

Selain memiliki kelebihan di atas, model pembelajaran NHT juga memiliki kelemahan. Menurut Mas’adah (2011:29) beberapa kelemahan pembelajaran kooperatif tipe NHT yang harus diantisipasi diantaranya yaitu: 1) kemungkinan nomor yang dipanggil lagi oleh guru, 2) tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru, 3) kendala teknis, misalnya masalah tempat duduk kadang sulit atau kurang mendukung diatur kegiatan kelompok, 4) banyak kelompok yang akan melapor dan dimonitor, 5) membutuhkan lebih banyak waktu, 6) membutuhkan sosialisasi yang lebih.

C. Penguasaan Materi

Menurut Sudjana (1988:49) Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dalam suatu pengajaran terdiri dari tiga macam yaitu : bidang kognitif, afektif, dan

psikomatorik. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang harus nampak dari hasil belajar.

Penguasaan materi merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dari tujuan kegiatan belajar mengajar. Ranah kognitif meliputi tingkah laku dari tingkatan terendah sampai tertinggi, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bahan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari, tapi menguasai lebih dari itu, yakni

melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis Nurhadi (2004:26).


(40)

22

Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau bertingkat-tingkat. Adapun tungkatan-tingkatan yang dimaksud adalah :

1. Informasi non verbal,

2. Informasi fakta dan pengetahuan verbal, 3. Konsep dan prinsip, dan

4. Pemecahan masalah dan kreativitas.

Informasi non verbal dikenal atau dipelajari dengan cara pengindraan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan

pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semua itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk

prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 1991 : 131).

Menurut Nurhadi (2004:27) penguasaan materi tidak hanya penguasaan fakta. Penguasaan materi juga barkenaan dengan sikap terhadap belajar dan juga sikap terhadap pandangan yang bertentangan. Penguasaan materi harus membantu siswa untuk menghubungkan pengetahuan taknik tehadap nilai-nilai pribadi. Hal ini juga memungkinkan siswa membuat keputusan berdasarkan pemikiran yang mendalam dan melakukan diskusi bersama orang lain yang berbeda pandangan.

Menurut Anderson, dkk (2000: 67-68), ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut :


(41)

23

1. Remembermencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Penguasaan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip dan metode.

2. Understandmencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.

3. Applymencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4. Analyzemencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya : mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

5. Evaluatemencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

6. Createmencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Untuk mencapai ke-6 standar prilaku tersebut tidaklah mudah. Untuk mencapai standar keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri (faktor internal) maupun faktor yang berada di luar individu (faktor eksternal) (Sudjana, 2010:39).

Menurut Slameto (dalam Setyawati, 2011:28) faktor internal terbagi menjadi tiga faktor, yaitu:

1. Faktor jasmaniah, terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh

2. Faktor psikologis, terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan.


(42)

24

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi ada tiga faktor yaitu:

1. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, dan sebagainya).

2. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, alat pelajaran, waktu sekolah dan sebagainya.

3. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Thoha (1994:1) evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Salah satu instrument atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto (2001:53) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

D. Aktivitas Belajar Siswa

Menurut Mulyono (2001:26) dan Sardiman (2003:22) aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (siswa dan guru) dalam rangka mencapai tujuan belajar.

Aktivitas peserta didik merupakan prinsip yang penting dalam pembelajaran, karena pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau aktivitas sendiri bagi peserta didik. Keterlibatan peserta didik


(43)

25

secara aktif akan memberikan ingatan yang lama bagi peserta didik dan menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Sardiman (2007:101) mengungkapkan ada beberapa nilai aktivitas dalam pembelajaran, yaitu: 1. Para peserta didik menemukan sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2. Berbuat sendiri akan mengembangkan segala aspek pribadi peserta didik secara integral.

3. Memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan peserta didik.

4. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, sereta hubungan orang tua dan guru.

5. Para peserta didik bekerja menurut minat dan kemapuan sendiri.

6. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis . 7. Pengajaran dilakukan secara realistis dan kongkret sehingga mengembangkan

pemahaman dan berfikir kritis serta menghindari verbalistis.

8. Pengajaran disekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat.

Ada beberapa jenis aktivitas belajar yang dikemukakan oleh Sardiman (2007:101) yang dalam hal ini mencakup aktivitas fisik dan mental, yaitu sebagai berikut: 1. Visual activities

Jenis kegiatan ini diantaranya seperti membaca, memperhatikan gambar demontrasi, mengamati percobaan orang lain.

2. Oral activities

Jenis kegiatan ini diantaranya seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengemukakan pendapat, mengadakan wawancara, interupsi, dll.


(44)

26

3. Listening activities

Jenis kegiatan ini diantaranya mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.

4. Writing activities

Jenis kegiatan ini diantaranya seperti menulis cerita, karangan, mengisi angket, menyalin, mengerjakan tes, dll.

5. Motor activities

Jenis kegiatan ini diantaranya seperti melakukan percobaan, melakukan konstruksi, membuat metode, mereparasi, berkebun, beternak, dll. 6. Drawing activities

Jenis kegiatan ini diantaranya seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, dll.

7. Mental activities

Jenis kegiatan ini diantaranya seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan, mengambil keputusan, dll. 8. Emotional activities

Jenis kegiatan ini diantaranya seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, semangat, bergairah, berani, tenang, gugup, dll.

Aktivitas belajar siswa mencakup dua aspek yang tidak tepisahkan yaitu aspek mental (emosional-intelektual-sosial) dan aktivitas motorik (gerak fisik). Kedua aspek tersebut berkaitan satu sama lain. Dalam setiap pembelajaran selalu ada aktivitas yang dilakukan, hanya saja kadar keaktifannya yang berbeda-beda. Kadar keaktifan ini kadarnya dari yang rendah yaitu mendengar sampai yang


(45)

27

paling tinggi yaitu mengambil keputusan. Dalam Saripah (2011:42) ada dua faktor yang mempengaruhi kadar keaktifan yaitu:

1. Faktor ekternal

Faktor ekternal berkenaan karakteristik tujuan instruksional dan karakteristik bahan pengajaran, yang keduanya mendasari stimulasi guru dalam mempelajari siswa. Faktor ekternal dalam kontek ini adalah kualitas program pembelajaran. Variabel yang berkenaan dengan karakteristik tujuan instruksional adalah kemampuan yang harus dicapai siswa. Kemampuan ini tercermin dalam aspek kognitif seperti hapalan, pemehaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Karakteristik materi bahan pengajaran yang berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa berkenaan dengan sifat materi yang harus dipelajari siswa, seperti fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan generalisasi. Stimulasi guru berkenen dengan apa yang dilakukan oleh guru dalam upayanya membelajarkan siswa. Faktor ini sangat menentukan kadar aktivitas belajar siswa. Stimulasi tersebut dapat bersifat pengajian informasi, pengajuan pertanyaan, penugasan

pengajuan masalah.

Semakin tinggi aktivitas mental, semakin berbobot aktivitas belajar siswa dan semakin kompleks usaha guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Ini berarti perlu adanya keseimbangan tugas antara aktivitas siswa belajar dan aktivitas guru mengajar. Dengan kata lain guru dan siswa sama-sama aktif dalam melaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran aktivitas belajar tidak akan berwujud tanpa adanya stimulasi guru dalam tujuannya sebagai fasilitator dalam pembelajaran.


(46)

28

2. Faktor internal

Faktor internal yang berpengaruh terhadap kadar aktivitas belajar siswa tidak lepas dari kemauan, minat, dan motivasi belajar siswa itu sendiri. Faktor kemampuan siswa berbeda satu sama lain, melalui optimalisasi kegiatan belajar dapat dikembangkan untuk menunjang optimalisasi aktivitas belajar.

Kemampuan tersebut adalah intelektual, emosional, sosial, dan motorik.

Kemampuan intelektual tampak dalam daya nalar siswa pada saat memecahkan masalah. Kemampuan emosional terlihat dalam sikap, toleransi, dan tenggang rasa sesama siswa dalam melaksanakan tugas-tugas belajarnya. Kemampuan sosial tampak dalam interaksi sosial, tanggung jawab bersama dan pertisipasi dalam kegiatan pembelajaran.


(47)

III.METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil bulan November Tahun Pelajaran 2012/2013 di SMA SWADHIPA Natar.

B. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA SWADHIPA Natar tahun pelajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik sampling klaster (cluster sampling) dengan kelas X1 (34 siswa) sebagai kelas ekperimen dan kelas X2 (35 siswa) sebagai kelas kontrol. Cluster sampling digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu ataucluster (Margono, 2009: 127).

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain pre tes-pos tes kelompok non ekuivalen. Kelas eksperimen menggunakan media kartu bergambar dengan model NHT, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode diskusi. Langkah-langkah peneliti dengan menggunakan desain ini dapat dilihat pada gambar berikut:


(48)

30

Kelompok pretes perlakuan postes

I O1 X O2 II O1 C O2

Keterangan: I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O1 = Pretes; O2= Postes; X = Perlakuan media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT (dimodifikasi dari Hadjar, 1999:335).

Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1) Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. d. Membuat media pembelajaran berupa kartu bergambar. Cara membuat

media kartu bergambar adalah sebagai berikut:

1. Membagi materi pokok Virus ke dalam beberapa tema yaitu ciri-ciri Virus, struktur Virus, jenis-jenis Virus, replikasi, dan peran Virus dalam kehidupan.

2. Menentukan gambar dan keterangan yang akan disajikan dalam kartu untuk tiap-tiap tema.


(49)

31

3. Mendesain kartu dengan menggunakan programMicrosoft Office Publisher.

4. Mendesain logo belakang kartu dengan menggunakan program CorelDRAW.

5. Mencetak kartu dengan menggunakan printer di atas kertas Concord berwarna putih polos.

6. Menggunting kartu dengan rapi.

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk setiap pertemuan.

f. Membuat instrumen penilaian yaitu soal pretes/postes berupa soal uraian yang akan diuji ahli.

g. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan media kartu bergambar dengan model NHT untuk kelas eksperimen dan menggunakan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini direncanakan 2 kali pertemuan, pertemuan pertama membahas ciri-ciri dan klasifikasi Virus. sedangkan pertemuan ke 2 membehas replikasi dan peran virus bagi kehidupan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :


(50)

32

a. Kelas Eksperimen a) Pendahuluan

a) Melakukan Pretes

b) Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran pada hari ini dan cara menggunakan media kartu bergambar.

c) Siswa menerima apresepsi dengan menjawab pertanyaan

a. Pertemuan 1 : Gambar apa yang sedang bapak bawa? Apa yang kalian ketahui tentang gamabar tersebut?

b. Pertemuan II : Virus digolongkan ke dalam benda hidup karena dapat memperbanyak diri. Bagaimana cara virus memperbanyak diri?

d) Siswa diberikan motivasi

a. Pertemuan I : Disekitar kita banyak terdapat mikroorganisme yang tidak terlihat oleh mata kita. Salah satunya adalah virus. Penyakit seperti flu, polio, HIV merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Oleh karena itu kita perlu mempelajari virus agar terhindar dari penyakit yang ditimbulkan oleh virus. b. Pertemuan II : Pada saat masih bayi, secara berkala bayi diberikan

vaksin. Vaksin merupakan mikroorganisme patogen yang telah dilemahkan sehingga sifat patogenitas (penyebab penyakit)-nya hilang, tetapi antigenitas (penimbul antibody)-nya tetap. Sehingga bayi yang diberikan vaksin memiliki antibody terhadap serangan mikroorganisme patogen tersebut.


(51)

33

b) Kegiatan inti

a) Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Tiap-tiap kelompok beranggotakan 5 orang. Tiap-tiap anggota dalam kelompok diberikan nomor yang berbeda.

b) Tiap kelompok mendapatkan 1 set kartu bergambar dan LKS untuk semua siswa. Siswa mendengarkan penjelasan tentang cara

mengunakan kartu bergambar. Dalam kerja kelompok, tiap siswa berfikir bersama untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang terdapat dalam LKS. Dalam mencari jawaban, siswa menggunakan kartu bergambar.

c) Ketika nomor siswa disebutkan, siswa yang memiliki nomor sama tiap kelompok mengangkat tangan, berkumpul dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. Kemudian mempresentasikannya di depan kelas.

d) Siswa dibimbing oleh guru membahas pertanyaan-pertanyaan yang belum ditemukan oleh siswa.

c) Penutup

a) Siswa membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran pada hari tersebut

b) Melakukan postes

c. Kelas Kontrol 1) Pendahuluan

a) Melakukan pretes


(52)

34

c) Siswa menerima apresepsi dengan menjawab pertanyaan

a. Pertemuan 1 : Gambar apa yang sedang bapak bawa? Apa yang kalian ketahui tentang gamabar tersebut?

b. Pertemuan II : Virus digolongkan ke dalam benda hidup karena dapat memperbanyak diri. Bagaimana cara virus memperbanyak diri?

d) Siswa diberikan motivasi

a. Pertemuan I : Disekitar kita banyak terdapat mikroorganisme yang tidak terlihat oleh mata kita. Salah satunya adalah virus. Penyakit seperti flu, polio, HIV merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Oleh karena itu kita perlu mempelajari virus agar terhindar dari penyakit yang ditimbulkan oleh virus. b. Pertemuan II : Pada saat masih bayi, secara berkala bayi diberikan

vaksin. Vaksin merupakan mikroorganisme patogen yang telah dilemahkan sehingga sifat patogenitas (penyebab penyakit)-nya hilang, tetapi antigenitas (penimbul antibody)-nya tetap.

Sehingga bayi yang diberikan vaksin memiliki antibody terhadap serangan mikroorganisme patogen tersebut.

c) Kegiatan inti

a) Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Tiap-tiap kelompok beranggotakan 5 orang. Tiap-tiap anggota dalam kelompok diberikan nomor yang berbeda.


(53)

35

b) Dalam kerja kelompok, tiap siswa berfikir bersama untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang terdapat dalam LKS. Dalam mencari jawaban, siswa menggunakan kartu bergambar.

c) Ketika nomor siswa disebutkan, siswa yang memiliki nomor sama tiap kelompok mengangkat tangan, berkumpul dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. Kemudian mempresentasikannya di depan kelas.

d) Siswa dibimbing oleh guru membahas pertanyaan-pertanyaan yang belum ditemukan oleh siswa.

3) Penutup

a) Siswa memberikan kesimpulan tentang materi yang dipelajari. b) Melakukan postes.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1) Jenis Data

a) Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data penguasaan materi siswa pada materi Virus yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes dalam bentuk N-gain.

b) Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT.


(54)

36

2) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a. Pretes dan Postes

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes. Untuk mengukur penguasaan materi siswa digunakan tes berupa soal pilihan ganda. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:

S = x 100

Keterangan: S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,

melakukan diskusi, mengerjakan LKS, dan mengemukakan pendapat dan bertahan terhadap pendapatnya.

R N


(55)

37

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi semua pendapat siswa mengenai penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT dalam pembelajaran yang dilakukan. Angket berisi enam pernyataan, berupa empat pernyataan positif dan dua pernyataan negatif, dimana siswa diberikan dua pilihan jawaban yang terdiri dari setuju dan tidak setuju.

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain. Untuk mendapatkan skor N-gainmenggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu:

N-gain =

Keterangan:

Spost =rata-rata skor postes, N-gain =rata-rataN-gain

Spre = rata-rata skor pretes, Smax = skor maksimum

Tabel 1. KriteriaN-gain

N-gain Kriteria

g> 0,7 0,7 >g> 0,3

g< 0,3

Tinggi Sedang Rendah

Nilai pretes, postes, dan skor N-gainpada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang

sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

Spost Spre


(56)

38

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan ujiLillieforsdengan program SPSS versi 17.

a) Hipotesis

H0: Sampel berdistribusi normal H1: Sampel tidak berdistribusi normal b) Kriteria Uji

Terima H0jika Lhitung< Ltabelatau p-value > 0,05, tolak H0untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

2) Uji Homogenitas Data

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a) Hipotesis

H0: Kedua sampel mempunyai varian sama H1: Kedua sampel mempunyai varian berbeda b) Kriteria Uji

Jika Fhitung< Ftabelatau probabilitasnya > 0,05, maka H0diterima Jika Fhitung> Ftabelatau probabilitasnya < 0,05, maka H0ditolak (Pratisto, 2004:13).


(57)

39

3) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17. 1. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

a) Hipotesis

H0= Rata-rata N-gainkedua sampel sama H1= Rata-rata N-gainkedua sampel tidak sama b) Kriteria Uji

Jika -ttabel< thitung< ttabel, maka H0diterima

Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabel, maka H0ditolak (Pratisto, 2004:13).

2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata a) Hipotesis

H0= Rata-rata N-gainpada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.

H1= Rata-rata N-gainpada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

b) Kriteria Uji

Jika -ttabel< thitung< ttabel, maka H0diterima

Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabel, maka H0ditolak (Pratisto, 2004:10).

3. Karena data Pretes dan postes tidak berdistribusi normal maka dilakukan ujiMann-withneyU.

a) Hipotesis


(58)

40

kontrol tidak berbeda signifikan.

H1= Rata-rata nilai pretes dan postes antara kelas eksperimen dan kontrol berbeda signifikan.

b) Kriteria Uji

Jika P > 0,05, maka H0diterima Jika P< 0,05, maka H0ditolak

G. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis menggunakan persentase aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

1) Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus:

X = X

n × 100%

Keterangan: X= Persentase aktivitas siswa;ΣX = Jumlah skor yang diperoleh; n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002:69). Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Nama

Aspek yang diamati

A B C D

0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 1

2 3 Dst.


(59)

41

Berilah tandachecklist(√) pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Arikunto, 2010:183).

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A. Mengajukan pertanyaan:

1) Tidak mengajukan pertanyaan.

2) Mengajukan pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi. 3) Mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi. B. Menjawab pertanyaan:

1) Tidak menjawab pertanyaan.

2) Menjawab pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi. 3) Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi. C. Melakukan diskusi:

1) Tidak melakukan disjusi kelompok.

2) Melakukan diskusi, tetapi membicarakan di luar materi yang sedang dipelajari.

3) Melakukan diskusi sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. D. Mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadap pendapatnya:

1) Tidak mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya. 2) Mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya tetapi tidak

relevan dengan materi.

3) Mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya yang relevan dengan materi.

2) Menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas siswa sesuai klasifikasi pada tabel 2.

Tabel 3. Klasifikasi persentase aktivitas siswa

Kategori persentase aktivitas siswa (%) Interprestasi 90,00-100,00 Sangat Tinggi

75,00-89,99 Tinggi

55,00-74,99 Sedang

30,00-54,99 Rendah

0,00-29,99 Sangat Rendah

Dimodifikasi dari Hake (1999:1).

H. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran NHT. Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan media kartu bergambar dan model pembelajaran NHT dikumpulkan


(60)

42

melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi sembilan pernyataan yang terdiri dari lima pernyataan positif dan empat pernyataan negatif. Daftar pernyataan dalam angket tanggapan siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Angket tanggapan siswa

No Pernyataan-pernyataan S TS

1. Saya senang mempelajari materi pokok Virus melalui pembelajaran yang diberikan oleh guru 2. Saya lebih mudah memahami materi yang

dipelajari melalui pembelajaran yang diberikan oleh guru.

3. Media pembelajaran yang diberikan kepada saya tidak memberi penguasaan materi.

4. Media pembelajaran yang digunakan menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelompok dan kelas.

5. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung. 6. Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar

saya melalui media dan pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Dimodifikasi dari Suandi (2012)

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut: 1) Skor angket

Tabel 5. Skor per soal angket

Skor per soal angket

1 0

Pernyataan positif S TS

Pernyataan negative TS S

dst. … …

Keterangan: SS = sangat setuju; S = setuju; TS = tidak setuju; STS = sangat tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29).


(61)

43

2) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X S

S × 100%

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban; Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002:69).

3) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 6. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan

media Kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT

Dimodifikasi dari Rahayu (2010:31).

4) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang pembelajarannya menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT.

Tabel 7. Kriteria Presentase tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT.

Persentase (%) Kriteria

100 76–99 51–75

50 26–49

1–25 0 Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya Sebagian kecil Tidak ada No pertanyaan angket Pilihan jawaba n

Nomor responden (Siswa) Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst

1. S

TS

dst S


(62)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan media kartu bergambar dengan model pembelajaran NHT berpengaruh signifikan terhadap penguasaan materi pokok Virus oleh siswa.

2. Penguasaan materi pokok Virus pada kelas yang menggunakan media kartu bergambar dengan model NHT lebih tinggi dari pada kelas yang hanya menggunakan model NHT.

3. Aktivitas belajar siswa pada kelas yang menggunakan media kartu bergambar dengan model pembelajaran NHT lebih tinggi dari pada kelas yang hanya menggunakan model pembelajaran NHT.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Pembuatan kartu bergambar harus diperisapkan dengan baik. Perlu

adanya peningkatan kualitas gambar yang baik dan penjelasan yang sesuai dengan materi. Serta peningkatan kualitas kertas yang digunakan saat mencetak kartu bergambar.


(63)

56

2. Pembelajaran menggunakan media kartu bergambar dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan materi pokok Virus oleh siswa.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia. 2012. Penggunaan Media Kartu Bergambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman. Diakses dari http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=9941 pada Rabu, 23 mei 2012 12.47 p.m

Anderson, L., David, K., Peter, A., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan W., Merlin. 2003. A taxonomy for learning, Teaching, ans assesing ( A revition of bloom’s taxonomy of educational Objective, Abridge Edition). Longman. New York.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. Arsyad, A. 1996. Media pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Dimyati dan Mujiono. 1994. Belajar dan pembelajaran. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Hadjar, I. 1999. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Raja Grasindo. Jakarta.

Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses dari

http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855 pada Selasa, 18 Oktober 2011 4.42 a.m.

Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Alumni. Jakarta.

______. 2004. Inovasi pendidikan : Perwujudannya Dalam Sistem Pendidikan Nasional. YP. Permindo. Bandung.

Hanafiah dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung

Hermansyah. 2007. Implementasi Model Pembelajaran Interaktif Untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. FPMIPA UPI. Bandung.

Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.


(65)

58

Latuheru, J. 1988. Media Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Lie, A. 2002. Cooperative learning. Gramedia. Jakarta.

_____. 2008. Mempraktikan cooperative learning di ruang-ruang kelas. Grasindo. Jakarta.

Margono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Mas’adah. 2011. Kajian pembelajaran Koperatif Tipe NHT dan STAD Dalam Rangka Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Pada Konsep Sistem Ekskresi. Diakses dari

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=8140 Pada Rabu, 20 Juni 2012 11.30 p.m.

Mulyono. 2001. Kamus Besar Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta

Nasrun. 2004. Media, Metoda dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan Kependidikan, Jurnal Pendidikan, Forum Pendidikan Universitas Negeri Padang XXVI (04).

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Grasindo. Jakarta Prapita, D. 2009. Efektivitas Media Kartu Bergambar Terhadap Prestasi Belajar

Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Jaten Tahun Ajaran 2008/2009 [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Riyanto. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

______. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Kencana. Jakarta.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Pers. Jakarta.


(66)

59

Sadiman, A.S. 1990. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. CV Rajawali. Jakarta.

____________. 1996. Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. ____________. 2008. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Saripah. 2012. Upaya Meningkatkan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Sistem Politik Di Indonesia Dengan Menggunakan Kooperatif Learning Jigsaw. Diakses dari

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=11774 Pada Rabu, 20 Juni 2012 12.04 p.m.

Setyawati. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berkomunikasi Siswa Pada Konsep Sistem Indra. Diakses dari

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6715 Pada Rabu, 23 mei 2012 13.08 p.m

Slameto. 1991. Proses Belajar mengajar dalam sistem kredit semester. Bumi aksara. Jakarta.

Slavin, R.E. 1995. Cooperatif Learning: Teory, Research, and Practice (Seconded). Allyn and Bacon Publishers. Massachusetts.

Sudjana. 1988. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung.

_______. 2002. Metode Statistika Edisi Keenam. PT Tarsito. Bandung. Thoha, M. 1994. Teknik evaluasi Pendidikan. Grafindo Persada. Jakarta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana.

Jakarta

Wibawa dan Farida. 1991. Media Pengajaran. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Jakarta.

Yani, R. F. 2011. Pengaruh Penggunaan Multimedia Berbentuk Kartu

Bergambar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (Tik) di Sekolah Menengah Pertama.(Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=3322. (1 November 2011; 04:07 WIB).


(1)

43

2) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X S

S × 100%

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban; Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002:69).

3) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 6. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan

media Kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT

Dimodifikasi dari Rahayu (2010:31).

4) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang pembelajarannya menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT.

Tabel 7. Kriteria Presentase tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT.

Persentase (%) Kriteria

100 76–99 51–75

50 26–49

1–25 0 Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya Sebagian kecil Tidak ada No pertanyaan angket Pilihan jawaba n

Nomor responden (Siswa) Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst

1. S

TS

dst S


(2)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan media kartu bergambar dengan model pembelajaran NHT berpengaruh signifikan terhadap penguasaan materi pokok Virus oleh siswa.

2. Penguasaan materi pokok Virus pada kelas yang menggunakan media kartu bergambar dengan model NHT lebih tinggi dari pada kelas yang hanya menggunakan model NHT.

3. Aktivitas belajar siswa pada kelas yang menggunakan media kartu bergambar dengan model pembelajaran NHT lebih tinggi dari pada kelas yang hanya menggunakan model pembelajaran NHT.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Pembuatan kartu bergambar harus diperisapkan dengan baik. Perlu

adanya peningkatan kualitas gambar yang baik dan penjelasan yang sesuai dengan materi. Serta peningkatan kualitas kertas yang digunakan saat mencetak kartu bergambar.


(3)

56

2. Pembelajaran menggunakan media kartu bergambar dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan materi pokok Virus oleh siswa.


(4)

Anastasia. 2012. Penggunaan Media Kartu Bergambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman. Diakses dari http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=9941 pada Rabu, 23 mei 2012 12.47 p.m

Anderson, L., David, K., Peter, A., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan W., Merlin. 2003. A taxonomy for learning, Teaching, ans assesing ( A revition of bloom’s taxonomy of educational Objective, Abridge Edition). Longman. New York.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. Arsyad, A. 1996. Media pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Dimyati dan Mujiono. 1994. Belajar dan pembelajaran. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Hadjar, I. 1999. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Raja Grasindo. Jakarta.

Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses dari

http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855 pada Selasa, 18 Oktober 2011 4.42 a.m.

Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Alumni. Jakarta.

______. 2004. Inovasi pendidikan : Perwujudannya Dalam Sistem Pendidikan Nasional. YP. Permindo. Bandung.

Hanafiah dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung

Hermansyah. 2007. Implementasi Model Pembelajaran Interaktif Untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. FPMIPA UPI. Bandung.

Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.


(5)

58

Latuheru, J. 1988. Media Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Lie, A. 2002. Cooperative learning. Gramedia. Jakarta.

_____. 2008. Mempraktikan cooperative learning di ruang-ruang kelas. Grasindo. Jakarta.

Margono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Mas’adah. 2011. Kajian pembelajaran Koperatif Tipe NHT dan STAD Dalam Rangka Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Pada Konsep Sistem Ekskresi. Diakses dari

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=8140 Pada Rabu, 20 Juni 2012 11.30 p.m.

Mulyono. 2001. Kamus Besar Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta

Nasrun. 2004. Media, Metoda dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan Kependidikan, Jurnal Pendidikan, Forum Pendidikan Universitas Negeri Padang XXVI (04).

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Grasindo. Jakarta Prapita, D. 2009. Efektivitas Media Kartu Bergambar Terhadap Prestasi Belajar

Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Jaten Tahun Ajaran 2008/2009 [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Riyanto. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

______. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Kencana. Jakarta.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Pers. Jakarta.


(6)

Sadiman, A.S. 1990. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. CV Rajawali. Jakarta.

____________. 1996. Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. ____________. 2008. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Saripah. 2012. Upaya Meningkatkan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Sistem Politik Di Indonesia Dengan Menggunakan Kooperatif Learning Jigsaw. Diakses dari

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=11774 Pada Rabu, 20 Juni 2012 12.04 p.m.

Setyawati. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berkomunikasi Siswa Pada Konsep Sistem Indra. Diakses dari

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6715 Pada Rabu, 23 mei 2012 13.08 p.m

Slameto. 1991. Proses Belajar mengajar dalam sistem kredit semester. Bumi aksara. Jakarta.

Slavin, R.E. 1995. Cooperatif Learning: Teory, Research, and Practice (Seconded). Allyn and Bacon Publishers. Massachusetts.

Sudjana. 1988. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung.

_______. 2002. Metode Statistika Edisi Keenam. PT Tarsito. Bandung. Thoha, M. 1994. Teknik evaluasi Pendidikan. Grafindo Persada. Jakarta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana.

Jakarta

Wibawa dan Farida. 1991. Media Pengajaran. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Jakarta.

Yani, R. F. 2011. Pengaruh Penggunaan Multimedia Berbentuk Kartu

Bergambar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (Tik) di Sekolah Menengah Pertama.(Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=3322. (1 November 2011; 04:07 WIB).


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK VIRUS

0 4 67

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS

3 7 66

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI.

0 4 12